Home / Romansa / Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan / Bab 31. Berkelana Memikirkannya

Share

Bab 31. Berkelana Memikirkannya

Author: RidaFa05
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pasangan itu sudah sampai di kediaman. Rumah besar dan luas ini tidak berubah, masih indah dan juga enak dipandang tentunya.

"Wah, Non Livya dan Den Arnesh berkunjung. Selamat datang, silahkan masuk."

"Mbok, tolong bawakan barang di bagasi, ya," ucap Livya pada asisten rumah tangga kediaman ini.

"Baik, Non."

Wanita itu tampak ceria, dengan segurat senyum di wajahnya. Dan juga, tangannya masih setia melingkar di lengan kekar suaminya.

Arnesh ingin menyingkirkan, tapi tak enak hati karena sedang ada di rumah mertuanya.

"Akhirnya setelah sekian lama, aku ke sini juga, makasih banyak, Mas," Livya berkata, memecah keheningan karena Arnesh tak kunjung membuka suara. "Ah, kamu malah diem terus. Nggak asik."

"Kamu yang terlalu berisik, Liv. Pengang dengar kamu ngomong terus."

Livya dan Arnesh naik ke lantai atas, letak kamar Mama Venny. Berhubung beliau sedang tidak sehat hari ini, jadi tak nampak sedari tadi.

Sebelum masuk, mengetuk terlebih dahulu. Di ranjang miliknya, Mama Venny tersenyum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 32. Dijodohkan

    Kala lembayung senja mulai memancarkan keindahannya di langit sore, Gladys menenteng keranjang dagangannya yang habis, tinggal tersisa beberapa. Ternyata, seharian berjualan, membuat Gladys dibanjiri peluh keringat."Syukurlah, jualan hari ini laris. Semoga saja selalu seperti ini, agar aku bisa menabung."Tapi ia berkali-kali menguatkan diri. Apapun yang terjadi, dia harus semangat menjalaninya, demi si buah hati. Ia ke warung Mak Yati, untuk menyetorkan dagangannya pada pemiliknya."Mak, mau setor hasil dagangan hari ini. Dagangannya laris, tinggal nyisa beberapa saja," kata Gladys.Mak Yati melihat keranjang. Benar, gorengan yang ia buat begitu banyak tinggal ada sisa 7 biji saja."Nanti aja, Neng. Neng 'kan baru aja pulang jualan. Istirahat dulu atuh. Emak bikinkan es dulu, ya," kata Mak Yati, mengusap pundak Gladys dengan lembut.Beruntung, perempuan rentan itu menawarkan bantuan. Jika tidak. Entah bagaimana nasib Gladys ke depannya jika dia tidak memiliki penghasilan, apalagi ke

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 33. Perasaan Ghani

    Livya menggeliatkan tubuhnya, meregangkan syaraf-syarafnya yang terasa pegal. Dia menoleh ke samping, ke arah Arnesh yang masih tidur dan memunggunginya.Livya mengangkat setengah badan, diam-diam melabuhkan kecupan di pipi suaminya. "Nggak peduli secuek apa kamu kepadaku, Mas. Aku akan berusaha mendapatkan hati kamu. Apapun caranya," gumam Livya.Menurunkan kakinya ke karpet berbulu dan mencepol asak rambutnya. Suara denting notifikasi, dia menarik ponsel dan membaca pesan masuk.Daniel. Ternyata pria itu yang mengirimnya chat sampai ratusan.[Kamu di mana, Sayang? Kok nggak aktif.] tulis Daniel di aplikasi hijau itu.Tidak mau membuat Arnesh curiga, Livya menghapus obrolan chat itu dengan sang kekasih dan membacanya saja. Tanpa berniat membalas. Seharian ini dia begitu menikmati, di kota kelahirannya.Jarang-jarang dia ke sini, sekalinya berkunjung tidak akan lama. Karena hari ini mereka akan pulang.Ponsel Livya terus berdering, Livya mendengkus kesal dan menghentak-hentakkan kaki

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 34. berpaspasan Di Jalan

    Hasil dagangan Gladys sama seperti kemarin, bahkan sekarang habis tanpa sisa. Wanita itu mengulas senyum, rasa lelahnya terbayarkan karena ia sudah bisa pulang saat sore.Berjalan kaki dari pagi sampai sore memang melelahkan, ia harus mengoleksi minyak urut guna menghilangkan pegal. Cuaca di ibu kota sedang mendung hari ini, rintikan air hujan perlahan mulai turun membasahi alam.Di halte bis, Gladys duduk. Menunggu hujan reda untuk bisa pulang.Sementara Arnesh dan Livya sedang di perjalanan pulang menuju rumahnya, di pertengahan jalan mereka terjebak hujan. Arnesh menekuk sikunya, ia jadi gelisah karena belum menemui Gladys seharian ini.'Apa dia masih berjualan? Ataukah udah pulang?' batin Arnesh, terus bertanya seputaran istri kecilnya.Di sisi kirinya, Livya sibuk memandangi rintik air yang begitu derasnya membasahi mobil mereka. "Jadi dinas malam, Mas?" tanya Livya pada suaminya.Dikarenakan Arnesh mengambil cuti, dia memutuskan untuk mengambil jam kerja malam agar tidak melalai

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 35. Cemburu

    Karena ditinggal dinas malam oleh suaminya. Livya hanya berdiam diri di kamar, menahan hasrat terpendam yang belum dia salurkan. Arnesh tidak mendengarkan, pria itu kekeuh dengan keinginannya untuk kerja di malam hari.Livya hanya bisa pasrah, sambil tengkurap di atas ranjang.Suara denting notifikasi, membuyarkan lamunan Livya yang sedang gundah gulana. Dengan malas, ia cek siapa yang mengirim pesan.[Di mana, Sayang? Aku ke rumahmu, kangen soalnya.]Sekejap, mata yang tadinya akan terpejam langsung terbelalak ketika Daniel akan datang ke rumah. Sebelum datang, Livya akan mencegahnya, takut orang rumah curiga.[Aku ngantuk. Nanti orang-orang curiga. Please deh. Jangan mencari perkara.]Gegas ia mematikan dan menonaktifkan ponselnya agar Daniel tidak mengganggunya. Pasanya, Livya sedang ingin Arnesh didekatnya.Tok ... tok ..."Non Livya, ada Den Daniel di depan. Kata beliau ingin bertemu dengan anda," ujar ART."Ya, aku akan turun!" sahutnya kesal.Belum ada beberapa menit tenang, Li

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 36. Livya Hamil

    Dua bulan kemudian ....Waktu bergulir begitu cepat, tak terasa kehamilan Gladys kini sudah menginjak 3 bulan. Perutnya sudah sedikit menonjol, ia bahagia. Tetapi ... orang-orang pasti akan mengetahuinya.Gladys mengusap lembut perutnya, dia terduduk lemas di kasur miliknya. Berusaha memikirkan cara, agar orang tidak curiga jika dirinya sedang hamil."Semoga saja nggak ada yang tahu, Mama belum siap membeberkan kebenarannya, Nak. Tenang saja. Mama akan melindungimu," gumam Gladys.Bangkit berdiri, membuka tas besar untuk mencari pakaian yang yang tebal, agat perutnya terhalang. Gladys memakainya dan mulai bekerja.Dari sebelah rumahnya, terlihat ramai karena sebentar lagi Ghani akan menikah. Gladys tidak tahu dengan siapa, tidak mau ikut campur."Eleuh si Neng, cantik pisan euy. Kirain Emak nggak bakalan betah jualan," kekeh Mak Yati, begitu antusias kedatangan Gladys."Betah kok, Mak. Seru. Bisa keliling," balas Gladys. Makin hari, keduanya makin dekat. Baik Mak Yati maupun Gladys ha

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 37.

    Kabar bahagia datang, setelah sekian lama menantikan. Arnesh ikut senang, bahwa dirinya akan memiliki seorang anak. Ya walaupun tidak mencintai Livya, anak itu adalah dagingnya. Sudah kewajibannya menjaga dan merawatnya.Livya bergelayut manja di lengan kekar sang suami, karena sedang dilanda perasaan senang sekarang. "Kamu mah diam aja, kamu senang nggak sih kalau aku hamil, Mas?" tanya Livya. Kesal, tentu saja.Respons Arnesh malam biasa saja, tidak sesuai yang dia harapkan. Dan juga, tidak seperti suami pada umumnya yang begitu antusias saat tahu istrinya sedang menikah.Ah, Livya lupa. Arnesh memang acuh tak acuh dari dulu. Namun sesak saja jika pria itu selalu saja begitu padanya."Memangnya rasa senang harus direalisasikan dengan cara bagaimana?" tanya Arnesh, terheran-heran.Tidak bisa dipungkiri dia memang senang, hanya saja tidak menunjukkannya pada Livya."Maunya aku, kamu tuh kelihatan gitu kayak orang yang senang. Kamu malah kayak biasa aja denger aku hamil," kesal Livya

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 38.

    Hanggini menunggu kedatangan calon suaminya, ingin meminta penjelasan. Dia jadi tidak tenang, terlebih lagi mendengar desas-desus tidak benar yang dilontarkan oleh para warga desa.Hanggini meremas jarinya, dari kejauhan memperhatikan dua orang. Dari kontrakan sana, Ghani terlihat ceria dengan senyum yang tercetak di wajah tampannya. Sayang, senyuman indah itu tidak pernah Ghani tunjukkan kepadanya. Pria itu malah abai, apa alasannya?"Mas, aku ingin bicara," ucap Hanggini, ketika Ghani menepikan motornya di halaman rumah.Ghani membuka helm dan mengangguk. "Di dalam saja."Ghani berjalan melalui Hanggini tanpa melirik ke arahnya sama sekali. Keduanya duduk di ruangan tamu, mendaratkan bokong dikursi yang berbeda.Wajah rupawan Ghani, seolah menghipnotis Hanggini yang diam-diam mencuri pandang pada calonnya yang dang menyugar surai hitamnya."Malah memperhatikan, kamu ingin bicara apa tadi, Gin?" tanya Ghani, saat menangkap basah wanita yang memperhatikannya."Ah, iya maaf, Mas. Pere

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 39. Livya Rewel

    Malam harinya, Arnesh hanya bisa diam dan menemani Livya yang sedang merasakan gejala kehamilan. Wajahnya sudah pucat dan badannya pun lemas, karena memuntah isi perutnya.Livya keluar dari kamar mandi dengan kedua mata yang sudah dibasahi oleh air mata. "Ternyata begini rasanya hamil! Mual mulu nggak berhenti-berhenti!" kesalnya.Arnesh menghentikan memainkan ponselnya, menghampiri Livya yang tampak tersiksa di kehamilan pertama. "Sabar, Liv. Namanya juga ibu hamil. Pasti ngerasain begini.""Sabar! Sabar! Gimana bisa aku sabar, Mas! Makan nggak nafsu, pengen muntah tapi nggak keluar apa-apa! Sebel!" Livya menutup wajahnya dan menangis terisak-isak.Dia mungkin tak terbiasa, gejala kehamilan memang kadang menyiksa. Namun, itulah risikonya orang hamil. Ia sendiri bahkan pernah mengalaminya.Tangan Arnesh terulur, mengusap perut Livya yang masih rata. "Lebih baik kamu tidur, Mama pasti curiga kalau dengar kamu nangis, Liv," kata Arnesh, merasa pengang mendengar Livya yang terus menangis

Latest chapter

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 80. (Ending)

    Livya terduduk di lantai, dia terus dimarahi oleh para tahanan lain karena terus menangis. Dia memeluk lututnya, menangisi takdir yang tak berpihak padanya.Ia ingin pulang dan keluar dari sini. Mama Venny datang untuk besuk, dia menghampiri Livya yang sedang duduk."Livya! Livya!" pekik mama Venny. Berhasil menyentak Livya yang sedang melamun.Livya yang tadinya duduk, buru-buru mendekat ke arah ibunya sambil memegang kedua tangannya. "Ma, tolong bantu aku keluar dari sini, Ma."Mama Venny tak bisa melakukan apapun sekarang. Bukti yang diberikan Arnesh sangat kuat."Nanti Mama pikirkan. Mama punya info penting Livya.""Info apa, Ma?""Soal Daniel."Mendengar nama Daniel disebut-sebut, Livya jadi mengharap sang kekasih datang dan membebaskannya."Ada apa soal Daniel, Ma?" Dengan cepat Livya bertanya."Daniel ... dia sudah menikah dengan perempuan lain, Livya," balas mama Venny.Deg! Tubuh Livya terbujur kaku. Ia berpegangan pada jeruji agar tubuhnya tidak limbung. Saraf-sarafnya tera

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 79.

    Satu minggu kemudian ....Setelah dirawat di rumah sakit selama beberapa hari, akhirnya Gladys diizinkan pulang selama proses pemulihan. Bayinya pun sehat setelah melakukan pemeriksaaan.Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa Gladys dan Arnesh akan pulang ke kediaman mama Linda. Arnesh juga memutuskan untuk menjual rumah yang dulu ia tempati bersama Livya."Angkat aja, Nak, bawa masuk ke kamar," kata mama Linda, memberitahu anaknya agar menggendong Gladys yang masih kesulitan jalan. Dia menggendong Jesslyn, bayi perempuan yang mirip sekali dengan putranya.Gladys digendong ala bridal, menuju salah satu kamar di lantai bawah."Nah, Gladys, ini rumah kami. Saya harap kamu nggak merasa sungkan di sini," kata mama Linda. Perlahan mulai menerima kehadiran anak dan menantunya."Iy-iya, Ma."Gladys mengangguk. Sejak kejadian Livya datang, ibu mertuanya jadi perhatian sampai sekarang. Apalagi wanita paruh baya itu selalu membantu menjaga Jesslyn."Kamu temani aja istrimu. Biar Mama yang

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 78.

    Arnesh terkekeh sinis, saat Daniel meminta Livya untuk dibebaskan. Padahal sudah bersalah, bukti pun sudah jelas. Dia tak mengindahkan keinginan Daniel, pengkhianat yang sudah menusuknya dari belakang.Arnesh bangkit dari kursi, mengabaikan Livya dan Daniel yang ada di hadapannya. Sementara mama Venny, wanita paruh baya itu bingung mau bagaimana."Gila saja membebaskan orang yang sudah terbukti bersalah. Lanjutkan prosesnya, Pak, biarkan Livya menjalani hukumannya," ujar Arnesh berlalu bergitu saja, meninggalkan para dua pengkhianat itu.Mulai sekarang, Arnesh tidak ingin lagi berhubungan atau bertemi dengan mereka. Ia hanya ingin fokus pada kehidupannya yang sekarang bersama Gladys."Udah. Mulai sekarang kamu lupain mereka, fokus ke kebahagiaanmu," ujar papa Wandi menepuk pundak putranya.Pria berbeda usia itu menaiki mobil masing-masing untuk kembali ke rumah sakit. Ia khawatir dengan kondisi Gladys beserta anaknya.Ia menjalankan mobilnya dengan kebut-kebutan, ingin segera sampai,

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 77.

    Arnesh memutuskan untuk pergi, karena ia akan bicara dengan pengacaranya di sebuah caffe. Ia akan mengurus surat perceraiannya dengan Livya. Ia berpamitan dulu pada Gladys dan juga anaknya."Aku pergi dulu sebentar, kalau ada apa-apa hubungi aku," ujar Arnesh. Melabuhkan kecupan berulang-ulang pada pipi istri dan pipi anaknya.Gladys terkekeh, ia mendorong Arnesh agar menjauh. "Nanti Jesslyn bangun, Pak Arneh.""Gemas rasanya," ucap Arnesh diiringi dengan tawa.Arnesh melirik arloji yang melingkar di tangannya. Ia lantas pamit. Arnesh sudah mengundang pengacara datang. Dengan berat hati dia pun menaiki mobilnya.Kepergian Arnesh itu menjadi sebuah kesempatan bagi Livya yang diam-diam masuk ke dalan ruangan Gladys. Wanita itu memakai topi dan juga masker agar kehadirannya diketahui.Melihat ada Livya di sini, Gladys membeliakkan matanya sambil memeluk Jessyln. Livya membuka topi, ia menatap bengis pada wanita yang sudah menjadi simpanan suaminya."Sekarang kau bahagia bukan jika Mas Ar

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 76.

    Sementara di luar ruangan, papa Wandi sedang membujuk istrinya yang enggan masuk ke dalam. Mama Linda masih belum bisa menerima Gladys sebagai menantunya. Ia juga belum percaya, jika anak yang dikandung Gladys adalah anaknya.Papa Wandi juga sudah bercerita, jika ia sudah dikenalkan pada Gladys. Mama Linda kesal, selama ini hanya dia yang tidak tahu fakta sebesar ini. Ia kesal, itulah sebabnya enggan keluar."Ma, kenapa nggak masuk ke dalam? Yakin nih nggak mau lihat cucu kita? Bukannya Mama pengen banget punya cucu," ajak papa Wandi menggoda istrinya yang memiliki keinginan menimang cucu.Mama Linda tidak akan luluh begitu saja, dia bersedekap dada dan membuang pandangannya. "Ngapain Papa ngajak Mama? Biasanya juga main rahasiaan, 'kan? Udahlah sana. Mama di sini aja."Melihat istrinya yang sedang marah. Papa Wandi jadi gemas sendiri, pasalnya kemarahan sang istri sudah seperti anak ABG saja, tidak ada ubahnya dari dulu."Ada alasan kenapa Papa nyembunyiin dari kamu, Ma, sekarang ngg

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 75.

    Livya terusir paksa dari rumah suaminya. Dia harus pindah, ke kediamannya yang di Jakarta. Wanita hamil itu menangis tersedu-sedu, harus diceraikan karena Arnesh memilik madunya itu.Mama Venny merasa malu, dengan kelakuan Livya dan juga Daniel. Karena mereka, reputasinya hancur. Arnesh juga tidak mau percaya. Lelaki itu memilih menceraikan Livya.Sesampainya di kediaman. Mama Venny menyapu semua barang-barang sekitar, dia begitu geram dipermalukan. Tentu saja yang tak lain dan tak bukan karena Livya."Lihat sekarang, Livya! Atas perbuatanmu itu Mama yang harus menanggung malu! Sekarang Arnesh sudah menceraikanmu. Mama nggak akan membantumu! Silakan saja menikah dengan Daniel, pria yang menghamilimu!" sentaknya sembari menunjuk pelipis Livya menggunakan jari telunjuknya.Amarahnya sudah tak terkendali dengan semua ini. Apalagi Livya hanya bisa diam dan menangis, seolah itu bisa menyelesaikan masalah."Dan kamu, Daniel! Nikahkan anak saya jika benar itu anakmu! Saya tidak mau cucu saya

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 74.

    Pipi Gladys bersemu, ia menunduk dalam saat Arnesh mengatakan hal itu padanya, tepat di depan matanya. Pria itu menegakkan duduk, menggenggam tangan Gladys begitu erat dan mencium punggungnya tangannya dengan sangat lama."Kenapa, Glad? Apa kamu nggak cinta aku dan nggak mau hidup bersamaku?" tanya Arnesh dengan serius.Apa yang harus Gladys jawab? Dia sendiri pun bingung harus menjawab apa di saat dirinya belum bisa memahami yang dirasakan dirinya saat ini."Glad ...." Arnesh memanggil, dia menunggu jawaban istri keduanya. Dagu Gladys diangkat agar bisa menatapnya. "Maukah?" tanyanya.Gladys membalas tatapan Arnesh, kepalanya mengangguk begitu saja seolah setuju dengan pertanyaan Arnesh."Aku lakukan demi putri kita, ibumu sepertinya nggak menyukaiku," ujar Gladys. Masih terngiang-ngiang perkataan yang dilotarkan mama Linda padanya.Gladys tidak mau, mengganggu keluarga suaminya. Ia hanya ingin hidup tenang bersama putri yang baru dilahirkan.Jawaban Gladys membuat Arnesh senang, mes

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 73.

    Sekujur tubuh Livya terbujur kaku. Bagai tersambar petir di siang bolong Livya tersentak kaget saat Arnesh berkata seperti itu. Livya langsung memeluk Arnesh, dia tidak mau hubungannya berakhir."Apa maksud kamu, Mas? Aku nggak mau cerai, aku nggak pisah," ujar Livya menangis terisak-isak. Sial sekali, nasib buruk malah terjadi padanya hari ini.Arnesh mendengus. Sudah terlanjur murka dengan apa yang dilakukan Livya padanya, yang lebih parah lagi pada ayahnya. Papa Wandi hampir meregang nyawa karena perbuatan Livya.Apa yang sudah Livya lakukan sulit ditolelir. Arnesh jadi tidak mau lagi berhubungan dengannya. Livya sudah berkhianat dan mencelakai keluarganya. Begitipun mama Linda, dia juga sangat geram pada menantu kesayangannya, dengan tiba-tiba malah membencinya."Lepaskan aku, Livya! Aku nggak akan memberikanmu kesempatan! Kamu udah mencelakai ayahku!" sentak Arnesh. Tanpa rasa iba yang ia rasa, Arnesh dengan cepat menepis tangan Livya yang melingkar di perutnya."Mama, tolong Liv

  • Mengandung Benih Terlarang Dokter Tampan    Bab 72.

    Diberikan pilihan yang rumit seperti itu, Arnesh menjadi dilematis memilih salah satu di antaranya. Dia diam, tidak langsung menjawab pertanyaan dari Livya terus mendesak jawaban.Livya memukul-mukul dada bidang Arnesh, sambil mencengkram kerah kemejanya. Sia-sia sudah perjuangannya mempertahankan rumah tangga, Arnesh malah tergoda oleh Gladys yang bernotabene sebagai orang ketiga di kehidupan rumah tangganya."Kenapa diam, Mas? Nggak bisa jawab 'kan kamu? Tinggalkan perempuan itu," pinta Livya, menuntun tangan Arnesh untuk mengelus perut besarnya. "Ini juga anak kamu, Mas Arnesh. Kenapa kamu lebih memilih gadis yang nggak jelas asal-usulnya?" "BOHONG! JANGAN PERCAYA PADA LIVYA!"Suara teriakan dari seseorang membuat ketiga orang itu menoleh ke arah belakang. Tepatnya pada seorang pria yang berdiri di ambang pintu, sontak saja mereka membelalak terkejut."Papa?" pekik Arnesh. Kaget saat Papa Wandi datang dengan keadaan yang sudah bisa berjalan."Ma-mas? Ka-kamu ... kenapa bisa? Kamu

DMCA.com Protection Status