Saat Quinn kembali ke mobil, Yovan sedang merokok.Ketika dia melihat Quinn mendekat, dia segera keluar dari mobil, melemparkan rokoknya ke tanah, mematikannya, kemudian membukakan pintu penumpang depan untuk Quinn.Quinn meliriknya dan masuk ke dalam mobil.Yovan sangat gembira dan segera memasang sabuk pengaman untuk Quinn, dia takut Quinn akan menyesal dan pindah duduk di belakang.Quinn melihat tatapan cemasnya dan mengingat kata-kata Ellie, tapi tetap diam."Apa kamu ingin jalan-jalan atau ingin pulang sekarang?" Dia bertanya pada Quinn dengan lembut, seolah dia takut kata-kata keras atau nada kasarnya akan membuat Quinn takut.Quinn menggelengkan kepala, lalu berkata, "Aku nggak ingin jalan-jalan, aku juga nggak ingin kembali ke Vila Puspasari."Tangan Yovan yang sedang mengemudi pun menegang, "Apa kamu mau pindah tempat atau kamu nggak ingin melihat Yenni?"Quinn melihat ke luar jendela dan tidak menjawab.Jantung Yovan berdetak kencang, dia tahu biarpun Quinn sedikit menurunkan
Saat dia bangun keesokan paginya, Yovan sudah membuat sarapan dan menunggu Quinn bangun.Melihat Yovan dengan rajin mengepel lantai dan mengelap meja, Quinn bertanya-tanya berapa lama dia bisa bertahan sambil sarapan."Apa kamu akan pergi ke lokasi syuting hari ini?"Setelah Quinn menyelesaikan sarapannya, Yovan juga menyelesaikan pekerjaan rumah. Dia sepertinya bersiap untuk mengantar Quinn ke lokasi syuting. Quinn bertanya dengan ragu, "Apa kamu sudah sarapan?"Mata Yovan berbinar, "Jadi kamu terus memperhatikanku, kalau nggak, bagaimana kamu tahu kalau aku belum sarapan!"" ...."Setelah bangun tidur, sarapannya baru saja disiapkan, dia mengerjakan pekerjaan rumah sementara Quinn sarapan. Apakah Quinn perlu terus memperhatikannya untuk mengetahui bahwa dia belum sarapan?Pada akhirnya, Yovan sarapan, tapi Quinn yang mengemudikan mobil."Kamu nggak perlu terlalu gugup. Aku mengawasimu. Semuanya akan baik-baik saja! Aku melihat gerakanmu cukup terampil, kamu belajar dengan cukup baik
"Suasana hatimu sedang bagus hari ini."Saat istirahat, Yosua mengobrol dengan Quinn dan melihat bahwa wajah Quinn tidak sedingin dan acuh tak acuh seperti sebelumnya.Quinn tersenyum tipis, "Oh ya!"Yosua mengangguk, lalu sepertinya teringat sesuatu, lalu berkata dengan lembut, "Akan ada pertemuan alumni setengah bulan lagi, apa kamu sudah menerima undangannya?"Quinn tampak bingung, "Asosiasi Alumni?""Iya, undangan yang kuterima pagi ini dikirim oleh mantan alumni, tapi aku nggak begitu ingin pergi. Jadi aku tanya apa kamu mau pergi. Kalau kamu pergi, kita ada teman."Quinn menggelengkan kepala, "Aku nggak terima! Kalau kamu nggak ingin pergi, jangan pergi. Kamu bisa tentukan sendiri. Kyle pasti sudah pertimbangkan."Yosua mengangguk, "Kamu nggak perlu terlalu banyak berpikir. Biarpun kamu nggak mendapatkan ijazah, kamu masih siswa sekolah, dengan prestasi kamu saat ini, mereka nggak akan mengabaikanmu. Kurasa dalam dua hari ini undangan akan dikirim."Quinn tertegun sejenak. Quinn
Ini pertama kalinya Quinn datang ke Grup Larkspire. Dia melewati ruang kantor besar dan mengikutinya ke kantor direktur. Sepanjang jalan, Quinn ditatap orang yang tak terhitung jumlahnya.Quinn mendengar ada orang berbicara di belakangnya dan ada orang sedang melihat ke arah Quinn.Sepenggal jalan ini, Quinn menegakkan punggungnya. Bahkan Yovan bisa merasakan kegugupan Quinn.Dia terkekeh dan mendekati Quinn, "Semua adalah orang sendiri, jangan terlalu gugup."Kata-kata lembutnya membuat semua orang di kantor membelalak. Mereka belum pernah melihat direktur seperti itu sebelumnya.Oleh karena itu, Linda kalah dari awal. Quinn ini memang mumpuni. Setelah begitu banyak masalah, Yovan masih bisa memperlakukan dia seperti ini, mungkin dia benar-benar jatuh cinta!Dalam kurun waktu lama setelah hari itu, WhatsApp Grup Larkspire terus menggosipkan mereka berdua. Tapi, mereka semua sedikit menyayangkan karena hal tersebut hanya bisa digosipkan secara internal dan tidak bisa disebarluaskan bah
Dia memberi isyarat diam kepada orang di konferensi video, "Tunggu aku sebentar!"Kemudian, beberapa orang melihatnya menggendong seorang wanita ke ruang tunggu melalui layar."Wah! Pak Yovan benar-benar berubah!"Orang asing dengan aksen canggung mengatakan ini, wajah Kenneth berubah sedikit muram. Kalau Yovan benar-benar tertarik pada Quinn, bagaimana dengan Yenni?Beberapa waktu lalu, keduanya berhubungan intim!Yenni memang mempunyai perasaan yang mendalam terhadap Yovan, setelah kejadian itu terjadi, obsesi Yenni terhadap Yovan semakin dalam.Pada pertemuan berikutnya, Kenneth jarang berbicara karena terus memikirkan hal tersebut, sehingga begitu pertemuan berakhir, dia tidak sabar untuk mencari Yovan."Kak Yovan, kamu bersikap seperti ini, bagaimana dengan Yenni?"Mendengar suara mendesak Kenneth, Yovan pun mengerutkan kening, "Kenneth, aku tahu kamu peduli pada Yenni, tapi bisakah kamu berpikir sebaliknya? Quinn dan aku menikah empat tahun lalu. Kalau aku memberi status pada Yen
"Apa maksudmu Yovan bukan milikku?"Quinn tersenyum santai, mengabaikan ekspresi bersalah dan gugup Yovan, dia mengambil ponsel Yovan."Iya, karena kamu tahu diri, maka kamu seharusnya tahu kalau Yovan milik Yenni!"Quinn terkekeh, "Apa dia itu benda? Dia bisa menjadi milik seseorang?""Dia bukan benda, tapi dia milik Yenni!"Wajah Yovan muram, dia ingin mencekik orang di ujung telepon.Quinn menatap wajah muram Yovan dan tertawa, "Ya, Yovan bukan benda. Kenapa dewimu masih ingin memilikinya? Apa dia nggak takut menurunkan martabaknya!""Kamu! Berhentilah bicara omong kosong, jangan berpura-pura nggak tahu apa yang terjadi antara Yenni dan Yovan. Mereka berdua sudah berhubungan intim, sudah saatnya kamu menyerahkan posisimu!""Hehe, apakah Tuan Muda Kenneth ingin berubah menjadi seorang polisi dan menjunjung keadilan?"Quinn mencibir. Setelah mendengar apa yang dikatakan Quinn, Kenneth tidak langsung menjawab, jadi Quinn melanjutkan, "Yovan sudah tidur dengan begitu banyak wanita. Wala
"Quinn, jangan ambil hati apa yang Kenneth katakan tadi. Dia itu bodoh, tipe orang yang nggak pandai berbicara, juga nggak bisa berpikir panjang ...."Quinn memandangnya dari samping, Yovan pun tidak bisa menyelesaikan apa yang ingin dia katakan."Kalau aku nggak peduli ketika dia membantu wanita lain merampas suami, apa aku harus menunggu sampai suamiku benar-benar direnggut baru peduli?"Yovan terdiam, lalu menatap Quinn dengan bahagia, "Jadi, kamu peduli padaku 'kan?"Quinn mencibir, "Kamu adalah suami sahku sekarang. Kalau wanita lain ingin membawamu pergi, bukankah itu berarti mereka nggak menghargaiku? Kalau aku nggak menginginkanmu lagi, itu juga tergantung kapan suasana hatiku sedang bagus dan bersedia memberi dia kesempatan ini!"Mendengarkan kata-kata Quinn, dia sedikit tercengang."Quinn, kamu tahu isi hatiku."Quinn menggelengkan kepala dengan serius, "Aku nggak tahu! Kamu belum pernah memberiku rasa aman."Senyuman Yovan menghilang dan dia memandang Quinn dengan ekspresi r
Dalam map tersebut, di atas beberapa lembar kertas tipis, tertulis bahwa Vila Puspasari, Kompleks Ayu dan beberapa mobil bagus atas nama Yovan akan diberikan kepada Quinn.Sebelum Quinn sempat menanyakan apa pun, dia menyerahkan folder lain kepada Quinn, "Ini dana yang aku kelola untuk kamu. Coba lihat."Quinn hanya melihatnya sekilas sebelum terkejut dengan jumlah uang di dalamnya."Apa ... apa yang kamu lakukan?"Yovan sepertinya tidak menyadari keterkejutan Quinn, dia berkata dengan tenang, "Aku pernah memberi tahu kamu sebelumnya bahwa setelah kamu menikah, kamu memiliki saham sendiri, tapi kamu nggak memahami bidang ini, jadi aku mengurusnya untukmu. Apa kamu berpikir untuk belajar mengurusnya sendiri sekarang? Aku bisa mengajarimu."Mata Quinn terbelalak. Dia memang sudah mengatakannya sebelumnya, tapi Quinn tidak ambil hati. Quinn tidak tahu berapa banyak saham yang dia bilang, apalagi apa saja sahamnya."Awalnya aku hanya membeli sedikit saham, tapi sekarang kamu sudah menjadi