Share

Babang 34

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-28 01:04:46

*Happy Reading*

Bianca menelan saliva kelat saat menatap manik Marcel yang gelap dan penuh dendam. Itu berarti, kali ini sudah bisa di pastikan. Bianca akan hancur di tangan pria itu.

Bodohnya Bianca mau percaya lagi. Hanya karena cemburu dan iming-iming kemewahan. Bianca menjatuhkan diri kembali pada laki-laki bajingan ini, dan di jerumuskan pada lembah kenistaan yang curam.

Sekarang Bianca harus bagaimana? Biasakah Bianca keluar dan lepas dari jerat tali neraka yang sudah Marcel persiapkan untuknya. Tuhan, tolonglah Bianca.

"Ta-tapi demi Tuhan, Marcel. Dia belum pernah menyentuhku," hiba Bianca. Meminta belas kasihan yang semoga saja masih Marcel miliki.

Meski secuil, tapi itu jelas sangat berharga untuk Bianca. Karena demi Tuhan. Bianca tidak ingin menjadi wanita pemuas nafsu untuk pria sembarangan.

Ya, ya, ya. Bianca memang sudah murahan sebelum ini pun. Tetapi sekali lagi Bianca tekankan. Dia hanya murahan pada pria yang di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
udah lah mih s Bianca bikin innalilahi aja beneran murahan banget gara" ingin keliatan modis... kasian Alvaro dapet bekasan biar dia GK perjaka jg kan cowok MH GK ada bekasnya nah ini s bi tambah melar aja deh nnti lubang nya ...
goodnovel comment avatar
Leny Lestarie
aku sedih amih, kenapa bianca di bikin murahan banget, kna kesian babang al dapet super bekasan.
goodnovel comment avatar
Fitria Dewi
up yg banyk thorr...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 35

    *Happy Reading*Dunia terlihat gelap di mata Alvaro, membuat langkahnya tertatih-tatih tanpa tujuan pasti. Alvaro bahkan tidak tahu di mana dia saat ini.Alvaro hanya berjalan dan terus berjalan mengikuti ke mana langkah kaki membawanya.Bianca. Hanya nama itu yang terus Alvaro ingat dalam benaknya.“Bi, di mana kamu?” lirih Alvaro yang selalu saja dibalas dengan kesunyian.Saat Alvaro mulai dilanda putus asa, terlihatlah setitik cahaya terang. Ini membuat harapan kembali muncul. Dia pun bergegas menghampiri.Tiba-tiba cahaya itu semakin menyilaukan, hingga Alvaro terpaksa menutup pandangan menggunakan lengan.“Al.”Degh!Akhirnya, Alvaro bisa mendengar suara itu lagi.“Bi? Itu kamu, kan?” tanya Alvaro yang perlahan-lahan menurunkan tangan.Sesosok wanita dengan gaun putih panjang tersenyum lembut. Membuat Alvaro bergegas menghampirinya, ingin segera memeluk. Namun, sekuat apa pun Alva

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-03
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 36

    *Happy Reading*"Posisi target sudah ditemukan, Bos!" beritahu salah satu anak buah Reyn lewat sambungan telepon. "Di mana?""Yang wanita ada di sebuah Villa di sebuah bukit, di jaga beberapa bodyguard. Kami sudah memindai lokasi. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Beberapa orang sudah di sebar di sekelilingnya, hanya tinggal menunggu perintah untuk menyerang," info dari orang diseberang sana lebih detail."Okeh! Kirimkan lokasi, aku segera ke sana," sahut Reyn tegas seraya menginjak memutar gas motornya dalam-dalam. Tak lama setelahnya, sebuah titik lokasi pun muncul seperti hologram di sebelah kiri helmnya yang memang dirancang khusus. Reyn pun segera mengikuti arah lokasi yang di kirimkan tanpa membuang waktu lagi.Reyn menghentikan motornya lumayan jauh dari titik lokasi. Sengaja menyimpan motornya di semak belukar agar musuh tak mengetahui kedatangannya. "Bagaimana?" Terlebih dahulu, Reyn menemui salah satu ora

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-07
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 37

    Di rumah sakit. Marcel yang tengah berpura-pura menjadi dokter, tidak mengalami kesulitan apa pun saat memasuki ruangan Alvaro. Tentu saja, dia sudah mengatur rencana ini sedemikian rupa agar tak ada akan kata gagal. Otaknya selalu sangat briliant jika terhadap kelicikan. Hingga sepanjang di berjalan di koridor seramai ini, tidak ada satu pun yang curiga. Ceklek!Pria itu kini menyeringai penuh kemenangan di balik masker, ketika melihat Alvaro yang tengah terbaring tak berdaya di atas brankar rumah sakit. Marcel masuk dan segera menutup pintu dengan perlahan. Mendekati Alvaro yang tengah terpejam, lalu mengeluarkan pistol yang sudah di lengkapi dengan silencer. Kemudian, mengarahkannya pada tubuh Alvaro dan ...Dzing! Dzing! Dzing!Tiga tembakan di layangkan, tanpa adanya suara yang terdengar."Mampus lo!" Sekali lagi, Marcel menyeringai penuh kemenangan. Pria itu tak ingin membuang waktu dengan merayakan ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-09
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 38

    Hawa dingin yang menusuk menyadarkan Marcel dari pingsan. “Ini di mana?”Marcel melotot saat menyadari ada rantai yang mengikat tangan dan kakinya. Belum lagi kondisi tubuhnya yang tanpa busana.“Sudah sadar?” tanya suara maskulin yang terdengar begitu jauh.Mata Marcel menyipit agar bisa melihat wajah lawan bicaranya. Namun, sia-sia karena terlalu gelap.Suara alas kaki beradu dengan lantai terdengar menggema, Marcel curiga kalau dia disekap di gudang yang jauh dari pemungkiman. Namun, rupanya orang itu tidak berjalan mendekat, hanya berpindah tempat beberapa langkah saja.“Di mana kamu, itu tidak penting. Aku dengar kamu menggunakan Bianca sebagai alat tukar bisnis, padahal wanita itu adalah pacarmu?” Suara itu terdengar lagi.“Cih! Wanita itu hanyalah seorang pelacur, yang bisa dengan mudah berpaling ke pelukan pria lain,” bantah Marcel dengan nada jijik.“Dan kamu memilih untuk percaya dengan halusinasimu itu?" sahut

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-10
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 39

    *Happy Reading*"Mak?""Hm ....""Tahu, gak? Kemaren emaknya karyawan Nur di toko. Tiba-tiba kena bisul gede banget diujung mata, loh. Katanya sih, gara-gara suka ngintipin sama nguping pembicaraan orang."Mak Kanjeng pun langsung mendelik galak, pada anak bungsunya yang baru saja menyindir dengan terang terangan. "Lo nyumpahin, gua?" salaknya tak terima. "Kagak, sih. Ngasih tahu doang," sahut Nur dengan polos. "Tapi ... semisal emak kesinggung sih, Alhamdulilah. Itu berarti emak masih punya kemaluan."Pletak!Sejurus kemudian. Jitakan maut Mak kanjeng pun melayang cepat ke arah kepala Nur. Membuat yang punya kepala mengaduh kesakitan. "Anak durhaka emang lo! Sekate-kate kalau ngatain gue. Heh! Kalau gue gak punya kemaluan. Lo sama si Al brojol dari mana?!" tukas Mak Kanjeng sengit. "Bukan itu maksud Nur, ih!" Nur membantah seraya mengusap-usap kepalanya yang terasa nyeri akibat jitakan Mak

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-11
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 40

    “Yuhu, Ladies. Apa kalian tidak bisa menghentikannya sejenak? Aku bahkan belum berkesempatan mengenalkan anak-anakku padanya. Kenapa kalian menyerobot giliranku?” Ucapan santai dari wanita kelima membuat wanita yang lain menghentikan kegiatan mereka.Dengan perlahan mereka mundur, sambil merapikan tatanan rambut yang berantakan, akibat terlalu bersemangat melampiaskan emosi."Siapa? Siapa kalian sebenarnya? Kenapa mau repot-repot membalaskan dendam Bianca? Dibayar berapa kalian oleh Bianca? Aku bisa melipat gandakannya untuk kalian." Akhirnya Marcel bisa menyuarakan benaknya, seraya mencoba bernegosiasi dengan wanita-wanita syco yang ada di tempat itu. Bukannya tertarik dengan tawaran Marcel, keenam wanita itu malah tergelak renyah dengan nada merendahkan tawaran Marcel barusan."Kamu kira kami begini hanya sekedar untuk uang saja, Sayang?" Wanita keempat menjawab, sambil melipat tangannya di bawah dada dengan gaya angkuh. "Tidak, Sayang. Bukan h

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-11
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 41

    *Happy Reading*Lolongan demi lolongan memilukan pun terdengar setelahnya dari mulut Marcel. Dengan aroma darah yang semakin kental, seiring banyaknya luka pada tubuh pria itu. Reyn tersenyum puas melihatnya. Memejamkan mata dan menghirup aroma kehancuran dengan senang sekali. Bukankah lolongan itu terdengar merdu. Sangat menentramkan hati, dan menenangkan. Ugh ... cobalah hidu aroma darah ini. Sangat menyegarkan dan membuat gelora semakin naik. Astaga! Reyn suka sekali. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari semua kehancuran ini. "Bos, apa kau tidak ingin ambil bagian dari kesenangan ini?" Sebuah suara menyita atensi Reyn yang tengah terlarut menikmati aroma darah yang menguar dalam ruangan itu. Netra hijau itu pun terbuka perlahan, dengan senyum yang belum luntur dari birainya. Lelaki itu lalu melirik pria yang sudah tak berdaya di tempatnya, dengan beberapa bagian tubuh yang sudah tidak pada tempatnya. Meski beg

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-17
  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 42

    *Happy Reading*"Mas Bos.""Hm ....""Aika jadi pengen ketemu Mama Desi, deh," ucap Aika tiba-tiba, saat menunggu di luar ruangan Bianca. Memberi waktu pad Alvaro dan Bianca untuk bicara berdua. Setelah dokter yang memeriksa Bianca berlalu pergi."Bukankah tadi pagi sudah ketemu? Belum puas?" tanya Kairo heran. "Ck, Mas Bos mah gak peka!" Lah? Kairo pun makin heran saat setelahnya, Aika malah berdecak kesal dan merajuk. Salah Kairo di mana? Bukankah jawabannya benar adanya? Kenapa malah marah? Ada apa sebenarnya dengan istrinya ini? Aneh!Ah, lupa. Kalau gak aneh, justru bukan Aika namanya. "Iya, maaf. Saya memang kurang peka. Makanya jelasin dong, biar saya ngerti." Demi kemaslahat bersama, Kairo pun memilih mengalah. Lagi.Bukannya menjelaskan, Aika malah menghela napas kasar, sebelum akhirnya melingkarkan tangan pada Kairo, dan merebahkan kepalanya dengan nyaman di pundak sang suami.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-23

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Extra part 3

    *Happy Reading*“Sok, sokan pakai mobil mahal buat jadi mobil pengantin. Bisa-bisanya kamu mau diporotin cewek macam ini?” sindir tante termuda Bianca ketika acara sudah usai dan mereka hendak meninggalkan tempat resepsi.“Itu hadiah dari saya dan istri. Bagaimanapun juga Alvaro adalah asisten pribadi saya yang setia. Tolong jaga mulut kalian karena Bianca juga termasuk orang penting di keluarga kami. Dia adalah sahabat dari istri saya. Kalau ada yang menyakiti Bianca, itu berarti secara tidak langsung sudah menyakiti istri saya,” sela Kairo yang berbicara tepat di belakang tante Bianca.Wanita itu terlihat menelan ludah dengan susah payah karena mulai mengerti arah pembicaraan ini. “Bukan seperti itu maksud saya--”Tangan Kairo terangkat untuk menghentikan wanita dengan make up menor itu. “Sebagai partner kerja group kami, kalian pasti tahu arti Aika bagi saya? Kalau ada yang membuatnya sedih, saya tidak segan-segan bertindak.”Alvaro melipat bibir demi menahan tawa ketika melihat se

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Extra part 2

    Hari yang dinanti tiba juga. Rencananya pagi ini ijab kabul yang dilanjutkan dengan resepsi di siang hari. Alvaro sengaja mengadakan ijab kabul di rumahnya. Agar dapat memastikan kehadiran keluarga Bianca yang masih belum mengetahui siapa dia sebenarnya. Rumah Mak Kanjeng yang sederhana pasti akan membuat mereka tenang dan tak membuat kekacauan yang berakhir menggagalkan pernikahan.Katakan Alvaro ini licik. Tetapi memang belum saatnya mereka tahu kebenaran soal dirinya. Sikap matre kakek dan neneknya pasti akan muncul jika tahu sekarang. Mereka akan memanfaatkan apa pun agar bisa mengeruk keuntungan sebanyak mungkin dari pernikahan ini.“Ck, ck, ck. Rumah preman memang nggak jauh-jauh dari pasar. Pasti biar lancar urusan melakukan kejahatannya,” sindir paman Bianca sambil bergidik saat memasuki rumah yang terlihat kumuh di matanya. Padahal, rumah Alvaro tidak sekumuh itu. Hanya sederhana saja. Asri pula dan sedap di pandang mata. Karena Mak Kanjeng memang tidak suka rumah besar nan

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Ekstra part 1

    *Happy Reading*“Al,” panggil Bianca dengan lirih.“Sudah berapa kali aku katakan untuk tidak memanggil hanya dengan nama saja. Kamu mau saya hukum?” ucap Alvaro dengan nada jutek yang seperti biasanya.Rona merah menjalar dari telinga hingga ke pipi mulus Bianca. Wanita itu pasti teringat dengan hukuman cium penuh semangat yang Alvaro lancarkan ketika memanggil nama saja. Tentu saja mereka sama-sama menikmati bentuk hukuman ini, tapi Alvaro juga melakukannya di depan umum. Itu pasti yang membuat Bianca merasa malu.“Eh, Bang,” ulang Bianca dengan lebih mantap.“Kenapa, Sayang.” Lagi-lagi Bianca tersipu.“Aku takut, gimana kalau Emak masih belum memaafkanku?”Tangan Alvaro bergerak untuk menggenggam tangan Bianca dan mengusapnya dengan lembut. “Emak pasti akan memaafkanmu. Jangan takut, aku di sini untukmu. Kita hadapi ini bersama.”Mobil berhenti tepat di depan Emak, yang kebetulan hari itu sedang nongkrong di depan pager dengan Mpok Jubaedah. Biasalah, palingan juga lagi ghibah. "E

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang last

    Selain menugaskan Alvaro, Kairo juga menugaskan Aika untuk mengalihkan perhatian Bianca sementara dia menyusup ke kantor. Karena itulah Aika datang dan mengajak Bianca jalan-jalan.Hari ini adalah saatnya Bianca masuk setelah mengambil cuti, jadi dia sengaja mengadakan rapat mendadak dan memberikan tugas untuk para staff. Tentu saja ini tanpa sepengetahuan Bianca.Suara nyaring Bianca ketika memasuki kantor bagaikan lonceng yang berdentang nyaring di telinga Alvaro. Hatinya yang memang sudah berdebar tak sabar menunggu kehadiran wanita itu, semakin kebat kebit tak karuan setelahnya. Ini saatnya dia melaksanakan rencananya.“Rapat hari ini cukup sampai di sini. Silakan langsung lakukan tugas masing-masing sesuai dengan arahan saya.” Alvaro menutup meeting pagi itu dengan santai. Berbanding terbalik dengan degup jantung yang benar-benar terasa akan meledak oleh buncahan rasa bahagia.Para staf buru-buru meninggalkan ruangan rapat, sehingga memungkinkan Alvaro untuk segera mengintip dari

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 61

    Tuhan tahu betapa berat perjuangan Alvaro untuk mencari Bianca selama beberapa bulan ini. Dia secara teratur mengunjungi bagian HRD untuk menanyakan kemana Bianca dipindahkan, tapi ini malah membuatnya dapat surat teguran. Hampir saja Alvaro lepas kendali dan berniat untuk melemparkan surat itu ke muka kepala HRD, tapi demi Bianca, dia tidak boleh dipecat.Setelah beberapa hari merenung, Alvaro mengubah strategi. Dia kembali bekerja seperti biasa tanpa mengganggu bagian HRD. Dia bahkan bekerja lebih keras agar tidak ada tempat bagi otaknya untuk memikirkan Bianca.Namun, semakin kuat usahanya untuk menyingkirkan Bianca dari pikiran dan hatinya, semakin kuat kenangan Bianca menyerangnya. Walau sudah beberapa bulan berlalu, tapi kenangan Bianca sejelas ketika orangnya ada. Alvaro bahkan sering berhalusinasi melihat Bianca yang sedang terkekeh ketika mencuci piring. Betapa renyah suaranya ketika mereka mengobrol saat makan.Katakanlah Alvaro sudah gila. Ya! Dia memang sudah gila sepertin

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 60

    ***Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa sudah 6 bulan Bianca bekerja di kantor cabang. Tidak ada hal spesial yang harus Bianca bagi. Semua B aja. Hanya saja, mungkin sekarang Bianca sudah bisa berbaur dan enjoy dengan teman-teman barunya.Mereka baik, mereka juga asyik untuk diajak ngobrol dan bercanda bersama di sela kesibukan. Membuat Bianca tidak terlalu jenuh dengan kegiatan hariannya yang itu-itu saja. Ngantor, pulang, tidur. Begitu saja terus tiap hari. Bianca yang sekarang benar-benar berubah. Tidak suka nongki dan menghamburkan uang. Meski begitu, komunikasi antara Bianca dan Aika tak pernah putus. Tiap malam selalu tak lupa bertelepon ria dan ghibah bareng. Apa yang di ghibahkan? Banyaklah! Namanya juga kaum hawa. Kalau ngobrol suka ngalor ngidul. Seakan tak ada habisnya bahan ghibahan mereka. Adaaa saja yang di bahas. Dari mulai harga cabe, tetangga julid, sinetron terbaru, gosip artis dan banyak lagi lainnya. Pokoknya kalau tidak ditegur Kairo, bisa telepo

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 59

    Sesekali Bianca masih sempat melihat beberapa pasang mata yang memperhatikan gerak-geriknya. Bianca hanya bisa menghela napas panjang di tempatnya. Wajar kalau mereka merasa curiga akan keberadaannya di sini yang terlalu tiba-tiba. Baru kemarin surat pemberitahuan muncul, hari ini dia sudah ada di sini. Mode express banget kan kek jodohnya si Aika.Namun, mengingat nama itu. Bianca pun ingin berterima kasih untuk bestinya yang selalu mendukung keinginannya itu. Meski pasti akan kangen sekali pada kegesrekan Aika. Bianca rasa ini memang yang terbaik untuknya. Mungkin dengan berada jauh dari Alvaro, pikirannya bisa sepenuhnya lupa akan kenangan indah yang sudah mereka jalani. Juga luka yang terlanjur tergores dalam. Bianca berharap bisa menjadi manusia baru di tempat baru bersama orang-orang baru pula. Bismillah. Yuk, bisa, yuukkk!Aika : [Bi, Alvaro tadi telepon buat nanyain keberadaan lo]Saat istirahat tiba. Bianca melihat ternyata ada chat dari bestie gesreknya. Hatinya seketika

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 58

    Dua hari kemudian.Senyum lebar Alvaro terpasang ketika dia melangkah memasuki gedung tempat kerjanya. Dia tidak menghiraukan pandangan beberapa wanita yang ikut berbinar ketika melihatnya. Suara bisik-bisik yang samar-samar didengarnya tidak membuat senyumnya hilang.Terserah mereka mau bilang apa, yang penting hari ini dia akhirnya akan ketemu dengan Bianca. Mungkin sepulang kerja nanti, dia akan mengajukan lamaran. Tidak perlu ada pertunjukkan lamaran seperti yang ada di drama-drama karena dia sudah tidak sabar ingin segera bersama-sama Bianca untuk selamanya.“Selamat pagi, Bos,” sapa Alvaro ketika membuka pintu menuju ruangan Kairo.Namun, Bosnya itu hanya memandangnya sekilas kemudian berkutat kembali dengan pekerjaannya.Apa selama tiga hari cuti, kerjaan di kantor jadi semakin banyak? Sampai-sampai wajah si Bos horor begitu. Alvaro pun segera menghapus senyum dari wajahnya dan mulai bersikap seperti biasanya.Sepanjang hari disibukkan oleh pekerjaan membuat Alvaro sejenak melu

  • Mengejar Cinta Babang Jutek   Babang 57

    Mata Alvaro tertuju pada laki-laki yang sudah bau tanah di hadapannya. Pria itu mengamatinya dari ujung kaki hingga ke ujung rambut, lalu berulang kembali. Senyum miring terlihat samar sebelum pria itu kembali menampilkan wajah datar.“Ada perlu apa kamu kesini?”“Lapor, Tuan. Orang ini menerobos masuk dan bilang mau melamar cucu Tuan,” ujar seorang satpam yang berdiri takut-takut di belakang Alvaro."Cucu?" beo pria itu lagi, kembali memindai tubuh Alvaro dengan seksama. Alisnya berjungkit antara bingung dan tak suka pada preman kumal di hadapannya saat ini. Cucu yang mana yang preman ini maksud? Cucu yang dia milik tak hanya satu orang. Keheranan bukan hanya terlihat dari raut pria tua itu, tetapi juga orang-orang di belakang tubuhnya. Itu adalah keluarga Bianca."Bianca, Tuan," bisik sang Satpam memberi clue. Sekaligus membuat mata tua itu melotot tak percaya. “Apa benar itu? Kau mau melamar dia, si Bianca.” Jari keriput itu menunjuk kearah muka Alvaro.Kalau saja tidak sedang be

DMCA.com Protection Status