Share

Bab 20

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-08-06 00:00:04
"Aku tidak siap untuk negosiasi."

Arjuna mengakui terus terang, ia sulit berbohong kepada masa lalunya itu.

"Ada sedikit kekacauan dengan diriku."

Kirana tersenyum. "Maka itu aku menyarankan berkuda saja, jangan berburu."

"Aku butuh teman untuk bicara."

"Jangan memancing di air bening, aku pasti terpancing kalau prianya adalah kamu."

Arjuna tidak bermaksud untuk menggali kenangan masa lalu, ia sekedar mengungkapkan kebutuhan dirinya.

Arjuna sulit untuk menerima perempuan lain di saat pikirannya sedang kacau.

Perempuan bukan hiburan terbaik baginya.

"Aku siap menemani dirimu jika dibutuhkan."

Arjuna tidak mempunyai bayangan apapun selain pikiran kotor di otaknya.

Menemani adalah inspirasi yang dapat menciptakan banyak cerita untuk masa lalu.

"Kau belum punya calon?"

"Bulan depan married."

"Bulan depan adalah batas waktuku untuk melamar Chitrangada. Cintaku terhalang ayahku."

"Kau belum menemukan juga siapa ayahmu?"

Kirana satu-satunya mantan yang tahu kis
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 21

    "Kita sudah tiga pekan tinggal di desa, Tuan."Sopir mengingatkan Arjuna, kuatir tuan mudanya lupa karena keranjingan berburu kelinci."Aku ingin berkemah di gunung ... gunung apa itu namanya?" Arjuna ingin memperpanjang masa liburan di alam pedesaan. Arjuna merasa nyaman melewati hari-hari tanpa kewajiban mencari ayahnya.Arjuna ingin membiarkan batas waktu dari Angada menguap dari pikirannya."Aku bosan berburu di peternakan alam."Hutan di areal home stay dipagar kawat sehingga binatang liar tidak masuk, ribuan kelinci dan ayam hutan dilepas.Kirana berencana melepas mallard dan angsa untuk memanfaatkan danau."Gunung itu angker, Tuan. Konon banyak peri gentayangan di malam Jumat Kliwon."Tidak aneh, setiap gunung mempunyai cerita istimewa untuk para pendaki berhati-hati.Padahal di mana pun berada perlu berhati-hati."Aku lihat banyak wisatawan berkemah," kata Arjuna. "Jadi mereka ingin melihat penampakan peri?""Mereka tidak berani berkemah di malam Jumat Kliwon.""Malam itu kh

    Last Updated : 2024-08-07
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 22

    Pelayan mendirikan dua buah tenda kecil dan satu tenda besar. Tenda kecil untuk Arjuna dan Kirana, sedangkan tenda besar untuk mereka. Kemudian pelayan menyiapkan kompor berbahan bakar briket untuk memasak. "Di gunung ini banyak rusa dengan daging terlezat dan lemak separuh daging sapi," kata Kirana sambil menumpuk kayu bakar untuk api unggun. "Tapi peliharaan peri." "Jadi daging rusa adalah santapan peri?" Arjuna turut membantu menumpuk ranting kecil yang banyak terdapat di sekitar. "Rusa adalah teman bermain peri." "Barangkali peri jomblo." "Peri sudah bersuami buat apa kelayapan malam Jumat Klwon?" "Nah, kamu gentayangan malam Jumat Kliwon." "Aku kan belum bersuami." "Beberapa hari lagi." "Kamu juga beberapa hari lagi." Senja mulai turun. Matahari menampakkan jingganya lewat celah dedaunan. Udara mulai menusuk. Blazer menghangatkan mereka. "Jadi peri marah kalau kita menyantap daging rusa?" "Sebagaimana sahabat kita dibunuh, pasti murka." Gadis ind

    Last Updated : 2024-08-09
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 23

    Makan malam dengan panggang hati angsa sungguh nikmat sekali. Tapi kenikmatan itu terasa hambar manakala teringat Lesmana memberi tahu dirinya tidak datang dalam acara lamaran, meski kenyataannya begitu. Arjuna tidak berniat untuk datang pada akhir bulan. Ia akan mengirim manajer rumah untuk menjelaskan duduk perkaranya. "Kau mestinya tidak menjawab begitu," kata Arjuna. "Aku sulit untuk berubah pikiran." "Kau tidak berniat datang kan?" "Aku berniat datang jika malam ini peri memberi tahu siapa pemilik kujang emas." "Ada hubungan apa kujang pusaka itu dengan ayahmu?" "Aku tidak dapat bercerita banyak," keluh Arjuna. "Kau sudah memutuskan tentang kehadiranku." "Aku bilang prediksi ke Chitrangada." "Prediksimu pernah melesat?" "Tidak." "Berarti kau telah memberi kepastian." Arjuna menyelesaikan makan malam, kemudian pergi ke sopir untuk berkemas pulang ke bungalow. "Jangan begini dong, Jun," kata Kirana. "Kau mesti paham posisi Lesmana." "Justru aku paham bet

    Last Updated : 2024-08-11
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 24

    "Kau ratu peri atau ratu dangdut tidak tahu kujang ini?"Lesmana dan Nuraini terkejut mendengar pertanyaan Arjuna yang bernada mengejek itu.Arjuna kesal makhluk setingkat ratu peri tidak mengetahui silsilah kujang itu.Ratu peri mendelik marah. "Kau berani sekali menghinaku! Aku bukan makhluk segala tahu! Kau percaya ada Penguasa Langit dan Bumi?""Percaya."Arjuna senang melihat ratu peri terpancing emosi, sementara Lesmana dan Nuraini keluar keringat dingin.Ratu peri makhluk berkasta tertinggi di langit dan bumi. Ia sulit diredam jika sudah murka. Beberapa sekte terkenal di dunia bahkan memujanya sebagai dewi kecantikan."Tanyalah kepada-Nya!" kata ratu peri. "Ia pasti tahu!"Ratu itu menyumpahi diriku mati, batin Arjuna kecut. Padahal aku bersedia pergi bersamanya."Kujang itu bukan berasal dari bangsaku! Bukan juga dari bangsa jin dan bangsa lucis! Kau tanya ke bangsa mamon dan bangsa ifrit juga pasti tidak tahu! Selain itu, tidak ada kerajaan astral yang mempunyai benda pusaka

    Last Updated : 2024-08-11
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 25

    Arjuna harus menghentikan semuanya sebelum terjerumus ke jurang terdalam.Pada saat itu ia terlambat untuk keluar dari masa lalu.Arjuna mempersingkat liburan di alam pedesaan. Ia kembali ke kota dan meninggalkan perempuan masa lalu."Kamu sengaja membuat Ibu cemas?" tegur Dewi Priti. "Menolak berkomunikasi dengan wanita yang melahirkan dan membesarkanmu dengan susah payah untuk menjadi orang.""Ibu menghubungi lewat nomor mana?" tanya Arjuna heran."Semua nomor; nomor keluarga, nomor pribadi, nomor bisnis, dan nomor umum, semua di luar jangkauan area!"Arjuna tidak membekukan nomor keluarga, nomor itu khusus untuk ibunya dan orang rumah."Nomor keluarga aktif, tidak ada telepon masuk. Nomor lain dimatikan, aku tidak mau diganggu urusan bisnis dan urusan lain." Arjuna pernah mengeluh kepada kujang emas bahwa ia tidak mau menerima telepon yang menambah pusing kepalanya. Kebiasaan Arjuna adalah bercakap dengan kujang emas sebelum tidur.Apakah mungkin kujang emas memblokir telepon mas

    Last Updated : 2024-08-13
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 26

    Arjuna duduk di kasur dengan kujang emas di tangan. Ia seakan tak bosan memperhatikan kemilau kujang itu. Padahal keluarganya sibuk mempersiapkan acara lamaran. "Aku sebenarnya tidak enak mengecewakan Ibu," kata Arjuna. "Tapi percuma aku datang hanya untuk mendengar penolakan." Arjuna mendengar kabar itu dari calon istri sopir yang bekerja di rumah Angada. Arjuna bahkan meminta ibunya untuk membatalkan lamaran ketimbang mendapat malu, namun ia berpendapat lain. "Kita mesti menghormati apapun keputusan Angada," kata ibunya. "Aku mencoba berjiwa besar jika apa yang kamu sampaikan itu benar, penolakan sudah melalui proses panjang." Arjuna enggan mendesak ibunya, ia pasti menyalahkan dirinya, bahwa penolakan itu terjadi karena kebohongan dirinya. Ibunya berangkat bersama rombongan. Ia tahu kepergian ibunya untuk menjaga dampak negatif di kemudian hari. Ada kerja sama bisnis dengan Angada dan bisa berantakan kalau ibunya tidak datang. "Semua gara-gara dirimu," sergah Arj

    Last Updated : 2024-08-24
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 27

    Arjuna jadi gelisah karena Chitrangada bersikeras ingin tinggal di kamarnya.Chitrangada bersembunyi di kamar mandi sewaktu ibunya masuk menyampaikan kabar bahwa acara lamaran kembali gagal.Angada tidak memberi kepastian karena puterinya pergi secara diam-diam."Chitrangada kabur," kata ibunya. "Angada curiga puterinya pergi bersamamu.""Maka itu Ibu video call dengan mami Chitrangada, untuk membuktikan kalau aku baik-baik saja di dalam kamar."Dewi Priti menepuk bahu puteranya, lalu berkata separuh mengeluh, "Jangan berharap lagi, Angada sudah membuangmu.""Ibu bilang Angada belum memberi jawaban.""Kaburnya Chitrangada adalah jawaban."Dewi Priti bangkit dari kasur dan meninggalkan kamar anaknya.Arjuna mengunci pintu. Ia bingung dengan situasi yang dihadapinya. Arjuna tidak mungkin mengusir Chitrangada, namun membiarkan tinggal juga mustahil."Aku dalam masalah besar," keluh Arjuna sambil duduk di sofa dengan lesu. "Bagaimana kalau Angada tahu puterinya ada di kamarku?""Papi tid

    Last Updated : 2024-08-24
  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 28

    Arjuna merasakan hamparan tidurnya sangat berbeda. Ia membuka mata dan terkejut menemukan dirinya tergeletak di atas rumput tebal. Kujang emas masih berada dalam genggaman tangan di atas dadanya. "Berada di mana aku?" Arjuna bangkit duduk dengan bingung. Matanya beredar ke sekitar. Tampak pepohonan besar menjulang tinggi diselingi tanaman perdu dan semak belukar. "Tampaknya sebuah hutan...!" Arjuna berdiri sehingga ia bisa lebih jauh memandang sekeliling. "Apa yang terjadi dengan diriku? Mengapa aku berada di sebuah hutan?" Arjuna mencoba mengingat-ingat peristiwa sebelumnya. Ia tengah beristirahat bersama Chitrangada di kamar, tiba-tiba terbangun di hutan yang sangat asing baginya. "Apakah kujang emas telah membawaku ke tempat di mana ayahku tinggal...?" Arjuna menyelipkan kujang emas di balik baju, lalu berjalan dengan waspada di antara rerumpunan tanaman perdu. Sinar matahari bersorot malu-malu lewat rimbunnya dedauanan. Embun bening menetes dari daun perdu. "H

    Last Updated : 2024-08-26

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 95

    Dalam satu kesempatan Kong berhasil menangkap kaki srikandi perang, ia memutar kaki itu dan mendorongnya. Srikandi perang jatuh terhempas. Kong segera menotok saraf motorik, srikandi merasa seluruh ototnya lemas, tak kuasa bangun. "Bedebah!" geram srikandi perang. "Lepaskan totokanmu!" Kong segera membawa srikandi perang ke bawah pohon rindang. Komandan pasukan pemburu itu mendelik tanpa kuasa untuk melepaskan diri. "Jahanam!" maki srikandi perang. "Apa yang hendak kau lakukan?" Kong membaringkan srikandi perang di atas daun mati. Wanita itu semakin deras memaki-maki. "Antara melaksanakan wangsit dan kebelet, kau tak ada bedanya Kong," sindir Arjuna. "Aku curiga kau menjadikan wangsit untuk melampiaskan hasratmu." Kong menjelaskan bahwa wangsit itu perlu dibuktikan kebenarannya. Ia sendiri kurang yakin, namun tidak rugi seandainya suara gaib itu berdusta. "Aku kira suara gaib itu ingin menonton kalian secara live," kata Arjuna. "Ia pasti berbuat sendiri kalau bisa. Wa

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 94

    Ksatria pemburu bertumbangan kena amuk naga sakti. Pedang mereka tidak mempan untuk melukai, kulit naga seakan membal. Para ksatria itu menjadi bulan-bulanan naga sakti. Kematian adalah akhir dari perlawanan mereka. Ksatria berjubah biru yang sedang menghadapi Arjuna tampak gentar menyaksikan kawannya tewas satu per satu. "Jadi kau pewaris pedang mustika manik?" tanya ksatria berjubah biru. "Bagaimana manusia seperti dirimu terpilih menjadi ksatria perang? Kau lebih cocok jadi pangeran dengan dikelilingi puteri cantik jelita, gerakanmu terlalu lembut untuk memainkan pedang."Keunikan ilmu pedang kuno yang dimiliki Arjuna adalah laksana penari memainkan pita, terlihat kurang bertenaga, menitikberatkan pada keseimbangan chi, selaras dengan jurus tai chi yang dipelajarinya.Sekali terkena pukulan, organ tubuh dalam akan remuk. Pedang di tangan musuh akan terbabat putus dengan aliran chi lebih besar.Ksatria berjubah biru tidak menyadari bahaya itu. "Aku tidak bangga terpilih me

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 93

    "Aku ada masalah dengan kejujuran perempuan." Arjuna ingin menyindir Dara Hiti. Empat Iblis Hitam tidak mempunyai maksud jahat kepada Kong. Mereka hanya ingin memanfaatkan. Kong seakan siap menjadi pelindung mereka. Padahal Arjuna mesti turun tangan kalau ia mendapat kesulitan. Kong takkan mampu mengatasi pasukan pemburu meski dibantu Empat Iblis Hitam. Kemampuan mereka sangat tinggi.Ilmu dewa yang tersisa hanya kemampuan berlari yang luar biasa. "Kapan aku pernah berbohong kepadamu?" tanya Dara Hiti. "Aku pergi ke utara bukan untuk kabur, aku mengambil jalan memutar untuk ke kastil selatan." "Mengambil jalan memutar itu ke barat atau timur, bukan pergi ke arah sebaliknya." Empat Iblis Hitam sebetulnya ingin pergi ke kampung Pawon di utara, kekacauan di daerah itu mulai mereda, mereka ingin menunggu perkembangan di Batulayang. Kampung itu menjadi daerah paling bergejolak setelah istri Bairawa terbunuh oleh pasukan Senopati Aryaseta. Penyerbuan ke kastil selatan akan mengundan

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 92

    Dara Hiti bertanya untuk memastikan, "Kau serius?" Arjuna balik bertanya, "Bukankah kau calon istri Kong? Alangkah baiknya ada pembuktian terlebih dahulu." Srikandi perang membentak, "Siapa kau? Jangan meminta Dara Hiti untuk melakukan perbuatan yang dikecam para dewata!" "Aku kira kalau suka sama suka bukan masalah." "Raja Langit pasti murka!" Kong keluar dari arena pertarungan dengan jungkir balik di udara, lalu berdiri di hadapan Arjuna. Ia bertanya, apa maksud Arjuna menyuruh mereka bercinta? Apakah ingin melihat pertunjukan hot secara gratis? Kong menolak sebab ia mempunyai urusan penting dengan srikandi perang. Ia harus melumpuhkan wanita itu sesuai wangsit yang diterima. "Dara Hiti pasti tersinggung kalau kau menolaknya." Kong menjelaskan ketua Empat Iblis Hitam ingin memancing Arjuna turun ke gelanggang, bicaranya jadi melantur. Kong tahu Dara Hiti tidak sungguh-sungguh dengan perkataannya, bukan masalah juga baginya. Seandainya Dara Hiti bersedia menjadi

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 91

    Arjuna memuji kecerdikan Dara Hiti memancing emosi srikandi perang. Ia memanfaatkan kelembutan hati Kong untuk mengeksploitasi suasana. "Aku tahu kau tak pernah berniat menjadi istri Kong," kata Arjuna. "Kau kira segampang itu berdusta." Kong bukan pejantan yang suka menagih janji. Barangkali kerelaan perempuan menjadi istri akan membebaskan dirinya dari kutukan. Arjuna ingin Empat Iblis Hitam menjadi istri Kong untuk membuktikan perkiraannya. Satu-satunya jalan untuk membebaskan kutukan abadi dengan membuat murka pencipta kutukan itu. Dewi cinta pasti didesak untuk mencabut kutukannya. Kong bukan pembangkang Raja Langit, ia hanya tidak mampu mengendalikan nafsu. "Aku harus membunuh kalian untuk mencegah kemurkaan penguasa langit!" kata srikandi perang. "Bersiap-siaplah menghadapi kematian!" "Kau terlalu menganggap remeh Kong!" teriak Dara Hiti. "Ketahuilah, ksatria perang memberikan pataka dan kujang emas kepada Kong karena kesaktiannya di atas dirimu!" "Ksatria perang

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 90

    Arjuna menegur, "Janganlah mengacaukan suasana dengan cerita tak berguna. Aku datang ke abad ini untuk mencari ayahku." Arjuna bahkan ingin mengakhiri pencarian kalau ia tahu letak pintu dimensi. Jadi ia sekarang bukan ingin menemukan ayahnya, ingin segera pulang ke masa depan. Hanya orang yang tahu jalan itu adalah ayahnya. Ia orang yang paling mungkin diminta bantuan karena istrinya menginginkan Arjuna pergi. Pencarian mengalami kesulitan karena ayahnya musuh besar istana. Ia berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari perburuan. Mencari ayah dan pintu dimensi sama susahnya. "Seperti ada orang lagi bertarung." Telinga Arjuna yang tajam mendengar bunyi bentrokan senjata dan teriakan wanita membakar semangat bertempur. Suara itu terdengar sayup-sayup menandakan lokasinya cukup jauh. Arjuna dan Kong berlari ke arah datangnya suara itu. Mereka mengerahkan chi secara penuh, berlari di angkasa melewati pepohonan, dengan titian angin. "Kejarlah aku, Kong!" seru Arju

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 89

    Kong tampak kebingungan ketika beberapa kingkong betina berlompatan turun dari dahan rimbun dan menghadangnya. Kong tidak menguasai bahasa kingkong sehingga ia tidak mengerti perbincangan mereka. Kingkong betina kagum melihat kingkong jantan berpenampilan seperti manusia. Kemudian mereka riuh seakan memperdebatkan sesuatu, berisik sekali. Mereka berebut untuk bercinta lebih dahulu dengan Kong. "Kau terlalu ganteng untuk jadi kingkong." Arjuna menepuk bahunya. "Mereka sepertinya lagi memperebutkan dirimu." Kong garuk-garuk kepala. Ia bingung untuk menjelaskan karena mereka tak mengerti bahasa isyarat. Kong bengong saat mereka berkelahi saling cakar seperti manusia. Kelihatannya mereka ingin menyelesaikan dengan perkelahian. Memperebutkan pejantan adalah hal biasa bila musim kawin tiba. "Kabur...!" kata Arjuna. "Aku sulit bersikap melihat dirimu jadi piala bergilir." Kingkong betina seru berkelahi dengan suara berisik bukan main. Mereka tidak sadar kalau pejantan yang d

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 88

    Arjuna memutuskan untuk pergi ke Batulayang. Ia harus mencari Senopati Aryaseta untuk mengetahui lokasi pintu dimensi. Arjuna harus berbesar hati bertemu dengan ibu sambung yang merupakan mantan kekasihnya, meski sulit untuk memaafkan pengkhianatan Senopati Aryaseta terhadap ibunya. Tapi haruskah? "Kita cari cendekia yang menguasai ilmu dan perhitungan lokasi pintu dimensi," kata Arjuna berubah pikiran. "Aku enggan minta tolong pada senopati." Arjuna ingin mencari raja yang digulingkan, tapi Panduwinata sedang dilanda kemelut karena putranya kehilangan gelar kebangsawanan. Untuk mendapatkan gelar kebangsawanan, ayah dan ibunya harus menikah secara resmi, dan itu tidak mungkin. Pernikahan sedarah adalah terlarang. Bagaimana Panduwinata dapat membantunya sementara ia sendiri terlilit masalah besar. Resi Aswatama telah menimbulkan bencana tanpa berkesudahan. "Meminta bantuan Resi Aswatama dan Raja Widura lebih tidak mungkin lagi," keluh Arjuna. "Bukan menolong, mereka pasti

  • Mengejar Cinta Puteri Bangsawan   Bab 87

    Kong menuntaskan perlawanan empat pengawal utama istana dengan kematian. Mereka memilih bertarung sampai akhir dan menderita luka dalam sangat parah. Kong protes karena Arjuna membiarkan Empat Iblis Hitam pergi ke kastil selatan tanpa mereka. "Pantas saja kau kena kutukan kalau matamu sulit dijaga," kata Arjuna. "Kekhawatiranmu hanya modus. Mereka bukan pendekar kaleng-kaleng." Arjuna curiga Kong bukan sekedar selingkuh dengan dewi kelamin, ia melakukani kesalahan besar yang menyebabkan jiwanya terkurung dalam sosok kingkong. Dewi kelamin masih bisa tampil dalam wujud asli, namun Kong tidak bisa bertransformasi menjadi dewa kelamin, atau wujud ksatria. Bahkan Kong tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa manusia, hanya bisa bahasa isyarat. "Kesalahan apa yang telah kau lakukan, Kong?" selidik Arjuna penasaran. "Mengapa hukuman yang kau terima berat sekali? Aku kira perselingkuhan dengan dewi kelamin bukan kesalahan tak termaafkan." Kong menjelaskan bahwa perselingkuhan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status