Share

6. Gosip

Penulis: Dinaayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Suara pecahan serta benda-benda jatuh masih terus terdengar di ruangan Allarick. Sepeninggal Lucas dan Elleza, pria itu langsung kembali ke ruangannya dan membanting barang-barang yang ada di ruangannya untuk melampiaskan emosi.

Brakk

Kepalan tangan Allarick kembali menghantam meja. “Arghhh kau tidak bisa melakukan ini padaku Elle!! Kau tidak bisa pergi dariku!!” teriaknya.

“Kau sudah masuk ke dalam hidupku dan berhasil membuatku jatuh padamu. Untuk itu, kau tak akan pernah bisa pergi semaumu, Elle. Kalau dengan cara halus kau tetap keras kepala, maka aku akan menggunakan cara kasar dan licik untuk membuatmu kembali padaku,” lanjutnya dengan seringai tipis.

Laki-laki itu mulai tenang, ia beranjak ke arah sofa dan mendudukkan diri. Tangannya terjulur ke arah laci kecil di samping sofa untuk mengambil sesuatu yang ia simpan di sana.

Glek

Pria itu menenggak minuman alkohol langsung dari botolnya, “Ah, hanya kau yang bisa membuatku mabuk di jam kerja seperti ini, Elle.” Allarick terkekeh, sesaat kemudian pandangannya kembali menajam.

“Dan kau Laura. Tunggu kehancuranmu, bitch.”

Suara pintu yang terbuka tak mengalihkan perhatian Allarick. Ia tetap melanjutkan acara minumnya sampai botol yang ia pegang itu di rebut darinya.

“Apa-apaan kau ini Allarick!!”

“Ck, kembalikan!!” Tangan Allarick berusaha mengambil botol itu kembali, namun gagal.

Gwen—yang memegang botol minuman, menjauhkan benda itu dari Allarick dengan cepat. Ia membuangnya ke tempat sampah, lalu duduk di sofa samping Allarick.

“Sebenarnya apa yang terjadi antara kau dan Elle, Al? Aku shock saat mendengar para karyawan bergosip tentang kalian, apalagi berita-berita juga membahas hal yang sama.”

Allarick menghempaskan tubuhnya ke sandaran sofa, ia mengacak rambut frustasi dengan nafas yang tak beraturan. Pria itu benar-benar kacau.

“Aku pikir, kalian akan segera menikah. Tapi ternyata..” Gwen berkata lesu.

Kalimat itu mengalihkan perhatian Allarick. Ia menoleh menatap kakak sepupu yang merangkap sebagai sekretarisnya itu dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia bahkan berpikir sama, jika insiden malam itu tak terjadi, mungkin sekarang mereka sudah merencanakan pernikahan.

“Ini hanya salah paham Gwen. Aku juga tak pernah menyangka kalau Elle akan melakukan itu,” ucapnya sendu.

“Jadi, Elle yang memutuskan pertunangan kalian?!” pekik Gwen.

Allarick mengangguk malas. “Bukankah kau sudah dengar dari gosip dan berita sampah itu? Kenapa masih bertanya,” kesalnya.

“Yang beredar di luaran sana. Pertunangan kalian putus karena kesepakatan kedua belah pihak, dengan alasan klise yaitu ketidakcocokan. Kau pasti belum melihat beritanya kan?”

Yah, Allarick memang belum melihat atau mendengar apapun gosip dan berita tentang mereka. Ia tak terkejut dengan langkah keluarga Elleza yang tak mempublish alasan sebenarnya di balik keputusan sepihak gadis itu. Ia rasa, itu memang langkah terbaik untuk menjaga nama baik kedua keluarga. Daripada mengatakan yang sebenarnya, nantinya hanya akan berujung dengan kemunculan berita-berita lain yang sudah ‘digoreng’ oleh beberapa oknum.

“Nanti ke rumahku, kau harus cerita semuanya!! Jayden juga rindu dengan paman temboknya.” Usai mengatakan itu, Gwen kembali keluar. Tak lupa ia meletakkan berkas yang tadi ia bawa di meja kerja Allarick yang berantakan.

Allarick berdecak, ia tak bisa menolak untuk bertemu Jayden yang menyebalkan tapi menggemaskan itu. Ia juga sudah bisa menebak, kalau nanti Gwen akan memarahinya habis-habisan setelah ia bercerita yang sebenarnya, karena Gwen sangat sayang pada Elleza dan sudah menganggap gadis itu sebagai adik.

Sebaiknya ia segera menghubungi suami Gwen yang berprofesi sebagai dokter itu agar pulang cepat nanti. Setidaknya jika ada pawang, Gwen tak akan terlalu brutal.

***

Bukan hanya di kantor Allarick, di perusahaan Ainsley pun juga sama. Sepanjang perjalanan menuju ruangannya, banyak sekali karyawan yang bergosip dan memandang Elleza dengan pandangan berbeda-beda setiap ia lewat.

“Papa saya mempekerjakan para karyawan bukan untuk bergosip!!” sarkas Lucas, membuat para karyawan yang bergosip itu seketika diam dan menunduk takut.

Elleza hanya diam dan terus melangkah. Ia tau mereka kebanyakan menatapnya dengan kasihan, karena mereka berpikir ia yang paling patah hati di situasi ini. Sudah bukan rahasia umum lagi kalau Elleza lah yang lebih menyukai Allarick. Ia bahkan tak malu untuk menunjukkan rasa sukanya pada pria arogan itu.

Ketika ada beberapa orang yang mengatakan pernah melihat Allarick bersama perempuan lain pun, Elleza hanya tersenyum dan mengatakan bahwa perempuan itu mungkin hanya teman atau rekan kerja Allarick. Padahal ia tau betul kalau perempuan yang di maksud orang-orang itu adalah Laura, yang saat itu masih menyandang status sebagai kekasih Allarick.

“Jangan di dengarkan, Elle. Omongan mereka itu hanya sampah!”

Celetukan itu menghadirkan senyum di bibir Elleza. Temannya yang bernama Tamara—si manajer keuangan itu memang tidak suka basa-basi. Dia juga tidak mau ribet untuk sekedar memfilter kalimat yang keluar dari mulutnya.

Lucas terkekeh, si Tamara itu memang terlalu frontal. Tapi saat bekerja, gadis itu sangat profesional. Tanpa mau mengganggu obrolan perempuan, Lucas pergi terlebih dulu menuju ruangannya.

“Daripada pusing, ayo nanti kita belanja!!” seru Tamara, di angguki Elleza dengan semangat.

***

Ketika perasaan sedang gundah dan pikiran sedang kacau, yang dapat membuat suasana hati Elleza membaik hanya ada dua, yang pertama adalah menemui Allarick, dan yang kedua belanja sepuasnya dengan menggunakan credit card Lucas.

Berhubung kali ini yang membuat hati dan pikirannya kacau adalah Allarick, maka yang ia lakukan untuk menghibur diri tentu saja berbelanja. Apalagi Tamara juga sudah mengajaknya sejak masih di kantor tadi.

“Okay, yang pertama kita kemana?” Tamara merangkul bahu Elleza sambil melihat-lihat sekeliling mall.

Elleza menggiring Tamara ke sebelah kiri. “Kita isi tenaga dulu sebelum menghabiskan uang kak Lucas,” ucapnya santai.

“Itu kan kau. Tetap saja aku menggunakan uangku sendiri.” Tamara berdecak, sambil mengikuti langkah Elleza menuju salah satu restoran Jepang yang ada di sana.

“Pakai ini saja, kak Lucas tak akan tau.”

“Tidak, terima kasih. Uangku masih cukup banyak untuk sekedar berfoya-foya sampai tahun depan.”

Ucapan Tamara itu menghadirkan kekehan di bibir Elleza. Yah, Tamara dan harga dirinya yang selalu di junjung tinggi adalah sesuatu yang tak bisa di pisahkan. Bahkan Elleza yakin, kalau Tamara memiliki kekasih suatu saat nanti, pasti kekasihnya itu akan sering merasa tidak berguna lantaran Tamara yang terlalu mandiri dalam segala hal, terutama finansial.

Usai mengisi perut, keduanya mulai menjalankan misi untuk menambah koleksi pakaian dan aksesoris. Elleza berdecak pelan karena kegiatannya memilih baju harus terganggu oleh ocehan Tamara yang tak berhenti sejak tadi.

“Sudahlah Tamara. Kau tidak mau berbelanja, huh? Mengapa mengikutiku terus!!” protes Elleza, menatap dress biru dan putih di kedua tangannya.

“Kau ini. Aku mengkhawatirkanmu, kau tau? Apa kata kakakmu nanti kalau pulang-pulang kau sakit perut? Bisa-bisa aku langsung di pecat.”

Elleza terkekeh, tangannya masih menimang mana dress yang akan ia pilih. “Makan ramen pedas sekali tak akan membuatku mati Tam. Sudahlah, aku tidak apa. Beri tahu aku mana yang harus kupilih?” Ia menunjukkan dua dress itu pada Tamara.

“Sudahlah terserah,” ucap Tamara sambil menunjuk dress putih yang ada di tangan kiri Elleza.

“Okay, aku pilih yang ini.” Elleza mengangkat tangan kanannya yang memegang dress biru. Tamara hanya menghela nafas pelan, sudah terbiasa dengan tingkah menyebalkan temannya.

Tak ingin moodnya memburuk karena Elleza, Tamara berjalan menjauhi gadis itu untuk memilih pakaian. Sedangkan Elleza yang di tinggalkan begitu saja, malah terkikik karena berhasil membuat Tamara menjauh.

Sebenarnya telinga Elleza sudah panas mendengar omelan Tamara yang tiada henti hanya karena dirinya tadi makan ramen super pedas. Tamara tidak tau saja, kalau makan pedas bisa membuat stress berkurang. Itu menurutnya sih, kalau menurut orang lain ia tak tahu.

Bab terkait

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   7. Manfaatkan Jayden

    Tamara menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir dengan Elleza yang kalap berbelanja sebanyak itu. Ia melirik ke arah kasir yang sedang meghitung belanjaan Elleza, lalu beralih menatap tangannya yang hanya memegang satu celana dan satu crop top.“Ini. Sekalian dengan belanjaan mereka.”Baik Tamara maupun Elleza— yang semula menatap ponsel langsung menoleh bersamaan saat mendengar suara yang familiar di telinga mereka. Pria itu—Allarick, berdiri di samping Elleza dengan tangan kanan menyodorkan black card pada kasir.“Tidak usah. Saya bayar sendiri,” kata Elleza tanpa menatap Allarick.Kasir itu nampak kebingungan karena ia telah menghitung total belanjaan Elleza, beserta baju anak yang di beli Allarick, hanya tinggal milik Tamara saja yang belum.Dengan tatapan matanya, Allarick memberi kode pada salah satu karyawan yang berada di dekat Tamara untuk mengambil belanjaan gadis itu agar sekalian di hitung. Tentu saja, Tamara tak menolak. Gadis itu justru menyesal karena hanya berbel

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   8. Jangan Sakit Elle

    Elleza menggeliat, matanya yang terasa berat ia buka perlahan-lahan. Ringisan keluar dari bibirnya saat merasakan nyeri pada tangan kanan.Setelah kesadarannya terkumpul penuh, ia melirik ke arah punggung tangannya yang tertancap selang infus. Gadis itu mendesah, ternyata lambungnya tetap saja lemah. Hanya menghabiskan semangkuk ramen pedas saja, ia sudah tumbang.“Aish, aku pasti masih di rumah kak Gwen. Jam berapa sekarang?” Monolognya sambil mengedarkan pandangan ke dinding-dinding kamar untuk melihat jam.Ketika kepalanya menoleh ke arah kiri, ia tersentak kecil karena merasakan pipinya menyentuh sesuatu yang agak tajam. Elleza menurunkan pandangan, dan dilihatnya rambut Allarick yang menggesek-gesek pipinya.Pria itu menggeliat karena terusik dengan pergerakan Elleza, namun tak berselang lama ia kembali tenang dengan kepala yang menelusup di ceruk leher Elleza, dan kedua tangannya memeluk tangan kiri Elleza.Elleza hanya diam, tak berniat membangunkan atau menjauhkan pria itu dari

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   9. Karma?

    "Bye my princess. Sering-sering main kesini ya."cupElleza mengangguk dan terkekeh ringan saat mendapat kecupan dipipinya dari Jayden yang manis."Uncle tidak di cium? Ck, padahal yang membayar Iron Man yang kau bawa itu uncle," protes Allarick.Jayden meringis, menarik kemeja Allarick agar pamannya itu berjongkok. cup"Thank you uncle Al yang paling tampan menurut grandma Wina," ucap Jayden setelah mencium pipi Allarick.Allarick berdecak, mengacak rambut keponakannya hingga berantakan, lalu kembali berdiri."Kalian hati hati ya. Sering-sering saja kalian ajak Jayden keluar, agar aku bisa me time tanpa gangguan," celetuk Gwen tanpa dosa."Anakmu itu terlalu aktif dan berisik Gwen, pusing kalau terlalu lama bersamanya," sahut Allarick seraya menggelengkan kepalanya saat melihat Jayden berlari masuk ke dalam rumah hendak pamer pada daddy nya."Ayo, Elle." Allarick menarik tangan Elleza setelah gadis itu berpamitan pada Gwen.Sejak masuk ke mobil sampai sekarang mobil sudah keluar dar

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   10. Langkah Pertama

    Pertanyaan sarat akan kecewa yang terlontar dari bibir Elleza itu berhasil membuat seorang Allarick Xaviero terdiam kaku.Kalimat 'kenapa baru sekarang' itu juga sering terlintas dalam pikiran Allarick sendiri.Jika ia bisa memilih dan mengendalikan kepada siapa ia akan jatuh cinta, maka ia tak akan ragu untuk menjatuhkan hatinya pada Elleza sejak kali pertama pertemuan mereka beberapa tahun silam.Namun Allarick bisa apa? Cintanya yang buta pada Laura begitu besar sehingga ia tak mampu melihat ketulusan Elleza.Semua yang sudah terjadi, tidak bisa di ubah. Begitupun dengan cinta Allarick yang sudah berpindah sepenuhnya pada Elleza. Tak butuh meratap atau terlarut dalam penyesalan, seorang Allarick hanya akan terus melangkah. Karena prinsipnya masih sama, tak ada yang tak bisa di dapatkan seorang Allarick. Katakanlah ia sombong, tapi itu memang benar. Allarick akan mendapatkan apapun yang ia inginkan, termasuk Elleza.TakSuara garpu yang di letakkan dengan kasar, membawa Allarick ke

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   11. Tingkah Allarick

    Di dalam kamarnya, Elleza terus menerus menggerutu. Ia tak habis pikir dengan segala tingkah ajaib yang dilakukan mantan tunangan brengseknya itu hari ini.Benar-benar aneh, seperti bukan Allarick!Ingin rasanya Elleza memejamkan mata, memasuki alam mimpi dengan tenang tanpa memikirkan hal ajaib apalagi yang tengah Allarick lakukan di lantai bawah bersama keluarganya. Namun tidak bisa!Ia hanya berguling kesana kemari di tempat tidurnya, sesekali mengusak rambutnya yang sudah kusut menjadi semakin kusut.Drrt drrtPonsel Elleza yang berada di atas nakas bergetar. Dengan malas, Elleza menjulurkan tangan kanannya, mengambil benda pipih itu dan melihat siapa yang mengiriminya pesan.Matanya terbelalak. Ia spontan kembali mendudukkan diri karena terkejut melihat pesan yang masuk dalam ponselnya.My AllarickAku pulang Elle.Ah, sayang sekali kau tak mengantarku sampai depan rumah.Tapi tak apa, besok aku akan menjemputmu.Sampai jumpa besok, Elle sayang.Holly shit!!Elleza rasanya mual s

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   12. Kerbau

    Elleza menghempaskan tubuhnya di sofa begitu masuk ke ruangannya. Meski statusnya di sini hanya seorang sekretaris, tapi ia mendapat beberapa keistimewaan sebagai putri dari pemilik perusahaan tentu saja. Salah satunya adalah ruangan yang cukup nyaman ini.Sebelum ia mengikuti jejak kakaknya untuk memimpin salah satu anak perusahaan, ia lebih dulu di tempatkan pada posisi sekretaris agar ia bisa belajar dengan mengikuti ritme kerja sang kakak supaya nantinya ia dapat menjalankan tugas sebagai pemimpin dengan baik."Ku tanya, apa maksudmu berkata seperti tadi, hah? Bagaimana jika nantinya orang-orang itu menyebarkan gosip kalau kita masih bertunangan?" Elleza menatap tajam Allarick yang berdiri menjulang di depannya.Allarick mengendikkan bahu. "Well, memang itu tujuanku," ucapnya santai."Kau-"Elleza mendadak terdiam hingga tidak dapat melanjutkan ucapannya ketika mendapati Allarick yang tanpa aba-aba tidur di sofa dengan menjadikan pahanya sebagai bantal."Ck, diamlah sebentar Elle.

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   13. Masih Bertunangan?

    "Kau mau apa, Elle?"Oh shit! Mata Elleza membola begitu mendengar pertanyaan Allarick yang terkesan mengejek. Lihat saja, bibir pria itu pun tertarik hingga membentuk smirk yang memuakkan.Allarick yang semula hanya menolehkan kepala, kini membalikkan badannya ke arah Elleza."Ah, jangan bilang kau ingin..." ucap Allarick gantung, tapi berhasil membuat Elleza naik pitam saat melihat gesturnya yang menyilangkan tangan di depan dada.BughElleza memukul pundak Allarick menggunakan tasnya agak keras hingga laki-laki itu mengaduh."Aku tidak mesum sepertimu!" Bentak Elleza."Lalu?""Ekhm, aku ingin kamu pergi dari sini. Merusak pemandangan, kau tahu?"Daripada semakin hilang kendali menghadapi pria semacam Allarick, Elleza segera berbalik menuju pintu keluar.Sialan! Gara-gara pria itu jam makan siangnya yang berharga harus terbuang beberapa menit dengan percuma.Tingkah Elleza itu lagi-lagi terlihat menggemaskan di mata Allarick hingga membuatnya menahan tawa."Bilang saja kau ingin men

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   14. Elleza Memang 'Tak Terduga'

    Allarick terkikik geli lantaran Elleza menunjukkan ekspresi sebal. Gadis itu seolah tak bisa mengelak bahwa apa yang dikatakan Allarick memang benar. Lihat saja cara berjalannya yang cepat dan dihentak hentakkan, persis seperti anak kecil yang tengah merajuk."Elle, tunggu aku." Allarick meraih tangan kiri Elleza dari belakang.Gadis itu berhenti, tepat di depan pintu cafe. Ia menolehkan kepala dan menatap sengit Allarick. Bukannya langsung melepas pegangannya, Allarick malah abai dan mengangkat ponselnya yang berdering dengan tangan kiri tanpa melepas tangan Elleza."Ada apa? Aku tidak akan ke kantor hari ini," ucapnya pada Gwen di seberang.(Aku juga tak mengharapkan kau kemari, dasar tidak berguna! Kau dimana sekarang?)Allarick mengerutkan alis. "Aku ada di cafe dekat kantor Elleza. Kalau tidak penting, aku tutup. Mengganggu saja," dengusnya.(Apa kau tak memeriksa ponselmu, hah?)Ponsel yang semula tertempel di telinga, segera Allarick jauhkan saat Gwen tiba-tiba berteriak."Ada

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   16. Sedikit Pelajaran

    Terlampau jengah dengan perdebatan mengenai status pertunangannya, kini Elleza memilih untuk bersikap masa bodoh. Toh hidupnya bukan hanya sekedar tentang hubungan percintan saja, masih banyak hal lain yang harus di pikirkan.Walaupun kini hidupnya tak tenang lantaran ulah Allarick yang selalu saja mempunyai cara untuk mendekatinya, tapi tak apa. Setidaknya dengan begini, laki-laki bajingan itu bisa merasakan bagaimana berada di posisinya.Sejatinya, memperjuangkan cinta bukan hanya dilakukan oleh satu orang. Hubungan yang ada di antara dua orang, harus di perjuangkan oleh keduanya. Dengan demikian, maka cinta itu akan lebih kuat dan bertahan dari berbagai goncangan.Selama ini, bertahun-tahun Elleza hanya berjuang dan mencintai sendirian. Elleza berusaha membuat hati Allarick yang sekeras batu itu melunak. Di tengah penolakan dan sikap buruk Allarick, Elleza tetap teguh pada pendiriannya untuk bertahan.Mungkin bisa di katakan, saat ini menjadi titik lelah bagi seorang Elleza. Ia yan

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   15. Hubungan bukan permainan!

    "Lepas!""Kenapa kau masih mengikutiku terus, hah?" Elleza meneriaki Allarick setelah menghempaskan tautan tangan pria itu dari tangannya.Allarick berdecak malas. "Aku tidak membawa mobil, Elle. Tadi pagi aku kemari bersama Lucas," jelasnya seraya melirik ruangan Lucas."Ya sudah! Kalau begitu sana kamu ke ruangan kak Lucas. Kenapa mau ikut ke ruanganku lagi!"Gadis itu berusaha mendorong Allarick yang bersandar di pintu ruangannya, tapi tentu saja tak berhasil. "Tidak mau. Aku akan ikut pulang bersamamu nanti," tolak Allarick."KAU!!!"Elleza meremas kedua tangannya di depan Allarick, serta menggertakkan giginya untuk menahan emosi. Apalagi saat melihat wajah tanpa dosa pria bajingan itu! Rasanya Elleza ingin mengulitinya hidup-hidup!"Ck, kalian ini. Bukankah kalian baru saja bermesraan di depan wartawan? Kenapa sekarang bertengkar lagi?" Sepasang mantan tunangan itu menoleh bersamaan, dan mendapati Lucas berada di depan ruangannya sambil bersidekap dada."S-siapa yang bermesraan

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   14. Elleza Memang 'Tak Terduga'

    Allarick terkikik geli lantaran Elleza menunjukkan ekspresi sebal. Gadis itu seolah tak bisa mengelak bahwa apa yang dikatakan Allarick memang benar. Lihat saja cara berjalannya yang cepat dan dihentak hentakkan, persis seperti anak kecil yang tengah merajuk."Elle, tunggu aku." Allarick meraih tangan kiri Elleza dari belakang.Gadis itu berhenti, tepat di depan pintu cafe. Ia menolehkan kepala dan menatap sengit Allarick. Bukannya langsung melepas pegangannya, Allarick malah abai dan mengangkat ponselnya yang berdering dengan tangan kiri tanpa melepas tangan Elleza."Ada apa? Aku tidak akan ke kantor hari ini," ucapnya pada Gwen di seberang.(Aku juga tak mengharapkan kau kemari, dasar tidak berguna! Kau dimana sekarang?)Allarick mengerutkan alis. "Aku ada di cafe dekat kantor Elleza. Kalau tidak penting, aku tutup. Mengganggu saja," dengusnya.(Apa kau tak memeriksa ponselmu, hah?)Ponsel yang semula tertempel di telinga, segera Allarick jauhkan saat Gwen tiba-tiba berteriak."Ada

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   13. Masih Bertunangan?

    "Kau mau apa, Elle?"Oh shit! Mata Elleza membola begitu mendengar pertanyaan Allarick yang terkesan mengejek. Lihat saja, bibir pria itu pun tertarik hingga membentuk smirk yang memuakkan.Allarick yang semula hanya menolehkan kepala, kini membalikkan badannya ke arah Elleza."Ah, jangan bilang kau ingin..." ucap Allarick gantung, tapi berhasil membuat Elleza naik pitam saat melihat gesturnya yang menyilangkan tangan di depan dada.BughElleza memukul pundak Allarick menggunakan tasnya agak keras hingga laki-laki itu mengaduh."Aku tidak mesum sepertimu!" Bentak Elleza."Lalu?""Ekhm, aku ingin kamu pergi dari sini. Merusak pemandangan, kau tahu?"Daripada semakin hilang kendali menghadapi pria semacam Allarick, Elleza segera berbalik menuju pintu keluar.Sialan! Gara-gara pria itu jam makan siangnya yang berharga harus terbuang beberapa menit dengan percuma.Tingkah Elleza itu lagi-lagi terlihat menggemaskan di mata Allarick hingga membuatnya menahan tawa."Bilang saja kau ingin men

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   12. Kerbau

    Elleza menghempaskan tubuhnya di sofa begitu masuk ke ruangannya. Meski statusnya di sini hanya seorang sekretaris, tapi ia mendapat beberapa keistimewaan sebagai putri dari pemilik perusahaan tentu saja. Salah satunya adalah ruangan yang cukup nyaman ini.Sebelum ia mengikuti jejak kakaknya untuk memimpin salah satu anak perusahaan, ia lebih dulu di tempatkan pada posisi sekretaris agar ia bisa belajar dengan mengikuti ritme kerja sang kakak supaya nantinya ia dapat menjalankan tugas sebagai pemimpin dengan baik."Ku tanya, apa maksudmu berkata seperti tadi, hah? Bagaimana jika nantinya orang-orang itu menyebarkan gosip kalau kita masih bertunangan?" Elleza menatap tajam Allarick yang berdiri menjulang di depannya.Allarick mengendikkan bahu. "Well, memang itu tujuanku," ucapnya santai."Kau-"Elleza mendadak terdiam hingga tidak dapat melanjutkan ucapannya ketika mendapati Allarick yang tanpa aba-aba tidur di sofa dengan menjadikan pahanya sebagai bantal."Ck, diamlah sebentar Elle.

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   11. Tingkah Allarick

    Di dalam kamarnya, Elleza terus menerus menggerutu. Ia tak habis pikir dengan segala tingkah ajaib yang dilakukan mantan tunangan brengseknya itu hari ini.Benar-benar aneh, seperti bukan Allarick!Ingin rasanya Elleza memejamkan mata, memasuki alam mimpi dengan tenang tanpa memikirkan hal ajaib apalagi yang tengah Allarick lakukan di lantai bawah bersama keluarganya. Namun tidak bisa!Ia hanya berguling kesana kemari di tempat tidurnya, sesekali mengusak rambutnya yang sudah kusut menjadi semakin kusut.Drrt drrtPonsel Elleza yang berada di atas nakas bergetar. Dengan malas, Elleza menjulurkan tangan kanannya, mengambil benda pipih itu dan melihat siapa yang mengiriminya pesan.Matanya terbelalak. Ia spontan kembali mendudukkan diri karena terkejut melihat pesan yang masuk dalam ponselnya.My AllarickAku pulang Elle.Ah, sayang sekali kau tak mengantarku sampai depan rumah.Tapi tak apa, besok aku akan menjemputmu.Sampai jumpa besok, Elle sayang.Holly shit!!Elleza rasanya mual s

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   10. Langkah Pertama

    Pertanyaan sarat akan kecewa yang terlontar dari bibir Elleza itu berhasil membuat seorang Allarick Xaviero terdiam kaku.Kalimat 'kenapa baru sekarang' itu juga sering terlintas dalam pikiran Allarick sendiri.Jika ia bisa memilih dan mengendalikan kepada siapa ia akan jatuh cinta, maka ia tak akan ragu untuk menjatuhkan hatinya pada Elleza sejak kali pertama pertemuan mereka beberapa tahun silam.Namun Allarick bisa apa? Cintanya yang buta pada Laura begitu besar sehingga ia tak mampu melihat ketulusan Elleza.Semua yang sudah terjadi, tidak bisa di ubah. Begitupun dengan cinta Allarick yang sudah berpindah sepenuhnya pada Elleza. Tak butuh meratap atau terlarut dalam penyesalan, seorang Allarick hanya akan terus melangkah. Karena prinsipnya masih sama, tak ada yang tak bisa di dapatkan seorang Allarick. Katakanlah ia sombong, tapi itu memang benar. Allarick akan mendapatkan apapun yang ia inginkan, termasuk Elleza.TakSuara garpu yang di letakkan dengan kasar, membawa Allarick ke

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   9. Karma?

    "Bye my princess. Sering-sering main kesini ya."cupElleza mengangguk dan terkekeh ringan saat mendapat kecupan dipipinya dari Jayden yang manis."Uncle tidak di cium? Ck, padahal yang membayar Iron Man yang kau bawa itu uncle," protes Allarick.Jayden meringis, menarik kemeja Allarick agar pamannya itu berjongkok. cup"Thank you uncle Al yang paling tampan menurut grandma Wina," ucap Jayden setelah mencium pipi Allarick.Allarick berdecak, mengacak rambut keponakannya hingga berantakan, lalu kembali berdiri."Kalian hati hati ya. Sering-sering saja kalian ajak Jayden keluar, agar aku bisa me time tanpa gangguan," celetuk Gwen tanpa dosa."Anakmu itu terlalu aktif dan berisik Gwen, pusing kalau terlalu lama bersamanya," sahut Allarick seraya menggelengkan kepalanya saat melihat Jayden berlari masuk ke dalam rumah hendak pamer pada daddy nya."Ayo, Elle." Allarick menarik tangan Elleza setelah gadis itu berpamitan pada Gwen.Sejak masuk ke mobil sampai sekarang mobil sudah keluar dar

  • Mengejar Cinta Mantan Tunangan   8. Jangan Sakit Elle

    Elleza menggeliat, matanya yang terasa berat ia buka perlahan-lahan. Ringisan keluar dari bibirnya saat merasakan nyeri pada tangan kanan.Setelah kesadarannya terkumpul penuh, ia melirik ke arah punggung tangannya yang tertancap selang infus. Gadis itu mendesah, ternyata lambungnya tetap saja lemah. Hanya menghabiskan semangkuk ramen pedas saja, ia sudah tumbang.“Aish, aku pasti masih di rumah kak Gwen. Jam berapa sekarang?” Monolognya sambil mengedarkan pandangan ke dinding-dinding kamar untuk melihat jam.Ketika kepalanya menoleh ke arah kiri, ia tersentak kecil karena merasakan pipinya menyentuh sesuatu yang agak tajam. Elleza menurunkan pandangan, dan dilihatnya rambut Allarick yang menggesek-gesek pipinya.Pria itu menggeliat karena terusik dengan pergerakan Elleza, namun tak berselang lama ia kembali tenang dengan kepala yang menelusup di ceruk leher Elleza, dan kedua tangannya memeluk tangan kiri Elleza.Elleza hanya diam, tak berniat membangunkan atau menjauhkan pria itu dari

DMCA.com Protection Status