"Aku baru bangun dan melihatnya. Seseorang mengirimkannya kepadaku." Cindy baru saja bangun, suaranya serak dan Cindy sedikit takut sekarang.Foto-foto itu menjadi sumber masalah karena terlihat seperti Cindy sedang mencari seseorang untuk menindas Liana lalu setelah kejadian itu selesai, pihak lain mengirimkan foto kepada Cindy untuk konfirmasi.Tangan Cindy yang memegang telepon bergetar.Ini adalah semacam ketakutan terhadap "orang buta yang menunggangi kuda buta, menghadap ke kolam yang dalam di tengah malam".Tapi, biarpun Cindy takut, dia tidak panik. Dia memeriksa kembali waktu pesannya dan berkata, "Dikirim pada jam empat pagi. Aku menelepon tapi nomornya dimatikan."Selina memahami poin kuncinya, "Ini bukan nomor online virtual? Ini juga bukan nomor kosong? Apakah ini nomor ponsel biasa?"Cindy mengerucutkan bibirnya, "Ya, itu nomor normal dan dari Kota Shigo.""Ini sangat misterius." Selina menutup botol air mineral. "Kirimkan nomornya padaku, aku akan bertanya pada teman. Ak
Cindy sampai di kantor polisi, tempat pemeriksaan Cindy kali ini sudah tidak lagi di kantor.Sebaliknya, ada ruang interogasi dengan tulisan berwarna putih dengan latar belakang biru, "Kelonggaran bagi yang mengaku, hukuman berat bagi yang membantah."Cindy duduk di kursi di hadapan kedua petugas polisi itu dan merasakan penindasan yang kejam.Cindy mengatupkan bibirnya dan berkata, "Aku nggak mengenal mereka sama sekali dan aku nggak menginstruksikan mereka. Entah mereka mencoba menyalahkanku atau sengaja menjebakku."Petugas polisi pria mengeluarkan foto kedua pria yang menanyakan arah kepada Cindy, "Mereka bilang mereka sedang mengkonfirmasi foto Liana dengan kamu."Cindy menganggapnya konyol, "Mereka berbohong! Mereka hanya menanyakan arah."Polisi pria itu menambahkan, "Kami juga menemukan uang tunai 60 juta di tas mereka. Mereka mengatakan kamu memberikannya secara pribadi dan detektif teknis juga menemukan sidik jari kamu di sana.""...."Cindy bersandar di kursi. Bau konspirasi
Cindy menganggapnya konyol ketika memikirkannya dan bertanya kepada Selina, "Menghasut orang untuk memperkosa, bahkan dua orang, biarpun upaya gagal, hukumannya cukup berat 'kan?"Selina berkata, "Kalau buktinya meyakinkan, hukuman antara tiga tahun sampai sepuluh tahun."Wajah Cindy kembali pucat. Pantas saja Liana hari itu mengatakan dia pasti akan memenjarakan Cindy.Tadi malam ada angin kencang dan suhu turun tajam. Bahkan di ruang wawancara tanpa jendela, masih bisa merasakan udara dingin menusuk tulang.Saat Selina menangani kasus, dia terbiasa berbicara dengan jelas dan lugas. Melihat kondisi Cindy yang memprihatinkan, dia melunakkan nada suaranya dan berkata, "Aku sedang membicarakan kasus yang buktinya kuat.""Biarpun ada sidik jari kamu pada uang tersebut, undang-undang negara kita menekankan bukti di atas pengakuan saksi dan bukti tunggal nggak akan bisa memberatkan. Artinya, tuduhan mereka akan disidangkan oleh pengadilan sesuai kebijaksanaan. Kalau hanya ada satu bukti, ma
Pikiran kacau sampai pada titik ini dan pintu ruang tahanan tiba-tiba terbuka dari luar.Penjaga penjara berteriak, "Semuanya berdiri!"Semua orang segera meletakkan alat makan dan berdiri tegak. Cindy telah mendengar tentang peraturan di sini dan ingin berdiri.Tapi, begitu kakinya mendarat di lantai, perutnya terasa nyeri, tubuh Cindy meringkuk tak terkendali. Saat dia hampir terjatuh, tiba-tiba sebuah lengan muncul dan langsung memeluk Cindy.Cindy menabrak dada pria itu dan bau salju yang tidak asing menusuk hidungnya.Ada keluhan yang tak terlukiskan di mata Cindy.Keluhan karena dijebak, keluhan karena kelaparan dua kali, keluhan karena sakit perut yang parah, kalimat "Kenapa kamu baru datang sekarang?" nyaris terlontar begitu saja, tapi Cindy menahan diri.Suara Yogi terdengar dari kepala Cindy, "Nggak bisa jalan?"Cindy berkata dengan lemah, "Perutku sakit ...."Dia berkata, "Kamu pantas merasakannya, kenapa kamu nggak meminta Selina untuk mencariku?"Cindy mendorong dadanya de
Cindy menelan ludahnya dan bertanya, "Apa kamu akan memanfaatkan kondisi lemahku?"Yogi memandang Cindy dengan maksud yang tidak diketahui. Cindy tinggal di lantai 12. Lift naik dengan kecepatan konstan. Dia tidak menjawab Cindy sampai pintu lift terbuka dengan bunyi "ding" lalu dia menggendong Cindy dan berjalan keluar."Sekarang kamu terlalu bau, aku nggak bernafsu.""...." Cindy hanya rebahan di tempat tidur yang bau sebentar ....Yogi berjalan menuju pintu kamar Cindy, mengeluarkan kartu kamar yang didapatnya entah dari mana dan langsung membuka pintu.Cindy sedang tidak ingin bertanya saat ini.Ini bukan pertama kalinya Cindy mengetahui bahwa dia mahakuasa.Yogi mengaitkan pergelangan kaki pada pintu lalu menutupnya.Dia akhirnya memasuki kamar Cindy.Yogi meletakkan Cindy di atas sofa. Cindy akhirnya bisa mengulurkan tangan dan menuangkan segelas air hangat. Setelah dia minum hampir segelas, bel pintu berbunyi dan Yogi berbalik untuk membuka pintu.Setelah beberapa saat, dia kemb
Cindy bertubuh tinggi dan langsing, tapi dia tidak kurus kering. Cindy juga montok di tempat yang seharusnya. Biarpun mengenakan piama biasa tanpa motif, orang tetap bisa melihat lekuk tubuhnya.Yogi dengan mudah mengingat bahwa dia dulu suka memegang tubuh Cindy. Dia sengaja berbisik di telinga Cindy saat berhubungan intim bahwa Cindy dilahirkan untuknya. Semua ukuran pas-pasan, kalau kebesaran, dia tidak bisa menggenggamnya dengan satu tangan.Lalu dia akan melihat Cindy tersipu dan meringkuk, lalu memarahinya bajingan .... Cindy benar-benar tidak pandai mengumpat.Jakunnya meluncur pelan dan suaranya rendah, "Apa kamu memanggilku? Ada apa?"Cindy tidak menyadari apa yang terjadi padanya dan masih berdiri di sana. Cindy berada di lorong yang menghubungkan kamar tidur dan ruang tamu. Ada lampu dinding di sebelahnya dan wajah Cindy terlihat pucat."Selina meneleponku dan bilang ada foto Liana di Internet .... Apa kamu sudah suruh orang menanganinya?"Yogi, "Hmm."Hati Cindy yang semula
"Kupinjam kamarmu untuk bekerja." Yogi menghampiri Cindy dan berkata, "Julurkan tanganmu."Suite penthouse yang dia tinggali memiliki kecepatan internet yang lebih cepat daripada kamar Cindy. Apa pekerjaan apa yang harus Yogi kerjakan di kamar Cindy .... Cindy dengan ragu-ragu mengulurkan tangan.Dia memberikan dua pil putih."Obat tidur, minum lalu tidur."Cindy mengepalkan tangannya, "Aku akan tidur .... Pak Yogi, kamu kembali ke kamarmu."Yogi memandangi ekspresi Cindy yang lesu dan rambutnya yang acak-acakan, tiba-tiba dia menundukkan kepala dan mencium bibir Cindy tanpa aba-aba."!"Cindy segera bersandar ke belakang.Yogi menggenggam bagian belakang kepala Cindy dengan telapak tangannya yang besar, membatasi penghindaran Cindy dan memperdalam ciuman tersebut. Napas Cindy kacau, dia buru-buru mendorong dada Yogi dengan tangan dan mengeluarkan erangan teredam, "Hmm."Yogi menggigit lembut bibir bawah Cindy dan melepaskan Cindy. Cindy segera memeluk selimut dan berguling ke bagian d
Yogi tidak mengomentari bunuh diri Liana, tapi memandang Cindy yang berpakaian rapi, "Kamu masih mau berangkat kerja?"Cindy memandangnya dan bertanya, "Apa kamu akan pergi menemui orang tua Liana? Apa yang akan kalian bicarakan?"Cindy ingin tahu apakah Yogi kembali ke kamar sendiri tadi malam?Apa dia benar-benar duduk di ruang tamu Cindy sepanjang malam? Dia biasanya mengenakan kemeja hitam dan celana panjang hitam. Sulit untuk mengatakan apakah dia sudah berganti pakaian atau tidak, tapi ekspresinya tidak lelah dan mata hitamnya masih dalam dan tajam."Apa kamu hanya penasaran atau khawatir? Apa kamu takut aku disuap oleh orang tua Liana?"Cindy mengerucutkan bibirnya, seharusnya ....Yang terakhir.Karena Nohan dan Fatimah ingin menemuinya, mereka tahu bahwa dia melindungi Cindy maka pasti telah menyiapkan syarat yang murah hati sebagai imbalan agar dia menyerahkan Cindy dan membiarkan mereka melakukan apa pun yang mereka inginkan. Jadi, apakah dia akan setuju?Kalau dia setuju, t
Ekspresi Yogi dingin, Cindy menggertakkan gigi, "Yogi! Kamu sudah memaksa ayahku mati, apa kamu mau memaksa ibuku mati?! Ayahku nggak memberi kami buku keuangan. Kami nggak tahu apa pun. Apa lagi yang kamu ingin dapatkan dari kami!"Yogi berkata, "Aku ingin kamu kembali bersamaku!" Berapa lama Cindy akan bermesraan dengan Samuel?Cindy dengan marah berteriak, "Lepaskan ibuku!"Nasnah adalah kelemahannya, jadi kata-kata Yogi membuat Cindy frustrasi. Samuel menghiburnya, "Satu-satunya petunjuk yang ada sekarang adalah ibu angkatmu, dia nggak akan melakukan apa pun pada ibu angkatmu."Yogi berkata dengan nada dingin, "Bu Nasnah dirawat di ICU sekarang. Masih belum diketahui apa dia akan bangun. Cindy, apakah kamu yakin nggak mau kembali bersamaku untuk melihat dia?"ICU ....Wajah Cindy pucat, bagaimana ini bisa terjadi ....Cindy menatap Yogi, jantungnya menegang dan rasa sakit membuat tubuhnya gemetar, "Yogi."Yogi tahu betapa pentingnya ibunya baginya, tapi Yogi tetap melakukannya, jad
Dia ternyata menganggap penipuan, jebakan, pemanfaatan di antara mereka serta kematian keluarga dan dendam generasi sebelumnya hanyalah "permainan"? Dia benar-benar berpikir Cindy akan kembali bersamanya setelah mengetahui semua kebenarannya?Hehe .... Tapi, tidak heran dia berpikir begitu. Ketika Cindy patah hati karena dia dan Yona, Cindy mengundurkan diri dan berpisah dengannya. Setelah waktu yang lama, dia masih merasa bahwa Cindy akan kembali.Dia sangat percaya diri, tidak, seharusnya bilang dia sangat percaya diri dengan kemampuannya.Dia menggunakan paksaan, bujukan, jebakan emosional dan kata-kata manis pada Cindy, dia berhasil mencapai tujuannya setiap saat, jadi sekarang dia bisa mengubah keadaan dengan pernyataan "kembali" dengan mudah.Cindy memandang Yogi dan menggelengkan kepala. Kali ini, kita tidak bisa rujuk kembali.Samuel melirik Sherlene dengan cuek, Sherlene bertepuk tangan. Terlihat dia hanya mengajak Sherlene, tapi nyatanya ada orang yang bersembunyi. Setelah te
Cindy tidak mau mengeluarkan air mata, dia mendongak dan melihat ke langit. Ah, bukankah tadi cerah? Kenapa tiba-tiba tidak ada matahari? Kenapa dia tiba-tiba tahu kebenarannya? Yogi ... Yogi sebenarnya tidak mencintainya 'kan?Dalam tiga tahun terakhir, Cindy hanyalah alat dia, sekarang Cindy masih menjadi alat dia. Bagaimana Cindy bisa jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya?Karena Yogi "naksir diam-diam" pada Cindy di SMA? Ataukah karena "surat cinta" yang berdebut itu?Tapi, bahkan perasaan yang dia lihat sendiri pun palsu, bagaimana keaslian dari perasaan yang tidak dia lihat dan berdasarkan laporan orang lain serta kata cinta yang tidak jelas?Cindy menelan ludah dan berusaha sekuat tenaga melepas cincin itu, tapi sudut tajam "V" yang terbuat dari berlian terhalang, bahkan membuat jarinya berdarah, tapi dia tetap tidak bisa melepasnya.Cindy menggertakkan gigi dan ingin terus melepasnya secara paksa, tapi pergelangan tangannya digenggam oleh Samuel, Samuel berkata dengan s
Cindy menggertakkan gigi geraham. Dia biasanya tenang dan rasional, tapi dia sangat keras kepala saat ini. Walaupun Liana menceritakan keseluruhan cerita dengan jelas, bahkan kalau keheningan Qweneth menegaskan semuanya, dia tetap menolak menerimanya."Ini semua asumsimu!"Bahkan Liana tidak tahan dengan sikapnya yang keras kepala. Dia mencibir dan hendak mengatakan sesuatu lagi ketika suara laki-laki tiba-tiba menyela, "Cindy, dia nggak pantas mendapatkan kepercayaanmu."Tenang dan tanpa emosi, itu suara Samuel yang sejak tadi terdiam.Kelopak mawar tertiup angin hingga ke kakinya, warnanya merah seperti darah.Kata-katanya membuat Cindy merasa jantung, hati, limpa, dan paru-paru bergeser posisi, Cindy merasakan sakit yang menyesakkan.Samuel memandangnya, wajahnya terlihat di mata coklat Samuel yang selembut sumber air panas, tapi kata-katanya menusuk seperti es yang tergantung di atap."Kalau dia nggak berencana rujuk denganmu, bagaimana dia bisa pulang bersamamu? Bagaimana dia bisa
Qweneth terkejut!Segera dia berseru, "Cindy? Apakah itu kamu, Cindy?" Saking kagetnya dia sampai lupa memanggil "Nyonya Muda" sebagai gelar kehormatan, "Kenapa kamu memegang ponsel Nona Liana? Kamu di mana sekarang? Pak Yogi mencarimu ke mana-mana akhir-akhir ini!"Cindy berbisik, "Apakah kamu bersama Yogi sekarang?"Qweneth berkata, "Nggak, Pak Yogi nggak datang ke perusahaan hari ini dan nggak memberi tahu aku. Beri tahu aku di mana kamu, aku akan hubungi Pak Yogi untuk segera menjemputmu!"Cindy tiba-tiba berkata, "Qweneth, kita sudah menjadi rekan kerja selama tiga tahun. Biarpun kita nggak punya kontak pribadi, kupikir kita berteman. Tapi, saat aku dijebak oleh Liana, kenapa kamu memanipulasi opini publik untuk menyerangku?"Liana tersenyum, pertanyaan ini cerdas sekali.Qweneth terdiam, lalu berkata, "Cindy, apa katamu? Aku belum ...."Cindy menutup panggilan telepon tanpa mendengarkan, dia menggenggam telepon erat-erat, wajahnya semakin kaku setiap detiknya, sementara Liana ter
Cindy menoleh dan menatapnya, "Hal apa?"Liana berkata, "Opini publik di Internet saat itu adalah netizen memarahimu karena menyakiti aku."Cindy mengomel, "Bukankah itu opini publik yang sengaja kamu buat!"Liana merentangkan tangannya dengan tidak bersalah, "Itu bukan aku. Bukankah kamu meminta Selina membantumu menuntutku karena menghasut opini publik, tapi pengadilan memutuskan bahwa nggak ada bukti faktual bahwa aku melakukannya, jadi pelakunya sebenarnya bukan aku.""...." Cindy mengerucutkan bibirnya.Liana berkata, "Aku bisa mengorbankan diriku untuk menjebakmu, tapi bukan berarti aku bersedia melampirkan fotoku secara online untuk dilihat oleh orang lain. Aku masih harus bergaul dengan orang, aku nggak begitu nekat. Kalau nggak didorong seseorang, aku pikir masalah ini nggak akan diketahui publik.""Jadi menurutku Yogi yang melakukannya. Tujuannya untuk semakin meruntuhkan pertahanan psikologismu dan membuatmu merasa diserang dari semua sisi, lalu lebih mengandalkan dia."Tanp
Liana melihat Samuel, lalu melihat Cindy.Dia tidak bodoh, dia bahkan sangat pintar, kalau tidak, dia tidak akan mampu menciptakan ilusi bahwa "Yogi menurutinya" hanya dengan beberapa kata saja hingga membuat Cindy salah paham.Jadi dia sudah memahami sekarang, dia bersandar di kursi dan senyuman sinis terpampang di wajahnya yang sakit-sakitan, "Ternyata jebakanku nggak gagal total, aku bahkan membantu Pak Yogi memenangkan hati si cantik ...."Cindy berkata dengan canggung, "Kamu nggak perlu ikut campur tentang urusan Yogi dan aku.""Kamu datang ke rumahku hanya karena ingin mendengar kebenarannya. Sekarang aku mengatakan yang sebenarnya tapi kamu nggak berani mendengarkan. Bu Cindy, kenapa sikapmu begitu bertolak belakang? Oh, aku mengerti, kamu sudah menebaknya tapi kamu nggak berani membuktikannya 'kan? Lagi pula, kamu sudah memakai cincin. Kalau sekarang kamu tahu sifat asli suamimu, bagaimana perasaanmu?"Liana melihat Eros di jari manisnya, tapi kali ini Liana bukan hanya tidak m
Samuel menoleh ke belakang dengan acuh tak acuh, Sherlene melangkah maju dan langsung ke pokok permasalahan, "Nona Liana menjebak Nona Cindy, coba kamu pikirkan setelah itu, apa ada yang mencurigakan?"Liana tidak mengerti, "Apa yang mencurigakan?"Sherlene berbicara dengan jelas, "Poin utama dalam keseluruhan insiden ini adalah pengakuan kedua gangster yang 'melecehkan' kamu. Mereka menuduh Nona Cindy menyuap mereka."Kedua pria itulah yang memegang ponsel dan berpura-pura menanyakan jalan pada Cindy, tapi nyatanya mereka ingin kamera pengintai merekam kontak Cindy dengan mereka.Liana, "Iya."Sherlene, "Bukankah seharusnya saksi penting seperti itu langsung jatuh ke tangan polisi untuk mendorong perkembangan penyelidikan? Tapi, aku ingat polisi baru menemukan mereka pada hari ketiga. Apa tujuan pengaturanmu?"Liana tidak tahu kenapa mereka menanyakan hal ini, jadi dia berhenti sejenak dan menjawab, "Aku nggak mengaturnya secara khusus.""Dalam pengaturanku, mereka akan ditangkap poli
Yogi melamun di tengah hujan, Locky juga menyampaikan berita."Kak Yogi, sudah ketahuan, mereka pergi ke Negara Singa."Yogi tampak cuek dan mengunci layar ponselnya, "Pergi ke bandara."....Mobil yang melaju tiba-tiba terbentur, kepala Cindy membentur kaca dan terbangun!Samuel bertanya dengan suara rendah, "Sakit nggak?"Cindy menekan jantung, bukan di kepala, rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya sangat tidak nyaman.Samuel menopang kepala Cindy dengan telapak tangan, tapi Cindy tetap saja membentur jendela mobil. Dia mengusap tempat Cindy terbentur dan bertanya, "Masih kurang tidur tadi malam? Kamu tertidur sepanjang jalan."Cindy menggelengkan kepalanya, tidak, karena menyalakan aromaterapi, dia tidur nyenyak tadi malam. Dia tidak tahu kenapa dia mengantuk.Setelah beberapa saat, rasa tidak nyaman di hatinya mereda, tapi dia masih merasa sesuatu yang buruk sudah terjadi .... Apa itu ibunya?Tidak, tidak, Yogi pasti akan menjaga ibunya.Cindy menelan ludahnya, tapi perasaan tidak n