“Kamu tuh apa-apaan sih, Win. Kenapa kamu kasih tahu semuanya ke Ervan? Sekarang semuanya jadi semakin kacau,” protes Erlin sembari marah-marah dan mondar-mandir di kamarnya. Dia sedang menumpahkan kekesalahan pada Windy yang hari itu datang untuk menjenguknya.Erlin sedang gelisah bukan main. Kini masalah yang ia hadapi semakin rumit. Kembalinya Ervan dengan permintaan maaf dan tawaran untuk mengulang kisah lama sudah membuat hubungannya dengan Adian semakin meruncing.“Apa kamu tahu? Tadi Ervan datang menemuiku. Pada saat yang bersamaan ternyata Pak Adian juga kemari. Lebih parahnya lagi, Pak Adian melihatku sedang berpelukan dengan Ervan. Dia tampak kesal dan menyindirku dengan perkataannya,” tutur Erlin cemas. Namun respon Windy justru sangat santai.“Ya justru bagus dong kalau Pak Adian melihat itu supaya dia tahu bahwa kamu juga bisa bersama laki-laki lain. Jadi bukan hanya dia yang bisa bermain-main dengan mantan pacarnya,” balas Windy.“Aku tidak menginginkan hal seperti itu,
“Kau sudah gila ya, Adian. Aku menyuruhmu datang ke rumah Erlin untuk meminta maaf dan mencari jalan keluar yang baik. Tapi kamu justru semakin memperburuk keadaan,” keluh Antonio.Antonio sampai meninggalkan rumah sakit untuk menemui Adian secara langsung. Dia tidak bisa menahan diri saat mendengar Adian mengatakan akan berpisah dengan Erlin. Antonio berharap hal itu tidak benar-benar terjadi.“Aku sudah pergi ke sana dan perpisahan adalah jalan terbaik yang aku pilih untuk menyelesaikan semua masalah ini. Dengan perpisahan maka keterpaksaan kami berdua akan berakhir. Kami bisa bebas menjalani kehidupan masing-masing seperti dulu,” ujar Adian.“Tidak, Adian. Bukan jalan terbaik seperti ini yang aku harapkan darimu. Kamu benar-benar akan menjadi seorang pengecut jika sampai menceraikan Erlin dalam situasi kalian baru kehilangan seperti ini,” kata Antonio. Dia berharap Adian akan berubah pikiran.“Aku tidak peduli pada apa yang akan dikatakan orang lain. Kami tak punya alasan lagi untu
Malam terasa lebih gelap dari biasanya. Suasana sendu terasa mencekam bagi Erlin yang hatinya diliputi kesedihan. Ia merasa sesak memikirkan tentang perpisahan dengan Adian. Dia sudah gagal merubah keputusan laki-laki itu. Dia hanya tinggal menunggu waktu sampai ada panggilan dari pengadilan dan orang tuanya akan tahu.Di tengah pikirannya yang sedang kacau, dering ponsel tiba-tiba membuat lamunan Erlin buyar. Ada panggilan masuk dari Windy. Beberapa kali Erlin mengabaikannya.Dia merasa malas untuk berdebat dengan Windy lagi. Dia berpikir Windy kembali akan memberinya ceramah panjang tentang Adian. Namun setelah berkali-kali tetap memanggil ulang, Erlin akhirnya menjawab telepon dari Windy.“Kamu ke mana aja sih kok lama jawabnya,” ujar Windy langsung melayangkan protes.“Memangnya ada apa kamu menghubungiku malam-malam begini? Tolong jangan memberiku ceramah lagi karena pikiranku benar-benar kacau sekarang,” balas Erlin.“Makanya lain kali berpikir dulu sebelum bertindak. Jadi apa s
“Saya membuat video ini untuk menanggapi isu yang sedang beredar tentang saya dengan salah seorang mahasiswi Akuntansi bernama Erlinda Safara. Saya ingin meluruskan bahwa saya dan Erlin tidak memiliki hubungan spesial apa pun. Foto yang beredar hanya sebuah kesalah pahaman. Memang benar saudari Erlin sering menghubungi saya untuk mengajak bertemu. Tapi semua itu tidak ada kaitannya dengan perkuliahan. Saya pastikan semua proses belajar mengajar tetap berjalan secara profesional. Kalian sudah salah jika mengira saya dan Erlin memiliki hubungan spesial. Saya sudah memiliki calon pasangan. Dia adalah perempuan yang waktu itu pernah terlihat bersama di depan fakultas ekonomi. Namanya Audrey. Saya harap klarifikasi saya sudah cukup dan setelah ini tidak ada lagi kabar miring yang beredar. Sekian terima kasih.”Hati Erlin benar-benar terasa perih setelah memutar video klarifikasi yang dikirimkan Adian. Berbeda jauh dengan yang dia harapkan, Adian justru mengelak hubungan mereka dan lebih me
Pada hari yang sudah dijadwalkan, rombongan mahasiswa KKN mengikuti serangkaian kegiatan sebelum berangkat ke daerah tujuan masing-masing. Mereka akan melakukan tugas pengabdian selama waktu yang sudah ditentukan oleh kampus. Hari itu mereka masih mengikuti acara pelepasan pelepasan bersama rektor. Sebelumnya mereka juga sudah dibagi menjadi beberapa kelompok, mendapat pembekalan dan pembagian Dosen Pengawas Lapangan atau DPL.Erlin berada di antara rombongan mahasiswa itu. Dia benar-benar memutuskan untuk mengikuti KKN. Beruntungnya dia juga bisa satu kelompok dengan Windy meskipun mendaftar lebih akhir. Setidaknya dia sudah memiliki satu teman akrab yang bisa diajak mengobrol.Meski begitu tantangan yang dihadapi Erlin tidak mudah. Dia harus menutup telinga dari semua perkataan buruk teman mahasiswa yang mengetahui masalahnya dengan Adian. Dia berusaha untuk tidak peduli dan mengabaikan celoteh mereka yang menurutnya tak berguna. Dia juga memiliki Windy yang selalu mendukungnya.Seb
Erlin merasa gelisah saat tahu kini Adian yang menjadi DPL untuk kelompoknya. Padahal dia berusaha untuk menjauhi laki-laki itu. Tapi semesta sepertinya justru terus membuat mereka terikat satu sama lain.Malam itu, Adian yang sudah tiba di lokasi KKN meminta seluruh mahasiswa untuk berkumpul di balai desa. Balai desa memang mereka fungsikan sebagai pusat koordinasi seperti rapat atau kegiatan lainnya selama KKN berlangsung. Adian mengatakan akan memberikan pengarahan sebelum esok harinya para mahasiswa harus mulai menjalani hari pertama mereka berbaur dengan masyarakat.Erlin merasa sangat malas untuk mengikuti pengarahan itu. Dia tidak berselera untuk bertatap muka dengan Adian. Dia masih merasa kesal jika teringat video klarifikasi Adian yang sudah mempermalukannya.“Bagaimana bisa dia dengan santainya muncul di sini dan menjadi DPL kelompok kita setelah mempermalukanku. Sementara aku, aku harus menebalkan muka menahan rasa malu dan berpura-pura tuli dari semua sindiran mahasiswa.
“Sial! Ngapain Adian jadi ikut ke desa tempat lokasi KKN Erlin,” ujar Audrey merasa kesal saat mendapatkan kabar terbaru dari mata-mata yang dia sewa.“Menurut informasi, dia datang ke sana untuk menjalankan tugas dari kampus sebagai Dosen Pembimbing Lapangan,” jawab laki-laki memakai jaket hitam yang sedang memberi laporan.“Memangnya tidak ada dosen lain yang bisa dikirim ke sana. Kenapa harus Adian coba? Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Adian tidak boleh punya kesempatan untuk dekat lagi dengan Erlin. Tujuanku tinggal sedikit lagi. Aku tidak mau semua usahaku berantakan,” kata Audrey.Awalnya Audrey merasa senang mengetahui video klarifikasi yang dibuat Adian. Audrey yakin hal itu cukup untuk menghancurkan hati Erlin. Audrey lagi-lagi menjadi dalang di balik kekacauan itu.Audrey yang diam-diam memotret Adian dan Erlin saat berpelukan di parkiran. Dia kemudian meminta salah satu mahasiswa untuk menyebarkan potret itu dan memfitnah Erlin agar namanya tercoreng. Audrey bahkan t
“I...iya, kita berdua udah balikan,” ujar Erlin akhirnya mengiyakan karena terdesak keadaan. Dia terpaksa mendukung kebohongan Ervan dengan mengakui hubungan mereka. Dia tidak punya pilihan lain agar tidak terus disudutkan.Setelah berhasil meredam celotehan dari Riska dan temannya, Ervan pun mengajak Erlin pulang. Dia sudah berjanji untuk mengantarnya. Windy pun ikut pulang dengan diantar Aldo.Sepanjang perjalanan, suasana menjadi lebih canggung karena kepura-puraan yang sebelumnya tidak direncanakan. Erlin merasa tidak nyaman karena mengiyakan kebohongan Ervan tanpa meminta izin terlebih dahulu.“Aku minta maaf ya karena tadi aku mengiyakan pengakuanmu tentang hubungan kita. Aku tidak tahu lagi bagaimana cara membuat mereka diam dan berhenti mengolok-olokku,” ucap Erlin saat mereka berboncengan.“Seharusnya aku yang minta maaf, Lin. Aku duluan yang membuat pengakuan pura-pura tentang hubungan kita. Sorry kalau kamu kurang berkenan. Aku hanya tidak bisa melihatmu terus direndahkan s
“Papa.”Suara panggilan seseorang mengalihkan perhatian Darman. Pria itu sontak menguraikan rangkulannya dari Adian dan melihat ke arah pintu. Darman merasa syok melihat sosok yang berdiri di sana.“Erlin?” ucapnya tak percaya. Perlahan Darman melangkah ragu mendekati sosok yang dilihatnya. Dia tidak tahu apakah itu benar Erlin atau hanya halusinasinya saja.Setelah berada dalam jarak dekat, tangan Darman bergetar memegang lengan putrinya. Dia benar-benar merasakan bisa menyentuh sosok itu. Darman bahkan memeriksa dari ujung kepala sampai ujung kaki.“Ini benar Erlin putriku? Kamu...kamu masih hidup, Sayang?” ujar Darman dengan nada tak percaya.“Iya, Pa. Ini Erlin,” jawab perempuan itu membuat Darman langsung memeluk erat perempuan di hadapannya.“Ya Tuhan...bagaimana ini mungkin?” tanya Darman masih kebingungan. Padahal tadinya dia sendiri melihat dengan jelas putrinya berada di dalam mobil yang dijatuhkan ke jurang.“Aku selamat karena Pak Adian. Kalau tidak ada dia, aku benar-bena
“Sekarang kalian semua sudah tahu kebenaranku. Tapi semua itu tidak membuatku takut dan lantas mengurungkan niat untuk membalas kalian,” kata Ardan tak merasa gentar walau kejahatannya sudah terbuka di hadapan banyak orang.“Aku kasihan pada Erlin. Sejak awal dia menolak hubungan ini. Tapi kalian terlalu mempercayaiku dan terus memaksanya menerima perjodohan palsu. Terutama dirimu, Tante Gayatri. Kamu begitu bodoh dan mudah ditipu. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Erlin hari ini, maka itu semua karena kesalahanmu. Kamu yang sudah mendorong putrimu pada celaka,” imbuh Ardan semakin menakuti pihak keluarga.“Tidak. Jangan lakukan hal buruk apa pun pada Erlin. Setidaknya pikirkan bahwa saat ini dia sedang hamil. Kalau kamu berbuat buruk padanya, sama saja kamu juga menyakiti anak tak berdosa itu,” pinta Gayatri memelas.Sekarang dia sadar sudah melakukan kesalahan besar dengan mempercayai Ardan. Jika sampai putrinya benar-benar menikah dengan pria seperti Ardan, dia akan semakin meny
Perkataan Ardan membuat semua orang semakin dilanda kepanikan. Terutama bagi Darman dan Gayatri, mereka tidak bisa diam saja mengetahui Erlin sedang berada dalam bahaya. Tapi mereka juga tidak tahu di mana keberadaan putrinya. Satu hal yang bisa mereka lakukan hanya memohon pada Ardan agar menghentikan rencana gilanya.Mereka menyesal karena sudah salah menilai Ardan selama ini. Ternyata pria itu hanya berpura-pura baik di hadapan mereka. Mereka menyesal sudah mengenalkan Erlin pada Ardan apalagi memaksa menjodohkan mereka. Padahal sejak awal Erlin sudah menolak hubungan itu.“Tolong katakan di mana putri kami. Jangan sakiti dia. Kenapa kamu tega melakukan semua ini?” ujar Gayatri dengan nada putus asa.“Benar, Ardan. Apa kesalahan kami sampai kamu memiliki niat yang begitu buruk?” sambung Darman ikut angkat bicara.“Sebenarnya ini bukan kesalahan kalian semua. Hanya Om Darman yang bersalah di sini. Om Darman begitu egois dan hanya mementingkan kebahagiaan Om Darman sendiri hingga Mam
“Bagaimana? Apa kalian sudah melakukan sesuai yang aku perintahkan?” ujar Ardan berbicara dengan seseorang di telepon.“Sudah, Bos. Sekarang perempuan itu ada bersama kami,” jawab seseorang dari seberang.“Bagus kalau begitu. Pastikan rencana ini tidak akan gagal. Jangan biarkan ada seorang pun yang mengganggu atau kalian singkirkan saja mereka. Tetap siaga karena sewaktu-waktu aku bisa merubah rencana dan menjalankan opsi kedua,” titah Ardan ditutup dengan senyum licik. Ardan begitu bangga karena sebentar lagi tujuannya akan segera tercapai.Para tamu sudah memenuhi ballroom hotel tempat dilangsungkannya acara pertunangan antara Erlin dengan Ardan. Gayatri, Darman, Windy dan Ardan sendiri juga sudah ada di tempat. Bahkan Adian turut terlihat di antara para tamu.Adian sengaja diundang agar bisa menyaksikan langsung pertunangan antara mantan istrinya dengan Ardan. Mereka berpikir harus melihatnya sendiri agar sadar dan tidak lagi mengganggu Erlin. Dengan pertunangan itu mereka bermaks
Sambungan telepon terputus beberapa saat setelah Adian mendengar pertengkaran antara Erlin dan Gayatri. Adian bisa menebak dengan mudah bahwa Erlin sedang tertangkap basah oleh Gayatri. Adian yakin masalahnya akan semakin bertambah parah sekarang.Adian masih syok mendengar tentang rencana pertunangan yang dikabarkan Erlin. Dia belum tahu duduk perkaranya seperti apa hingga Erlin tiba-tiba didesak untuk bertunangan. Demi mendapatkan kejelasan, dia pun menghubungi Windy.Windy menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Erlin saat malam pesta pertunangannya. Tentang Ardan yang justru datang ke kamar dan mengadukan rencana mereka pada orang tua Erlin. Adian pun mengerti mengapa Erlin marah kepadanya.Adian kemudian berusaha untuk menghubungi kembali nomor Erlin. Namun sayangnya sudah tidak aktif. Adian yakin pasti Gayatri sudah menyita ponsel Erlin lagi.Adian yang masih berada di rumah sakit akhirnya kembali ke kamar rawat Antonio dengan wajah frustasi. Antonio bukan orang baru sehing
“Saya minta maaf tidak bisa menemuimu tadi malam. Saya tiba-tiba mendapat kabar bahwa Antonio mengalami kecelakaan dan saya langsung pergi ke lokasinya.”Erlin begitu kesal membaca pesan dari Adian dan memilih tidak membalasnya. Perasaannya campur aduk jika mengingat kejadian malam sebelumnya. Adian tidak datang menemuinya dan dia justru terjebak dalam satu kamar dengan Ardan.Sungguh sekarang Erlin merasa malu setiap kali harus bertemu dengan dokter itu. Masalah yang harus ia hadapi juga bertambah karena Gayatri sudah tahu. Ardan mengadukan tentang rencana pertemuan Erlin dan Adian secara diam-diam saat pesta pertunangan Windy.Gayatri jelas marah. Dia menegaskan pada Erlin agar tidak mencoba melakukan cara lain lagi untuk dekat dengan Adian. Bahkan karena kejadian itu, Gayatri mendesak Ardan dan Erlin agar segera bertunangan.Malam itu setelah pulang dari rumah Windy, Gayatri dan Erlin kembali terlibat perdebatan panjang. Erlin tidak bisa menerima keputusan Gayatri yang memintanya
“Erlin pergi ke mana? Kenapa lama sekali? Aku juga tidak melihat Adian lagi di antara para tamu. Apa jangan-jangan mereka berdua...”Ardan gelisah memikirkan kemungkinan yang dia simpulkan sendiri. Setelah kepergian Windy, dia menyadari Erlin telah lama pergi. Perempuan itu tak kunjung kembali. Ardan mulai merasa curiga apalagi ia tak mendapati keberadaan Adian di tengah acara.“Aku tidak bisa membiarkan ini. Aku harus mencari mereka berdua,” batin Ardan.Laki-laki itu kemudian pergi untuk mencari keberadaan Erlin. Tadi dia sempat mendengar dari Windy bahwa Erlin pergi ke kamar mandi. Adian tidak tahu kamar mandi mana yang dimaksud oleh Windy.Ardan bertanya pada seorang pelayan yang dia temui. Ardan ditunjukkan untuk masuk ke rumah jika ingin pergi ke kamar mandi.“Ada kamar mandi di lantai bawah yang memang disiapkan untuk para tamu. Anda bisa menggunakannya,” tutur salah satu pekerja rumah yang ditemui Ardan.Ardan kemudian masuk ke dalam rumah itu dan mencari keberadaan kamar mand
“Gila! Rakus banget kamu ya, Lin. Datang ke acara pertunanganku dengan dua pangeran sekaligus,” cibir Windy setelah mendengar cerita Erlin tetang situasi menegangkan yang sempat terjadi antara dirinya, Adian dan Ardan. Saat itu mereka sedang berbicara berdua setelah acara tukar cincin selesai. Windy telah resmi bertunangan dengan Regan.“Enak saja! Kamu pikir aku senang berada di antara Pak Adian dan Dokter Ardan? Aku justru pusing tahu,” keluh Erlin.“Iya juga sih. Bagaimana caranya agar kamu bisa berdua dengan Pak Adian sementara ada Ardan juga yang mengawasi?”“Itu juga yang sedang mengganggu pikiranku sekarang,” ujar Erlin.Tak mudah punya kesempatan untuk berdua dengan Adian seperti sekarang. Itu sebabnya dia tidak ingin kehilangan kesempatan. Namun sekarang mereka harus memutar otak agar bisa menjauhkan Ardan dari Erlin untuk sementara waktu.Ardan sudah seperti bodyguard khusus yang dikirim Gayatri untuk menjaga Erlin. Jika Ardan sampai tahu tentang rencana mereka, Erlin pasti
Semenjak dipertemukan dipertemukan di restoran, Ardan menjadi lebih sering berkunjung secara terang-terangan ke rumah Erlin. Bahkan kini Gayatri mempercayakan Erlin pada pria itu. Erlin tidak boleh pergi ke mana-mana jika bukan bersama Ardan.Bahkan untuk menghadiri acara pertunangan Windy dengan Regan, Gayatri juga menyuruh Ardan ikut membersamai Erlin. Sejujurnya Erlin merasa tidak nyaman tapi dia juga tidak punya pilihan lain. Dia merasa risih untuk datang bersama Ardan karena dia yakin di sana pasti akan bertemu juga dengan Adian.“Ini acara teman dekatku, Ma. Aku tidak enak kalau datang bersama Ardan yang masih orang asing,” kata Erlin berusaha membujuk Gayatri agar dirinya tak perlu pergi bersama dokter itu.“Justru karena Ardan masih orang asing. Itu sebabnya kamu harus sering pergi bersama dia supaya dia lebih tahu tentang sisi kehidupanmu. Tentang siapa teman-temanmu, bagaimana pergaulanmu dan lainnya. Itu baik bagi kalian untuk proses penyesuaian,” bantah Gayatri.“Tapi, Ma…