Dengan panik Atlanta mematikan air dan menarik Rosea untuk segera bangkit, Rosea tidak banyak minum, namun efek mabuknya benar-benar sangat kacau dan merepotkan Atlanta. Jika tingkat keparahan mabuk Rosea seperti ini, Atlanta tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Rosea yang mabuk berat akan bersikap tidak terkendali, jika Atlanta meninggalkannya begitu saja, kemungkinan akan terjadi sesuatu pada tetangganya itu. *** Tubuh Rosea terhempas jatuh ke kursi, wanita itu tertawa dalam racauan melihat samar Atlanta yang kini berdiri bertolak pinggang di hadapannya. Atlanta segera pergi ke lemari dan melihat-lihat pakaian yang tersedia di sana. Tidak ada satupun pakaian yang aman bisa Rosea kenakan. Tiba-tiba Atlanta teringat pakaian Rosea yang tertinggal, sekilas Atlanta melirik Rosea yang kini merangkak berusaha turun dari kursi, bagusnya Rosea tidak kunjung turun karena takut melihat lantai. Mungkin tidak akan apa-apa jika Rosea di tinggal beberapa menit, Atlanta juga harus memast
Rosea bergerak gelisah dalam tidurnya merasakan perut yang keram dan sakit, perlahan Rosea membuka matanya, samar dia melihat kearah jendela yang kini terlihat terang di luar sana. Rosea terdiam mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut kamar yang bukan miliknya. Hangat pelukan seseorang di belakang tubuh Rosea menyadarkan dia bahwa ada seseorang yang kini tidur bersamanya. Perlahan dia bergerak ke sisi, wanita itu terbelalak kaget melihat keberadaan Atlanta yang tertidur di sisinya tengah memeluknya. Wajah Rosea memucat, dengan cepat dia mengangkat selimut dan melihat jika pakaiannya sudah berganti. Tuuh Rosea mematung, wanita itu termenung mencoba mengingat-ngingat apa yang telah terjadi padanya semalam hingga berakhir tidur satu ranjang dengan Atlanta di sini. Tidak mungkin kan Rosea melakukan one night stand dengan tetangganya? Rosea memukul keras kepalanya yang pusing karena efek alcohol. Ini sangat memalukan, Rosea sampai tidak tahu harus berkata apa jika nanti Atlanta
Prince memanjat naik kursi dan segera duduk. Tangan mungilnya menjangkau segelas susu dan meminumnya. Kepala Prince bergerak ke sisi memperhatikan Leonardo yang kini mengeluarkan dua piring menu makanan dari dalam sebuah oven. Leonardo membawanya dan meletakannya di hadapan Prince, “Awas panas.” Prince mengangguk dengan senyuman. “Terima kasih,” ucap Prince begitu Leonardo memberikan sarapan untuknya. Leonardo segera bergabung duduk dan memulai sarapan paginya bersama-sama. Cukup lama Leonardo diam, akhirnya dia mulai angkat bicara kepada Prince. “Prince, apa hari ini kamu mau ke rumah Sea?” tanya Leonardo tiba-tiba. Prince mengunyah rotinya perlahan, anak itu tidak langsung menjawab karena harus menelan makanannya terlebih dahulu. Prince menggeleng, dan menatap ayahnya dengan bingung. “Semalam kami bertemu, lagi pula Sea sudah berjanji akan sering ke sini. Nanti Sea bosan jika aku sering ke sana.” Ada cemberutan kecil yang terlukis di bibir Leonardo. “Sea tidak akan bosan jika
“Yang benar yang mana? Kalian pacaran atau tidak?” tanya Michael lagi dan kembali berdiri. Sekali lagi Rosea menggeleng, begitu pula Atlanta yang kembali mengangguk. “Yang benar yang mana?” Wajah Atlanta terangkat, membalas tatapan tajam Michael yang kini sudah siap melayangkan tongkatnya lagi kepada Atlanta. “Aku menyukai Sea, namun dia tidak memiliki perasaan yang sama denganku. Dia orang yang pernah aku ceritakan kepada Kakek beberapa tahun yang lalu, sekarang sudah cukup?” Michael langsung terdiam begitu mendengar jawaban Atlanta, perlahan dia mundur dan kembali duduk. “Benar, begitu Sea?” Tanya Michael dengan suara yang melembut, kemarahannya hilang entah kemana. Bibir Rosea terangkat hendak menjawab, namun dia kembali mengatupkannya karena sama sekali tidak mengerti kemana arah pembicaraan Michael. Apa yang harus Rosea katakan? Haruskah Rosea berbohong untuk menyelesaikan pembicaraan ambsrud mereka pagi ini? Rosea mengangguk dengan terpaksa. “Benar” jawabnya samar. “Sea
Siang itu terlihat cerah, Rosea mengenakan pakaian golf sambil menjinjing tas yang membawa stick golf kesayangannya. Rosea baru selesai bermain golf sekadar menemani kliennya yang membutuhkan perhiasan dan meminta bertemu untuk bermain golf bersama. Beruntungnya masalah pertemuan ini berjalan sukses. Hari ini terasa melelahkan dan berbeda dari biasanya untuk Rosea, semua itu karena kakacauan tadi pagi yang membuat Rosea malu setengah mati. Rosea butuh teman curhat. Namun sahabatnya Karina, dia tidak bisa di hubungi karena kini Karina berada di Amerika melakukan kencan dengan kekasihnya. Begitu pula dengan Frans yang menghilang bak di telan bumi usai membuat Rosea terjebak dalam masalah bersama Atlanta. Rosea akan menjambak rambut Frans jika nanti mereka bertemu. Suasana damai tempat golf membuat Rosea memutuskan pergi memasuki sebuah restaurant yang tersedia di sana. Rosea butuh segelas minuman untuk memperbaiki moodnya. Rosea langsung mengambil tempat duduk, wanita itu bersedek
Kepulan asap panas kopi sudah tersaji di temani roti bakar. Cuaca yang dingin cukup cocok dengan apa yang di pilihkan Leonardo. Rosea masih duduk di tempatnya, dia sedikit tidak nyaman karena sejak duduk berhadapan dengan Leonardo, pria itu terus memperhatikannya seakan ada sesuatu di wajah Rosea. Ada sesuatu yang berbeda dengan pria itu. Rosea menyadarinya, tatapan dingin dan acuh Leonardo sudah berubah. Namun apa yang membuat Leonardo berubah? Rosea mengambil garpu dan pisau, dia memotong roti dan memakannya dengan lahap. Makan adalah pengalihan terbaik Rosea dari Leonardo yangterus menerus memperhatikannya. Rosea mendorong ke sisi piringnya yang kosong, lalu mengambil gelas kopinya, dia meminumnya. Sekali lagi Rosea melihat Leonardo, rupanya pria itu masih memperhatikannya dengan tatapan hangatnya. “Kenapa menatapku terus?” Rosea memberanikan diri untuk bertanya. Telunjuk Leonardo menekan permukaan meja, pria itu menurunkan pandangannya. “Aku juga tidak tahu” jawab Leonardo
“Mengapa kamu sendirian di sini?” tanya Leonardo. “Aku baru bertemu klien di sini. Kami bermain golf bersama.” Leonardo menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, pria itu bersedekap menatap Rosea penuh tanya. Mengapa untuk masalah perhiasan saja, Rosea harus bertemu dengan orang lain di tempat-tempat yang tidak seperti biasa pada umumnya? “Kenapa bertemu di sini?” tanya Leonardo lagi. Rosea tersenyum samar. “Aku mencoba mendapatkan klien orang-orang penting, terkadang mereka memiliki banyak kesibukan. Aku mencoba menemui mereka secara langsung dan mendengarkan apa yang mereka inginkan sesungguhnya, kepuasan pelanggan kesan baik mereka sangat penting untukku.” “Kamu menemui semua jenis pelanggan?” “Ya” jawab Rosea menggantung, pikirannya melayang teringat beberapa kejadian yang terkadang tidak mengenakan. Seperti pria hidung belang yang mencoba menyentuhnya, bertengkar dengar isteri klien karena salah paham. Tapi ini bisnis, pekerjaan apapun pasti ada baik buruknya. “Pacarm
Suasana yang tidak menyenangkan dapat di rasakan, kecanggungan satu sama lainnya terasa sedikit menyesakan. Rosea tersinggung, benar-benar tersinggung dengan perkataan tersirat Leonardo dan sikapnya yang sedikit-sedikit baik, sedikit-sedikit marah. “Kamu marah?” tanya Leonardo hati-hati. “Dari pada marah, aku merasa terhina.” “Sea” “Apa yang kamu tanyakan, mencerminkan apa yang sering kamu lakukan dan apa yang kamu pikirkan.” Potong Rosea menyela, Rosea bersedekap dan membuang mukanya, menyembunyikan sepercik kesedihannya. “Apa yang kamu tanyakan sama aku sudah sering aku dengar dari banyak pria, mereka menawarkan uang padaku dan berpikir bahwa aku bisa menjual diri.” Ucapan Rosea berhasil menampar Leonardo karena dia salah satu dari pria yang sering membeli wanita untuk kesenangannya di ranjang. Leonardo menarik napasnya dengan sesak. Hari ini dia sudah mengacaukan harinya dengan keangkuhannya sendiri. “Maaf. Aku benar-benar menyesal,” ucap Leonardo sungguh-sungguh. Rosea lan
Suara tangisan terdengar di dalam kamar ketika Leonardo kembali pulang, Prince terbaring di ranjangnya tengah di tangani oleh dokter karena mengalami demam lagi. Prince meracau, bergerak gelisah dalam tidurnya, dia terus menangis merintih kesakitan memanggil Leonardo dan memintanya untuk dipertemukan dengan Rosea. “Demamnya masih belum turun, kita harus menjaganya lebih ketat, jika demamnya tidak kunjung mereda, Prince harus dibawa ke rumah sakit.” Leonardo menyandarkan bahunya pada dinding, pria itu tidak banyak berbicara dan hanya bisa memandangi Prince yang kini terus bergerak meracau dan menggigil kesakitan. Sekali lagi dan di waktu yang bersamaan, Leonardo harus menerima diri bahwa kini tidak hanya hatinya yang terluka atas kepergian Rosea, puteranya mengalami hal yang sama. Pembicaraan Prince dengan Rosea mengguncang perasaannya, anak itu tidak mampu menangani emosional dan tekanan yang memenuhi kepalanya. Prince tidak ingin ditinggalkan, namun dia juga tidak tahu mengapa Ro
Suasana rumah berantakan, Abraham mengamuk tidak terkendali sebelum dia memutuskan pergi keluar dan ikut mencari keberadaan Rosea di mana untuk meminta maaf.Kini tinggal Berta seorang diri dengan sebuah renungan yang dalam atas tindakan yang telah dia perbuat yang tanpa sadar menghancurkan keluarganya sendiri. Hubungannya dengan Leonardo menjadi hancur, dan perusahaan yang tidak tertangani kacau. Kepergian Leonardo dari perusahaan adalah sebuah pukulah besar yang tidak mudah di tangani.“Nyonya, Anda harus istirahat,” nasihat seorang assistant rumah tangga.Berta tidak menggubris, dengan lemah wanita itu pergi keluar rumah dan meminta sang sopir untuk mengantarkannya ke rumah Rosea. Berta harus menurunkan egonya untuk menyelamatkan keluargnya, Berta harus meminta maaf dan tidak lagi mengganggu Rosea.Hanya Rosea yang bisa mengubah keputusan Leonardo saat ini.“Kamu tahu di mana rumah Rosea?” tanya Berta pada sopirnya.“Saya tidak tahu, tapi saya akan menayakannya pada anak buah Anda.
Suara bantingan pintu terdengar keras membuat Berta yang tengah bekerja tersentak kaget dan harus segera berdiri melihat kedatangan Leonardo yang mendatanginya.Setelah cukup lama menolak untuk bertemu, kini akhirnya Leonardo datang sendiri menemuinya.Berta sudah bisa merasakan kemarahan dan kebencian Leonardo terhadap dirinya, entah apalagi yang kini akan membuat Leonardo marah. Berta berharap ini mengenai kandasnya hubungan Leonard dan Rosea.“Apa yang sebenarnya Ibu mau?” tanya Leonardo dengan geraman dan mata menyala-nyala di penuhi oleh amarah yang meledak-ledak. “Ibu pikir aku akan menurut jika Ibu bertindak gila seperti ini padaku? Ibu salah, semakin Ibu berusaha menekanku, aku semakin yakin keluar dari keluarga sampah ini!”Tubuh Berta dipenuhi ketegangan karena apa yang ingin di dengar berbeda dengan apa yng di ucapkan oleh Leonardo.“Kita bicara baik-baik Le,” bujuk Berta.“Mengapa kita harus bicara baik-baik jika semuanya sudah tidak ada yang membaik?” tanya balik Leonardo
Rosea membuka handponenya setelah beberapa hari ini dia matikan, tangan wanita itu gemetar melihat ada beberapa pekerjaan yang batal, termasuk pekerjaan yang baru akan dia dapatkan dari meeting di Bali. Semua itu terjadi karena artikel buruk yang menyebar luas di kalangan rekan kerjanya.Nama Rosea tetap tercoreng meski berita itu sudah turun.Semua kerja kerasnya yang di bangun dan dia perjuangkan selama ini harus hangus oleh sebuah fitnah kejam yang mengarah kepadanya. Rosea tidak tahu kehancuran apalagi yang akan dia terima bila dia terus berada di sisi Leonardo.Tidak hanya kariernya, Berta juga sudah mengirim banyak orang untuk menerornya. Terror itu tidak hanya mengarah pada kediamanya, ada banyak pesan masuk dan ancaman pembunuhan bila Rose tidak menyingkir dari kehidupan keluarga Abraham.Ini sangat menyakitkan untuk Rosea, namun akan lebih menyakitkan untuknya bila terus mempertahankan semuanya.Rosea tidak ingin keluarganya menjadi sasaran selanjutnya Berta.Desakan suara ta
Rosea berdiri di depan cermin, memperhatikan dirinya sendiri dengan seksama. Sudah hampir empat hari ini dia mengurung diri dan tidak melakukan kontak apapun siapapun, pekerjaannya yang terbengkalai dikerjakan Helvin begitu dia tahu jika Rosea dengan mengalami masalah.Rosea sudah berbicara dengan Karina secara khusus untuk membicarakan apa yang ingin Rosea lakukan kedapannya, ada banyak hal yang kemungkinan terjadi diluar dari apa yang selama ini Rosea rencanakan dalam hidupnya.Rosea tidak memiliki sedikitpun ketenangan sejak mendapatkan terror di malam itu, ancaman demi ancaman terus datang kepadanya hingga membuat Rosea takut untuk keluar sendirian.Rosea bersyukur karena Karina juga Emmanuel terus menemaninya dan mendorongnya untuk kembali bangkit menjadi lebih berani, mereka tidak membirkan Rosea sendirian karena kondisinya yang tidak stabil.Perasaan Rosea terasa sedikit lebih tenang, kini dia ingin pergi keluar seorang diri untuk menyelesaikan semua masalah yang memang sudah s
Prince duduk dalam kesendirian di pagi hari, sesekali anak itu menyeka air matanya dan melihat ke sekitar, Leonardo tidak pulang sejak kemarin dan Prince hanya di urus oleh para pekerja di rumah.Prince tertunduk dan kembali menangis sendirian, suasana hatinya dilanda oleh kegelisahan dan perasaan yang mendesaknya ingin menangis. Prince merasakan ada sesuatu yang lain akhir-akhir ini, ayahnya terlihat tidak bahagia dan Rosea tidak datang ke rumahnya.Semua ini terjadi sejak pesta ulang tahunnya. Sejak kedatangan ibunya yang bertemu Rosea.Berta tidak datang ke rumah, sekalinya dia datang, para pekerja tidak mengizinkan bertemu Prince. Prince juga tidak lagi diminta untuk menemui Berta dan melewati banyak pelajaran yang melelahkan. Keputusan Leonardo yang menjauhkan Prince dari Berta membuat Prince tersadar bahwa ayah dan neneknya itu tengah bertengkar.Suara langkah seseorang terdengar dari sudut ruangan membuat Prince melihat ke arah pintu.Leonardo datang dalam keadaan kusut dan ter
Rosea tertidur meringkuk sendirian di ranjang, butuh waktu lama untuk dia bisa kembali menenangkan diri di temani Karina, jiwa Rosea terguncang dalam ketakutan.Rosea tidak dapat berhenti menangis begitu melihat ratusan artikel berita online yang bermunculan membuat berita bohong.Karina khawatir sebuah berita bohong yang sebar luaskan Berta akan sampai ke tangan keluarga Rosea dan rekan kerjanya, nama Rosea akan hancur tercoreng oleh sebuah fitnah.Bertahun-tahun Rosea berusaha keras mendedikasikan hidupnya dengan bekerja dan membangun namanya sendiri, sangat tidak adil jika namanya tercoreng begitu saja.Betapa bekerja kerasnya Karina menuntut Leonardo bertindak cepat untuk menurunkan semua berita yang dibuat.Beruntungnya Leonardo memahami dampak berita bohong yang Berta sebarkan, kurun dari waktu dua jam, secara perlahan berita itu menghilang.“Untuk saat ini, biarkan Sea tinggal di sini. Aku tidak ingin dia bertemu dengan Leo untuk sementara waktu, biarkan dia tenang dan mengambi
Berta meletakan alat makannya di atas piring begitu dia selesai makan.“Anda ingin berbicara apa dengan saya?” tanya Rosea.Tubuh Berta menegak, wanita itu itu menatap tajam Rosea dengan pandangan merendahkan seperti biasanya. “Kita langsung pada intinya saja, kamu harus sadar jika kamu dan Leonardo tidak memiliki kemungkinan sedikitpun untuk bersama. Daripada membuang waktu, sebaiknya tinggalkan dia sekarang sebelum kamu merasa menyesal.”Rosea terdiam mendengarkan ucapan mendikte Berta seperti saat pertama kali mereka bertemu.“Keluarga kami tidak bisa menerima orang sembarangan, jika kamu tetap berusaha bertahan seperti ini, kamu akan hancur karena saya bisa menghancurkan kamu dan keluarga kamu.”Berta mengambil tasnya dan mengambil sebuah cek, lalu mengisinya, dengan angkuhnya wanita itu menyodorkannya di hadapan Rosea. “Ambil uang lima milliar itu, lalu tinggalkan Leo dan jangan pernah muncul lagi hadapannya. Sudah cukup banyak uang Leo berikan sama kamu, kamu juga masih muda dan
Rosea ingin tidur, namun hatinya terjebak kegundahan lagi yang membuatnya terus membuka mata dan hanya diam terpaku melihat langit-langit kamar, begitu pula dengan Leonardo yang kini terbaring di sampingnya.Leonardo terjaga sepenuhnya, tangannya menggenggam tangan Rosea di bawah selimut. Pria itu terbaring mirip menatap lekat Rosea, rambutnya yang masih setengah masih terlihat membasahi bantal.“Apa yang kamu inginkan dalam hidup ini Sea?” tanya Leonardo serius.“Aku tidak tahu, aku menjalani apa yang ingin aku jalani. Bagaimana dengan kamu sendiri?”Leonardo terdiam cukup lama sampai akhirnya sebuah kalimat keluar dari mulutnya. “Aku hanya ingin bahagia dan hidup tanpa penyesalan.”Rosea bergerak pelan dan membalas tatapan hangat pria itu, ada jiwa yang kosong di mata pria itu yang membuat Rosea bergerak mendekat dan masuk ke dalam dekapannya.Hangat dan lembut kulit Leonardo membuat Rosea memejamkan mata dan menarik napasnya dalam-dalam, Rosea membalas pelukan Leonardo dan merasaka