telah mengucapkan selamat pada Tiara atas kehamilannya. Kini Gladisa dan Valdo tengah duduk di bangku taman yang ada di belakang Marsion, wajah Keduanya nampak serius kali ini. Gladis nampak nenatao Valdo dengan bingung karena sejak tadi pria itu masih saja Diam tanpa mengucapkan satu kata pun. "Kak, Ayolah jangan mengulur-ulur waktu lagi! Cepat katakan apa yang ingin kakak sampaikan sejak kemarin??" "Nathaniel... " "Stop kak! Bukankah sudah aku katakan jika aku tidak mau mendengar kan soal apapun tentangnya," Potong Gladisa dengan cepat. Ia memang tidak mau mendengar apapun yang bersangkutan dengan Nathaniel. Karena ingin menjaga kewarasannya agar tidak semakin merindukan Pria itu. Tapi meskipun sudah memprediksi endingnya, Hati Gladisa tetap saja merasa terluka, karena sampai akhir pun Nathan sama sekali tak pernah berpihak padanya. Kaki Gladisa melemah hingga tanpa sadar ia menjatuhkan bobot tubuhnya ke atas Tanah. Hingga membuat Valdo terkejut di buatnya. Reflek pria
"Glad, kau tidak apa-apa?" Tanya Valdo dengan cemas. Namun Karena Melihat Gladys tak sadarkan diri, Akhirnya Valdo memutuskan untuk membawanya masuk ke dalam Mansion. Di dalam Tiara yang melihat Valdo berlari dengan menggotong Gladys, langsung bangkit dari duduknya untuk menghampiri Pria itu. "Tuan, Ada apa? Kenapa Nona Gladys Sampai pingsan?" Tanya Tiara dengan Tak jalan Paniknya. "Tolong ambilkan minyak di kotak P3K! " Ucap Valdo seraya meletakkan Tubuh Gladys ke batas Sofa yang ada di ruang Keluarga. Tiara dengan sigap berlari mengambil Apa yang di minta Valdo, "Ini Tuan!" Ucap Tiara, Lalu menyerahkan Kotak obat yang di minta oleh Valdo. "Glad, Bangun!" Ucap Valdo sembari memberi Minyak Aromaterapi pada Hidung Gladys. Tak berselang lama Akhirnya Wanita Itu membuka matanya, Namun tatapan matanya terlihat kosong seakan banyak beban yang ia tanggung saat ini. "Nona, Apa anda baik-baik saja?" Tanya Tiara yang kini sudah duduk di samping tubuh Gladys dengan Menggoso
Sementara itu di salah satu Apartemen mewah di tengah kota Surabaya, Seorang pria tampan tengah berdiri dengan wajah dinginnya, menatap jalanan kota dari arah jendela apartemen miliknya. Ia mendengar kan dengan seksama apa saja yang di jelaskan oleh Asisten pribadinya. "Bagus!" Ucap Pria itu seraya tersenyum Smirk. "Tapi Tuan, Apakah anda yakin jika rencana ini akan berhasil?" Tanya Yuda dengan wajah khawatir, Apalagi lawanya kali ini bukan lagi keluarganya sendiri, tapi seseorang yang kuat yang berdiri di belakang Seorang wanita yang sampai sekarang masih di nanti kedatangannya oleh Tuannya. Nathan berbalik untuk menatao Yuda. "Kau tenang saja, Aku yakin semua akan berjalan sesuai rencana jika kau tetap diam dan biarkan semuanya mengalir begitu saja. Aku yakin dia akan kembali cepat atau lambat setelah ini!" Ucap Nathan dengan penuh percaya diri. Yuda Nampak Manggut-manggut meyakinin semoga saja ucapan Tuannya itu menjadi kenyataanya. Selama empat tahun belakangan ia sudah
Kini pria tampan yang berusia 30 tahun itu tengah termenung menatap Ponselnya, yang terdapat foto Gladys Saat baru menikah dengannya. Senyum yang nampak sebuah kebahagiaan yang ternyata berujung angan-angan Semu, karena pernikahan yang di impikan wanita itu tak pernah terwujud. "Sampai detik ini aku tidak tau bagaimana kabarmu dan anak kita, tapi aku bersumpah sebentar lagi kita akan bertemu Gladys Hadiatmaha." Nathan Tersenyum menatap wajah Cantik wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu, meskipun sudah empat tahun mereka tidak bertemu. "Tuan, Bolehkan saya memberi saran?" Tanya Yuda sembari melirik Nathan dari Kaca spion, karena saat ini ia tengah fokus mengemudi. "Heh, Bicaralah!" Ucap Nathan sembari mengangkat wajahnya. "Jika misi ini berhasil, Apakah Anda tidak takut jika Nona Clara curiga? Emm maksud saya, apakah anda tidak takut jika Nona Clara akan menghancurkan rencana kita jika ia tahu rencana pernikahan ini adalah siasat untuk memancing kembalinya Nona
den akan perceraian Putra Keluarga Collins Haditama sudah begitu sender terdengar, Apalagi Clara begitu vokal menyuarakan jika Sebentar lagi Putra Collins itu akan segera menikahinya. Di sebuah agensi model, Clara tengah bercengkerama dengan teman-teman seprofesinya. "Kapan Fashion Show dari prodak Onlifam akan di selenggarakan? Dengar-dengar designer Angela Swam juga ikut berpartisipasi dalam acara ini?? Clara tersenyum Smirk, Ia sangat bahagia karena ia sangat yakin kali ini dirinya lah yang akan memakai gaun utama rancangan Angel Swan. apalagi bintang utama prodak kecantikan Onlifam adalah dirinya sendiri. "Kalian tau, di hari pernikahan ku nanti aku akan memakai gaun rancangan Angela Swam! " ucap Clara dengan ponggah "Benarkah? memangnya kau akan menikah dengan siapa? bukannya kau sudah lama putus dari mantan kekasihmu yang pengusaha itu?" "Ya kau memang benar, Tapi sepertinya mantan kekasihku itu tidak bisa melupakan Aku hingga ia tiba-tiba saja kembali dan ingin langun
"Surabaya" Gladys menghela nafasnya dengan kasar. hanya dengan menyebut nama kota itu saja membuat hatinya sudah tidak karu-karuan. Nama kota yang membuatnya langsung teringat pada Seorang Nathaniel Collins Haditama. "Kenapa Nona?" Tiba-tiba Tiara muncul dari arah pintu, dengan membawa air berkas-berkas penting yang perlu ia tanda tangani. Gladys yang berdiri di depan jendela kaca ruang kerjanya langsung berbalik. "Kau bikin kaget saja," gumam Gladys sembari beranjak duduk pada kursi kerjanya. "Ehh Maaf Nona, Saya tidak sengaja." Ucap Tiara tak enak hati, Lalu ia kembali berbalik untuk keluar dari ruang kerja Gladys. "Kau mau kemana, Tiara?" Tanya Gladys hingga membuat Tiara langsung kembali pada Niat awalnya ya itu memberikan berkas yang perlu Gladys tanda tangani. Setelah Tiara meletakkan mab itu di meja kerjanya, Gladys nampak menatap Mab biru itu dalam-dalam. "Anda tenang saja Nona! Ini hanya Mab yang berusia perjanjian kerja sama dengan Onlifam, Anda perlu me
Beberapa hari kemudian, Revaldo Mahendra kembali menghubungi dirinya. Pria itu mengatakan jika Lima hari lagi ia harus segera terbang ke Surabaya. Wajah Gladys yang sejak awal pucat kini bertambah Pucat dj buatnya. Bahkan wanita itu sampai harus menelan ludahnya beberapa kali untuk menetralkan detak jantungnya saat ini. "Tidak, Aku harus bagaimana? Bagaimana caranya aku menyembunyikan Brian dari mereka?" Gumam Gladys sembari berjalan mondar mandir. Sejak tadi ia berusaha memikirkan cara bagaimana bisa menghindari mediasi kali ini. Namun apa daya kontrak kerja yang harus di tanda tanganinya menuntut nya harus segera terbang ke Surabaya, Apalagi Nathan mengancam tidak akan pernah mau menikahi Clara jika Gladys tak datang sendiri untuk menceraikannya. Pada akhirnya ia menemukan cara agar tidak perlu membawa Brian pergi ke Surabaya, Hanya saja ia membutuhkan waktu untuk merayu kedua orang tuanya untuk datang ke Amerika. Gladys Buru-buru mengeluarkan ponselnya, namun tiba-tiba ia
Mommy- suasana sarapan benar-benar berisik karena Brian terus memanggil nama ayahnya. Sedekat itu hubungan Brian dengan Revaldo Mahendra hingga jika ia menginginkan sesuatu yang pertama ia cari adalah ayahnya, bukan Mommy-nya. Para Maid di buat kelimpungan dengan sikap Brian yang sudah mogok sarapan jika tidak di suapi ayahnya seperti biasanya. Tup Tup Tup Suara sepatu Gladys memecah keheningan di saat Putranya tengah membuat seluruh penghuni mansion Kalang kabut. "Mommy" Teriak Brian sembari berlari setelah puas mengerjai para Pelayan di mansion itu. Para pelayan pun langsung bergegas mengejar langkah kaki Brian namun mereka kalah cepat, Kini Bocah berusia empat tahun itu tengah memeluk kaki Gladys dengan memasang wajah melas. "Ada Apa Bri? kali ini apa yang membuat Putra mommy marah-marah pada pengasuhnya?" Tanya Gladys sembari duduk berjongkok, memposisikan dirinya sejajar dengan sang putra. Wanita itu membelai wajah putranya penuh sayang, karena wajah putranya sel