“Sayang terima kasih sudah menjadi pelengkapku.” Sayu suara baskara yang mampu melelehkan hati sarah sang istri tercinta yang baru saja ia nikahi.
“Aku juga sangat bersyukur bisa bersamamu mas, aku harap aku bisa hidup dan terus melayani mu seumur hidupku.” Tak kalah mesra dari rayuan baskara, sarah pun ikut andil berbicara dimalam pertama mereka.
Perlahan baskara mengusap lembut wajah sarah dan merapikan rambut-rambut halus yang menutupi wajahnya.
“Sayang..” panggilan menggoda nan lembut itu keluar dari bibir baskara yang mampu menghidupkan hasrat sarah untuk bercinta.
“Hm.” sarah bergumam seraya mengangguk menanggapi panggilan suaminya.
CUPP
Kecupan hangat di dahi sarah seakan memicu gejolak asmara percintaan mereka, ditambah lagii dengan pertanyaan nakal Baskara.
“Bolehkah aku meminta jatahku?”
Baskara tampak kikuk setelah melantunkan kalimat itu karena tidak ada respon dari sang istri. Namun sarah hanya menatap Baskara lekat dengan cukup lama, lalu memberikan senyum simpulnya.
“Harus kah kamu meminta izin sedangkan aku sudah sah menjadi milikmu sayang?” alunan suara merdu itu semakin menggoda Baskara untuk menyentuh istrinya.
Tanpa aba-aba lagi, Baskara pun mendekati wajah sang istri dan melahap bibir ranumnya. Lalu perlahan dia melucuti pakaian sang istri dan……
Kring..kring…kring….
Jam weker Baskara berbunyi, semua mimpi yang begitu ia nikmati buyar. Hampir setiap harinya dia bermimpi Bersama mendiang istrinya yang sudah meninggalkannya 2 tahun silam. Keduanya terpisah karena maut yang menimpa istrinya.
“Astaga aku bermimpi lagi,” gumam Baskara kesal sembari bangun dari tempat tidurnya.
Dipandangi jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 6. Dia tampak lesu dan masih mengantuk karena semalaman bergadang mengerjakan rencana proyek yang harus selesai dan di tunggu klien hari ini.
Dengan sempoyongan berjalan menuju kamar mandi, dia membersihkan sekujur tubuhnya agar kembali fresh. Pria itu memang sudah kepala tiga namun karena sering merawat dirinya dan berolahraga dia tampak seperti pria dewasa yang tampan dan menggemaskan. Sosok CEO yang terkenal dingin namun penyayang itu kerap kali menjadi perbincangan hangat wanita-wanita yang melihatnya. Dengan badan tegak bak atletis, badan yang selalu berwangi mint dan berkarisma itu mampu memikat sepasang mata para wanita yang menatapnya. Tidak terkecuali Tania salah satu staff yang menggilainya.
***
“Bos datang.. Bos datang…!” Teriakan para staff pun bergemuruh menyambut kedatangan bos mereka.
Mereka tampak sigap dan fokus pada pekerjaan mereka masing-masing. Sosok tegas, dingin dan disiplin Baskara membuat para staff merasa segan untuk menyapanya. Namun berbeda dengan Tania.
Entah apa yang selalu difikirkan perempuan satu ini, dia sama sekali tak merasa malu menyapa bahkan menodong Baskara dengan ribuan pertanyaan.
Disaat yang lainnya tampak segan, dia malah menghampiri Baskara yang berjalan masuk kedalam kantor.
“Hai tuan,” Sapanya menunduk sembari memberikan senyuman terbaiknya.
Tak ada balasan sedikitpun dari Baskara. Jangankan berharap balasan sapaan, melihatnya saja enggan.
“Pria dingin!” Gumam Tania yang bahkan hampir tak terdengar oleh sepasang telinga. Namun ternyata salah, gumaman Tania yang hanya berisi dua kata itu membuatnya hampir dipecat.
Setelah Tania berucap, pria itu tiba-tiba berhenti, berbalik arah dan memandang Tania lekat. Sontak Tania kaget dan memberikan senyuman seperti tidak melakukan kesalahan apapun.
Lalu Baskara pergi kehadapan seluruh staff yang seolah sedang sibuk bekerja padahal nyatanya mereka turut serta memperhatikan apa saja yang Tania lakukan dengan CEO dingin itu.
“saya berdiri disini sebagai bos kalian, saya harap diantara kalian tidak ada yang kurang ajar dengan saya atau… kalian tidak segan-segan saya pecat!” suara khas bariton yang sedang marah itu membuat seluruh staff gemetaran dan diam bak patung pajangan.
Setelah menyelesaikan titahnya di hadapan seluruh staffnya, dia memutar 180 derajat hadapannya dan kembali menghadap Tania.
“Dan kamu gadis kampung! Saya tidak segan-segan memecat kamu.. jangan kamu fikir kamu bekerja disini karena permintaan Papa saya, kamu seenaknya berkata-kata! Ini terakhir kalinya kamu bersikap tidak sopan dengan saya, saya benar-benar akan pecat kamu, faham!” pekikan yang Baskara ucap membuat seluruh jantung para staff terpompa laju dan tak teratur.
Kemudian Baskara berlalu meninggalkan para staff yang masih dalam keheningan. Seusai Baskara pergi Tatapan lekat mereka semua jatuh pada sosok utama penyebab kemarahan bos dingin mereka itu.
“Ini semua gara-gara lo ya! Coba kalo lo gak kegenitan pasti bos gak bakalan marah.” Salah satu teman staffnya mengoceh begitu saja tanpa memikirkan perasaan Tania.
“Entah si Tania, Kayak kegatalan banget gak si? Nyadar coba! Lo itu gadis kampung mana mau bos.” Timpal salah satu wanita yang lainya.
Mereka semua menyalahkan Tania atas perlakuannya pagi ini yang menyebabkan bos marah besar. Semua staff menatap Tania tak suka dan bahkan ada yang memaki-makinya. Disaat yang bersamaan Airin sahabat Tania datang menghampirinya, Airin adalah sosok yang anggun dan bijaksana seorang sekretaris dan menjadi kaki tangan bosnya serta orang yang paling dia percayakan.
“Kalian kenapa? Kenapa memaki-maki seenaknya?! Apa Tania membuat kalian dipecat!”
Airin membela sahabatnya yang hanya menunduk malu. Tania benar-benar putus asa mendengar makian dari teman-teman satu kerjanya.
Walaupun dia hanya staff biasa dan sering dipandang sebelah mata, tapi kepintarannya juga kerap kali ia tuangkan saat officenya menngalami kesulitan dalam menghadapi problematika.
“Kalian lanjutkan bekerja atau saya akan laporkan ke bos!” Ancam Airin yang langsung dituruti semua karyawan yang saat itu sedang menggunjing Tania.
“Makasih banyak ya Rin, kalo gak ada kamu pasti aku bakal dijadian perkedel sama mereka.” Dalam keadaan sulit pun Tania masih bisa bercanda dan membuat mereka terkekeh Bersama-sama.
“Ya sudah, kamu lanjutkan lagi bekerja, aku ingin bertemu bos dulu.”
Airin sangat dekat dengan Baskara dia tampak lebih cocok menggantikan mendiang istrinya dibandingkan Tania. Hal itu memang membuat Tania cukup iri dengan Airin namun dia sadar bahwa dia bukan lah tandingannya Airin.
“A-aku boleh ikut gak? Sekalian aku ingin minta maaf sama bos Baskara.”
Airin tampak bingung mendengar permintaan Tania, namun pada akhirnya Airin menyetujuinya.
“Boleh saja sih, tapi kamu yakin?”
Tania hanya membalas Airin dengan anggukan antusiasnya.
Mereka menuju ke lantai 17 dimana ruangan bosnya berada.
Tok..tok…tok..
“permisi…”
“Masuk.” Suara dingin itu kembali terdengar di telinga Tania. Dia sedikit gugup dan yang jelas perasaan nya benar-benar tidak menentu sekarang.
Mereka masuk Bersama-sama, terlihat Baskara menatap Tania tak suka.
“Airin, kenapa dia kamu bawa masuk?”
Bisa-bisa dia masih bersikap manis dihadapan Airin padahal didepan nya juga terdapat sosok yang sangat dia benci karena terus mengacaukannya.
“Maaf ini bukan salahnya Airin Pak, tapi ini kemauan saya untuk datang kesini. Karena saya ingin meminta maaf atas perkataan saya yang hanya mengatakan anda dingin.” Tania berujar tegas dan meninggi yang membuat Baskara kesal dengannya.
Tania memang sosok yang berani, walaupun kerap kali dia sering mendapat perlakuan tidak adil dari siapa pun yang membencinya. Ditambah lagi dia sedikit centil tapi itu berlaku hanya saat dia merayu Baskara.
Baskara bangkit dari kursinya dan menarik tangan Tania kasar. Airin hanya melongok dan terdiam. Dia tak menyangka bos nya akan berbuat sekasar itu.
“pak.. Akhhhh Bapak mau bawa saya kemana!” Raung Tania yang merasa kesakitan pada pergelangan tangannya.
Baskara membawanya menuju lift dan masuk kedalamnya.
“Ba-bapak mau a-apa?”
Tania tampak gugup saat Baskara memandangnya lekat.
“kenapa kamu selalu menggoda saya setiap hari?” Suaranya tampak penasaran dengan Tania. Tapi yang benar saja, tidak mungkin dia menyukai sosok Tania.
“Saya.. saya hanya—” ucapan Tania terhenti karena Baskara semakin mendekatkan wajahnya pada wajah cantik Tania.
Prakkhhhhhhh
Lift kantor tiba-tiba berhenti dan lampu padam seketika. Sepertinya terjadi masalah dengan listrik kantor.
‘Apa! Apa dia benar-benar akan menciumku?’ Batin Tania bercampur aduk antara rasa takut dan bahagia.
PrakkhhhhhhhLift kantor tiba-tiba berhenti dan lampu padam seketika. Sepertinya terjadi masalah dengan listrik kantor.‘Apa! Apa dia benar-benar akan menciumku?’ Batin Tania bercampur aduk antara rasa takut dan bahagia.Ting..Pintu lift terbuka dengan posisi mereka yang mengejutkan orang-orang yang berada didepan lift.Mereka tampak kikuk tanpa berbicara sepatah kata apapun. Baskara keluar dengan menegak kan badannya kembali dan Tania dan berdiam tanpa bergeming.“Hei Tania! Apa yang lo lakuin sama bos didalam?” Tanya fitri teman salah satu kantor yang lumayan akrab dengannya.“Tania!” teriaknya lagi.“Ha? Kenapa? Apa yang kalian tanyakan?” Tania tampak gugup dihadapan teman-temannya.Dia tak bisa membohongi kata hatinya, dia sangat senang membayangi perlakuan bosnya pada dirinya tadi. Membayanginya membuat dia tersenyum bak orang gila yang membuat teman satu liftnya meny
“Kalian!”“Kenapa kalian bisa disini!”Lagi dan lagi suara itu begitu menyambar ditelinga kedua gadis yang sedang menguntit ini, lebih tepatnya Tania. Ya gadis itu, gadis yang sangat mengharapkan cintanya terbalaskan.“ka-kami hanya i-ingin berolahraga juga boss.” Airin tergagap menjawab pertanyaan dari Baskara.Sedangkan Tania hanya tersenyam-seyum melihat Baskara menghampiri mereka, dia memandang baskara tanpa mengedipkan kelopak matanya.“Jadi begitu! Airin nanti jangan lupa ada urusan mendadak yang harus diselesaikan kekantor.. jangan lupa! Saya akan menunggumu disana.” Pinta Baskara pada Airin yang membuatnya menyerngitkan dahinya.“Ma-maaf bos bukannya hari ini hari libur, sa-saya hanya ingin beristirahat bos.’’ Airin mencoba mengelak dari pekerjaan yang Baskara berikan karena itu mustahil bagaimana mungkin bekerja pada hari minggu bukankah itu sangat memaksa.&ld
“Jadi saya harus merapikan Gudang ini?” Tania merasa sangat kecewa dengan tugas yang Baskara berikan. Namun begitulah Tania, walaupun kecewa dan dengan berat hati dia tetap mengikuti titahnya Baskara karena dia sudah dibutakan cinta.“Betul! Tugas ini sangat cocok untuk kamu, kerjakan dengan cepat!” tanpa menunggu jawaban dari Tania, Baskara berlalu begitu saja. Sangat kejam bukan?Tania mulai membersihkan Gudang kantor dan merapikan document yang berantakan.“Dasar! Baskara benar-benar gila! Bukan kah ini seharusnya dilakukan oleh petugas kebersihan kantor?” umpat Tania. Sejenak Tania mendengus kesal“Sebenarnya aku saja yang bodoh, aku yang gila matian-matian mengejarnya yang tidak pernah menghiraukanku.” Lirihnya yang sadar akan kebodohan dirinya.Ruangan sudah rapi, Tania tampak Lelah karena merapikan Gudang itu dengan sendirinya.Cklek..Pintu Gudang itu terkunci, mungkin saja pak s
Kini Tania duduk didepan pintunya menangis meraung-raung. Bagaimana dengan harinya besok? Apakah dia akan menjauhi Baskara? Apakah dia mampu untuk menahan dirinya agar tidak merayu Baskara?***“Denada, daddy pulang,” Sapa baskara saat membuka pintu kamar Denada. Baskara masuk kedalam kamar Denada, denada sudah tertidur lelap. Denada anak gadis kecil yang nakal berumur 4 tahun itu tampak pulas tertidur. Baskara menatap Denada lekat.“Maafkan daddymu ini, Nada, karena kesibukan daddy mengembangkan perusahaan, daddy sendiri malah mengabaikan kamu … Pasti mommymu akan marah melihat kamu terabaikan seperti ini.Baskara sangat Lelah, tidak terasa dia sudah terlelap disamping putri kecilnya.“Mas apa kamu mendengar ku? Mas! Bangun!” Baskara terperanjat dari tidurnya lalu menatap sosok yang sudah berada dihadapannya.“Kamu senang mas, senang melihat anak kita tidak terurus hiks … hikss.” Suara
Kini Tania duduk didepan pintunya menangis meraung-raung. Bagaimana dengan harinya besok? Apakah dia akan menjauhi Baskara? Apakah dia mampu untuk menahan dirinya agar tidak merayu Baskara?***“Denada, daddy pulang,” Sapa baskara saat membuka pintu kamar Denada. Baskara masuk kedalam kamar Denada, denada sudah tertidur lelap. Denada anak gadis kecil yang nakal berumur 4 tahun itu tampak pulas tertidur. Baskara menatap Denada lekat.“Maafkan daddymu ini, Nada, karena kesibukan daddy mengembangkan perusahaan, daddy sendiri malah mengabaikan kamu … Pasti mommymu akan marah melihat kamu terabaikan seperti ini.Baskara sangat Lelah, tidak terasa dia sudah terlelap disamping putri kecilnya.“Mas apa kamu mendengar ku? Mas! Bangun!” Baskara terperanjat dari tidurnya lalu menatap sosok yang sudah berada dihadapannya.“Kamu senang mas, senang melihat anak kita tidak terurus hiks … hikss.” Suara
“Jadi saya harus merapikan Gudang ini?” Tania merasa sangat kecewa dengan tugas yang Baskara berikan. Namun begitulah Tania, walaupun kecewa dan dengan berat hati dia tetap mengikuti titahnya Baskara karena dia sudah dibutakan cinta.“Betul! Tugas ini sangat cocok untuk kamu, kerjakan dengan cepat!” tanpa menunggu jawaban dari Tania, Baskara berlalu begitu saja. Sangat kejam bukan?Tania mulai membersihkan Gudang kantor dan merapikan document yang berantakan.“Dasar! Baskara benar-benar gila! Bukan kah ini seharusnya dilakukan oleh petugas kebersihan kantor?” umpat Tania. Sejenak Tania mendengus kesal“Sebenarnya aku saja yang bodoh, aku yang gila matian-matian mengejarnya yang tidak pernah menghiraukanku.” Lirihnya yang sadar akan kebodohan dirinya.Ruangan sudah rapi, Tania tampak Lelah karena merapikan Gudang itu dengan sendirinya.Cklek..Pintu Gudang itu terkunci, mungkin saja pak s
“Kalian!”“Kenapa kalian bisa disini!”Lagi dan lagi suara itu begitu menyambar ditelinga kedua gadis yang sedang menguntit ini, lebih tepatnya Tania. Ya gadis itu, gadis yang sangat mengharapkan cintanya terbalaskan.“ka-kami hanya i-ingin berolahraga juga boss.” Airin tergagap menjawab pertanyaan dari Baskara.Sedangkan Tania hanya tersenyam-seyum melihat Baskara menghampiri mereka, dia memandang baskara tanpa mengedipkan kelopak matanya.“Jadi begitu! Airin nanti jangan lupa ada urusan mendadak yang harus diselesaikan kekantor.. jangan lupa! Saya akan menunggumu disana.” Pinta Baskara pada Airin yang membuatnya menyerngitkan dahinya.“Ma-maaf bos bukannya hari ini hari libur, sa-saya hanya ingin beristirahat bos.’’ Airin mencoba mengelak dari pekerjaan yang Baskara berikan karena itu mustahil bagaimana mungkin bekerja pada hari minggu bukankah itu sangat memaksa.&ld
PrakkhhhhhhhLift kantor tiba-tiba berhenti dan lampu padam seketika. Sepertinya terjadi masalah dengan listrik kantor.‘Apa! Apa dia benar-benar akan menciumku?’ Batin Tania bercampur aduk antara rasa takut dan bahagia.Ting..Pintu lift terbuka dengan posisi mereka yang mengejutkan orang-orang yang berada didepan lift.Mereka tampak kikuk tanpa berbicara sepatah kata apapun. Baskara keluar dengan menegak kan badannya kembali dan Tania dan berdiam tanpa bergeming.“Hei Tania! Apa yang lo lakuin sama bos didalam?” Tanya fitri teman salah satu kantor yang lumayan akrab dengannya.“Tania!” teriaknya lagi.“Ha? Kenapa? Apa yang kalian tanyakan?” Tania tampak gugup dihadapan teman-temannya.Dia tak bisa membohongi kata hatinya, dia sangat senang membayangi perlakuan bosnya pada dirinya tadi. Membayanginya membuat dia tersenyum bak orang gila yang membuat teman satu liftnya meny
“Sayang terima kasih sudah menjadi pelengkapku.” Sayu suara baskara yang mampu melelehkan hati sarah sang istri tercinta yang baru saja ia nikahi.“Aku juga sangat bersyukur bisa bersamamu mas, aku harap aku bisa hidup dan terus melayani mu seumur hidupku.” Tak kalah mesra dari rayuan baskara, sarah pun ikut andil berbicara dimalam pertama mereka.Perlahan baskara mengusap lembut wajah sarah dan merapikan rambut-rambut halus yang menutupi wajahnya.“Sayang..” panggilan menggoda nan lembut itu keluar dari bibir baskara yang mampu menghidupkan hasrat sarah untuk bercinta.“Hm.” sarah bergumam seraya mengangguk menanggapi panggilan suaminya.CUPPKecupan hangat di dahi sarah seakan memicu gejolak asmara percintaan mereka, ditambah lagii dengan pertanyaan nakal Baskara.“Bolehkah aku meminta jatahku?”Baskara tampak kikuk setelah melantunkan kalimat