Share

Chapter 61

Penulis: Author newbie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Lain kali kalau mau keluar tolong katakan kepadaku dulu kemana kamu akan pergi Sheila, jangan membuatku khawatir." oceh Barra lembut kepada Sheila.

Sarah semakin dibuat heran dengan perubahan sikap Barra terhadap Sheila, Barra berubah sangat lembut dan perhatian kepada Sheila namun begitu dingin terhadapnya.Tidak hanya Sarah, Gabriel pun dibuat heran dengan perubahan sikap Barra. Entahh apa yang sudah mengubah Barra, namun Gabriel yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres yang sudah Sheila lakukan pada bosnya itu.

"Barra," panggil Sarah.

Barra menoleh, namun ia tidak menyahuti panggilan Sarah.

"Makan dulu ya? kamu belum makan kan dari pagi," ajak Sarah seraya mengulurkan tangannya namun lagi-lagi Barra mengabaikannya.

"Maaf Sarah, aku tidak sedang lapar. Lebih baik makanan itu kamu bawa pulang lagi, lagipula rasanya mungkin tidak menggugah seleraku mengingat kamu tida bisa memasak." ucap Barra ketus.

Mendengar ucapan Barra hati Sarah rasanya begitu pedih, ia rela bangun pagi hari s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 62

    Sheila begitu bahagia karena akhirnya hari yang ia tunggu-tunggu datang juga, Barra kini memberikan seluruh perhatiannya kepada dirinya seperti dulu bahkan lebih. Barra selalu sigap memberikan apapun yang Sheila butuhkan, Barra juga tidak sungkan membantu Sheila membersihkan dirinya di toilet. Mereka kini sudah terlihat seperti sepasang suami istri, meskipun terkadang Barra masih terlihat agak bingung dengan perubahan perlakuannya kepada Sheila. "Barra, lebih baik kamu pulang. Sarah pasti menunggumu sekarang," ujar Sheila lembut dan mencoba mengubah citranya lagi sebagai wanita baik hati."Kenapa kamu mengusirku? apa kamu sudah bosan melihatku ada disini?" tanya Barra kesal."Bukan begitu Barra, tapi biar bagaimanapun kamu harus pulang kerumah dan menemui istrimu. Dia juga membutuhkanmu Barra,""Sarah baik-baik saja Sheila, lagipula ada Claudia yang menemaninya sedangkan kamu sedang sakit dan tidak ada yang menemanimu."Sheila tersenyum tipis, tapi beberapa detik kemudian ekspresi wa

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 63

    Keadaan sarapan pagi ini begitu dingin dan mencekam akibat dari efek pertengkaran antara Barra dan Sarah, hanya ada suara dari alat makan yang saling beradu namun membuat seluruh orang merasa tidak nyaman. Claudia yang memang sejak awal makan sudah merasa tidak nyaman lebih memilih menyelesaikan makannya dan segera kembali ke kamar, sedangkan Gabriel hanya mampu memakan dua suap saja lalu segera pergi keluar untuk memanaskan mobil. Kini di meja tersebut hanya ada Sarah dan Barra, Barra sama sekali tidak memperhatikan dirinya dan tetap sibuk pada pekerjaannya."Besok jadwal aku kontrol ke dokter, kamu bisa kan menemani aku besok?" tanya Sarah mencoba membuka obrolan."Tidak tahu, pergi saja dengan ibu atau Claudia jika aku tidak bisa.""Tapi-""Aku berangkat, tidak usah menungguku karena aku akan langsung ke rumah sakit setelah urusan di kantor selesai." ucap Barra dingin.Sarah benar-benar frustasi atas perubahan sikap Barra, Sarah tidak mau ambil pusing lagi tentang diamnya Barra yan

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 64

    Membantu Sarah bekerja di perusahaan ternyata cukup menyenangkan juga untuk Gabriel, Julian bos yang cukup ramah dan santai sehingga para karyawannya bisa bekerja dengan nyaman di perusahaannya. Saking seriusnya berada disana, Gabriel bahkan sampai lupa memberikan laporannya kepada Barra. Mereka pulang ketika menjelang petang, Gabriel mengawal mobil Sarah hingga sampai di rumah dan ternyata mobil Barra sudah ada di rumah lebih dulu daripada mereka. Mendengar suara klakson mobil Sarah, Claudia langsung keluar rumah menghampiri kakak iparnya itu dengan wajah kesal."Kakak, aku mau pulang ke rumah ibu." ujar Claudia."Tapi kenapa? kalau kamu pulang nanti kakak sama siapa?""Kakak lihat saja sendiri di dalam!"Sarah masuk ke dalam rumah, diikuti oleh Claudia yang nampak menahan kesal setengah mati. Di ruang makan kini Sarah melihat pemandangan yang benar-benar membuat sakit hati dan juga matanya, Barra tengah menyuapi Sheila dengan penuh kasih sayang seolah-olah Sheila adalah wanita yang

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 65

    "Barra, buka pintunya!" teriak Sarah seraya menggedor-gedor pintu kamar.Sedangkan di ruang makan, Barra kini tengah sibuk menyantap makan malamnya bersama Sheila dengan sejumlah menu kesukaan Sheila. Semenjak berada di rumah ini Sheila diperlakukan bak ratu oleh Barra, apapun yang ia inginkan akan langsung Barra berikan bahkan semua pekerja tunduk padanya. "Bawakan makanan untuk Sarah, jangan biarkan dia keluar kamar. Kalau sampai dia keluar kamar, maka kamu akan menerima akibatnya." titah Barra."Baik tuan Barra," Pelayan tersebut membawakan satu nampan berisi makanan lengkap dan juga susu untuk Sarah, ia datang ke kamar Sarah dengan didampingi satu orang pengawal untuk berjaga-jaga jika Sarah melakukan perlawanan dan mencoba kabur. "Permisi nyonya, saya ingin membawakan makan malam." ucap pelayan tersebut sebelum masuk ke kamar Sarah.Sarah tidak menyahuti ucapan pelayan tersebut, pengawal tersebut membuka pintu kamar Sarah menggunakan kunci yang diberikan Barra. Saat mereka mas

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 66

    "Apa Sarah sudah bangun?" tanya Barra kepada pelayan yang membersihkan area kamar utama."Belum tuan, nyonya Sarah masih tidur. Maaf tuan Barra, saya melepaskan tali yang mengikat tangan nyonya Sarah karena saya lihat pergelangan tangan nyonya Sarah mulai memar." ujarnya takut-takut karena ia melepas ikatan tangan Sarah tanpa seizin Barra. Barra mengangguk pelan, "Ya sudah, panggil dokter Linda untuk memeriksa keadaan Sarah."Pelayan itu menarik nafas lega, tadinya ia pikir ia akan dicaci maki karena lancang melepaskan ikatan tangan Sarah. Di seberang meja makan, Sheila kini nampak terlihat sangat tidak bersemangat dan hanya mengaduk-aduk makanannya seraya termenung. "Sheila, apa kamu baik-baik saja?" tanya Barra.Sheila tersentak pelan dengan teguran Barra, "Aku baik-baik saja, Barra.""Apa kamu yakin? apa ada yang mengganggu pikiranmu?" "Sebenarnya ada, Barra kalau boleh aku ingin bekerja kembali. Aku ingin mencari uang untuk biaya pengobatan Dhafin, juga untuk mencari kesibukan

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 67

    Sesampainya Barra di rumah ia langsung di sambut oleh tamparan dari Arista, juga tatapan tajam dari orang kepercayaan Arista. Sarah sudah tertidur di kamar utama dan di tangani oleh dokter Linda, sedangkan barang-barang milik Sheila sudah dilempar asal keluar kamar karena Arista merasa Sheila tidak pantas menempati kamar itu."Barra, mari kita bicara." ajak Ryan dengan sebuah dokumen di tangannya. "Apa yang mau anda bicarakan?" "Ini menyangkut Sarah, tolong jelaskan kepada saya mengapa anda bisa sampai tega berbuat seperti itu terhadapnya?"Barra mendecih kesal, "Anda tidak perlu tau apa alasan saya,""Tapi saya berhak tau, karena saya akan membuat laporan ke kepolisian atas tuduhan pasal kekerasan dalam rumah tangga dan perzinahan. Kamu tidak akan bisa lolos dengan mudah, jika saya juga menyertakan hasil visum Sarah." sahut Ryan.Kedua mata Sheila mendelik mendengar ucapan terakhir Ryan, "Maksud anda apa? anda menuduh saya dan Barra berzinah?!""Memang begitu kan? kalau bukan begit

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 68

    "Wanita itu telah menandatangi surat perjanjian ini Sarah, ibu mohon tolong jangan meminta cerai dari Barra. Kita akan melawan Sheila bersama-sama, tolong bertahan demi hak calon cucu ibu." ujar Arista seraya mengelus perut Sarah. Sarah menunduk lesu, "Tapi Sarah tidak yakin apa Sarah bisa membuat Barra kembali seperti dulu dan menyingkirkan Sheila, Sarah saja tidak tau alasan Barra bisa berubah drastis sikapnya.""Kamu pasti bisa membuat mereka tunduk kepadamu Sarah, kamu punya surat perjanjian ini dan saham milikmu yang dulu sudah kita buat." Sarah terdiam sejenak, sampai akhirnya ia mengangguk dengan penuh keyakinan. Sarah harus membalas perbuatan mereka, Sarah harus bangkit demi merebut kembali segala yang ia miliki dari Sheila."Munculah ke Amethyst sebagai nyonya besar, kita buat semua orang yang ada disana tunduk terhadapmu." ujar Arista."Baik bu,"Setelah mengobrol beberapa saat, Arista akhirnya pergi karena ia mendapat client mendadak di butiknya. Claudia pun ikut bersama

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 69

    Karena tidak ada lagi yang harus di selesaikan di rumah, Barra dan Sheila kembali ke kantor karena ada beberapa pekerjaan mereka yang belum di selesaikan. Barra hanya berharap semoga hari ini berjalan dengan baik tanpa ada satupun masalah lagi, ia sudah penat menghadapi masalah yang selalu datang bertubi-tubi sejak kemarin. Namun ternyata permintaan Barra kali ini tidak bisa ia dapatkan, Barra baru saja datang ke kantor dan menginjakkan kakinya di lobby namun ia sudah mendapatkan kabar yang tidak mengenakkan dari salah satu karyawannya. Tanpa menunggu lagi Barra segera menuju ke ruang rapat, saat ia sampai disana ternyata para pemegang saham yang lain sudah datang termasuk Arista. "Ah, akhirnya kamu datang juga." ucap Arista seraya meletakkan dokumen di tangannya."Katakan, ada masalah apalagi yang terjadi bu?""Silahkan duduk dulu, ibu akan memulai rapatnya." titah Arista.Barra membaca isi dari kertas yang ada di mejanya, alangkah terkejutnya ia saat mengetahui jabatannya kini s

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 96 (end)

    Pagi hari, Barra pergi lebih dulu ke Amethyst sebelum sarah terbangun. Barra sengaja pergi lebih dulu karena ia tidak ingin melihat Sarah dijemput oleh Julian, namun sebelum pergi Barra sudah menyiapkan sarapan khusus untuk Sarah.Sarah terbangun dengan keheningan yang menyambutnya di pagi hari, semua pelayan sibuk membersihkan rumah dan taman sedangkan penjaga rumah sibuk berjaga didepan. Sarah menyalakan ponselnya yang sejak semalam ia nonaktifkan, puluhan chat dari Julian membombardir ponselnya juga panggilan tidak terjawab. "Aku sudah bangun Julian, maaf aku lelah sekali jadi telat bangun pagi."Jawab Sarah menjelaskan kepada Julian mengapa ia bangun terlambat, namun Julian tetap berbicara omong-kosong terus menerus. "Baiklah, aku akan bersiap sekarang." Sarah memutuskan panggilan teleponnya, lalu bergegas mandi dan berdandan sebelum Julian datang. Lima belas menit kemudian Julian datang dengan sebuket bunga mawar untuk Sarah, Sarah masih berada di kamarnya dan mungkin baru aka

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 95

    Sarah merenung menatap ke langit-langit kamarnya, ia terus memikirkan dua pria yang sangat mengharapkannya. Sarah belum bisa memutuskan untuk memilih siapa, karena ia juga tidak tau bagaimana perasaannya untuk kedua pria itu. Sarah sebenarnya punya rencana lain setelah pernikahan Claudia nanti, tapi jika seperti ini adanya mungkin Sarah akan lebih memilih untuk menjalankan rencananya sekarang.Sarah mengambil ponselnya, lalu menghubungi mereka dan memintanya untuk bertemu di sebuah cafe terkenal di kota ini. Mereka langsung bergerak cepat ke tempat yang Sarah sebutkan, tidak lupa juga membawa bunga untuk diberikan kepada Sarah."Loh, kenapa si pirang ada disini?!" tunjuk Barra di wajah Julian. "Sarah, kenapa dia datang juga? aku kira hanya kita berdua yang akan bertemu disini." "Aku sengaja meminta kalian datang kesini karena ada satu hal yang harus aku bicarakan dengan kalian," Barra dan Julian serentak mengambil kursi yang berhadapan langsung dengan Sarah, sekarang yang mereka ri

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 94

    Sarah menatap sengit ke arah dua pria dewasa yang bertingkah kekanakan di depannya, mereka selalu membuat ulah sepanjang acara lamaran Claudia. Sampai akhirnya mereka bertengkar dan memecahkan patung es yang ada di tempat meja minuman, alasannya pun sepele hanya karena mereka berebut mengambilkan minum untuk Sarah. "Jadi kalian mau terus bertengkar seperti ini?"" tanya Sarah. "Bukan aku yang memulai pertengkaran Sarah, tapi si pirang ini yang memulai duluan!" "Hei bro, anda yang selalu menghalangi saya saat saya ingin mendekati Sarah." "Iya jelas aku melarangmu mendekati Sarah karena dia itu masih istriku, kamu harus pahami itu!" "Oh tapi seingatku kamu sudah menggugat cerai Sarah, jadi kamu sebentar lagi hanya akan menjadi masa lalu Sarah.""Stop! aku pusing mendengar pertengkaran kalian, jika kalian pikir aku akan memilih kalian kalian salah besar. Aku hanya ingin sendiri, tidak denganmu Barra atau denganmu Julian." bentak Sarah yang sudah tidak bisa menahan kekesalannya. Sara

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 93

    Hari lamaran Gabriel dan Claudia pun tiba, semua dekorasi impian Claudia sudah seratus persen rampung. Kini tinggal saatnya mereka menunggu keluarga dari pihak Gabriel datang, tidak banyak yang mereka undang untuk acara lamaran ini. Hanya kerabat, kolega dan teman dekat saja yang di undang. Claudia nampak cantik dengan gaun rancangan Arista, wajah cantiknya hanya di make up sederhana karena Claudia tidak menyukai make up yang terlalu tebal. Setelah Claudia, kini gantian Sarah yang didandani, mereka nampak mirip meskipun bukan saudara kandung. Barra menunggu para wanita kesayangannya keluar dari ruang tempat mereka berdandan, setiap kali ada yang keluar ia langsung berdiri tegap untuk menyambutnya. Tapi sayang yang keluar sejak tadi bukan wanita yang ia tunggu, entah apa yang mereka lakukan di dalam sampai berjam-jam. Barra sangat penasaran, tapi ia tidak diperbolehkan masuk untuk melihat aktifitas mereka. Pintu kamar terbuka perlahan, Claudia keluar dengan diiringi oleh Arista dan

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 92

    "Mau apa kamu datang kesini?" tanya Barra sengit. "Ada yang harus aku lakukan," senyumnya lalu masuk menghampiri Claudia dan memberikan bunga untuknya. Claudia agak bingung saat menerima bunga dari Julian, tapi setelah Sarah menjelaskannya Claudia baru bisa menerima bunga itu dan bersikap ramah terhadapnya. Belum sempat Sarah menerima bunga miliknya, tiba-tiba bunga tersebut malah direbut oleh Barra dan dibuang ke tempat sampah. "Jangan pernah memberikan bunga murahan kepada istriku, dia alergi terhadap barang murahan." Julian tertawa pelan, "Istrimu? apa aku tidak salah dengar? ah tapi kamu ada benarnya juga, Sarah memang alergi terhdap barang murahan." Julian menatap Barra dengan tatapan merendahkan, membuat Barra semakin emosi dibuatnya. Sebelum terjadi keributan yang semakin parah, Sarah segera membawa Julian pergi dari rumah Arista. Lagipula semakin cepat ia pergi, semakin cepat ia kembali lagi ke rumah ini dan bisa beristirahat lebih awal agar bisa mempersiapkan diri untuk a

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 91

    Setelah beberapa hari dirawat keadaan Barra kini sudah lebih membaik dan diperbolehkan pulang juga kembali beraktifitas seperti biasa, hanya saja ia harus tetap meminum obat dari dokter kejiwaan karena efek dari obat yang Sheila berikan masih sering ia rasakan. Kepulangan Barra bertepatan dengan hari persiapan lamaran Claudia besok, meskipun acara lamaran tersebut hanya di adakan di rumah Arista namun Arista tetap membuat acara tersebut semeriah mungkin. Apalagi ini kali pertama ia merasakan salah satu anaknya di lamar seseorang, saat Barra menikah kemarin ia bahkan tidak berkontribusi apapun karena saat itu hubunganya dengan Sarah belum baik. Arista ingin sekali menebus kesalahannya tapi semua tidak mungkin lagi bisa ia tebus, karena sebentar lagi Sarah mungkin akan menjadi mantan menantunya. Claudia membantu Arista menyiapkan apapun yang dibutuhkan besok, terutama gaun untuknya dan beberapa gaun untuk kerabat juga yang paling spesial untuk Sarah. Arista menatap putrinya penuh ha

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 90

    Semenjak berada di rumah sakit, tingkah Barra entah kenapa jadi lebih menjengkelkan menurut Sarah. Barra selalu meminta dilayani ini dan itu seperti anak kecil, bahkan makan pun harus disuapi dengan alasan tangannya lemah karena jarum infus. Sarah juga tidak bisa membuat alasan apapun atau pergi meninggalkannya disini karena Arista meminta tolong kepadanya untuk merawat Barra, dengan terpaksa Sarah menjadi 'pengasuhnya' sampai beberapa hari ke depan sampai Barra keluar dari rumah sakit. Saking kelelahannya, Sarah tertidur di sofa dengan Tab yang masih berada di atas dadanya. Barra bangkit perlahan agar tidak membangunkannya, ia mengambil satu selimut di lemari penyimpanan lalu ia tutupi badan Sarah dengan selimut tersebut. Barra mengecek Tab Sarah, jabatannya sebagai CEO membuat Sarah sebenarnya agak kelelahan. Dibandingkan dengan perusahaan orang tuanya, Amethyst jauh lebih besar dan luas itu sebabnya Sarah terkadang agak kewalahan. Sebagai bentuk rasa terimakasih, Barra membantu S

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 89

    Ibu dan anak itu dimakamkan secara berdampingan di makam kelurga Nathaniel, sempat terjadi perdebatan antara Barra dan Nathaniel karena Barra ingin Dhafin dan Sheila di makamkan di pemakaman keluarganya. Barra merasa Dhafin adalah anaknya jadi Dhafin berhak di makamkan disana, namun Nathaniel menolak. Sejak Dhafin belum lahir, Nathaniel lah yang merawat mereka berdua jadi Nathaniel merasa ia lebih berhak atas keputusan ini. Barra akhirnya mengalah, dengan syarat Nathaniel tidak boleh melarangnya untuk mengunjungi makam Dhafin dan Sheila. Kali ini semuanya membiarkan Barra melepaskan kesedihannya dulu, tidak ada yang mengganggunya bahkan semua pekerjaan Barra diserahkan ke Gabriel. Sheila sekarang sudah benar-benar pergi meninggalkannya, bahkan membawa harta miliknya yang paling berharga yang selama ini Barra tidak ketahui keberadaannya. Barra bahkan belum sempat membahagiakan bocah kecil itu, tapi ia harus pergi karena perbuatan ibunya. Surat warisan yang Barra sudah buat sejak lama

  • Mengejar Cinta Tuan Barra   Chapter 88

    Nathaniel datang ke rumah tahanan setelah mendengar kabar kalau Sheila dipenjara atas perbuatannya, meskipun ia sudah tidak ingin tau lagi apapun tentang Sheila tapi hati kecilnya tetap tidak bisa mengabaikannya. Sheila keluar dari sel dengan didampingi oleh sipir wanita, kelopak matanya nampak sembab dengan pipi sebelah kiri yang membengkak. Pakaian mewahnya sudah berganti dengan pakaian khas tahanan dengan nomor dan identitas kejahatannya, tatapannya kosong seakan tidak ada lagi semangat hidup yang ia rasakan. "Kenapa kamu datang?" tanyanya datar. "Aku ingin menjengukmu," "Aku tidak sakit, jadi tidak perlu kamu jenguk." "Sheila," "Lebih baik kamu pergi Nathan, aku tidak butuh kedatanganmu." Sheila bangkit dari kursi namun tiba-tiba ia malah jatuh pingsan dengan darah keluar dari hidungnya. Sheila dibawa ke rumah sakit terdekat, tempat dimana Dhafin juga di rawat disana. Nathaniel meminta kepada sipir agar Sheila diizinkan bertemu dengan anaknya sebelum kembali ke penjara, mes

DMCA.com Protection Status