"Selamat datang, Julio!" Keluarga Jacob menyambut Julio dengan antusias, terutama Lalita. "Yeay, Julio datang! Yeay!" pekik Lalita senang. Dengan cepat, kedua anak itu pun bermain bersama dan membuat rumah ribut sampai Rosella sungkan sendiri. "Astaga, Stephanie, Om, maaf ya!" "Haha, tidak apa, Rosella. Namanya juga anak-anak. Aku malah senang sekali melihat Lalita punya teman main." Rosella hanya bisa tersenyum mendengarnya. Jonathan sendiri membantu membawakan semua barangnya masuk ke dalam rumah dan menyusunnya. Jonathan pun memastikan kalau Julio betah di sana bahkan Jonathan ikut mengantar Julio ke sekolah barunya beberapa hari kemudian. "Wah, sekolahnya bagus sekali, Papa!" "Iya, Sayang. Sekolah yang baik ya!" "Julio satu kelas sama Lalita ya?" "Tidak, Sayang. Lalita sudah SD sedangkan Julio masih TK, tapi sekolah kalian sama hanya beda gedung." Jonathan berjongkok di depan Julio dan terus berpesan banyak hal pada Julio. Rosella dan Stephanie yang ikut berdiri di sa
"Apa semua berjalan baik, Kak? Maaf aku tidak bisa mampir ke sini karena aku ada rapat tadi." Jordan menyapa Rosella sore itu saat jam kerja akhirnya selesai. Banyak arsitek yang terlihat sudah pulang, namun ada juga yang masih merapikan barangnya. Bahkan, Jordan sengaja datang ke ruangan arsitek hanya untuk menyapa Rosella sampai duo racun yang belum pulang pun melirik kesal. "Eh, semua baik-baik saja, Jordan. Tidak ada masalah, apalagi ada Tami." Rosella menoleh ke arah Tami yang terlihat sedang sibuk membereskan barangnya itu. "Ah, syukurlah kalau begitu! Kak Tami, tolong bantu Kak Rosella ya!" seru Jordan sambil tersenyum menatap arsitek senior itu. Tami yang dipanggil pun menoleh tanpa sungkan karena memang ia sangat dekat dengan Jordan, bahkan Jordan memanggilnya Kak. "Hmm, tentu saja! Tapi lebih baik kau jangan sering-sering ke sini, Pak Jordan! Itu tidak baik untuk Rosella kalau dilihat oleh karyawan lain, apalagi para wanita sirik di sana!" Jordan yang mendengarnya la
"Wah, kau bekerja dengan sangat baik, Rosella!" puji Tami siang itu. "Kau terlalu memuji, Tami. Aku masih harus banyak belajar." "Tapi kau menangkap semua yang kuajarkan dengan sangat cepat. Aku senang sekali mendapat teman baru sepertimu. Kebanyakan orang yang merasa sudah mempunyai kemampuan itu sulit diarahkan. Mereka terlalu sombong dan tidak mau belajar hal baru." Rosella hanya tersenyum mendengarnya. "Aku belum punya kepintaran apa pun jadi kalau aku tidak belajar, aku yang rugi sendiri." "Haha, tenanglah, aku akan mengajarimu sampai pintar. Sebelum di sini aku sempat bekerja di tempat lain dan dari sana aku juga banyak belajar." Tami menceritakan pengalamannya bekerja di banyak tempat, sedangkan Rosella pun akhirnya dengan malu menceritakan kisahnya sendiri. Tentu saja Rosella tidak menceritakan tentang pemerkosaan, Rosella hanya bercerita ia sempat kuliah dan mengalami sebuah insiden yang membuatnya depresi cukup lama sampai ia terlambat mengejar mimpinya. Untung ia dike
"Benarkah, Ibu hampir jatuh? Tapi Ibu baik-baik saja kan?" Jordan memekik kaget saat mendengar cerita Imelda sore itu. Mereka sedang berkumpul di ruang kerja Adipura dan Imelda pun menceritakan kejadian yang ia alami. Jessica yang mendengarnya juga menggelengkan kepalanya, sedangkan Livy sudah tidak bersama Imelda karena pergi berkeliling sendirian. "Haha, jantung Ibu mau lepas. Tapi untung saja ada arsitek baru yang bernama Rosella itu, dia memegangi Ibu sampai ponselnya sendiri terlempar. Untung saja ponselnya juga tidak apa-apa." "Eh, siapa?" tanya Jordan kaget. "Arsitek baru yang bernama Rosella, dia temannya Tami." "Oh ...." Jordan langsung tersenyum kecil mendengarnya.Ternyata ibunya sudah bertemu dengan Rosella dan mendapatkan kesan baik di pertemuan pertama mereka. Jordan pun ikut senang mendengarnya. Namun, Jessica yang mendengarnya malah mengernyit. "Rosella? Bukankah dia arsitek yang kau training itu, Jordan?" "Eh, iya namanya Kak Rosella," sahut Jordan akhirnya.
"Benarkah, Rosella? Kau langsung masuk ke tim?" Jonathan memekik senang mendengarnya. "Benar, Jonathan. Kau pasti tidak akan percaya karena aku juga tidak percaya. Tadi aku tanpa sengaja menolong Bu Imelda yang hampir jatuh, lalu Pak Adipura mengetahuinya dan mengucapkan terima kasih dengan memberiku kesempatan ini." "Apa?" Jonathan langsung terdiam mendengarnya. "Kau menyelamatkan Bu Imelda bagaimana?" tanya Jonathan lagi yang belum mengerti sekaligus cemas. Rosella pun menceritakan bagaimana ia menyelamatkan Imelda tadi, termasuk akhirnya Rosella mengenal Livy. "Bu Livy itu sangat cantik dan baik. Kata Tami, dia juga adalah arsitek hebat." Jonathan hanya mengangguk mendengarnya. Tentu saja ia tahu semua tentang Livy, wanita yang dijodohkan dengannya itu. Namun, Jonathan tidak mau mengatakan apa pun dan hanya mengangguk senang karena Rosella akhirnya mengenal semua keluarganya. "Syukurlah, Sayang! Apa pun itu yang terjadi, itu adalah keberuntungan untukmu, aku ikut senang, Saya
Rosella masih mematung dengan syok mendengar kenyataan bahwa Jordan adalah anak dari Imelda. Bahkan jantungnya sudah berdebar begitu kencang sekarang. Namun, ia berusaha untuk bersikap biasa dan tidak berlebihan.Rosella pun tetap memaksakan senyumnya pada Imelda dan Jessica. "Haha, akhirnya kau tahu ya kalau Jordan adalah anakku, tapi baiklah, status itu tidak penting, Rosella. Mari bekerja lagi!" Imelda mengedikkan kepalanya ke arah berkas proyek dan Rosella pun kembali mengangguk sambil tersenyum. Dan sepanjang sisa hari itu, Rosella dan Livy pun bekerja di bawah pengawasan Imelda dan Jessica. Tentu saja Rosella tidak merasa nyaman sampai rasanya ia bekerja dengan begitu kaku. Namun di mata Imelda, apa yang Rosella kerjakan sangat bagus. Malam pun menjelang begitu cepat dan Rosella sudah memutuskan untuk memastikan semuanya pada Jonathan. Awalnya Rosella berpikir untuk bertanya pada Jordan, namun yang lebih tepat tentu saja bertanya langsung pada Jonathan agar tidak perlu m
Kejujuran memang terasa begitu melegakan. Setelah Rosella mengetahui semuanya dan Jonathan tidak punya rahasia lagi, perasaan Jonathan malah makin baik. Bahkan Jonathan pun sekarang tidak khawatir lagi saat mengantar jemput Rosella. Kalaupun ada yang melihatnya dan mengenalnya, berarti itu adalah saatnya membongkar semuanya.Lagipula Jonathan sendiri juga sudah tidak tahan, semakin ia jujur dan dekat dengan Rosella, rasa ingin memiliki wanita itu juga makin besar. Dan kalau Jonathan ingin memiliki Rosella berarti ia harus terbuka pada keluarganya. "Aku akan menjemputmu nanti, Sayang," kata Jonathan saat mengantar Rosella pagi itu. Rosella yang sudah keluar dari mobil pun mengangguk, namun secara mengejutkan, Jonathan keluar dari mobilnya dan melangkah ke arah Rosella lalu menciumnya mesra di dahi Rosella. Rosella sempat kaget. "Jonathan, apa yang kau lakukan? Mengapa kau keluar? Bagaimana kalau ada yang melihatmu?" "Biarkan saja, Sayang! Lagipula kau juga sudah tahu semuanya kan
"Hai, Julio, aku Jordan!" Jordan mengacak rambut Julio saat mereka sudah ada di apartemen Jonathan sore itu. Karena ini akhir pekan, Jordan pun mengunjungi apartemen Jonathan untuk mengakrabkan diri dengan calon kakak iparnya dan juga calon keponakannya. Jonathan dan Rosella sendiri sudah menghabiskan pagi sampai siang bersama keluarga Jacob dan di sore harinya ia membawa mereka ke apartemennya. "Hai, Uncle Jordan, aku Julio." "Wah, wah, cara bicaramu dewasa sekali ya." Jordan terus tertawa menatap anak Rosella yang begitu tampan. Tentu saja Jordan sudah tahu asal usul Julio dan bagaimana Jonathan menyayangi anak itu seperti anak kandungnya sendiri. Jordan pun sudah mendengar bagaimana pintarnya Julio merawat Rosella selama ini. Dan Jordan pun cukup kagum dengan anak itu. "Uncle itu adiknya Papa ya?" tanya Julio pada Jordan. Jordan pun terkikik dan mengangguk. Tentu saja ia juga tahu kalau Julio sudah memanggil Jonathan dengan sebutan Papa. "Benar, Uncle adalah adiknya Papa
Setelah serangkaian acara selesai, anak-anak pun makan bersama lalu bermain bersama. Gelak tawa dan teriakan anak-anak memenuhi pinggir kolam renang sampai membuat Jacob dan Lidya pun terus tertawa senang. "Masa tua kita akan terus bahagia melihat para cucu kita yang tumbuh besar, aku senang sekali akhirnya kita menjadi keluarga besar, Bu Lidya." "Aku juga senang, Pak Jacob. Aku tidak pernah menyangka hari ini akan tiba. Masih teringat jelas bagaimana semua hal buruk itu terjadi dulu, tapi semua benar-benar sudah berubah beberapa tahun terakhir ini. Dan selama beberapa tahun ini aku hanya merasakan kebahagiaan, aku bersyukur sekali." "Haha, kau benar, Bu Lidya. Kau benar. Karena aku juga merasakan yang sama. Sejak Bastian menikah dengan Sierra, aku hanya merasakan kebahagiaan, aku bahagia sekali." Lidya yang mendengarnya hanya mengangguk dan tersenyum menatap anak-anak yang bermain bersama. Kali ini Bastian dan Jonathan mengobrol bersama, sedangkan Rosella dan Sierra pun mengobro
Satu tahun kemudianSpanduk bertuliskan "Happy birthday Victor Sagala" membentang di pinggir kolam renang rumah Jacob pagi itu. Jacob ngotot menjadi tuan rumah dalam acara ulang tahun cucunya itu dan keluarga Sierra pun akhirnya merayakan ulang tahun Victor di sana. Lidya dan Sierra pun berangkat ke rumah Jacob membawa Santos dan Sania yang sudah berlarian kesana kemari dan tidak bisa diam itu. Namun, Santos dan Sania sangat menyayangi Victor. Perbedaan umur mereka yang hanya 1.5 tahun membuat mereka terlihat lucu saat bersama. Santos dan Sania akan menggandeng Victor di tengah dan Victor yang baru belajar berjalan itu begitu senang setiap kali digandeng oleh kakak kembarnya itu. Seperti pagi itu di pinggir kolam renang rumah Jacob. "Hati-hati, Santos! Jangan miring-miring jalannya! Nanti kalian bertiga bisa masuk ke dalam kolam!" seru Sierra yang masih sibuk menyusun kue-kue di meja untuk foto. Santos dan Sania membawa Victor berkeliling dan mereka berjalan zigzag. Kadang mere
Beberapa bulan berlalu dan perut para Ibu hamil pun sudah membola. Rosella sendiri sudah mendekati waktu melahirkan, namun ia masih begitu aktif bekerja sampai Adipura tidak tahan melihatnya. "Aduh, Rosella! Kau di rumah saja ya! Istirahat saja! Tinggal menghitung hari kau akan melahirkan! Ayah tidak mau cucu Ayah lahir di kantor!" "Aku baik-baik saja, Ayah. Lagipula aku tidak setiap hari ke kantor kan?" "Tapi Ayah takut sekali melihatmu berjalan dengan perut sebesar itu!" "Haha, benar, Rosella! Dengarkan ayahmu, dia sampai tidak bisa tidur memikirkanmu." Imelda mengulum senyumnya. Rosella sendiri ikut tersenyum. "Haha, baiklah, Ayah! Baiklah, besok aku tidak akan ke kantor ya," kata Rosella akhirnya. "Ah, iya, iya." Adipura pun bernapas lega dan jantungnya terus berdebar kencang karena terlalu antusias. Bahkan Adipura ikut diam di rumah bersama Rosella keesokan harinya. "Makan yang banyak, Rosella! Kau harus punya tenaga untuk melahirkan," pesan Adipura yang terus menghitung
Hamil dalam keadaan sadar dan hamil dalam keadaan gila tentu saja adalah dua hal yang sangat berbeda. Dulu waktu Rosella hamil Julio, setiap hari ia hanya bisa berteriak dan memukuli perutnya, menolak kehadiran Julio dan terus mengamuk. Rosella benar-benar gila dulu dan rasanya apa yang terjadi dulu sudah tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata. Tapi di atas semua itu, Rosella bersyukur karena semua hal buruk sudah berlalu dan digantikan hal baik yang tiada henti di kehidupannya yang sekarang. Rosella memiliki keluarga yang hebat, suami yang hebat, mertua yang hebat, dan anak yang hebat. Pekerjaan yang hebat juga dan semua hal yang membuatnya tidak pernah menyesal telah dilahirkan, yang membuat Rosella tidak pernah menyesali lagi semua yang sudah terjadi di masa lalunya. Dan yang membuat Rosella paham bahwa Tuhan selalu punya rencana dalam hidup kita. Mungkin seringkali kita bertanya mengapa aku yang harus mengalami semua hal buruk itu, aku tidak kuat, aku tidak sanggup.
Lidya dan Sierra masih begitu syok sampai mereka tidak tahu harus senang atau tidak, namun semua anggota keluarga yang lain malah memekik senang, terutama Jacob yang tidak berhenti tertawa senang. "Selamat ya, Sierra! Selamat! Haha! Ayah senang sekali akan bertambah cucu! Hahaha!" Sierra pun hanya memaksakan senyumnya sampai tidak lama kemudian, Bastian pun pulang ke rumah karena Sierra mengirimkan hasil tespeknya ke ponsel Bastian.Bastian yang baru memarkir mobilnya pun langsung berlari masuk dan mencari istrinya. "Sierra, Sayang, benarkah itu? Kau hamil lagi, Sayang?" Bastian langsung menangkup kedua bahu Sierra. "Entahlah, tespeknya bilang begitu!" Bastian yang mendengar jawaban Sierra pun langsung tertawa sumringah. "Bukankah tespek tidak pernah bohong, Sayang? Sekarang kita tanya ke dokter ya! Ayo, Sayang! Ayo!" Bastian pun langsung mengajak Sierra pergi ke dokter kandungan siang itu dan jantung Sierra pun terus berdebar tidak karuan sampai akhirnya ia dipanggil masuk dan
Hampir satu minggu setelah acara pernikahan dan semua orang akhirnya bisa bersantai lagi dari padatnya acara mereka. Saking banyaknya undangan yang diundang oleh Adipura dari berbagai kota dan negara membuat jadwal keluarga mereka pun begitu padat untuk menjamu semuanya. Dan ketika semuanya berakhir, Rosella sendiri mengalami kelelahan yang tidak biasa. Ia lelah sekali sampai lemas dan tidak bernafsu melakukan apa pun, bahkan nafsu makan pun tidak ada. Selama tiga malam Rosella dan Jonathan masih menginap di hotel lalu setelahnya mereka pun pulang ke rumah Adipura. Jonathan memang belum mengajak Rosella tinggal berdua di apartemen karena keluarga Adipura masih begitu menikmati kumpul bersama seperti ini, apalagi sekarang Julio sudah tinggal bersama mereka. "Kau tidak apa, Sayang? Kau kelelahan ya?" Jonathan membelai kepala Rosella yang sedang berbaring tidur siang itu. "Hmm, aku lelah sekali, Jonathan. Aku sedikit meriang, kurasa aku tidak mau melakukan apa-apa dulu." "Kau mau
Sebuah papan bertuliskan "The Wedding of Jonathan and Rosella" terpasang di pintu masuk sebuah taman di sebuah hotel mewah yang akan menjadi tempat pemberkatan pernikahan pagi itu. Hanya sedikit undangan yang diundang pada pagi hari, namun mereka akan mengadakan pesta besar lagi di ballroom mewah nanti malam. Semua undangan pun sudah hadir di sana dan mereka begitu antusias menantikan pasangan pengantin yang berbahagia. Rosella sendiri nampak begitu gugup saat berada di ruang VIP untuk menunggu saat ia harus keluar. Setelah mengalami persiapan pernikahan yang cukup membuat emosi labil dan setelah mengalami pingitan yang membuatnya begitu merindukan Jonathan, hari ini akhirnya mereka akan mengikat janji suci dan jantung Rosella tidak berhenti berdebar kencang sejak subuh tadi. "Tenang, Rosella! Tenang! Kau terlalu gugup!" Lidya terus tersenyum menatap Rosella dari pantulan cerminnya. "Bagaimana aku tidak gugup, Ibu? Entahlah, aku gemetar!" "Haha, aku juga begitu waktu itu, Rosel
Semua anggota keluarga menyambut bahagia lamaran yang dilakukan oleh Jonathan dan mereka pun begitu tidak sabar untuk menikahkan anak-anak mereka. Mereka pun langsung memilih hari baik dan persiapan pernikahan pun mulai digelar. Semua orang langsung sibuk dengan tugasnya masing-masing karena Adipura ingin membuat pesta besar untuk Jonathan dan Rosella. "Sungguh tidak usah pesta sebesar itu, Ayah. Bagiku yang penting pernikahan kami sah.""Tidak bisa! Kau akan menikah, tentu saja pestanya harus besar dan mewah. Ayah tidak mau tahu, pestanya harus besar!" seru Adipura lagi dengan lantang. Semua anggota keluarga pun tidak berani membantah lagi dan akhirnya menuruti Adipura. Mereka menyewa gedung resepsi mewah dan menyewa jasa WO, namun tetap saja Adipura yang begitu sibuk mengatur semua detailnya karena memang Adipura sendiri adalah orang yang sangat detail. Sedangkan Lidya dan keluarganya yang sudah kembali ke rumah mereka sendiri, tidak banyak ikut campur dan memilih untuk mengik
"Mari, silakan, Pak Jacob!" "Silakan, Pak Adipura!" Keluarga Adipura, keluarga Jacob, dan keluarga Lidya sedang berkumpul bersama malam itu di sebuah ruang VIP di sebuah hotel mewah untuk makan malam. Setelah melalui banyak hal, mereka menjadi semakin dekat satu sama lain. "Rosella, kapan kau baru akan kembali ke WHA, hah? Om menunggumu. WHA membutuhkanmu," seru Adipura. Sejak kejadian itu sampai Adipura keluar dari rumah sakit bahkan sampai hari ini, Rosella memang belum kembali bekerja di WHA. Walaupun semua masalah sudah selesai dan namanya sudah bersih, tapi Rosella masih ragu untuk kembali. Bahkan Livy sudah mengundurkan diri dan memilih pindah ke luar negeri. "Ah, itu ...." "Besok Rosella akan kembali bekerja, Ayah." celetuk Jonathan tiba-tiba. Rosella pun membelalak menatap Jonathan karena sebelumnya mereka belum pernah membicarakannya. "Jonathan!" desis Rosella. Namun, Jonathan tidak menanggapinya dan malah menggenggam tangan Rosella yang ada di atas meja. "Besok