Dia memberi isyarat diam kepada orang di konferensi video, "Tunggu aku sebentar!"Kemudian, beberapa orang melihatnya menggendong seorang wanita ke ruang tunggu melalui layar."Wah! Pak Yovan benar-benar berubah!"Orang asing dengan aksen canggung mengatakan ini, wajah Kenneth berubah sedikit muram. Kalau Yovan benar-benar tertarik pada Quinn, bagaimana dengan Yenni?Beberapa waktu lalu, keduanya berhubungan intim!Yenni memang mempunyai perasaan yang mendalam terhadap Yovan, setelah kejadian itu terjadi, obsesi Yenni terhadap Yovan semakin dalam.Pada pertemuan berikutnya, Kenneth jarang berbicara karena terus memikirkan hal tersebut, sehingga begitu pertemuan berakhir, dia tidak sabar untuk mencari Yovan."Kak Yovan, kamu bersikap seperti ini, bagaimana dengan Yenni?"Mendengar suara mendesak Kenneth, Yovan pun mengerutkan kening, "Kenneth, aku tahu kamu peduli pada Yenni, tapi bisakah kamu berpikir sebaliknya? Quinn dan aku menikah empat tahun lalu. Kalau aku memberi status pada Yen
"Apa maksudmu Yovan bukan milikku?"Quinn tersenyum santai, mengabaikan ekspresi bersalah dan gugup Yovan, dia mengambil ponsel Yovan."Iya, karena kamu tahu diri, maka kamu seharusnya tahu kalau Yovan milik Yenni!"Quinn terkekeh, "Apa dia itu benda? Dia bisa menjadi milik seseorang?""Dia bukan benda, tapi dia milik Yenni!"Wajah Yovan muram, dia ingin mencekik orang di ujung telepon.Quinn menatap wajah muram Yovan dan tertawa, "Ya, Yovan bukan benda. Kenapa dewimu masih ingin memilikinya? Apa dia nggak takut menurunkan martabaknya!""Kamu! Berhentilah bicara omong kosong, jangan berpura-pura nggak tahu apa yang terjadi antara Yenni dan Yovan. Mereka berdua sudah berhubungan intim, sudah saatnya kamu menyerahkan posisimu!""Hehe, apakah Tuan Muda Kenneth ingin berubah menjadi seorang polisi dan menjunjung keadilan?"Quinn mencibir. Setelah mendengar apa yang dikatakan Quinn, Kenneth tidak langsung menjawab, jadi Quinn melanjutkan, "Yovan sudah tidur dengan begitu banyak wanita. Wala
"Quinn, jangan ambil hati apa yang Kenneth katakan tadi. Dia itu bodoh, tipe orang yang nggak pandai berbicara, juga nggak bisa berpikir panjang ...."Quinn memandangnya dari samping, Yovan pun tidak bisa menyelesaikan apa yang ingin dia katakan."Kalau aku nggak peduli ketika dia membantu wanita lain merampas suami, apa aku harus menunggu sampai suamiku benar-benar direnggut baru peduli?"Yovan terdiam, lalu menatap Quinn dengan bahagia, "Jadi, kamu peduli padaku 'kan?"Quinn mencibir, "Kamu adalah suami sahku sekarang. Kalau wanita lain ingin membawamu pergi, bukankah itu berarti mereka nggak menghargaiku? Kalau aku nggak menginginkanmu lagi, itu juga tergantung kapan suasana hatiku sedang bagus dan bersedia memberi dia kesempatan ini!"Mendengarkan kata-kata Quinn, dia sedikit tercengang."Quinn, kamu tahu isi hatiku."Quinn menggelengkan kepala dengan serius, "Aku nggak tahu! Kamu belum pernah memberiku rasa aman."Senyuman Yovan menghilang dan dia memandang Quinn dengan ekspresi r
Dalam map tersebut, di atas beberapa lembar kertas tipis, tertulis bahwa Vila Puspasari, Kompleks Ayu dan beberapa mobil bagus atas nama Yovan akan diberikan kepada Quinn.Sebelum Quinn sempat menanyakan apa pun, dia menyerahkan folder lain kepada Quinn, "Ini dana yang aku kelola untuk kamu. Coba lihat."Quinn hanya melihatnya sekilas sebelum terkejut dengan jumlah uang di dalamnya."Apa ... apa yang kamu lakukan?"Yovan sepertinya tidak menyadari keterkejutan Quinn, dia berkata dengan tenang, "Aku pernah memberi tahu kamu sebelumnya bahwa setelah kamu menikah, kamu memiliki saham sendiri, tapi kamu nggak memahami bidang ini, jadi aku mengurusnya untukmu. Apa kamu berpikir untuk belajar mengurusnya sendiri sekarang? Aku bisa mengajarimu."Mata Quinn terbelalak. Dia memang sudah mengatakannya sebelumnya, tapi Quinn tidak ambil hati. Quinn tidak tahu berapa banyak saham yang dia bilang, apalagi apa saja sahamnya."Awalnya aku hanya membeli sedikit saham, tapi sekarang kamu sudah menjadi
Beberapa hari terakhir ini keduanya tinggal di Kompleks Ayu dan tidak kembali ke Vila Puspasari. Selama itu, Nani menelepon dan mengatakan bahwa Yenni sudah beberapa kali ke sana dan tidur di sana semalaman karena tidak berhasil menunggu Yovan.Quinn merasa sedikit tidak nyaman saat mendengarnya dan merasa Yenni menjerat terlalu erat.Ketika Yovan kembali di malam hari, Quinn memberitahunya tentang panggilan telepon Nani."Kamu abaikan saja urusan ini, biarkan saja dia. Kalau dia nggak bisa menemukan aku, dia akan menyerah."Tapi, Quinn tidak percaya, kalau Yenni menyerah begitu saja, itu bukanlah Yenni.Saat Quinn hendak mengatakan hal lain, ponselnya berdering. Melihat nama di layar, Quinn tertegun sejenak.Yovan pun melihatnya dan ekspresinya langsung berubah, lalu dia berbalik dan memasuki kamar, bahkan lupa janji dia untuk memasak.Melihat reaksinya, Quinn tiba-tiba merasa agak sedih.Liam menelepon, tapi Quinn tidak menjawab panggilan teleponnya. Kenapa dia begitu marah?Memikirk
Tapi, ketika Yovan teringat keintiman antara istrinya dan pria itu, dia cemburu."Aku memang nggak senang. Aku nggak menyukainya. Ada apa? Ada masalah!"Dia menatap Quinn dengan ekspresi sedih dan bersikap seperti sangat masuk akal. Quinn menatapnya beberapa detik, lalu membuang muka, "Aku nggak mengatakan apa-apa, kenapa kamu begitu emosi!""Aku nggak emosi, bagaimana kalau kamu direnggut orang!"Quinn menatapnya dan merasa sedikit aneh."Apa kamu begitu nggak yakin pada dirimu?""Bukan, nggak ada seorang pun di dunia ini yang lebih unggul dariku!" Yovan terlihat sombong, tapi biarpun begitu, wajahnya tetap muram.Keduanya berdebat sekitar satu menit. Yovan duduk di sebelah Quinn, dia tampak sedih, "Quinn, kamu nggak tenang, aku juga sama. Bisakah kamu juga memberiku kepastian?"Memikirkan tentang pertengkaran antara Quinn dan Kenneth, memikirkan tentang Quinn yang menggambarkan dia sebagai suami Quinn, dia merasa bahagia.Tapi, hal ini tidak bisa menghentikan seseorang untuk menerobo
"Saham Grup Larkspire?" Yovan melirik dokumen yang diserahkan oleh Liam, jejak kekejaman muncul di matanya, tapi saat dia mendongak, itu berubah menjadi sikap sinis."Pak Liam benar-benar cakap. Kamu sudah mengakuisisi begitu banyak saham Grup Larkspire hanya dalam waktu satu tahun setelah kembali ke Indonesia. Sayangnya saham kamu nggak cukup untuk mengancamku."Liam mengangguk, "Memang, tapi aku nggak tahu berapa banyak saham yang dimiliki Komisaris Grup Larkspire. Apakah cukup kalau ditambahkan dengan ini?"Ekspresi Yovan berubah, "Kamu nggak akan mendapatkan apa yang kamu inginkan."Liam sama sekali tidak takut padanya, Liam tetap tersenyum, "Kalau itu terjadi di masa lalu, memang nggak mungkin. Bagaimanapun, Grup Larkspire sudah berkembang dengan sangat baik di tanganmu. Tapi, kali ini, kamu merenggut kesucian Nona Keluarga Yalk dan nggak mau bertanggung jawab. Hal itu nggak hanya semakin merusak hubungan antara Keluarga Larkspire dan Yalk, tapi juga mengecewakan para pemegang sah
Setelah merapikan ruangan, Nadia pun melihat ke arah pria itu dan menghampiri perlahan."Pak Yovan, merokok terlalu banyak berbahaya bagi kesehatan. Biar aku buatkan secangkir kopi!"Pria itu masih melihat ke luar jendela sambil memegang rokok yang baru menyala di tangannya dan mengisapnya.Biarpun tidak mendapat respon, Nadia tidak kecewa dan tetap pergi ke ruang teh untuk membuat secangkir kopi. Setelah kopi diseduh, dia meraba saku, setelah memikirkannya, dia melepaskan gagasan itu."Pak Yovan, kopinya sudah siap!"Setelah dia mendorong pintu dan masuk, Yovan sudah duduk di depan meja, puntung rokok di tangannya sudah dibuang. Nadia sangat senang sehingga dia mendorong kopi dan berbicara dengan penuh perhatian."Jangan marah pada orang yang nggak relevan. Rugi kalau sakit karena marah. Itu hanya akan membuat orang yang kamu cintai menderita dan musuhmu bahagia. Orang pintar sepertimu seharusnya memahami kebenaran ini."Yovan mengangkat kopi dan melirik ke arah dia, "Nadia, kamu suda