Beranda / Romansa / Mengejar Cinta Ustaz Tampan / BAB 30: Sebuah Lamaran yang Akan Datang

Share

BAB 30: Sebuah Lamaran yang Akan Datang

Penulis: LeeNaGie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-11 10:10:54

Sepulang dari mengantarkan Syukria ke tempat tinggalnya di daerah Rawamangun, Dian langsung pulang ke Pulo Gadung. Beruntung jarak tempat tinggal mereka tidak terlalu jauh dan jalanan juga belum macet, sehingga gadis itu bisa tiba di rumah dalam waktu cepat.

Keinginan untuk berkunjung ke rumah Gita terpaksa dibatalkan, karena wanita itu tidak berada di rumah. Keysa juga bekerja hari ini. Alhasil Dian harus menghabiskan waktu lowong di rumah.

Setelah memarkir mobil kantor, Dian langsung memasuki rumah. Pintu tidak dikunci, sepertinya Royati ada di rumah. Jadilah gadis itu menapakkan kaki di ruang tamu tanpa rintangan.

“Tumben pulang siang?” Terdengar suara Citra yang sedang duduk di ruang tamu menonton televisi. Gadis itu memasukkan kacang polong ke mulut ketika menunggu jawaban dari Dian.

“Lo juga tumben ada di rumah? Kagak kerja?” Dian malah balik bertanya.

“Hari ini aye izin cepet pulang. Jam dua mau ke penjahit ngep

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 31: Hijrah Cinta

    Semalaman Dian tidak bisa tidur memikirkan apa yang dikatakan oleh Royati kemarin siang. Seseorang akan datang ke rumah untuk melamarnya dua hari lagi. Gadis itu tidak memiliki alasan untuk menolak lamaran tersebut. Apalagi jika tidak ada udzur sesuai syariah Islam.“Ya Allah, hamba harus gimana?” lirih Dian menatap nanar plafon kamar.Tangan gadis itu bergerak pelan menuju nakas, kemudian mengambil ponsel dari sana. Setelah menyalakannya, rentetan pesan masuk ke aplikasi Whatsapp. Dian mengembuskan napas lesu ketika membuka pesan di grup Remponger5.Grup itu menjadi heboh setelah Dian curhat tentang lamaran yang akan datang hari Sabtu nanti. Keempat sahabatnya turun prihatin dengan apa yang terjadi dengan gadis itu. Mereka memberi support dan mendoakan yang terbaik untuknya.Me: Mungkin ini jawaban dari salat Istikharah. Pak Fajar bukan jodoh yang terbaik buat gue. T_TItulah yang dituliskan Dian sebelum memat

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 32: Mengejar Cinta Ustaz Tampan

    Kembali dari masjid, Dian langsung mengecek ponsel. Sebuah pesan masuk dari Keysa ke grup Remponger5. Apalagi yang mereka bahas kalau bukan seputar kegalauan satu-satunya gadis di geng mereka.Keykey: Iya dong, Dudul. Kok jadi lemot gini lo, Di. Nggak keren banget. :pKeykey: Samperin gih! Atau ajak ketemuan. Lo perjelas semua. Kalau emang dia nggak ada rasa ya udah, ngapain juga lo kejar.Begitulah yang dituliskan Keysa cukup panjang dengan nada kesal. Tidak biasanya Dian menjadi telat berpikir seperti ini.Dian menganggukkan kepala mantap, setuju dengan perkataan Keysa. Bu Jamilah memang bisa membantu, tapi ia juga harus berusaha sendiri. Gadis itu tidak ingin terlalu lama mengharapkan yang tidak pasti.Me: Oke, Key. Hari ini gue harus ketemu sama dia.Keykey: Good luck, Di. Gue bantu doa dari sini ya. Yang terbaik pokoknya buat lo. :*Senyum lebar tergamba

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 33: Kepingan Hati yang Terluka

    Begitu tiba di kantor, Dian langsung berlari menuju tangga darurat. Di sana ia melepas semua tangis yang tertahan sepanjang perjalanan. Hatinya hancur berkeping ketika berpikir dugaannya benar. Fajar dan Aafiyah memiliki hubungan khusus. Pria itu bahkan tidak mau mendengar pernyataan cinta darinya.Dian bersandar ke dinding saat duduk di anak tangga nomor dua yang menghubungkan lantai lima dan enam. Tangan mengusap pelan dada sambil sesekali memukulnya pelan.“Sakit ya, Allah,” lirihnya di sela isakan.Rasa cinta dan harapan yang terpupuk di hati selama dua bulan ini, benar-benar membuat luka di bagian terdalam Dian. Usaha yang dilakukan selama ini, terasa sia-sia. Cinta bertepuk sebelah tangan. Jangankan menaruh rasa, Fajar bahkan enggan memandangnya lama-lama. Begitulah yang ada di pikiran Dian saat ini.Dian menutup wajah dengan kedua telapak tangan menyesali jalan yang telah ditempuh. Berkali ia berusaha memperbaiki diri, tapi masih belum

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 34: Fakta Mengenai Aafiyah

    Dian berangkat ke kantor dengan senyum yang menghiasi wajah cerahnya. Tidak ada lagi kesuraman yang menyelimuti seperti kemarin. Sebelum memasuki area lobi, dia memejamkan mata terlebih dahulu lalu menghirup udara pagi kota Jakarta yang sudah berpolusi.Matanya melirik ke arah pantulan kaca pintu masuk lobi. Tampak seorang gadis mengenakan rok berbahan katun jepang dengan motif bunga, dipadu dengan blus berwarna merah bata. Sebuah kerudung satin polos berwarna krem muda membungkus rapat area kepala.Gadis itu mengayunkan langkah kaki memasuki lobi ketika bertekad akan memulai lembar baru kehidupan. Dian menyapa ramah orang-orang yang ditemui, mulai dari sekuriti, cleaning service, hingga petugas penjaga gate masuk.Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan hal satu ini. Sejak bekerja di sini, ia selalu menyapa siapa saja yang berpapasan, termasuk orang yang bekerja rutin di area lobi. Namun kali ini, suasana hati yang lepas membuat Dian menyapa mer

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 35: Lamaran

    Pagi keesokan hari, Dian menatap nanar ponsel yang ada di depan mata. Pesan yang dikirimkan Fajar dua hari lalu masih belum dibalas hingga sekarang. Tubuh yang bersandar di headboard tempat tidur, akhirnya tegak saat ada dorongan untuk membalasnya.Me: Wa’alaikum salam, Pak. Maaf baru balas sekarang.Me: Saya minta maaf atas kejadian dua hari yang lalu. Syukria udah cerita semua. Bapak benar, saya salah paham. Sekali lagi saya minta maaf.Me: Kejadian itu tolong dilupakan aja ya, Pak. Ini nggak akan pengaruh pada kerjasama kita. :)Dian mengembuskan napas lega setelah mengirimkan pesan kepada Fajar. Mata yang kembali menghangat terpejam erat, menahan bulir bening yang ingin turun.Ikhlas, Di. Ikhlas. Mungkin dia bukan jodoh lo. Sekarang fokus dengan lamaran hari ini, batinnya menenangkan diri.Gadis itu segera berdiri, kemudian beranjak menuju lemari kayu tem

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 36: Drama di Hari Lamaran

    Dian menutup wajah dengan kedua telapak tangan ketika malu luar biasa. Bagaimana ia bisa tidak tahu kalau Jamilah adalah ibu kandung Fajar? Seharusnya gadis itu mengetahuinya dari bentuk mata mereka yang sama-sama terlihat seperti almond. Lebih gila lagi, ia sampai curhat mengungkapkan isi hati kepada wanita paruh baya itu.“Ya Allah, Bu. Saya malu,” cetus Dian langsung ngacir memutar balik tubuh ke kamar.“Neng Dian,” panggil Jamilah menyusul gadis itu ke kamar.Sementara Dian memasuki kamar dengan perasaan campur aduk. Ada kaget, malu, senang dan bingung. Kaget karena ternyata yang datang melamarnya adalah Fajar. Malu sudah jelas penyebabnya apa. Senang, karena doa-doa diijabah oleh Allah. Bingung, kenapa pria itu bisa melamarnya?Di sela beragam rasa yang berkecamuk di hati saat ini, Dian memutuskan untuk sujud syukur di lantai kamar. Rasa syukur tak terhingga diucapkan kepada Sang Maha Kuasa. Atas izin dari-Nya, keajaiban ini t

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 37: Rasa Penasaran Dian

    Setelah melewati diskusi panjang yang hampir memakan waktu satu jam, akhirnya tercapai kesepakatan. Dian dan Fajar akan menikah di hari yang sama dengan Citra, tapi mereka setuju untuk tidak melakukan pesta terlebih dahulu. Raline yang dihubungi oleh Keysa tadi meminta Dian untuk menunda pesta pernikahan, karena ingin mengadakannya di London.“Siapa yang mau dateng kalau pesta di London, Ra?” tanya Dian ketika video call tadi. Raline sebagai sahabat juga ikut berdiskusi dengan kedua belah pihak keluarga.“Aku punya teman dan rekan kerja juga selama kuliah di sana,” jawab Fajar ketika melihat Dian bingung.“Teman-temanku gimana, Mas?” balas Dian dengan tatapan memelas.(Cie sudah panggil Mas nih sekarang ya, Dian. Aku dan kamu juga, bukan saya dan Bapak lagi. Haks!)“Kita-kita sahabat lo, insya Allah ikut, Di,” tanggap Keysa mengedipkan mata, karena belum pernah berkunjung ke rumah ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11
  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 38: Ujian Pertama

    Setiap hubungan pasti ada ujian yang harus dilewati. Tidak terkecuali dengan pasangan yang baru saja melakukan lamaran beberapa jam yang lalu. Bagaimana Dian bisa alfa dengan hal ini? Bukankah ia juga ikut mendengarkan penjelasan mengenai isi kontrak waktu itu?“Dian bego, kok bisa lupa sih?” gerutunya pada diri sendiri seraya menggetok kepala.Begitu Gatot dan Fajar keluar untuk mendiskusikan sesuatu, Dian duduk sendirian di ruang meeting, hingga Syukria datang. Gadis itu tidak henti menyalahkan diri, karena lupa dengan isi kontrak.“Udah, Kak. Jangan salahkan diri sendiri lagi. Nggak baik,” komentar Syukria menatap prihatin.Dian merebahkan kepala lesu di atas meja seraya beristighfar. Mata terpejam ketika embusan napas keras meluncur di sela bibir. Jika hal ini terjadi sebelum hijrah, mungkin ia akan mengeluh sejadi-jadinya. Namun sekarang, ia harus memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya dan Fajar.“Nggak usah kh

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-11

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   EXTRA PART: Wedding Party, London I’am Coming

    Dian terkagum-kagum melihat keindahan gemerlap lampu di pinggir sungai Thames, London. Apalagi kerlap-kerlip lampu mobil yang menyeberangi London Bridge. Sudah lama ia tidak ke kota ini, tepatnya semenjak Raline dan Aaron mengadakan private wedding party di Green Park, London. Tidak banyak yang berubah, kota London masih tetap sama dengan kesibukan yang semakin padat.“Si Kambing pinter banget pilihkan apartemen buat kita,” gumam Dian menyandarkan kepala di dada bidang Fajar.“Raline, Dian. Nggak baik berikan julukan binatang sama orang,” tegur Fajar lembut di samping kepalanya.Fajar bisa melihat pantulan ekspresi wajah sang Istri di kaca kamar kondominium milik keluarga Brown. Tidak ada kesal di sana, hanya senyum lebar terulas di paras chubby Dian yang tidak mengenakan jilbab.“Habis dia kalau ngumpat pasti bilang Kambing. Makanya suka dijuluki Rara Kambing,” balas Dian mengenang asal mulai Raline d

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 42: Aku dan Kamu Menjadi Kita

    Fajar dan Dian berjalan bergandengan tangan setelah pulang dari masjid terdekat dari apartemen yang ada di daerah Cempaka Putih. Memakan waktu sekitar lima belas menit untuk sampai di sana. Pukul 03.00 pagi mereka sudah bangun, kemudian mandi junub. Yup, setelah menunaikan salat sunah, Fajar langsung membawa istrinya jalan-jalan. Dia tidak menduga wanita itu masih menjaga kesucian sampai menikah.Selesai mandi, mereka melaksanakan salat Tahajud berjamaah. Ini adalah pengalaman pertama bagi Dian salat diimami seorang pria di sepertiga malam terakhir. Rasanya begitu takzim. Sangat beruntung rasanya memiliki suami sesaleh Fajar. Terlebih pria itu membangunkannya dengan penuh kelembutan.“Bangun, Sayang. Kita salat Tahajud berjamaah dulu,” kata Fajar kemudian memberi kecupan di kening dan bibir Dian.Alhasil, Dian harus mandi pukul 03.00 agar bisa menunaikan salat sunah di malam hari. Haha!Gadis itu sempat terkejut ketika mendapati sosok tampan y

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 41: Apa yang Tidak Diketahui Dian

    POV FajarSeorang pria telah mengenakan atribut lengkap mengendarai motor. Jaket kulit berwarna hitam melekat di tubuh tinggi dan bidang miliknya. Begitu helm full face terpasang di kepala, tampak sepasang mata berbentuk almond berwarna cokelat di bagian terbuka. Setelah mencantolkan tas di pundak, ia menoleh sebentar ke arah ruang tamu.“Umi, Fajar berangkat dulu. Assalamu’alaikum,” ucapnya mengulang lagi kalimat pamitan. Padahal sebelum bergerak ke dekat pintu, ia sudah mengatakan kalimat serupa.“Wa’alaikum salam. Jangan lupa pulang ke rumah, Jar. Umi mau ngomong serius sama kamu,” sahut sang Ibu dari radius lima meter.“Insya Allah, Fajar pulang kok,” balasnya lagi.Sembari menimbang kunci motor di tangan, ia melangkah menuju garasi tempat kendaraan yang menemani perjalanan menuju tempat kerja. Begitu menaikinya, Fajar langsung menarik gas, sehi

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 40: Kamu yang Kutunggu

    Suasana ruangan di masjid mendadak hening, hanya suara bariton melafalkan kalimat ijab dengan lugas dan jelas yang menggema. Tak lama kemudian kata sah diucapkan oleh kedua saksi, setelah dipastikan terlebih dahulu oleh penghulu. Akad nikah diadakan di masjid dekat rumah Dian dan Fajar.Tampak kelegaan di wajah Dian yang sejak tadi tegang. Gadis itu mengucapkan kalimat syukur diiringi dengan tetes bulir bening di pipi. Allah begitu baik kepadanya, karena sudah mengabulkan doa yang dipanjatkan, agar dipersatukan dengan Fajar dalam mahligai pernikahan. Saat ini, pria tersebut telah resmi menjadi suaminya.Tubuh Dian berputar sedikit ke kanan memeluk erat sang Ibu yang menangis haru, karena putrinya telah melepas status lajang. Mereka berada di bagian jamaah perempuan yang masih dibatasi oleh tirai. Sesuai dengan permintaan Fajar, Dian tidak duduk di samping ketika akad nikah dilaksanakan.“Selamat datang di keluarga kecil Umi, Neng,” sambut Jamilah mem

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 39: Kamu adalah Pilihan Terbaikku

    Malam sebelum pernikahanDian sedang duduk di tempat tidur dengan laptop di pangkuan. Mata menatap serius layar yang menampilkan lima kotak yang berisi wajah Raline, Keysa, Ina, Gita dan dirinya. Malam ini Rempongers merayakan pesta bujangan satu-satunya wanita lajang di geng mereka. Kelima perempuan absurd tersebut sedang melakukan video conference di aplikasi Zoom.“Gimana hari-hari lo setelah jadi pengangguran, Di?” Keysa menjadi penanya pertama.“Not bad. Gue bisa punya me time. Nggak perlu kejar deadline lagi. Nggak terpapar sinar matahari lagi.” Dian memajukan wajah ke arah kamera, lalu menaikkan tangan. “Tuh lihat! Kulit asli gue jadi keluar ‘kan?”Ina mengangguk setelah mengamati paras sahabatnya. “Wajah lo juga sekarang lebih cerah, Di.”“Kau betul, Na. Bahagia kali rupanya sekarang si Dian,” imbuh Gita sembari memangku an

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 38: Ujian Pertama

    Setiap hubungan pasti ada ujian yang harus dilewati. Tidak terkecuali dengan pasangan yang baru saja melakukan lamaran beberapa jam yang lalu. Bagaimana Dian bisa alfa dengan hal ini? Bukankah ia juga ikut mendengarkan penjelasan mengenai isi kontrak waktu itu?“Dian bego, kok bisa lupa sih?” gerutunya pada diri sendiri seraya menggetok kepala.Begitu Gatot dan Fajar keluar untuk mendiskusikan sesuatu, Dian duduk sendirian di ruang meeting, hingga Syukria datang. Gadis itu tidak henti menyalahkan diri, karena lupa dengan isi kontrak.“Udah, Kak. Jangan salahkan diri sendiri lagi. Nggak baik,” komentar Syukria menatap prihatin.Dian merebahkan kepala lesu di atas meja seraya beristighfar. Mata terpejam ketika embusan napas keras meluncur di sela bibir. Jika hal ini terjadi sebelum hijrah, mungkin ia akan mengeluh sejadi-jadinya. Namun sekarang, ia harus memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya dan Fajar.“Nggak usah kh

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 37: Rasa Penasaran Dian

    Setelah melewati diskusi panjang yang hampir memakan waktu satu jam, akhirnya tercapai kesepakatan. Dian dan Fajar akan menikah di hari yang sama dengan Citra, tapi mereka setuju untuk tidak melakukan pesta terlebih dahulu. Raline yang dihubungi oleh Keysa tadi meminta Dian untuk menunda pesta pernikahan, karena ingin mengadakannya di London.“Siapa yang mau dateng kalau pesta di London, Ra?” tanya Dian ketika video call tadi. Raline sebagai sahabat juga ikut berdiskusi dengan kedua belah pihak keluarga.“Aku punya teman dan rekan kerja juga selama kuliah di sana,” jawab Fajar ketika melihat Dian bingung.“Teman-temanku gimana, Mas?” balas Dian dengan tatapan memelas.(Cie sudah panggil Mas nih sekarang ya, Dian. Aku dan kamu juga, bukan saya dan Bapak lagi. Haks!)“Kita-kita sahabat lo, insya Allah ikut, Di,” tanggap Keysa mengedipkan mata, karena belum pernah berkunjung ke rumah ke

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 36: Drama di Hari Lamaran

    Dian menutup wajah dengan kedua telapak tangan ketika malu luar biasa. Bagaimana ia bisa tidak tahu kalau Jamilah adalah ibu kandung Fajar? Seharusnya gadis itu mengetahuinya dari bentuk mata mereka yang sama-sama terlihat seperti almond. Lebih gila lagi, ia sampai curhat mengungkapkan isi hati kepada wanita paruh baya itu.“Ya Allah, Bu. Saya malu,” cetus Dian langsung ngacir memutar balik tubuh ke kamar.“Neng Dian,” panggil Jamilah menyusul gadis itu ke kamar.Sementara Dian memasuki kamar dengan perasaan campur aduk. Ada kaget, malu, senang dan bingung. Kaget karena ternyata yang datang melamarnya adalah Fajar. Malu sudah jelas penyebabnya apa. Senang, karena doa-doa diijabah oleh Allah. Bingung, kenapa pria itu bisa melamarnya?Di sela beragam rasa yang berkecamuk di hati saat ini, Dian memutuskan untuk sujud syukur di lantai kamar. Rasa syukur tak terhingga diucapkan kepada Sang Maha Kuasa. Atas izin dari-Nya, keajaiban ini t

  • Mengejar Cinta Ustaz Tampan   BAB 35: Lamaran

    Pagi keesokan hari, Dian menatap nanar ponsel yang ada di depan mata. Pesan yang dikirimkan Fajar dua hari lalu masih belum dibalas hingga sekarang. Tubuh yang bersandar di headboard tempat tidur, akhirnya tegak saat ada dorongan untuk membalasnya.Me: Wa’alaikum salam, Pak. Maaf baru balas sekarang.Me: Saya minta maaf atas kejadian dua hari yang lalu. Syukria udah cerita semua. Bapak benar, saya salah paham. Sekali lagi saya minta maaf.Me: Kejadian itu tolong dilupakan aja ya, Pak. Ini nggak akan pengaruh pada kerjasama kita. :)Dian mengembuskan napas lega setelah mengirimkan pesan kepada Fajar. Mata yang kembali menghangat terpejam erat, menahan bulir bening yang ingin turun.Ikhlas, Di. Ikhlas. Mungkin dia bukan jodoh lo. Sekarang fokus dengan lamaran hari ini, batinnya menenangkan diri.Gadis itu segera berdiri, kemudian beranjak menuju lemari kayu tem

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status