Suara Yogi agak dingin, "Yavon memesan makanan khas Kota Air, banyak minyak dan pedas. Bisa kamu makan?"Cindy benar-benar tidak bisa makan, jadi Cindy tidak makan banyak tadi.Namun, apa hubungannya dengan Yogi?Yogi sudah menelepon, "Kirim makanan tawar ke ruang B88, dalam sepuluh menit."Cindy menatapnya, apakah dia ... sengaja menyiapkan makanan untuk Cindy?"Aku tersanjung sekali karena Pak Yogi." Emosi dia lebih tidak stabil dari perkiraan Cindy.Mereka ribut seperti itu tadi malam, sekarang dia benar-benar peduli apakah Cindy boleh makan atau tidak.Yogi melirik Cindy, "Jangan kaget, kamu harus hidup baru bisa menjawab pertanyaanku."Ternyata ada tujuannya.Cindy tidak bisa bergerak sekarang biarpun mau, jadi dia menyerah, hanya memegangi perutnya dan duduk di meja makan.Ruang restoran di hotel kelas atas memiliki keharuman yang tak terlukiskan tapi sangat menyenangkan.Yogi tidak membuang waktu, terlepas dari apakah kondisi Cindy membaik atau tidak, pertanyaan terus berdatanga
Mulai bekerja di sore hari.Cindy sedang menyortir data di tablet. Sisilia menghampiri Cindy dan berkata, "Ini sepertinya salah."Cindy memercayainya dan melihat ke arah yang ditunjuk Sisilia, "Hah? Apa yang salah?"Sisilia menunjuk dengan santai, dia hanya ingin mengobrol dengan Cindy melalui isyarat berdiskusi tentang pekerjaan, "Tamparan di wajah Pak Yogi tadi malam itu karena kamu 'kan?"Setelah Cindy mengerti bahwa Sisilia hanya membuat alasan, dia tidak menjawab dan terus mengerjakan tugasnya.Sisilia berbisik, "Kamu ternyata berani memukulnya. Apa yang kamu andalkan?"Cindy tidak mengandalkan apa pun, malah Yogi yang mengandalkan minuman keras untuk menjadi gila.Sisilia mendengus, "Kamu percaya diri."Cindy mengangkat kepala dan melirik pria di depannya, hanya dalam satu malam, tidak ada bekas di wajah Yogi.Otak Yogi juga jernih, dia mengenakan jas hitam, tampak dingin dan bermartabat, seolah-olah pria tercela yang memaksa wanita dengan sengit tadi malam bukanlah dia.Seolah s
"...."Cindy langsung menjelaskan, "Profesor Steve, jangan salah paham, aku bukan ....""Nggak mau dengar."Steve mengotot, "Pokoknya, itulah yang kupikirkan. Siswa ini, kalau kamu memiliki pendapat lain, tunggu sampai aku selesai menangani masalah lab dan menjemputmu di Kota Air, kita bisa berdebat nanti."Siswa apa, Cindy bukan muridnya ... Cindy merasa tidak sanggup membantah.Steve berkata, "Sudah larut, tidurlah lebih awal, aku tutup panggilan telepon ini."Dia benar-benar menutup panggilan telepon, membuat Cindy tidak bisa membela diri.Steve membuka pintu balkon, mengambil alat dan menyiram pot-pot daun mint, dia belum pernah sebahagia ini.Dia ingat hari itu di sekolah, saat jam istirahat, dia mendengar para mahasiswa laki-laki bercanda, "Jefri, istri temanku adalah istriku. Pacarmu cantik sekali, apa salahnya kami lihat ...."Istri temanku adalah istriku.Steve tidak bisa menahan tawanya.Steve benar-benar akan memburu wanita yang dikejar temannya ... tapi si anu belum juga mu
Itu adalah wajah yang hitam.Cindy tercengang, "Kamu ...."Dia tampaknya adalah pekerja di pangkalan.Suara orang itu sangat rendah, "Apa kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, bagaimana kondisimu? Apa kamu baik-baik saja? Terima kasih sudah menyelamatkanku. Siapa namamu?" Cindy tersadar dan bertanya dengan cepat.Bahu orang itu terhantam, dokter sudah dipanggil dan pekerja lain memapahnya keluar.Cindy masih agak kaget, orang yang berkumpul di sekitar Cindy pun menanyakan keadaan Cindy.Yogi berdiri beberapa meter jauhnya.Ketika dia melihat batang baja jatuh, dia berbalik dan berlari beberapa langkah, tapi dia terlalu jauh. Namun, dari adegan ini, dia teringat akan jatuhnya perahu naga di pabrik perahu naga.Saat itu, dia sebenarnya melihat sekilas Cindy mencoba menariknya menjauh, tapi saat itu dia menyerbu ke arah Yona.Saat itu, dia tidak merasakan apa-apa, tapi sekarang dia melihat dari sudut pandang orang luar. Berdasarkan reaksi Cindy, Cindy bisa menghindar sepenuhnya. Alas
Cindy langsung membuka album foto dan terus menekan tombol mundur. Dia menekannya berkali-kali dan masih belum sampai akhir. Itu semua adalah foto Cindy, foto Cindy di berbagai kesempatan ....Cindy menekan beberapa kali lagi dan benar-benar melihat beberapa foto pabrik perahu naga.Cindy akhirnya ingat di mana dia melihat kamera ini, dia mengangkat kepala dan menatap pria bermasker itu, "Beberapa bulan yang lalu, di Pabrik Perahu Naga Warisan Budaya Takbenda, kamu yang meminjamkan kamera kepadaku dan bersaksi untukku."Saat itu, Cindy difitnah oleh Yona bahwa Cindy menarik tali hingga menyebabkan kecelakaan.Setelah itu, Cindy memberikan kamera tersebut kepada direktur pabrik dan memintanya untuk mengembalikannya kepada "orang yang baik hati". Cindy pun menelepon direktur pabrik untuk bertanya. Direktur pabrik mengatakan bahwa kamera tersebut sudah diambil oleh blogger tersebut, jadi Cindy tidak membahas lebih lanjut hal ini.Tidak disangka.Dia sudah mengikuti Cindy sejak lama.Cindy
Yogi saat ini sedang menjenguk Sisilia di rumah sakit, saat menerima pesan Yavon, dia hanya membalas dengan "oke".Panggilan masuk muncul di bagian atas layar. Dia melihatnya sekilas dan menutup panggilan telepon itu.Sisilia dekat dengannya sehingga Sisilia bisa melihat bahwa peneleponnya adalah Yona.Sisilia menyindir dengan manja, "Kak, kamu benar-benar bajingan. Kamu menemaniku di sini, tapi meminta sahabatmu untuk membantumu menjenguk Nona Cindy, bahkan ada panggilan Nona Yona di ponselmu."Yogi melirik Sisilia, "Kalau begitu, tinggallah di rumah sakit sendirian."Sisilia segera meraih ujung bajunya, "Kalau laki-laki nggak jahat, wanita nggak akan mencintainya. Semakin jahat kamu, semakin menarik bagiku dan aku sangat suka."Yogi dengan tidak sabar berkata, "Kamu baik-baik saja, apa harus menghabiskan waktu di rumah sakit?"Sisilia menelusuri halaman WhatsApp yang kosong, suasana hatinya buruk, "Tapi, panggilan yang aku tunggu belum datang. Kamu tunggu di sini, saat dia menelepon
Cindy berjalan cepat dari taman belakang menuju lobi hotel, merasa sedikit tidak tenang, tapi saat ini, dia mendengar suara piano yang hangat dan menyenangkan.Tanpa sadar Cindy menoleh dan melihat piano di lobi hotel sedang dimainkan. Melodi yang mampu menggugah emosi terlontar dari ujung jari pria tersebut. Banyak orang yang lalu lalang bahkan berhenti untuk mengaguminya, beberapa orang juga merekam video.Cindy juga berjalan mendekat.Dia memainkan klimaks "Time" dari "Inception". Cindy sangat menyukai lagu ini.Ketika masih sekolah, Cindy pernah pergi ke SMA untuk mencari Samuel, saat mendengar musik ini setelah melewati ruang kelas musik, Cindy langsung tertarik.Namun, Cindy sedang terburu-buru mencari Samuel, sehingga Cindy tidak melihat siapa yang bermain piano .... Kini Cindy menembus kerumunan penonton dan menjulurkan kepala untuk melihat orang yang bermain piano.Dia melihat Yogi di bangku piano."...."Tidak tahu kenapa Yogi berminat untuk bermain piano di depan banyak oran
Kembali padanya.Syaratnya terserah Cindy.Cindy bertanya, "Umpama?"Tuts hitam putih ditekan secara teratur, musiknya merdu, Yogi berkata perlahan, "Posisi sekretaris utama tetap milikmu."Cindy bertanya lagi, "Apa lagi?"Yogi kemudian berbicara, "Naikkan gaji tahunan dan tambahkan bonus."Cindy masih bertanya, "Apa lagi?"Yogi menoleh untuk melihat Cindy, matanya sedikit menyipit. Cindy dalam ingatannya bukanlah orang yang serakah.Namun, Cindy bersedia bernegosiasi berarti Cindy mau kembali, dia berhenti bermain piano dan berkata, "Apa kamu belum punya mobil? Nggak praktis bepergian."Cindy tertawa pelan, selama tiga tahun bersamanya, jangankan memberikan rumah dan mobil, bahkan perhiasan dan tas juga tidak diberikan. Namun, sekarang dia memberikannya begitu saja.Namun, Cindy tetap bertanya, "Apa lagi?""Aku akan bertanggung jawab atas operasi ibumu sampai akhir," Yogi sedikit mengangkat dagunya, "Ini sudah cukup 'kan."Bertanggung jawab atas operasi ini adalah kartu trufnya, karen