Setelah sarapan, keduanya pergi ke panti jompo."Quinn, lingkungan di sini bagus, pengasuh yang dicari Yovan merawat kami dengan baik. Kamu nggak perlu khawatir, pulanglah bersama Yovan!"Setelah berbincang sebentar, kakeknya mendesak mereka berdua pulang.Yovan melirik Quinn dan tersenyum, "Quinn sudah menikah denganku selama empat tahun tapi menghabiskan terlalu sedikit waktu bersama kalian. Logikanya, aku harus menghabiskan Tahun Baru bersama Quinn, tapi ada urusan di rumah. Aku harus pulang, biar Quinn yang menemani kalian!"Kakek dan nenek Quinn saling memandang, ketika melihat Quinn hanya tersenyum, mereka mengetahui Quinn dan Yovan sudah mendiskusikannya, sehingga mereka tidak menolak.Seiring bertambahnya usia, tentu saja mereka ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan cucunya.Yovan pergi setelah makan siang, lalu Quinn mengantar Yovan."Pulanglah lebih awal setelah menghabiskan Tahun Baru bersama Kakek dan Nenek." Dia meremas wajah Quinn.Keduanya baru saja rujuk, dia ben
Zohan juga sangat senang melihat Yovan kembali. Setelah satu keluarga berbicara sebentar, dia tiba-tiba bertanya, "Apa Quinn nggak pulang?"Mendengar dia bertanya tentang Quinn, wajah Sinta langsung menjadi muram, "Kenapa kamu selalu memikirkan Quinn? Jangan lupa, Quinn adalah istri anakmu!"Kata-kata ini agak kasar. Bukan hanya Zohan yang tidak senang, bahkan Yovan pun merasa kata-kata itu terlalu berlebihan."Ada apa denganmu akhir-akhir ini? Setiap kali aku mengatakan sesuatu, kamu selalu membantahku dan selalu menyindir!" Zohan mengerutkan kening dan menatap Sinta dengan nada menyalahkan."Ada apa denganku? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Nggak peduli seberapa bagus Quinn di matamu, dia juga wanita dari putramu. Apa pantas kalau kamu selalu mengingatnya? Kamu sudah setua itu, apa kamu nggak tahu bagaimana menghindari kecurigaan! Kalau orang nggak tahu, akan berpikir kamu mengincar menantu perempuanmu!""Bu!"Begitu Yovan berteriak, Zohan menampar Sinta dengan wajah muram.Sin
Karena ingin menghabiskan Tahun Baru bersama kakek dan neneknya, Quinn berdiskusi dengan panti jompo dan meminjam kantin di panti jompo untuk memasak sendiri semeja makanan.Dia mengambil teko, mengisinya dengan air dan hendak kembali, lalu dia melihat sosok yang dia kenal berjalan ke arahnya.Quinn tertegun sejenak, tapi Yovan sudah berjalan mendekat, "Sadar kembali!""Kamu ... kenapa kamu datang?" Saat ini, Yovan seharusnya sudah berada di kompleks Keluarga Larkspire."Istriku ada di sini, apa aku nggak boleh datang?" bisik Yovan. Entah itu hanya imajinasi Quinn, Quinn sepertinya mendengar nada manja dalam kata-katanya.Mata Quinn berkedip, "Tentu saja boleh."Satu orang keluar untuk mengambil air, tapi dua orang yang kembali. Kakek dan nenek Quinn tertegun sejenak, tapi mereka segera bereaksi dan menyapa dengan hangat.Saat ini, tidak ada yang bertanya kepada Yovan apakah Keluarga Larkspire akan keberatan kalau dia tidak merayakan Tahun Baru di rumah.Karena semua orang mengira Yova
Keduanya menemani kedua orang tua itu hingga tengah malam sebelum kembali ke hotel.Sesampainya di lobi hotel, Quinn memandang Yovan dan berkata, "Eh, kamu buka satu kamar lagi."Yovan memandang Quinn dengan bingung. Quinn tidak berani menatap matanya. Dia hanya berbalik dan berbisik, "Aku membatalkan kamar Presidential Suite yang kamu buka sebelumnya. Aku tidur sendiri, nggak perlu kamar yang bagus. Buang-buang uang."Dia menatap Quinn dengan heran, lalu berkata tanpa daya, "Apa aku nggak mampu membayar biaya kamar itu?"Quinn menggelengkan kepala dengan cepat, "Bukan itu maksudku, aku pikir nggak perlu terlalu boros. Biarpun kamu kaya, nggak baik menghabiskan uang seperti ini!"Dia memesan kamar paling mewah. Untungnya, hotelnya tidak terlalu mewah, tapi biayanya tetap saja beberapa juta untuk sehari. Quinn merasa disayangkan hanya dengan memikirkannya.Waktu Quinn bekerja, gajinya kira-kira sebesar ini.Dia terkekeh, "Karena kamu pikir itu sia-sia, maka kurasa aku nggak perlu buka k
Setelah bangun keesokan paginya, Quinn melihat tanda merah di lehernya dan menatap Yovan dengan malu, "Bagaimana aku bisa keluar dengan seperti ini!"Yovan tersenyum dan menemukan syal dari koper Quinn lalu melilitnya ke leher Quinn, "Beres 'kan!"Melihat bahwa dia tidak menyadari kesalahannya sama sekali, Quinn mendengus keras. Kemudian ketika dia melewati meja depan setelah turun, Quinn tidak lupa memberi tahu gadis di meja depan, "Tolong sediakan kamar untuknya kalau ada kamar kosong!"Meja depan melihat Quinn menunjuk ke arah Yovan, sehingga dia tersenyum dan mengangguk, "Oke. Tapi, reservasi saat ini adalah untuk beberapa hari berturut-turut. Kalau ada tamu yang mengubah rencana dan ingin check-out lebih awal, aku akan sediakan satu kamar untukmu."Yovan yang mengikuti Quinn hanya tersenyum tipis dan tidak berkomentar apa pun ketika melihat Quinn melakukan ini.Tanpa diduga, setelah meninggalkan pintu hotel, Quinn memelototinya lagi, dia bertanya dengan ragu, "Ada apa? Di mana aku
Keluar dari gudang, Yovan menyerahkan kunci kepada Quinn.Quinn mengambilnya dengan ragu, "Kunci apa?""Kunci gudang dan gudang anggur."Quinn tertegun sejenak, lalu segera mengembalikan kunci itu, "Aku nggak mau."Jangan bercanda!Quinn tidak akan berani menerima sesuatu yang semahal itu!Yovan tidak menyangka Quinn akan bereaksi seperti ini. Dia tertegun sejenak, lalu tersenyum tak berdaya, "Aku bukan memberikannya padamu. Apa reaksimu? Sepertinya kunci ini adalah sumber masalah.""Banyak barang berharga di kamarmu ini, aku nggak berani memegang kuncinya. Kalau suatu saat ada yang rusak atau hilang, aku nggak akan mampu membayarnya biarpun menjual diriku.""Hehe!"Yovan tertawa saat mendengar kata-kata Quinn."Quinn, apa yang kamu pikirkan di kepalamu! Apa kamu pikir aku berani menaruh barang berharga seperti itu di sini tanpa melakukan tindakan pencegahan apa pun?"Quinn tertegun sejenak, lalu diam-diam merasa kesal sendiri. Apa yang Quinn pikirkan kenapa bertingkah seolah tidak pun
Sore harinya, Quinn kembali menemani neneknya menonton Gala Festival, sementara Yovan terus bermain catur dengan kakeknya.Quinn pergi melihat mereka beberapa kali. Quinn hanya mengetahui beberapa aturan dasar, tapi tidak terlalu pandai dalam hal itu. Melihat mereka berdua bermain dengan serius, dia tidak mengganggu mereka.Quinn membuat makan malam. Setelah mereka berdua makan malam, nenek mendesak mereka untuk kembali ke hotel. Kakek masih sedikit enggan untuk berpisah, mungkin karena dia sudah lama tidak bermain catur, hari ini kecanduannya terstimulasi, dia masih belum puas bermain catur!Nenek memelototi kakek, lalu memandang Quinn berdua sambil tersenyum, "Kalian jangan terlalu memanjakan dia. Dia bertahun-tahun nggak bermain catur juga baik-baik saja! Kalau dia benar-benar ingin bermain, biar dia cari teman lain di halaman. Cuacanya dingin, ada embun tebal kalau malam hari. Kalian pulang lebih awal biar nggak kedinginan."Kakek menyeringai dan menyetujui perkataan nenek, "Nenek
Keesokan harinya, keduanya kembali ke Vila Puspasari setelah sarapan.Setelah turun dari mobil, Quinn berkata dengan kesal, "Ini semua salahmu. Aku lupa menonton TV tadi malam."Kemarin, hari pertama tahun baru, adalah hari peluncuran drama TV episode pertama yang dibintangi Quinn."Aku akan menonton tayangan ulangnya bersamamu nanti, lalu aku akan menonton pemutaran perdananya bersamamu malam ini." Yovan membujuk Quinn sambil tersenyum.Mereka berdua membuka pintu dan masuk sambil mengobrol dan tertawa. Quinn tertegun sejenak saat melihat sepatu di depan pintu.Quinn berjalan masuk dengan cepat. Benar saja, dia melihat Sinta duduk di sofa dengan kesal sambil menatap mereka berdua."Bu ...."Quinn menggerakkan bibirnya dan memanggil dengan pelan.Sinta tidak menjawab, tapi memelototi Quinn, "Nggak masalah kamu berkeliaran di luar sana, tapi kamu mengajak anakku juga. Kamu benar-benar berani. Kamu dulu berani berhubungan dengan pria lain di depanku, sekarang kamu punya keberanian untuk