Share

Moment Bersama Axel

Penulis: Mega Silvia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-27 17:05:21

Agni begitu bahagia bersama Axel. Dia memeluk badan Axel saat berkendara. Mereka tertawa sepanjang perjalanan menuju rumah Agni. Agni langsung bisa tiba melupakan masa lalunya bersama Tian saat sedang bersama Axel seperti ini. Axel pun memperlakukan Agni dengan lembut. Menyentuh tangan Agni juga mengecup ujung jemarinya. Sungguh terasa seperti dunia milik mereka berdua

“Makan dulu yuk,” ajak Axel.

“Gue gak laper,” rengek Agni masih dengan memeluk pinggang Axel begitu posesif. Dia telah melupakan statusnya yang seorang istri. Melupakan kenangan buruk atau lebih tepatnya menskip kisah beberapa bulan lalu bersama Tian.

Agni juga tidak mau mengakui ciuman Tian sebagai ciuman pertamanya. Karena Tian melakukannya dengan paksaan.

“Bandel banget, sih.” Axel memukul betis Agni yang jika dia mengulurkan tangannya ke bawah maka akan mengenai kaki Agni.

“Awww ....” Agni meringis manja

“Sakit tauk!” Agni melepaskan pelukan lalu memukul pundak Axel dengan kuat.

“Iya, iya, sorry.” Axel tertawa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Perkelahian Antar Axel Dan Tian

    Karena geram Tian pun makin membuat Agni kesakitan dan menggenggam erat pergelangan tangannya. Dia melakukannya sembari memberikan lontaran tatapan tajam kepada Axel. “Ahhh ....” Agni meringis tambah kuat karena pergelangannya yang sangat sakit sembari sedikit mencoba menggerakkan tangannya agar lepas walau dia tau akan tak ada gunanya tapi yang penting dia berusaha. “Lepasin!” Axel dengan wajah marah yang tak terbendung dan memerah serta kepalan kedua tangannya “Gue gak mau, dia istri gue, dan gue berhak atas dia,” tegas Tian. “Gue bilang lepasin!” Axel dengan teriakan dan menggelegar marah tak terbendung mendengar Agni tersakiti sambil melayangkan lagi tangannya ingin memukul Tian untuk ketiga kalinya. Namun kali ini, Axel bergerak lambat, sebelum tangan Axel sampai di pipi Tian, tangannya sudah ditangkap terlebih dahulu oleh orang suruhan Tian yang dia bawa itu. Kedua tangan Axel dipegang erat oleh dua orang. Axel mencoba untuk melepaskan kedua tangannya tapi tak bisa karena b

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Ditangkap Tian Kembali

    “Oh jadi dia di rumah, ya? Soalnya tadi saya ada liat seperti Agni, deh,” tutur Bu Ningsih mulai membuat Damar penasaran. Bisa dilihat, Damar adalah om yang tidak layak untuk gadis sebaik Agni. “Apa?” Damar yang mendengar langsung berdiri dari duduknya. “Di mana dia?” Damar bertanya kembali, penuh semangat. “Tapi kata pak Damar, dia ada di rumah?” ujar Bu Ningsih. “Saya gak begitu yakin, karena memang sepengetahuan saya Agni jarang keluar rumah.” Damar mulai mencari alasan. “Oh bentar ya, Pak. Saya juga kurang tau.” Bu Ningsih langsung Mematikan sambungan teleponnya dan langsung menelepon Axel. Saat di toko itu Axel sedang sendiri menunggu Agni keluar dari ruang ganti. Dan menerima telepon dari mamanya. “Halo, Ma?” Axel menjawab datar. “Kamu di mana?” Bu Ningsih berusaha memelankan suaranya.“Di toko baju puffy, Ma,” sahut Axel singkat. Tanpa balasan bu Ningsih langsung mematikan sambungannya sepihak dan membuat Axel heran tapi tak terlalu dia pikirkan dan kembali fokus k

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-29
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Agni Dibawa Pulang

    “Diem, Lo!” Tian ikut marah. Tatapan mata yang membesar, wajah marah sembari menarik tangan Agni dengan kuat dan menyendat-nyendat karena Agni yang seperti menolak untuk masuk. “Sakit, Tian.” Agni meringis kesakitan sembari melonjak-lonjak karena tak ingin mengikuti tarikan dari Tian. “Kalau Lo gak diem, gue bunuh sahabat Lo itu!” bentak Tian dengan tatapan yang sangat menakutkan, rahang yang mengeras karena marah dan berhenti sejenak untuk ancaman itu. Agni mendengar ancaman itu langsung ciut dan tak berani melawan serta memberontak lagi. Dia tersentak dan tercengang dengan penuturan Tian yang amat menakutkan. Ketika Tian kembali menarik badan Agni menuju kamar mereka, Agni tak ada perlawanan lagi dan terus tertunduk karena takut dengan Tian. Dia mengikuti setiap perintah yang di berikan pria berstatus suami sahnya itu. “Kenapa gak dari tadi, sih,” kesal Agni yang tiba-tiba menurut saat menyangkut sahabatnya itu. Bi Ira yang menyadari akan keributan langsung keluar dari dapur d

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Agni Disekap

    “Biii ....” Agni beranjak dari tempat tidur menuju pintu yang dibaliknya terdapat bi Ira dengan tangisan rengek seperti ingin mengadu pada orang tuanya.“Non?” Bi ira tidak mengerti dengan apa yang terjadi dalam. Tapi setidaknya ia tau, Agni tersiksa.“Sabar ya Non, Bi Ira bakalan buka kuncinya kalau den Tian sudah tidur.” Bi Ira dengan nada memberi semangat bahwa masih ada jalan jika dicari. “Jangan Bi, kalau nanti Bi Ira ketahuan sama Tian, Bi Ira bakalan kena masalah. Jangan ada lagi orang yang terkena masalah cuman gara-gara Agni.” Agni sembari menangis dan teringat akan Axel yang babak beluk dipukuli oleh Tian. “Terus gimana, Non?” Bi Ira bicara lirih dengan nada putus asa. “Untuk sekarang Bi Ira enggak usah pikirin itu, nanti biar Agni sendiri yang cari cara buat ke luar.” Agni sedikit tenang mendengar bi Ira yang sangat perhatian kepadanya. “Kalau sewaktu-waktu, Non butuh bantuan, bilang aja, Bibi bakalan bantu, Non,” Bi Ira dengan lembut. “Makasih, Bi.” Agni tersenyum men

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Axel Di Rumah Sakit

    Arkan langsung bergegas untuk menunjukkan kamar di mana Axel tadi dirawat. Saat mereka sampai di sana, mereka belum melihat seorang dokter pun ke luar dari ruangan Axel dirawat. “Mana Axel, Kan?” tanya bu Ningsih jadi sangat panik jika benar yang di dalam adalah anaknya. “Sebentar Bu, dokternya belum ke luar.” Arkan mencoba menenangkan mamanya Axel yang sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi jika anaknya sampai kenapa-kenapa. Arkan mendudukkan wanita itu di ruang tunggu depan. Karina yang ingin mencari muka kepada bu Ningsih pun mencoba menenangkannya yang terduduk di bangku begitu panik. “Tante jangan panik, ya? Axel bakalan baik-baik aja kok.” Karina menenangkan bu Ningsih dengan mengelus-elus pundak bu Ningsih yang tertunduk sembari menggigiti jarinya. Arkan yang tak percaya dengan yang dia lihat dan dengan itu membuat dia menaikkan alisnya sebelah, heran dengan yang di ucapkan Karina. “Hah ... ... Katanya gak percaya.” Arkan memutar bola matanya malas melihat kelakuan Karina

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Agni Trauma Dengan Tian

    Bu Ningsih menjadi merasa bersalah pada anaknya sendiri. Karena ulah dia anaknya malah menjadi sasaran orang yang mencari Agni. Kalau saja dia tak bersikap gegabah dan memikirkan semua matang-matang sebelum melakukannya, maka ini tak akan terjadi. Dia hanya membuang napas penuh dengan penyesalan. Hanya karena ingin memisahkan Axel dan Agni yang terlalu dekat, dia membuat anaknya sendiri celaka. Akhirnya seperti seorang ibu yang menjemput kuburan anaknya sendiri. ‘wah ... ... Gila, dong, tu cewek ya, masa udah punya suami tapi masih deketin cowok lain. Axel juga tau dia punya suami tapi kok kayak biasa aja sih?” Karina yang tak memahami setiap sudut cerita Axel dan Agni hanya membatin sambil berasumsi. “Sekarang entah apa yang orang itu lakuin sama Agni di sana.” Axel melamunkan seperti tatapan bersalahnya kepada Agni. “Gue takut Agni di apa-apain sama Tian.” Sambung Arkan takut dengan yang akan terjadi dengan Agni. “Tunggu maksud kamu di apa-apain? Agni kan sudah bersuami jadi dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Penelpon Misterius

    “Agni nanti Den Tian bangun.” Bi Ira jadi menggertak Agni karena dia tahu Agni sangat takut dengan Tian. Itu dilakukan agar Agni mau menghentikan tangisnya.“A iya.” Agni langsung menghentikan tangisannya namun masih seperti menahan sedih yang dia rasakan jadi dia membentuk mulutnya menjadi manyun dengan sesenggukkan sesekali ke luar dari mulutnya.Bu Ira pun melepaskan pelukan dan mengelap air mata yang ke luar dari matanya. Agni selalu berpikir bahwa dia tak pernah bahagia di rumah ini. Yang ada, dia benci hidup di sini bersama moster keji dan sayangnya berstatus suaminya. Berpikir bawa tak ada yang pernah memandangnya sebagai manusia bebas di rumah yang dia benci. Agni ingin kebebasan sebagai mahluk diperjuangkan. Bukan terasing dan dikurung seperti ini.Ternyata di rumah yang benci inilah salah satu penghuninya sangat menyayangi dirinya layaknya anaknya sendiri. Saat bi Ira masih membersihkan air mata yang ke luar dari mata Agni, tiba-tiba suara Tian terdengar dengan melalui te

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Agni Ketahuan Telepon Axel

    “Hi hi hi.” Suara cekikkan seorang pria yang dia hafal tersiar di telinga Agni. Dia terkejut karena suara tawa itu sangat mirip dengan suara Axel. Tapi mana mungkin?“Ini Axel?” Agni memelankan suaranya seperti ingin memastikan apakah itu benar Axel. Namun, mendengar itu semakin membuat orang yang ada di balik panggilan itu semakin tertawa geli.“Bener, Axel, kan?” Agni masih ingin memastikan apakah dugaannya tentang suara Axel itu benar.“Kalau Lo gak mau ngejawab gue bakal matiin dan gak akan pernah ngejawab telepon dari Lo lagi,” ancam Agni dengan nada kesal. “Iya, iya, ini gue Axel.” Axel berbicara dengan sisa-sia tawa yang tertinggal karena tingkah lucu Agni saat dikerjain. “Axelll!” Agni dengan nada merengek kesal dengan lelucon yang membuat Agni naik darah itu. “Gue jantungan gue pikir tadi ada orang yang mau neror gue,” Agni kesal dengan kelakuan Tian. “Maaf, maaf.” Tian meminta maaf karena sikapnya yang berlebihan menurut Agni, namun sangat menyenangkan menurut Axel. “Ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Akhir Bahagia

    "Xel!" Agni menatap Axel berkaca-kaca. Tidak menyangka Axel tidak menyerah demi mendapatkanya. Padahal, Agni sempat ingin berpaling.Axel mengangguk maksum dan mencium kepala Agni. Tidak perlu berkata apapun. Karena Axel tau cinta Agni cuma untuknya."Tapi aku harus bilang sama papa dan mamanya Tian. Gimanapun mereka sangat baik ke aku!" Axel mengangguk maksum. Ia mengantarkan Agni ke rumah orangtua Tian. Di sana Agni disambut tapi mama Tian bingung siapa pria yang bersama Agni. Keduanya masuk dan menjelaskan kepada orangtua Tian.Mama Tian sangat kaget saat tau perbuatan Tian yang suka mengurung Agni."Astaga!" Dia tidak bisa menyalahkan Agni. "Lalu bagaimana, kamu ingin bercerai dari Tian, Agni?" Papa Tian menengahi. Dia dapat kabar dari orang kantornya kalau Tian punya hubungan gelap dengan sekretarisnya. Sepintar-pintarnya Tian menutupi, perselingkuhannya tercium juga dan papa Tian tidak bisa mengelak lagi. Selingkuh dan melakukan kekerasan fisik. Pantas anak mantunya tidak

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Tian Merelakan Agni

    Siang itu Axel menemui Agni di rumahnya. Dia ingin mengingatkan wanita itu perihal perlakuan Tian selama ini yang benar-benar salah, yaitu penuh kelicikan dan memfitnah habis-habisan. Sebenarnya dia tahu jika Agni pasti peduli, tetapi nampaknya selama ini Axel merasa tidak ada pergerakan apa-apa dari wanita itu. Jika dikata harus sabar, nampaknya Axel tidak bisa. Dia harus segera melanggar permasalahan ini dan bertindak lebih cepat dari Agni, yaitu dengan memberikan hukuman kepada Tian yang sudah berani berbuat. Jika tidak seperti ini, maka sampai selamanya Tian pasti akan terus-menerus seperti itu. Dia tidak bisa menyadari kesalahannya sendiri dan bahkan hanya bisa menjadikan orang sebagai kambing hitam atau semua yang telah terjadi, tentang permasalahan yang ada. Mendengar dan melihat yang seperti itu, siapa yang tidak marah? Ya, tentu. Axel sudah bukan lagi ingin marah, tetapi dia memiliki rencana untuk membunuh Tian jika laki-laki itu masih terus-menerus keterlaluan dan semena-men

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Karina Menyerah

    Di satu sisi, diam-diam Axel masih memikirkan tentang kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu. Tiba-tiba saja pemikirannya mengingat tentang kebohongan Agni yang selama ini disembunyikan. Axel kecewa mengapa wanita itu tega kepadanya, padahal selama ini Axel hanya berharap jika Agni mau jujur kepada dia.“Walaupun ini udah terjadi, tapi aku masih ingat jelas. Aku lupa cara melupakan ini semua. Sudah seharusnya aku nggak perlu lagi ingat-ingat soal itu.”Wanita paruh baya yang kerap disapa dengan nama bu Ningsih tiba-tiba saja menghampiri Axel. Pasalnya, sejak tadi dia melihat jika putranya itu seperti memperlihatkan raut wajah tidak tenang dan kepikiran terhadap sesuatu hal. Sebenarnya sejauh ini belum ada yang bisa diartikan oleh Bu Ningsih. Beliau sendiri bingung, apakah Axel sedang sakit atau tidak. Akan tetapi, dia tidak menemukan bukti dan tanda bahwa putranya itu mengalami hal yang dia pikirkan. Semua itu seperti terjadi begitu cepat dan Bu Ningsih harus segera menangani apa y

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Pernikahan Tian Dan Desi

    Tian begitu bersemangat menuju rumah Desi. Dia sangat yakin akan mendapat restu dari ayah dan ibunya Desi. Terlebih apa yang sudah dia lakukan selama ini. Itu pasti akan menjadi pertimbangan yang cukup membuatnya percaya diri. Mobilnya sudah masuk ke halaman rumah Desi yang hanya bisa memuat satu mobil dan satu motor saja. Tian langsung turun dan ternyata pintu rumah itu sudah terbuka seperti memang ingin menyambutnya. “Pak Tian, udah sampai,” sapa Desi yang kebetulan ke luar. “Ayo silakan masuk.” Desi berjalan di samping Tian malu-malu.Tian begitu bahagia melihat senyum di wajah Desi. Dia makin yakin kalau dia akan diterima dengan baik di rumah itu sebagai anggota keluarga baru. Tian benar-benar tidak ingat akan keberadaan Agni yang masih sah menjadi istrinya. Dia tidak sadar sedang mempermainkan dua hati wanita yang pasti nanti akan melukai salah satu dari mereka atau bahkan keduanya. Yang ada di pikirannya saat ini sudah pasti hanya bagaimana caranya mendapatkan Desi yang selalu

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Rencana Tian Nikah Siri Dengan Desi

    “Kalau begitu ibu tidak bisa melarang seperti yang ibu katakan tadi. Asalkan kamu harus selesai dulu dengan istri kamu.”Tian lantas tertegun. Meski dia begitu kesal dan marah pada Agni, tidak terlintas sedikit pun dalam hatinya untuk bercerai dengan istrinya itu. Di mata Tian, Agni adalah gadis yang baik dan santun. Terlebih kedua orang tuanya sangat menyayangi Agni. Jadi dia tidak berniat berpisah dari Agni. Tian terlihat begitu gugup. Dia hanya bisa mengangguk dan tersenyum canggung. Tidak tahu harus bagaimana menanggapi ucapan ibu Desi.“Bu. Kita makan dulu ya? Jangan bahas yang lain,” ucap Desi menengahi antara ibunya dan Tian. Dia tidak peduli bagaimana reaksi Tian selanjutnya, dia sudah cukup bahagia mendengar pengakuan Tian tentang perasaannya. Dan itu sudah lebih dari cukup.“Pak Tian. Maaf kalau pertanyaan ibu saya tadi ....”“Tidak apa-apa, Desi. Itu hal yang wajar sebagai seorang ibu.”Mereka sudah berada di luar rumah karena Tian akan pulang. “Tapi ....” Desi tidak mela

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Saat Tian Memilih Desi

    “Kamu beneran nggak apa-apa, Agni?” mama Tian begitu khawatir dengan menantunya yang terlihat sering murung. “Nggak, Ma. Agni baik-baik aja, kok. Mama jangan khawatir ya?”Wanita itu mengangguk mencoba percaya kalau sang menantu baik-baik saja.*“Pak Tian. Hari ini saya izin pulang lebih cepat, boleh?”Dessy sedang meminta izin pada Tian.“Mau ke mana?”“Tidak ke mana-mana, Pak. Ayah saya hari ini sudah diperbolehkan pulang.”Tian bangkit dari kursi dan memakai jas. Lalu mengambil kunci mobil di atas meja.“Ayo saya antar.” Tian melenggang begitu saja melewati Desi yang tidak tahu maksud bosnya itu.“P-pak ....” Desi mempercepat langkah kaki untuk bisa sejajar dengan Tian.“Saya akan antar kamu ke rumah sakit dan kamu tidak bisa menolak. Lagi pula kita tidak ada pekerjaan lagi, kan?”Desi hanya bisa mengangguk karena tidak mungkin dia bisa menolak Tian.Ternyata semua urusan di rumah sakit sudah selesai. Jadi ayah Desi langsung bisa dibawa pulang. Dua orang tua itu duduk di bangku p

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Rumah Tanggga Apa Yang Kini KuJalani

    Dengan langkah terburu Tian menyusuri koridor rumah sakit daerah tempat ayah Desi dirawat sesuai alamat yang dia ikuti di aplikasi penunjuk jalan.Dari jauh dia melihat Desi dan ibunya duduk di bangku panjang di depan sebuah ruang ICU. Segera Tian menuju ke sana.“Desi,” panggil Tian pelan.Desi yang tadi sedang berpelukan dengan ibunya kini mengangkat wajah dan menatap Tian.“P-pak Tian?”“Bagaimana keadaan ayah kamu?”“Infeksi usus buntu,” jawab Desi lirih. Sebenarnya dia malu untuk meminta bantuan pada Tian hanya untuk operasi yang sebenarnya tidak terlalu memakan banyak biaya. Hanya saja mereka baru saja melunasi rumah yang saat ini mereka tempati. Jadi tabungan Desi benar-benar sudah tidak ada lagi. “Dokter bilang apa harus segera dioperasi,” timpalnya lagi.“Ya sudah kalau begitu ayo kita urus administrasinya, supaya ayah kamu lekas bisa ditangani.”Desi mengangguk dan beranjak bangkit.“Ibu tunggu di sini, ya?”Ibunya Desi setuju dengan ucapan Desi.Kemudian Tian dan Desi ber

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Jauh Lebih Penting Sekretaris Ketimbang Istri

    Ya, orang itu adalah papanya Tian. Dia baru kembali dari pertemuan dengan beberapa pejabat daerah lainnya. “Kamu sedang apa di sini hujan-hujan begini?”Agni tidak tahu harus menjawab apa. Tidak mungkin dia bilang kalau melihat Tian yang hampir meniduri sekretarisnya sendiri.“Apa kamu bertengkar dengan Tian?” tebak pria paruh baya yang sebagian rambutnya sudah memutih itu.Agni tidak menjawab. Dia lagi menundukkan kepala dengan tangan yang saling bertaut.Papa Tian tentu sudah tahu kalau tebakannya pasti benar.“Ya sudah kalau begitu ayo kamu pulang ke rumah papa saja. Nanti biar mama yang bilang sama Tian kalau kamu tinggal bersama kami untuk sementara waktu.”Karena tidak punya pilihan lain, akhirnya Agni mengangguk setuju untuk ikut bersama mertuanya. Dia duduk di bangku belakang sedangkan papa Tian duduk di samping sopir.“Loh, Agni. Kenapa bisa ikut papa?” tanya mama Tian setibanya suami sampai di rumah.“Sudah, masuk dulu.” Mama Tian mengangguk dan mengajak menantunya masuk k

  • Mengejar Cinta Sahabat Jandaku   Agni Diusir

    Seketika wajah Agni berubah pias. Rantang yang ada di tangannya terempas jatuh ke lantai dan isinya berserakan. Dia melihat dengan jelas bagaimana tubuh Tian menindih seorang gadis yang hampir telanjang dan sedang menghisap puting payudara gadis itu dengan penuh nafsu.Sepasang manusia yang sedang dilanda gairah itu terkejut dengan kedatangan Agni.“A-Agni!” Tian langsung turun dari tubuh Desi dan menarik celananya ke atas dengan gerakkan terburu. Begitu juga dengan Desi yang langsung turun dan merangkak mencari bra dan kemejanya yang tadi dilempar sembarangan oleh Tian. Sadar dengan apa yang sedang terjadi, Agni langsung masuk dan menutup pintu agar tidak ada karyawan yang melihat adegan tersebut. Kini dia melihat dua orang berlainan jenis itu sibuk memasang pakaiannya kembali. Desi nampak ketakutan dari wajahnya yang pucat pasi. Berbeda dengan Tian yang wajahnya datar saja sambil terus menatap Agni. Meski awalnya sempat terkejut, tapi Tian sangat pandai menguasai diri dalam kondis

DMCA.com Protection Status