Home / Romansa / Mengejar Cinta Ustaz Tampan / BAB 22: Kebimbangan Dian

Share

BAB 22: Kebimbangan Dian

Author: LeeNaGie
last update Last Updated: 2022-04-11 10:05:37

Menjelang datang waktu Subuh, Dian uring-uringan di kasur. Perkataan Gatot kemarin berputar bagai kaset kusut di benaknya. Dia tidak menyangka kalau atasan yang selama ini terkenal idealis mengajaknya makan malam, berdua saja karena masalah pribadi.

Gatot berusia 40 tahun dan masih single. Dia redaktur favorit di Yohwa.com and Magazine, karena memiliki jiwa pemimpin yang mengayomi bawahan. Meski terkadang galak, tapi sikap yang adil tanpa pilih kasih menjadikannya sebagai atasan yang disukai oleh bawahan.

Dian juga ingat dengan reaksi Fajar yang mendadak lebih banyak diam, setelah Gatot kembali ke ruangan. Percakapan hangat yang tercipta sebelumnya tidak lagi menemani. Hanya keheningan menyapa mereka berdua hingga pria itu selesai membaca skrip keseluruhan untuk kedua kali.

“Cemburu?” Dian cekikikan ketika pikiran konyol hinggap di kepala. “Nggak mungkin ah!”

Setelah membuang napas singkat, Dian langsung mengubah posisi me

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 23: Sosok Perempuan yang Membuat Cemburu

    Dian duduk termenung di meja kerja menanti datangnya waktu Zuhur. Mulai sekarang, ia terpaksa harus merelakan hari libur diambil satu hari demi kelancaran acara talkshow. Lagi pula, acara ini hanya tiga bulan setelah itu dia akan menikmati bekerja office hour sebagai redaktur.“Hayo lagi ngelamun apa?” Syukria tiba-tiba datang membuat Dian terperanjat.“Astaghfirullah.” Gadis itu mendelik nyalang seraya mengurut dada. “Kok masuk?”Syukria mengangkat bahu singkat, kemudian duduk di kursi kerjanya. “Lagi males di rumah, jadi ke sini deh lihat syuting acara Kak Dian.”“Acara gue apaan.” Dian menggoyangkan jari telunjuk. “Gue cuma ditugaskan urus keperluan Pak Fajar doang kok.”“Ya tetap aja Kakak ada andil di acara itu, ‘kan?” Syukria tersenyum seraya memiringkan kepala. “Pak Fajar udah datang belum?”“Belum. Ka

    Last Updated : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 24: Pikiran yang Tidak Tenang

    Dada Dian terasa sesak menyaksikan keakraban yang ada di depan mata. Tak hanya dengan Fajar, Aafiyah juga tampak dekat dengan Subroto. Sudah pasti hubungan mereka bukan hanya sebatas rekan kerja atau antara dosen dan mahasiswa.Dian memutar tubuh membelakangi ketiga orang tersebut. Gadis itu tidak ingin melihat hal yang menghadirkan nyeri di hati. Tanpa disadari kakinya maju dua langkah.“Kakak mau ke mana?” tanya Syukria menahan tangan Dian.Sementara Jamilah hanya memperhatikan reaksi Dian yang di luar dugaan. Biasanya gadis itu selalu tersenyum dan ceria. Paling tidak itulah yang bisa ia tarik kesimpulan setelah sekian kali berinteraksi dengannya.“Tolong temani Bu Jamilah, Syuk. Gue mau ke toilet,” jawab Dian menoleh sebentar dengan air mata menetes di pipi, lalu melepaskan pegangan tangan Syukria.“Kak,” panggil Syukria tanpa dihiraukan oleh gadis itu.Tilikan netra cokelat Syukria beralih ke arah Faj

    Last Updated : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 25: Jodoh Tidak Akan Ke Mana

    “Trus Fajar pergi gitu aja, tanpa ngomong maksud dia panggil lo?” tanya Keysa dengan mata membesar ketika Dian menceritakan kejadian tiga hari lalu.Dian menganggukkan kepala lesu, kemudian menopangnya dengan telapak tangan. Embusan napas lesu meluncur ketika gadis itu mengaduk jus alpukat menggunakan sedotan dengan tangan kiri.“Tau tuh Pak Gatot pakai acara ganggu segala. Udah gitu yang mau dikatakan juga nggak penting-penting banget.” Dian mendengkus kesal dengan mata menajam, lantas menegakkan kepala.“Cuma tanyain, kamu udah makan, Dian?” Gadis itu menirukan gaya bicara Gatot dengan nada setengah mencemooh.Keysa mendesah keras seraya menepuk pelan meja restoran junk food. Dia jadi ikut-ikutan kesal, karena niat Fajar untuk menyampaikan sesuatu jadi diurungkan.“Kalau ada di sana waktu itu, pasti udah gue seret si Gatot. Gangguin orang aja,” gerutu Keysa berang sambil menyingsingkan lengan kemeja

    Last Updated : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 26: Skandal Menghebohkan

    Tuduhan mantan pengguna narkoba, pengkonsumsi alkohol sampai berkencan satu malam dengan sejumlah perempuan dialamatkan oleh artikel tersebut kepada Fajar. Tidak hanya satu media yang memberitakan, ada banyak media online yang memuat berita yang sama. Skandal tersebut menghebohkan publik yang baru saja mengagumi sosok Fajar Faizan.Hal itu yang membuat hati Syukria hancur ketika membaca berita mengenai kakak kandungnya. Ya, kecurigaan Dian benar, wanita itu adalah adik dari laki-laki yang telah mencuri hatinya.“Masalah ini saya serahkan sama kamu, Dian. Kamu harus kerjasama dengan Syukria. Segera tuntaskan, karena saya yakin kamu pasti punya jalan keluarnya. Jangan sampai berita ini berpengaruh terhadap rating tayangan berikutnya! Saya beri kalian waktu dua hari,” instruksi Gatot serius sebelum mereka keluar dari ruangan tersebut.Sekarang, Dian dan Syukria berada di ruangan kecil yang tak berpenghuni. Syukria masih tersedu memikirkan betapa kejam m

    Last Updated : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 27: Wujud Asli Fajar

    “Kok diam?” Dian menoleh sebentar, lalu fokus lagi melihat jalan menuju daerah Cempaka Putih. “Jawab gue dengan jujur, Syuk. Please jangan bikin jantung gue copot.”Syukria mematut Dian lama. Tampak kegetiran dari raut wajah gadis itu sekarang. Dia juga melihat betapa tulus Dian mencintai kakaknya.“Syuk,” panggil Dian masih menunggu jawaban.“Paling nggak gue berhak tahu, apa masih ada harapan dan kesempatan buat gue.” Entah keberanian dari mana, gadis itu berbicara seakan tidak ada beban.Bibir Syukria perlahan terbuka ketika ingin menjawab pertanyaan Dian. Namun hal itu belum bisa terwujud, karena ponselnya bergetar.“Sebentar, Kak. Pak Gatot telepon,” kata Syukria melihat nama yang tertera di layar.Desahan pelan keluar dari sela bibir Dian ketika rasa penasaran masih belum terbayarkan. Gatot selalu saja menjadi halangan ketika mengetahui kebenaran. Terutama ketika Faja

    Last Updated : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 28: Hijrah dan Hidayah

    “Ma-maksud Bapak gimana?” gagap Dian ketika ingin memastikan pendapat yang bagaimana ingin didengarkan oleh Fajar.Pria itu menarik napas dengan pandangan pasih menatap karpet berwarna cokelat muda. Kedua tangan saling bertautan di bagian lutut kaki yang ditekuk.“Pendapat Mbak Dian pribadi,” jelas Fajar singkat tanpa menaikkan penglihatan.Darah berdesir di dalam tubuh Dian. Andai saat ini tidak ada Fajar, mungkin dia sudah jingkrak-jingkrak kegirangan, karena pria itu meminta pendapat pribadi, bukan dari sudut pandang wartawan.Calm down, Di. Jangan geer dulu, biar harapan nggak makin tinggi, batin Dian menyadarkan diri.“Oh, pendapat saya ya, Pak?” Dian kembali memastikan kalau kupingnya tidak salah mendengar.Fajar mengangguk ketika melirik ke arah Dian singkat.Gadis itu menarik napas panjang, kemudian menoleh sebentar melihat Syukria. Anggukan kepala diberikan oleh rekan kerjanya itu,

    Last Updated : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 29: Memulai Lembaran Baru

    “Oke. Beritanya udah dikirim ke Pak Gatot, tinggal proses editing trus rilis di web dan aplikasi. Mudah-mudahan sesuai dengan yang kita harapkan,” seru Dian seraya berharap tulisannya tadi bisa meredam berita-berita sebelumnya.Dian menuliskan perjalanan hidup Fajar mulai dari terjerumus narkoba, hingga akhirnya kembali ke jalan Allah. Tentu sekaligus sebagai klarifikasi berita yang sudah menyimpang jauh dari kebenaran. Tilikan netra hitam bulatnya berpindah ke arah Syukria, setelah memasukkan lagi laptop ke dalam tas.“Balik sekarang?” ajaknya dengan sebelah alis naik ke atas.Syukria bergumam sebelum menjawab. “Kakak udah makan belum?” tanya wanita itu kepada Fajar.Fajar menggeleng karena memang belum sarapan sejak tadi. Rencana ia akan makan bubur ayam di dekat kampus, tapi terpaksa diurungkan karena direktur memintanya untuk tidak datang dulu hari ini.“Lauk buat makan ada?” Syukria kemb

    Last Updated : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 30: Sebuah Lamaran yang Akan Datang

    Sepulang dari mengantarkan Syukria ke tempat tinggalnya di daerah Rawamangun, Dian langsung pulang ke Pulo Gadung. Beruntung jarak tempat tinggal mereka tidak terlalu jauh dan jalanan juga belum macet, sehingga gadis itu bisa tiba di rumah dalam waktu cepat.Keinginan untuk berkunjung ke rumah Gita terpaksa dibatalkan, karena wanita itu tidak berada di rumah. Keysa juga bekerja hari ini. Alhasil Dian harus menghabiskan waktu lowong di rumah.Setelah memarkir mobil kantor, Dian langsung memasuki rumah. Pintu tidak dikunci, sepertinya Royati ada di rumah. Jadilah gadis itu menapakkan kaki di ruang tamu tanpa rintangan.“Tumben pulang siang?” Terdengar suara Citra yang sedang duduk di ruang tamu menonton televisi. Gadis itu memasukkan kacang polong ke mulut ketika menunggu jawaban dari Dian.“Lo juga tumben ada di rumah? Kagak kerja?” Dian malah balik bertanya.“Hari ini aye izin cepet pulang. Jam dua mau ke penjahit ngep

    Last Updated : 2022-04-11

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   EXTRA PART: Wedding Party, London I’am Coming

    Dian terkagum-kagum melihat keindahan gemerlap lampu di pinggir sungai Thames, London. Apalagi kerlap-kerlip lampu mobil yang menyeberangi London Bridge. Sudah lama ia tidak ke kota ini, tepatnya semenjak Raline dan Aaron mengadakan private wedding party di Green Park, London. Tidak banyak yang berubah, kota London masih tetap sama dengan kesibukan yang semakin padat.“Si Kambing pinter banget pilihkan apartemen buat kita,” gumam Dian menyandarkan kepala di dada bidang Fajar.“Raline, Dian. Nggak baik berikan julukan binatang sama orang,” tegur Fajar lembut di samping kepalanya.Fajar bisa melihat pantulan ekspresi wajah sang Istri di kaca kamar kondominium milik keluarga Brown. Tidak ada kesal di sana, hanya senyum lebar terulas di paras chubby Dian yang tidak mengenakan jilbab.“Habis dia kalau ngumpat pasti bilang Kambing. Makanya suka dijuluki Rara Kambing,” balas Dian mengenang asal mulai Raline d

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 42: Aku dan Kamu Menjadi Kita

    Fajar dan Dian berjalan bergandengan tangan setelah pulang dari masjid terdekat dari apartemen yang ada di daerah Cempaka Putih. Memakan waktu sekitar lima belas menit untuk sampai di sana. Pukul 03.00 pagi mereka sudah bangun, kemudian mandi junub. Yup, setelah menunaikan salat sunah, Fajar langsung membawa istrinya jalan-jalan. Dia tidak menduga wanita itu masih menjaga kesucian sampai menikah.Selesai mandi, mereka melaksanakan salat Tahajud berjamaah. Ini adalah pengalaman pertama bagi Dian salat diimami seorang pria di sepertiga malam terakhir. Rasanya begitu takzim. Sangat beruntung rasanya memiliki suami sesaleh Fajar. Terlebih pria itu membangunkannya dengan penuh kelembutan.“Bangun, Sayang. Kita salat Tahajud berjamaah dulu,” kata Fajar kemudian memberi kecupan di kening dan bibir Dian.Alhasil, Dian harus mandi pukul 03.00 agar bisa menunaikan salat sunah di malam hari. Haha!Gadis itu sempat terkejut ketika mendapati sosok tampan y

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 41: Apa yang Tidak Diketahui Dian

    POV FajarSeorang pria telah mengenakan atribut lengkap mengendarai motor. Jaket kulit berwarna hitam melekat di tubuh tinggi dan bidang miliknya. Begitu helm full face terpasang di kepala, tampak sepasang mata berbentuk almond berwarna cokelat di bagian terbuka. Setelah mencantolkan tas di pundak, ia menoleh sebentar ke arah ruang tamu.“Umi, Fajar berangkat dulu. Assalamu’alaikum,” ucapnya mengulang lagi kalimat pamitan. Padahal sebelum bergerak ke dekat pintu, ia sudah mengatakan kalimat serupa.“Wa’alaikum salam. Jangan lupa pulang ke rumah, Jar. Umi mau ngomong serius sama kamu,” sahut sang Ibu dari radius lima meter.“Insya Allah, Fajar pulang kok,” balasnya lagi.Sembari menimbang kunci motor di tangan, ia melangkah menuju garasi tempat kendaraan yang menemani perjalanan menuju tempat kerja. Begitu menaikinya, Fajar langsung menarik gas, sehi

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 40: Kamu yang Kutunggu

    Suasana ruangan di masjid mendadak hening, hanya suara bariton melafalkan kalimat ijab dengan lugas dan jelas yang menggema. Tak lama kemudian kata sah diucapkan oleh kedua saksi, setelah dipastikan terlebih dahulu oleh penghulu. Akad nikah diadakan di masjid dekat rumah Dian dan Fajar.Tampak kelegaan di wajah Dian yang sejak tadi tegang. Gadis itu mengucapkan kalimat syukur diiringi dengan tetes bulir bening di pipi. Allah begitu baik kepadanya, karena sudah mengabulkan doa yang dipanjatkan, agar dipersatukan dengan Fajar dalam mahligai pernikahan. Saat ini, pria tersebut telah resmi menjadi suaminya.Tubuh Dian berputar sedikit ke kanan memeluk erat sang Ibu yang menangis haru, karena putrinya telah melepas status lajang. Mereka berada di bagian jamaah perempuan yang masih dibatasi oleh tirai. Sesuai dengan permintaan Fajar, Dian tidak duduk di samping ketika akad nikah dilaksanakan.“Selamat datang di keluarga kecil Umi, Neng,” sambut Jamilah mem

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 39: Kamu adalah Pilihan Terbaikku

    Malam sebelum pernikahanDian sedang duduk di tempat tidur dengan laptop di pangkuan. Mata menatap serius layar yang menampilkan lima kotak yang berisi wajah Raline, Keysa, Ina, Gita dan dirinya. Malam ini Rempongers merayakan pesta bujangan satu-satunya wanita lajang di geng mereka. Kelima perempuan absurd tersebut sedang melakukan video conference di aplikasi Zoom.“Gimana hari-hari lo setelah jadi pengangguran, Di?” Keysa menjadi penanya pertama.“Not bad. Gue bisa punya me time. Nggak perlu kejar deadline lagi. Nggak terpapar sinar matahari lagi.” Dian memajukan wajah ke arah kamera, lalu menaikkan tangan. “Tuh lihat! Kulit asli gue jadi keluar ‘kan?”Ina mengangguk setelah mengamati paras sahabatnya. “Wajah lo juga sekarang lebih cerah, Di.”“Kau betul, Na. Bahagia kali rupanya sekarang si Dian,” imbuh Gita sembari memangku an

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 38: Ujian Pertama

    Setiap hubungan pasti ada ujian yang harus dilewati. Tidak terkecuali dengan pasangan yang baru saja melakukan lamaran beberapa jam yang lalu. Bagaimana Dian bisa alfa dengan hal ini? Bukankah ia juga ikut mendengarkan penjelasan mengenai isi kontrak waktu itu?“Dian bego, kok bisa lupa sih?” gerutunya pada diri sendiri seraya menggetok kepala.Begitu Gatot dan Fajar keluar untuk mendiskusikan sesuatu, Dian duduk sendirian di ruang meeting, hingga Syukria datang. Gadis itu tidak henti menyalahkan diri, karena lupa dengan isi kontrak.“Udah, Kak. Jangan salahkan diri sendiri lagi. Nggak baik,” komentar Syukria menatap prihatin.Dian merebahkan kepala lesu di atas meja seraya beristighfar. Mata terpejam ketika embusan napas keras meluncur di sela bibir. Jika hal ini terjadi sebelum hijrah, mungkin ia akan mengeluh sejadi-jadinya. Namun sekarang, ia harus memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya dan Fajar.“Nggak usah kh

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 37: Rasa Penasaran Dian

    Setelah melewati diskusi panjang yang hampir memakan waktu satu jam, akhirnya tercapai kesepakatan. Dian dan Fajar akan menikah di hari yang sama dengan Citra, tapi mereka setuju untuk tidak melakukan pesta terlebih dahulu. Raline yang dihubungi oleh Keysa tadi meminta Dian untuk menunda pesta pernikahan, karena ingin mengadakannya di London.“Siapa yang mau dateng kalau pesta di London, Ra?” tanya Dian ketika video call tadi. Raline sebagai sahabat juga ikut berdiskusi dengan kedua belah pihak keluarga.“Aku punya teman dan rekan kerja juga selama kuliah di sana,” jawab Fajar ketika melihat Dian bingung.“Teman-temanku gimana, Mas?” balas Dian dengan tatapan memelas.(Cie sudah panggil Mas nih sekarang ya, Dian. Aku dan kamu juga, bukan saya dan Bapak lagi. Haks!)“Kita-kita sahabat lo, insya Allah ikut, Di,” tanggap Keysa mengedipkan mata, karena belum pernah berkunjung ke rumah ke

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 36: Drama di Hari Lamaran

    Dian menutup wajah dengan kedua telapak tangan ketika malu luar biasa. Bagaimana ia bisa tidak tahu kalau Jamilah adalah ibu kandung Fajar? Seharusnya gadis itu mengetahuinya dari bentuk mata mereka yang sama-sama terlihat seperti almond. Lebih gila lagi, ia sampai curhat mengungkapkan isi hati kepada wanita paruh baya itu.“Ya Allah, Bu. Saya malu,” cetus Dian langsung ngacir memutar balik tubuh ke kamar.“Neng Dian,” panggil Jamilah menyusul gadis itu ke kamar.Sementara Dian memasuki kamar dengan perasaan campur aduk. Ada kaget, malu, senang dan bingung. Kaget karena ternyata yang datang melamarnya adalah Fajar. Malu sudah jelas penyebabnya apa. Senang, karena doa-doa diijabah oleh Allah. Bingung, kenapa pria itu bisa melamarnya?Di sela beragam rasa yang berkecamuk di hati saat ini, Dian memutuskan untuk sujud syukur di lantai kamar. Rasa syukur tak terhingga diucapkan kepada Sang Maha Kuasa. Atas izin dari-Nya, keajaiban ini t

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 35: Lamaran

    Pagi keesokan hari, Dian menatap nanar ponsel yang ada di depan mata. Pesan yang dikirimkan Fajar dua hari lalu masih belum dibalas hingga sekarang. Tubuh yang bersandar di headboard tempat tidur, akhirnya tegak saat ada dorongan untuk membalasnya.Me: Wa’alaikum salam, Pak. Maaf baru balas sekarang.Me: Saya minta maaf atas kejadian dua hari yang lalu. Syukria udah cerita semua. Bapak benar, saya salah paham. Sekali lagi saya minta maaf.Me: Kejadian itu tolong dilupakan aja ya, Pak. Ini nggak akan pengaruh pada kerjasama kita. :)Dian mengembuskan napas lega setelah mengirimkan pesan kepada Fajar. Mata yang kembali menghangat terpejam erat, menahan bulir bening yang ingin turun.Ikhlas, Di. Ikhlas. Mungkin dia bukan jodoh lo. Sekarang fokus dengan lamaran hari ini, batinnya menenangkan diri.Gadis itu segera berdiri, kemudian beranjak menuju lemari kayu tem

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status