Aku memerhatikan foto pada berita tersebut dengan baik. Fotografer yang ditunjuk Ayah sangat berbakat. Dia tahu momen yang tepat untuk menekan tombol pelepas rana. Aku yakin bahwa aku dan Celeste sama-sama dalam keadaan canggung setelah pemasangan cincin tunangan. Tetapi hasil fotonya justru menunjukkan yang sebaliknya. Kami berdua tersenyum bahagia.
Berita mengenai pertunangan Jason dan Jovita akhirnya disebar di berbagai media. Ayah hanya perlu memberikan beritanya kepada salah satu wartawan yang adalah sahabat baiknya, maka media lain akan mengejar berita tersebut ke Divisi Humas perusahaan kami.
Ayah mengumumkan berita tersebut pada hari ini karena undangan pernikahan Jason sudah siap untuk disebarkan. Jadi, setiap keluarga, sahabat, dan rekan bisnis kami tidak akan terkejut saat menerima undangan tersebut.
Berbeda dengan sikap orang lain kepadaku, Ayah bersikap adil kepada kami berdua. Ukuran yang digunakan untuk foto Jason dan Jovita juga digunakan pada fo
Hampir empat jam aku berada di ruangan yang semula aku anggap mengerikan itu, ternyata para dosen penguji membuat suasana terasa santai dan penuh kekeluargaan. Aku tetap merasa gugup saat mempresentasikan penelitianku dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Tetapi aku bisa menjawab semuanya dengan baik. Sebagai hasilnya, aku mendapatkan nilai yang memuaskan.Jonah menungguku dengan sabar di luar ruangan. Dia segera berdiri ketika aku dan Nola berjalan mendekatinya. Dia pasti sudah melihat selempang yang aku kenakan. Aku sangat bahagia hari ini! Dan dia menambah kebahagiaanku dengan memberiku sebuah buket bunga mawar dan lili. Cantik sekali! Aku tidak melihat buket itu ada di mobil. Apakah dia meminta kepada pemilik toko untuk mengantarnya ke sini?“Selamat untukmu,” katanya setelah memberikan buket bunga yang disembunyikan di balik tubuhnya tadi.“Terima kasih, Jonah!” ucapku senang. Orang-orang yang masih ada di sekitar kami menggo
Mereka berdua memang mempunyai kualitas yang sama. Hanya berbeda sifat saja. Tetapi jika harus memilih, aku tidak akan mau menikah dengan Jason. Tidak, setelah aku tahu bahwa dia ternyata laki-laki yang hobi tidur dengan banyak perempuan. Aku tidak bisa membayangkan bahwa aku harus berbagi tubuhnya dengan banyak perempuan. Ugh.“Mengapa dibandingkan dengan Jason? Ada banyak pria lain yang lebih baik darimu,” ucap Nola tidak mau kalah. “Cel adalah gadis yang cantik dan cerdas. Ada banyak pemuda yang ingin menjadi pacarnya. Mengapa dia harus puas denganmu jika dia bisa mendapatkan yang lebih baik darimu?”“Kalian sangat naif. Pria sepertiku tidak mudah untuk ditemui di luar sana. Kebanyakan dari mereka adalah pria yang tidak setia. Apa kalian pikir godaan pria sukses tetap setia kepada pasangannya tidak berat?” Jonah melihat ke arahku. “Katakan kepadaku jika kamu menemukan pria yang lebih baik dariku yang kamu cintai. Aku dengan
Gadis bernama Nola itu harus diawasi. Jangan sampai dia memberi pengaruh yang buruk kepada tunanganku. Sembarangan saja dia menganjurkan Celeste untuk mencari pria lain yang lebih baik dariku. Aku tidak pernah mengatakan itu.Aku sadar bahwa Celeste akan bertemu dengan banyak pria di luar sana. Dia akan segera wisuda dan berikutnya adalah mencari pekerjaan. Aku tidak akan menyarankannya untuk melamar pekerjaan di perusahaan kami karena aku tidak mau dia bertemu dengan Jason setiap hari. Aku tidak percaya kepada saudaraku. Aku lebih percaya kepada pria lain.Rekan-rekan kerjanya tidak mungkin hanya perempuan. Dia akan bekerja sama dengan rekan pria juga. Apabila ada di antara mereka yang disukainya, dan pria itu memang lebih baik dariku, aku rela melepaskannya. Aku ingin gadis itu bahagia. Dia tidak akan bahagia dengan Jason karena itu aku langsung mengambil kesempatan untuk menyelamatkannya.Namun jika ada pria lain yang bisa membahagiakan dia melebihi aku, maka
Kembali duduk bersama sahabat dan keluargaku, entah mengapa aku merasa ada yang kurang ketika Jonah tidak lagi duduk di sisiku. Padahal dia tidak banyak bicara atau melakukan sesuatu yang bisa membuatku menyadari kehadirannya. Mungkin aku sudah mulai terbiasa dengan kehadirannya walaupun hanya sekadar duduk diam di sisiku.Papa berulang kali mendapat panggilan telepon atau diminta untuk memeriksa sesuatu di ruang kerjanya. Aku akhirnya memintanya untuk kembali ke pekerjaannya mengurus restoran. Aku merasa kasihan melihatnya harus berbagi perhatian antara makan siang bersamaku dengan pekerjaan. Lagi pula kami sudah selesai makan.Kak Nevan membantu membawakan buket bunga dari Papa dan boneka darinya, sedangkan aku membawa buket bunga dari Jonah. Aku duduk di samping pengemudi, sedangkan Nola duduk di jok belakang menjaga buket bunga dan bonekaku. Aku mengelus-elus perutku yang sangat kenyang. Aku mendengar bunyi gerakan Nola yang memajukan tubuhnya. Dia berada di antara
Tidak lama kemudian, Pras keluar dari rumah tersebut. Dia menatap kami satu-persatu. Mulai dari Kak Nevan, aku, lalu terakhir Nola. Wajahnya segera tersenyum bahagia melihat sahabatku ada di antara kami. Dia tidak tahu bahwa ada yang tidak beres.“Nola, kamu akhirnya datang ke sini.” Pras membuka pagar dan sebelum dia berhasil melewati Kak Nevan, rambutnya ditarik begitu keras sehingga dia menjerit kesakitan. “Apa ini?!” Aku bergidik membayangkan rasa sakit yang tergambar jelas di wajahnya.“Bagaimana rasanya? Apakah enak? Kamu suka?” tanya Kak Nevan. Dia adalah seorang dokter, tidak seharusnya dia melakukan itu. Tetapi aku bisa apa? Siapa pun yang menyakitiku pasti akan diberi pelajaran olehnya. Banyak mahasiswa yang sudah mengetahui hal itu. Sayangnya, masih ada saja yang berani menggangguku.“Siapa kamu?! Lepaskan!” Pras menyentuh kedua tangan Kak Nevan agar jambakannya tidak terlalu menyakitkan. Melihat pemuda
Seorang wanita yang aku kenal bernama Liana membukakan pintu depan, tetapi aku tidak masuk sampai Celeste datang menyambutku. Gadis itu melompat-lompat menuruni tangga dan mendesah pelan saat melihat ke arahku. Dia berjalan mendekatiku dengan wajah cemberut.“Kamu bisa masuk dan menunggu di dalam. Ada Papa dan Kak Nevan di ruang keluarga. Mengapa harus aku yang menyambut kedatanganmu?” protesnya.“Karena aku datang untukmu.” Aku memberikan buket bunga yang aku bawa kepadanya. Wajahnya segera berubah cerah dan menerima buket tersebut dengan antusias.“Kamu mau pergi sekarang?” tanyanya sambil memberikan buket tersebut kepada Bu Liana. Aku menganggukkan kepalaku. “Ayo, kamu pasti mau pamit kepada Kakak dan Papa.”Aku meraih tangannya sebelum dia melangkah menjauh dariku. Dia menoleh dan melihat ke arah tangan kami. Aku sudah tahu di mana keluarganya berada, maka aku yang membawanya ke ruangan tersebut. Papa da
Hal yang paling aku sukai saat pergi kencan dengan Jonah adalah dia selalu membiarkan aku yang memilih menu makanan kami. Tentu saja aku sudah siap dengan pertanyaan itu. Aku ingin sekali makan daging yang dipanggang langsung di hadapan kami. Kami tidak perlu mengkhawatirkan menu lainnya karena mereka akan memberikan menu tambahan selain daging apabila kami membeli paket.Hal kedua yang aku sukai adalah Jonah tidak pernah berkata tidak untuk apa pun pilihan menuku. Dia tidak akan keberatan makan di restoran yang menunya tidak murah. Keuntungan mempunyai tunangan yang berdompet tebal. Dia bahkan memilih porsi daging yang paling banyak. Aku tidak sabar menunggu melahap habis semua makanan tersebut.Jason dan Jovita tiba-tiba saja datang ke restoran yang sama. Kehadiran mereka benar-benar tidak aku harapkan. Aku tidak suka berbagi makanan kesukaanku dengan siapa pun. Mereka malah memesan satu porsi daging ukuran medium. Semoga saja mereka tidak terlalu lapar hingga mengam
Sudah jauh berjalan, Jonah mengajakku untuk kembali ke arah dari mana kami datang. Pantai itu sudah tidak seramai sebelumnya. Aku melihat ke arah langit, matahari hampir terbenam. Warna langit yang semula biru perlahan-lahan berubah menjadi jingga.Kami berhenti sesaat untuk menikmati fenomena alam yang indah tersebut. Jonah melepaskan tanganku, kemudian tangannya menyentuh bahuku dan merapatkan tubuh kami. Aku melingkarkan tanganku di punggungnya. Bahkan saat melihat pemandangan indah di hadapannya pun wajah Jonah tetap dingin tanpa ekspresi.Menyadari bahwa aku sedang melihat ke arahnya, Jonah menundukkan kepalanya dan menatapku. Matanya yang semula menatap mataku, turun ke bibirku. Dia menurunkan kepalanya dan bibirnya menyentuh bibirku. Aku memejamkan mata saat merasakan dia sedang menciumku. Aku membalas ciumannya. Tangannya membelai pipiku dan dia menjauhkan wajahnya dariku.Aku memerhatikan wajahnya baik-baik. Sudah tidak banyak cahaya yang bisa membantuk