Home / Romansa / Mengejar Cinta Om Alan / Chapter 29 - Reset

Share

Chapter 29 - Reset

Author: Keanz
last update Last Updated: 2023-12-02 16:03:08

Alan masih menyusuri jalan ibu kota yang sudah tampak sepi karena hampir tengah malam. Beberapa menit lagi hari akan berganti, namun Kimberly belum juga ditemukan. Mike dan anak buahnya pun tak ada yang memberi kabar, itu pertanda mereka pun belum berhasil menemukan keberadaan keponakannya.

"Dimana kau, Kim? Dasar gadis bodoh!"

Pikiran-pikiran buruk silih berganti meracuni otak pria itu. Mengingat tindakan bodoh yang dilakukan Merli, membuat Alan semakin gelisah dan kacau. Apalagi ia pun belum lama menyaksikan bagaimana Kanaya juga melakukan tindakan bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya.

Kriiing..

Kriiing..

Kriiing..

Sejak beberapa jam yang lalu gawai Alan berdering. Kanaya terus saja menelponnya karena ia tak kunjung pulang ke mansionnya. Tak satupun pesan atau panggilan dari Kanaya yang ia gubris, otaknya tak lagi mengkhawatirkan wanita itu. Kini hanya Kimberly yang memenuhi kepalanya.

*

"Kim, ini sudah malam. Kau tak mau pulang?"

Genta masih setia menemani Kimberly di r
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 30 - Ingin Memelukmu Sebentar Saja

    ”Kau kerja pagi hari ini? Sore nanti aku akan bertemu client di dekat tempat kerjamu. Boleh aku mampir?”-GentaGawai Kimberly bergetar di dalam saku celananya. Gadis itu meraih gawainya dan terdapat satu pesan dari Genta."Siapa?" tanya Naina yang melihat Kimberly membuka pesan di gawainya."Genta. Sore nanti dia bertemu client di dekat cafe, jadi dia mau mampir kesini."Kimberly memasukkan gawainya kembali ke dalam saku."Hh.. alasan. Dia sengaja minta clientnya bertemu di dekat cafe kita, agar dia bisa langsung bertemu denganmu. Haha..." Naina sangat pintar berasumsi. Setelah peristiwa obrolan mereka di rooftop rumah sakit, Genta memang cukup intens menghubungi Kimberly. Meski tak setiap hari, namun dalam minggu ini ia kerap kali datang ke cafe pada jam makan siang."Aku tak peduli. Masalahnya aku tak punya alasan untuk menolaknya, Nai. Lagi pula Genta bisa sedikit membuatku terhibur. Apa aku terlalu egois?""Egois? Kenapa harus egois? Dia yang datang padamu, Kim, bukan kau yang m

    Last Updated : 2023-12-04
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 31 - Aku Cemburu

    Brrrmmmm....Jalan yang dipadati dengan kendaraan tak menyurutkan emosi Alan. Pria itu tetap mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Emosinya seakan terwakili oleh injakan pedal gas yang semakin ke dalam."Sial! Siapa lagi bajingan tengik yang menginginkanmu, Kim? Bisa-bisanya kau diam saja saat dipeluk oleh pria lain. Dasar brengsek!"Alan terus mengumpat seiring laju kendaraannya yang semakin cepat. Deru emosi yang menggebu dan membuat hatinya panas tak menggubris setiap bunyi klakson yang dibunyikan pengendara lain yang merasa terancam dengan cara Alan berkendara."Woi.. kau mau mati!"Seorang pengendara mobil membuka kaca mobilnya dan berteriak kencang ke samping mobil Alan. Pria itu hanya menoleh namun tak menggubrisnya, ia justeru mempercepat laju kendaraannya dan membuat pengendara itu harus banting stir ke kanan agar terhindar dari kecelakaan."Hhh.. kau berhasil membuatku kacau, Kimberly. Aku kalah..aku benar-benar kalah dengan perasaanku."Alan tak tahu bagaimana cara

    Last Updated : 2023-12-06
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 32 - Menekan Rasa Demi Sebuah Tanggung Jawab

    "HAH?"Wajah Alan tampak panik melihat pesan yang tadi ia tulis sudah terkirim ke nomor Kimberly."Alan? Kau sakit?" Kanaya ikut panik melihat wajah kekasihnya yang sedikit pucat.Alan tak menjawab, ia berdiri dan bolak balik seperti orang bodoh. Alan masih memikirkan cara agar pesan itu tak sampai dibawa oleh Kimberly. Pria itu menggigit jarinya seraya memikirkan cara yang sebenarnya sangat mudah, tapi karena kepanikannya Alan tak dapat berpikir dengan jernih."Alan kau kenapa?""Diam dulu, Nay. Aku salah mengirimkan pesan pada seseorang. Aku harus mencari cara untuk menghapusnya sebelum orang itu membaca pesanku. Kau diam dulu.. oke.."Kanaya termangu melihat kekasihnya yang tampak bodoh."Kau tinggal menghapusnya, Alan," ujar Kanaya menjelaskan perlahan."Bagaimana menghapusnya jika-- oh.. ya.. ya. Aku tahu."Seketika wajah Alan berubah sumringah. Ia langsung menghapus pesan yang telah terkirim. Untung saja pesan itu baru tercentang dua dan belum dibaca oleh Kimberly."Kau salah me

    Last Updated : 2023-12-08
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 33 - Gadis Sempurna

    "Permisi, Pak. Anda memanggil saya?"Linda, karyawan yang kini menjadi sekretaris pribadi Genta masuk ke ruangan pemuda itu.Genta tak langsung menjawab, ia justeru mengamati bentuk tubuh sekretarisnya. Dari ujung rambut sampai ujung kaki wanita itu tak luput dari sorot penasaran iris mata Genta, membuat Linda tampak risih dan takut."Berapa usiamu?" tanya pemuda itu."Eee.. saya.. dua puluh empat tahun, Pak.." sahut Linda ragu-ragu."He em, tak berbeda jauh," gumannya."Nona Linda, boleh saya minta bantuanmu? Saya ingin membeli gaun pesta untuk perempuan yang postur tubuhnya sama sepertimu," ungkap Genta.'Ya, Tuhan.. ternyata...'"Tentu, Pak. Saya akan membantu Anda. Bisa saya tahu lebih spesifik bentuk tubuh dan.. warna kulitnya? Itu akan membantu untuk mencari warna gaun yang pas." Linda tampak bersemangat membantu atasannya.Genta kembali memperhatikan tubuh sekretarisnya,"Tubuhnya persis sepertimu, tidak terlalu tinggi. Bentuk wajahnya tak terlalu bulat, karena dia memiliki rah

    Last Updated : 2023-12-10
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 34 - Pesta Pertunangan Borne

    "Ta, aku..."Kimberly kembali ragu untuk turun dari mobil setelah sampai di basement aula tempat pertunangan Borne dan Rea berlangsung. Sepanjang perjalanan gadis itu menyesali keputusannya karena datang ke acara itu. Kim takut kedatangannya justeru membuat Genta malu. Sebagian besar tamu yang datang pastilah kolega-kolega ayahnya dulu yang mendekat saat Dhaniel masih sukses, dan mulai menjauh saat pria itu tersangkut masalah."Santai saja, Kim. Di dalam sana pasti banyak yang kau kenal," ujar Genta."Justeru itu yang aku khawatirkan, Ta. Aku mengenal sebagian tamu di dalam sana. Mereka pasti orang yang sama yang dulu sering diperkenalkan papa padaku. Kau bisa malu karena datang bersamaku.."Kimberly tak pernah seinsecure ini selama hidupnya, bahkan saat ia harus menjadi pramuniaga saja gadis itu masih bisa berjalan dengan kepala tegak. Tapi kali ini ia mati kutu karena nama Genta yang menjadi taruhannya.Genta menggenggam tangan gadis yang terasa dingin itu, berusaha memberi kehangat

    Last Updated : 2023-12-13
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 35 - Pria Egois

    "Ta, sepertinya Rea benar-benar tak mengundang teman-teman kita ke pesta pertunangannya. Kulihat semua tamu yang datang hanya kolega ayahnya dan ayah Borne.""He em. Pesta pertunangan hanya sebagai tema saja, Kim. Kau pasti sudah mengetahuinya sejak dulu."Genta tersenyum kecil pada Kimberly yang menurutnya sudah lebih fasih dengan pesta-pesta berlabel tak sesuai seperti ini. Para pengusaha kaya memang sering kali membuat pesta dimana pesta itu hanya untuk bersenang-senang atau menambah kolega bisnisnya saja. Pesta cocktile, pesta kebun atau pesta seperti yang kini dihadiri banyak tamu biasanya hanya sebagai ajang untuk membuat nama mereka lebih dikenal. Atau setidaknya menambah elektabilitas di kalangan para pengusaha ataupun pemerintahan."Ya. Tapi kukira setidaknya Rea mengundang beberapa teman kami yang dulu dekat dengannya, seperti Caca. Hhh.. sepertinya ini memang pesta orang tua mereka," ujar Kimberly yang menguar tawanya dengan riang.Genta seakan terhipnotis oleh tawa renyah

    Last Updated : 2023-12-14
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 36 - Rahasia yang Terungkap

    "Kim...""Hm?""Aku mencintaimu..""Alan Satou, hanya mencintai gadis bernama Kimberly Batara.."Kimberly tertegun di dalam pelukan Alan. Tak ada satu kata pun yang terucap untuk membalas kalimat yang sejak dulu ia tunggu-tunggu keluar dari mulut pamannya. Gadis itu percaya jika pamannya juga merasakan hal yang sama dengannya, namun baru kali ini Alan dengan gamblang mengatakan kata cinta itu. Dengan sadar, dengan dirinya dalam pelukan pria itu. Alan membuat satu sudut bibir Kimberly kembali tersenyum."Benarkah? Alan Satou hanya mencintaiku? Hh.. bullshit!" racaunya dengan mimik berpura-pura marah."Kau tak percaya?" Alan melepas pelukannya."Hadeuuuh.. mana ada yang percaya dengan ucapanmu, Om! Kau bilang mencintaiku tapi bersama wanita lain. Mulut dan hatimu tak sinkron, tahu!"Kimberly mencebik dan memicingkan matanya. Dan kini Alan lah yang mulai tertunduk lesu. Pria itu tak menampik kata-kata keponakannya, tapi apa yang ia ucapkan justeru sesuatu yang ia rasakan di hatinya. Jika

    Last Updated : 2023-12-15
  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 37 - Jangan Memimpikanku

    Drt.. drt.. drt.. "Kimberly ponselmu bunyi." Naina yang sudah tertidur lelap merasa terganggu dengan getaran ponsel Kimberly di atas nakas. Meski tak berdering namun suara getarannya cukup keras. Gadis yang masih berada di kamar mandi itu terburu-buru keluar dan meraih ponselnya. Ia tahu jika telpon itu pasti dari kekasihnya. "Ehm." Kim menormalkan detak jantungnya lebih dulu karena terlalu senang dengan apa yang terjadi malam ini. "Ya.." ("Kau belum tidur? Menungguku menelponmu?) Alan menggoda gadis itu yang kini wajahnya bersemu kemerahan karena malu. "Aku-- aku tak menunggu telponmu! Aku baru selesai mandi, tubuhku lengket karena banyak meluapkan emosi tadi," cetus gadis itu beralasan. ("Kau pasti berlari dari kamar mandi setelah telponmu berdering.) Lagi-lagi Alan menggoda dengan kalimat yang tepat, membuat Kimberly semakin merasa tersudut. Untung saja pria itu tak ada d

    Last Updated : 2023-12-16

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 86 - Itu bukan Cinta!

    Lift di lantai ruang CEO terbuka, seorang perempuan keluar dari sana dengan langkah terburu dan wajah serius."Nona, Anda tidak boleh--"Diam kau!"Perempuan itu mengindahkan larangan sekretaris Alan Satou, ia tetap melangkah menuju ruangan pria itu."Alan."Kanaya menyerukan nama tunangannya sesaat setelah pintu terbuka."Hhh.. mau apa kau kesini? Mike si bodoh itu selalu saja tak menggubris perintahku."Alan membuang pandangannya dengan malas. Ia tengah tak berselera untuk meladeni Kanaya."Aku hanya ingin mengatakan, jika aku tak bisa bersamamu, tak ada perempuan lain yang boleh bersamamu. Kau milikku, Alan.""Aku sudah malas mendengar rengekanmu, Nay. Cepat keluar dari sini atau aku harus memanggil keamanan untuk menyeretmu keluar.""Kau tidak akan bisa membuatku keluar dari sini. Aku tak pernah main-main."Alan yang sudah sangat malas meladeni Kanaya langsung meraih gagang telpon hendak mendial nomor keamanan kantornya."KANAYA!"Alan membanting gagang telpon saat melihat mantan

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 85

    Lift di lantai ruang CEO terbuka, seorang perempuan keluar dari sana dengan langkah terburu dan wajah serius."Nona, Anda tidak boleh--"Diam kau!"Perempuan itu mengindahkan larangan sekretaris Alan Satou, ia tetap melangkah menuju ruangan pria itu."Alan."Kanaya menyerukan nama tunangannya sesaat setelah pintu terbuka."Hhh.. mau apa kau kesini? Mike si bodoh itu selalu saja tak menggubris perintahku."Alan membuang pandangannya dengan malas. Ia tengah tak berselera untuk meladeni Kanaya."Aku hanya ingin mengatakan, jika aku tak bisa bersamamu, tak ada perempuan lain yang boleh bersamamu. Kau milikku, Alan.""Aku sudah malas mendengar rengekanmu, Nay. Cepat keluar dari sini atau aku harus memanggil keamanan untuk menyeretmu keluar.""Kau tidak akan bisa membuatku keluar dari sini. Aku tak pernah main-main."Alan yang sudah sangat malas meladeni Kanaya langsung meraih gagang telpon hendak mendial nomor keamanan kantornya."KANAYA!"Alan membanting gagang telpon saat melihat mantan

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 85 - Kau Milikku!

    Sinar sang surya masih terasa menyengat meski ia telah perlahan menuju Barat. Pertemuan Kimberly dengan Genta yang mungkin akan menjadi pertemuan terakhirnya dengan pemuda itu sedikit menyisakan rasa pilu. Bukan karena gadis itu mencintai Genta, namun ada rasa tak tega saat Kimberly harus menolak ungkapan cinta pemuda itu untuk kedua kalinya.Taksi online sudah sampai mengantarnya ke depan gerbang tinggi mansion milik sang paman. Perlahan gadis itu merasakan sesuatu saat melangkah masuk ke dalam bangunan megah itu."Selamat Sore, Nona Kim.""Sore, Pak."Senyum tenang terkulum dari bibir mungil gadis itu, namun terasa ada sebuah kejanggalan dari raut sang security penjaga pos pintu gerbang."Bi, ada apa dengan wajahmu?"Lagi-lagi Kimberly menemukan wajah tegang dari pelayan di mansion itu. Bi Jeni yang menyambut kedatangannya tampak kaku dan ketakutan."Tu-- tuan Satou.. menunggu Anda di ruang kerjanya, Nona," sahut pelayan tua itu dengan tergagap."Alan? Alan sudah pulang, Bi?""Iya.

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 84 - Hari Perpisahan

    Mobil sedan berlabel burung berwarna biru berhenti di depan Cafe sebrang SMA Penabur, sekolah Kimberly dulu. Gadis itu keluar dari mobil dan berjalan menuju tempat pertemuannya dengan Genta."Kim!"Tangan Genta melambai ke arah Kimberly, dengan senyum cerah bertengger di bibir pemuda tampan itu."Maaf aku terlambat, Ta.""He em. Duduklah, kau mau pesan apa? Menu favoritmu?"Kening Kimberly sedikit mengerut, "memangnya kau tahu apa menu favoritku disini?" tanyanya meragu.Pemuda itu kembali tersenyum dan kembali meminta Kimberly untuk duduk."Aku tahu semua tentangmu, Kim. Apapun itu," jawabnya dengan tenang."Warna kesukaanku?""Hijau.""Eeem.. lagu kesukaanku?""Epiphany.""Waw.. eeem, ini pasti kau tak tahu, Ta. Pemain sepak bola yang kusuka?"Kimberly tersenyum remeh saat Genta terdiam untuk berpikir."Kalau aku tahu.. apa aku boleh meminta sesuatu padamu?""Hh? Kalau begitu kau tak perlu--"Ricardo Ijection Santos Leite. Kau sangat mengidolakannya sejak remaja. Pemain sepak bola d

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 83

    "Hhh... oke, jadi apa yang harus saya lakukan untuk meredam berita ini. Kita tak bisa mendiamkanya begitu saja, nama baik Anda bisa tercoreng dan itu akan membuat para pemegang saham ragu dengan kredibilitas Anda.""Kau fokus saja pada peluncuran produk baru kita di Jepang. Masalah ini biar jadi urusanku," titah Alan pada sang asisten."Baiklah. Kalau begitu saya pergi dulu."Mike keluar dari ruang CEO untuk melakukan beberapa pekerjaan di luar kantor.Drt..Drt..Drt..Gawai Alan bergetar, nama Kimberly terpampang disana. Dengan sigap pria itu mendial tombol hijau karena khawatir terjadi sesuatu dengan kekasihnya.”Sayang, apa terjadi sesuatu?”(”Alan, video peristiwa di mall tadi beredar luas di sosial media. Apa kau baik-baik saja?”)”Hhh.. jangan mengkhawatirkanku, Moon. Itu hanya berita sampah, sebaiknya kau tak perlu membuka akun sosial mediamu dulu. Lebih baik kau istirahat.”(”Kau sudah melihatnya? Ada yang merekam saat kau menampar Kanaya, Alan. Itu akan mempengaruhi pekerjaa

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 82 - Hot News

    Kimberly dan Naina keluar dari toko pakaian dengan membawa tiga paper bag berlogo brand ternama."Nai, aku lapar. Kita makan dulu, ya.""Oke." Naina memberi kode setuju pada jarinya."Hai, Kim. Sepertinya Alan memberimu kompensasi sangat banyak setelah kejadian malam itu."Suara seorang perempuan yang dikenal Kimberly membuat dirinya dan Naina menoleh bersamaan."Apa itu semua kompensasi dari Alan karena telah membawamu ke atas--"Cukup, Kanaya!"PlakkBelum selesai Kanaya menjatuhkan mental Kimberly, Alan yang muncul tiba-tiba lebih dulu melayangkan sebuah tamparan di pipi wanita itu. Matanya tajam menatap nyalang Kanaya yang terkejut mendapat sebuah tamparan keras, padahal Alan tak pernah sekalipun berbuat kasar padanya."Brengsek! Kau--"Kau sudah keterlaluan, Kanaya! Sekali lagi kau mencoba menyakiti calon istriku, aku tak akan segan-segan berbuat lebih kasar lagi padamu!"Ancaman Alan membuat mulut Kanaya ternganga namun kelu. Kata calon istri cukup membuat wanita itu terhenyak s

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 81 - Kompensasi

    "Anda memanggil saya, Tuan?""Mike, datanglah ke mansionku dan berikan ini pada Kimberly.Alan menyerahkan sebuah black card pada asistennya."Ini.. untuk nona Kim?" tanya pemuda itu."He em. Itu hadiah karena dia sudah bisa memanggil namaku.""Hah?" Mike tak mengerti dengan apa yang dibicarakan bosnya."Sudah jangan banyak tanya! Kau serahkan kartu ini saja pada Kimberly dan langsung kembali ke kantor. Dua jam lagi kita rapat internal."Bagi Mike, titah Alan adalah sesuatu yang mustahil ia bantah. Apa yang dikatakan pria itu, itulah yang harus ia jalani."Baik, saya pergi sekarang."*"Waaah.. aku baru lihat rumah semegah ini, Kim. Sepertinya aku akan tersesat jika berada disini sendirian."Kimberly sengaja mengundang Naina ke mansion Alan, kebetulan gadis itu tengah libur bekerja."Disini ada petunjuk arah, Nai." Kimberly menunjuk tulisan led yang ada di depannya. Bi Jeni meminta Alan untuk membuat petunjuk arah untuk memudahkan pelayan yang baru bekerja disana."Waaah.. ini bukan

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 80 - Tetaplah Menjadi Diri Sendiri

    ”Hei, gadis sombong! Pantas saja kau tak masuk-masuk kerja, ternyata si Kuda Putih sudah melamarmu, ya!”-NainaBaru saja bangkit dari ranjang, mata Kimberly dibuat mengerjap beberapa kali saat membaca pesan chat dari Naina."Dari mana Naina tahu kalau Alan melamarku?" tanyanya pada diri sendiri.”Kau tahu dari mana, Nai? Maaf aku tak memberi kabar apapun selama beberapa hari ini. Nanti saat masuk kerja akan kuceritakan.”-Kimberly”Hhh, tuan putri pasti baru bangun dan belum melihat berita hangat yang sudah jadi perbincangan. Bukalah sosial mediamu, Kim. Kau akan tahu sendiri dari mana aku bisa tahu.”-NainaKimberly langsung membuka akun sosial medianya. Sudah banyak tag video di akun instagram gadis itu."Video apa ini? Kenapa banyak sekali yang menandai akunku?"Matanya membola dengan mulut ternganga saat prosesi lamaran yang Alan lakukan untuknya terpampang jelas di gawainya. Video itu seperti sudah disetting dan diedit sedemikian rupa oleh seseorang, siapa lagi kalau bukan sang

  • Mengejar Cinta Om Alan   Chapter 79 - Mata Hijau Zamrud

    "A-- A- Lan.""Berikan tanganmu, Moon.."Alan meminta Kimberly memberikan jemarinya untuk disematkan cincin bermata zamrud yang ia beli beberapa hari yang lalu."Tapi--""Kau tak mau menerima lamaranku?""Bu-- bukan! Aku-- Alan, apa-- kau serius? Ini-- bukan hanya karena kejadian malam itu?"Alan bangkit dan berdiri di hadapan gadis itu, menatap tajam wajah cantik yang masih meragukan ketulusannya, "kau masih meragukan ketulusanku, Moon?" tanyanya dengan tangan mendekap wajah Kimberly."Aku hanya tak mau menjadi beban tanggung jawabmu. Aku benci dikasihani, apalagi--"Ssst.. tak ada yang mengasihanimu, Kim. Sebelum peristiwa malam itu pun aku sudah berniat untuk melamarmu. Apapun yang terjadi aku hanya ingin kau yang jadi pendamping hidupku."Jemari Alan memotong ucapan Kimberly. Ia hanya ingin meyakinkan kesungguhannya pada gadis itu. Tak ada yang harus dikasihani, dan tak ada yang harus bertanggung jawab. Semua yang terjadi adalah kesalahan yang sama-sama tak diinginkan, namun kesal

DMCA.com Protection Status