Sementara itu, di Restoran Lembayung, Langit dan Senja berdiri di hadapan para wartawan yang berkumpul untuk konferensi pers. Langit dengan tegas memaparkan bukti-bukti yang mereka miliki, menunjukkan bahwa restoran mereka adalah korban sabotase yang keji. Senja, dengan suara lembut namun penuh tekad, menceritakan betapa mereka telah bekerja keras untuk menjaga kualitas dan kebersihan restoran.
"Kami tidak akan pernah mengorbankan integritas kami," kata Senja, matanya bersinar dengan keteguhan hati. "Restoran Lembayung adalah tempat di mana cinta dan dedikasi kami tercurahkan dalam setiap hidangan. Kami berjanji untuk selalu memberikan yang terbaik bagi pelanggan kami."
Di seberang jalan, Cleora menyaksikan adegan itu dengan senyum puas yang terselubung. Namun, dia tidak menyadari bahwa Langit, yang mencurigai adanya permainan kotor, telah menyewa detektif untuk menyelidiki semua yang terjadi. Dengan bantuan detektif, Langit dan Senja menemukan bukti bahwa Cleora berad
Karena semua kejadian yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, Senja mulai merasakan sakit di perutnya. Khawatir dengan kondisinya dan kesehatan bayi yang dikandungnya, dia memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Mama Celine, yang akhirnya menyelesaikan proses perceraiannya dengan Hendra, menemaninya sementara Langit sibuk di perusahaan dan akan langsung menyusul begitu rapatnya selesai.Sesampainya di rumah sakit, dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh. Hasilnya menunjukkan bahwa ada sedikit komplikasi dengan kehamilan Senja, yang memerlukan perawatan intensif. Dokter menjelaskan bahwa jika dalam dua hari kondisi Senja tidak membaik, mereka mungkin harus melakukan operasi sesar untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi.Kabar ini membuat Senja terkejut dan sedikit cemas, namun dia berusaha tetap tenang. "Bagaimana keadaan bayi saya, Dok?" tanyanya dengan suara bergetar."Bayi Anda kuat, Bu Senja. Tapi kita harus memantau kondisi Anda dengan sangat hati-hati. Ka
Beberapa saat kemudian, pintu ruang operasi terbuka, dan seorang dokter keluar dengan wajah serius namun menenangkan. Langit, Mama Celine, dan Kakek Alvendra segera mendekat, hati mereka berdebar kencang."Bagaimana kondisi istri dan bayi saya, Dok?" tanya Langit dengan suara bergetar.Dokter itu tersenyum tipis. "Operasi berjalan dengan baik. Ibu dan bayi laki-lakinya dalam kondisi stabil. Namun, kami akan memantau mereka secara intensif selama beberapa hari ke depan."Langit menghela napas lega, matanya berkaca-kaca. "Terima kasih, Dok. Terima kasih."Mama Celine dan Kakek Alvendra juga merasa lega, wajah mereka sedikit cerah mendengar kabar baik tersebut. Mereka bertiga masuk ke ruang pemulihan, di mana Senja berbaring dengan bayi mungil di pelukannya. Senja tersenyum lemah namun bahagia melihat suami, ibu, dan kakeknya mendekat."Dia... dia tampan sekali, Langit," ucap Senja dengan suara pelan namun penuh cinta, menatap bayi mereka dengan penuh
"Aku punya rencana," Crystal menyeringai jahat, matanya berkilat dengan cahaya berbahaya."Rencana apa lagi?" tanya rekannya dengan nada penasaran bercampur cemas."Sebuah kecelakaan," jawab Crystal dengan nada penuh rencana. "Bukankah keluarga Alvendra sudah mengumumkan kehadiran pewaris mereka pada dunia? Bagaimana kalau... sebuah kecelakaan terjadi, dan menewaskan bukan hanya sang pewaris, tetapi juga ibunya?"Rekannya terperanjat, matanya melebar. "Kau gila?!""Kenapa? Itu rencana yang bagus menurutku," balas Crystal santai, sambil memainkan ujung rambutnya dengan jemarinya. "Bayangkan dampaknya. Tanpa pewaris dan ibunya, keluarga Alvendra akan hancur. Mereka akan kehilangan arah, dan itu kesempatan emas bagi kita."Rekannya menelan ludah, merasa ngeri sekaligus terpesona oleh ketenangan Crystal. "Tapi, risiko itu besar. Bagaimana jika kita tertangkap?"Crystal tersenyum tipis, penuh percaya diri. "Itu sudah aku pikirkan. Kecelakaan ini
"Apa?!" Langit terperanjat, berdiri dari kursinya dengan wajah pucat pasi dan mata terbelalak. Suara di ujung telepon seakan menggema, menyampaikan kabar yang mengiris hati. Polisi di seberang sana menjelaskan bahwa kecelakaan tragis telah menimpa Senja dan Pak Muis. Sebuah truk menghantam mobil mereka dengan keras. Pak Muis meninggal di tempat, sementara Senja... Senja belum ditemukan.Langit merasa seluruh tubuhnya lemas. Telepon di tangannya hampir terlepas. Polisi mengungkapkan kekhawatiran bahwa Senja mungkin terjatuh ke jurang, mengingat mobil mereka berhenti nyaris di tepi jurang, tersangkut di antara pepohonan dan pembatas jalan. Saat ini, tim penyelamat sedang berupaya keras mencari keberadaan Senja, namun mereka merasa perlu segera mengabari Langit mengenai situasi kritis ini. Dengan napas terengah dan jantung berdebar kencang, Langit merasakan dunia seakan runtuh."Pak?" panggil asistennya dengan ragu, suaranya bergetar di antara kecemasan dan ketidakpastian
Sudah satu minggu berlalu sejak kecelakaan tragis itu terjadi. Langit, bersama dengan tim penyelamatnya dan kepolisian, hanya menemukan jejak darah yang mereka yakini milik supir truk yang menghilang dan Senja. Namun, jejak tersebut hanya membawa mereka ke ujung jurang yang terjal, menyisakan tanda-tanda kehampaan di hati mereka.Setiap hari pencarian terasa seperti menelusuri labirin tanpa ujung. Setiap langkah mereka diambil dengan harapan dan kekhawatiran yang teramat dalam. Tetapi, keberadaan Senja masih menjadi misteri yang belum terpecahkan, dan teka-teki itu semakin membingungkan.Misteri ini menggelitik pikiran Langit, membuatnya semakin bertekad untuk mengungkap kebenaran di balik kejadian itu. Dengan segala sumber daya yang dimiliki, timnya mulai menyelidiki tentang supir truk dan hubungannya dengan Senja. Setiap petunjuk, setiap percakapan, setiap jejak diulik dengan teliti, mencoba menyusun puzzle yang rumit ini.Namun, wilayah tersebut membawa tanta
Pria itu menatap lembaran uang yang diletakkan Crystal di meja dengan ekspresi datar, namun matanya menyiratkan pertarungan batin yang mendalam. Dia menghela napas pelan sebelum mengambil ponselnya, mengetik dengan cepat untuk mencari tahu tentang target wanita yang disebutkan Crystal. Sudah lama sejak dia terakhir kali terlibat dalam tindakan kriminal, dan sebenarnya dia tidak ingin kembali ke jalan gelap itu. Namun, tumpukan uang di depannya mengingatkannya bahwa alasan pragmatis sering kali mengalahkan prinsip.Senja Selena, 21 tahun, seorang Aquarius, istri dari Langit Alvendra, dan baru saja melahirkan seorang putra, Bintang Alvendra. Pria itu membaca informasi tersebut dengan seksama, setiap detailnya menciptakan gambaran yang jelas tentang kehidupan wanita muda itu.Perasaan campur aduk menghantamnya. Di satu sisi, dia merasakan dorongan kuat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya demi uang yang sangat dia butuhkan. Namun di sisi lain, ada kera
Dean mengamati bagaimana Langit seolah memutarbalikkan dunia untuk menemukan Senja. Berita pencarian ini tidak henti-hentinya muncul di televisi dan media sosial. Setiap hari, wajah cemas Langit dan Bintang yang terus bertanya tentang ibunya menghantui pikiran Dean. Sudah hampir satu bulan berlalu, dan hingga kini, mereka sama sekali tidak mendekati rumah sakit tempat Senja dirawat.Awalnya, Dean berpikir untuk memberikan tip anonim kepada Langit. Namun, ada keraguan yang menghantui hatinya. Senja masih dalam keadaan koma penyembuhan dan belum menunjukkan tanda-tanda sadar. Dokter telah meyakinkannya bahwa kondisi ini adalah hal yang normal setelah trauma parah, tetapi Dean tahu bahwa memberikan informasi sekarang bisa sangat berisiko. Jika Langit mengetahui keberadaan Senja dan menemukan bahwa Dean terlibat, dia bisa dicurigai dan dimasukkan kembali ke dalam penjara.Setiap hari, Dean datang ke rumah sakit dengan identitas palsu, berpura-pura menjadi kerabat jauh yang
Langit yang panik langsung melesat ke tempat kejadian setelah menerima telepon darurat tentang penculikan Bintang. Mobilnya berhenti dengan suara rem mendadak, dan dia keluar dengan wajah penuh kecemasan. Hatinya berpacu kencang, ketakutan akan kemungkinan terburuk.Melihat Bintang yang aman di pelukan Crystal, Langit merasa campuran antara lega dan terkejut. Dia berlari mendekat, langsung memeluk Bintang erat-erat, merasakan kehangatan dan keberadaan anaknya yang selamat. Air mata kebahagiaan bercampur ketegangan membasahi wajahnya."Crystal, terima kasih," ucap Langit dengan suara yang masih bergetar. "Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membalasmu."Crystal tersenyum tipis, menyembunyikan kegembiraan batinnya. "Tidak perlu berterima kasih, Langit. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya. Yang penting sekarang adalah keselamatan Bintang dan memastikan tidak ada lagi ancaman seperti ini."Langit menarik napas dalam-dalam, masih memeluk Bintang yang mulai t
"Aku... hamil?" Senja menatap hasil pemeriksaan yang diberikan dokter dengan wajah tidak percaya, sebelum kemudian menatap pada Langit yang juga memasang ekspresi terkejut."Jadi... alasan aku mood swings selama beberapa minggu terakhir, ditambah morning sickness itu karena aku tengah hamil dan sekarang usia kandunganku 2 bulan?" tanya Senja lagi dengan nada meminta konfirmasi.Dokter tersenyum lembut dan mengangguk. "Selamat, Tuan dan Nyonya Alvendra, Tuan Muda Bintang akan segera memiliki adik," ucapnya."Adik! Yeay!" Bintang yang mendengar itu langsung bersorak penuh semangat, melompat-lompat dengan kegembiraan di ruang pemeriksaan. Langit merangkul Senja erat, mencium keningnya dengan penuh kasih. "Kita akan memiliki bayi lagi. Aku sangat bahagia."Senja tersenyum, meskipun air mata kebahagiaan mulai menggenang di matanya. "Aku juga. Ini benar-benar kejutan yang luar biasa."Kembali ke rumah, suasana semakin hangat dan penuh kebahagiaan. Senja dan Langit memberi tahu keluarga bes
Ketika episode pertama akhirnya tayang di televisi, komentar netizen sangat beragam. Media sosial dipenuhi dengan berbagai pendapat dan reaksi dari para penonton yang antusias."Senja dan Langit benar-benar pasangan yang serasi! Mereka terlihat sangat natural dan kompak," tulis seorang pengguna di Twitter."Aku suka chemistry antara Kevin dan Lolita. Meskipun Kevin terlihat gugup, Lolita selalu bisa membuatnya merasa nyaman. Mereka benar-benar pasangan yang manis," komentar seorang penggemar di Instagram."Dody dan Melani benar-benar memukau! Mereka begitu percaya diri dan bersemangat. Tidak heran mereka bisa menang di game kata," tulis seorang netizen di Facebook.Namun, tidak semua komentar bernada positif. Beberapa penonton juga memberikan kritik dan masukan."Aku merasa Johan dan Ishava kurang menunjukkan sisi menarik mereka. Semoga di episode berikutnya mereka bisa lebih menonjol," tulis seorang pengguna di forum diskusi online."Kenapa
Selain Senja dan Langit, tim acara juga mengundang tiga pasangan suami istri lainnya yang tak kalah menarik. Pertama, ada Dody Anggara, seorang penyanyi terkenal berusia 35 tahun, dengan istrinya Melani Citra, seorang beauty blogger populer yang selalu tampil elegan di setiap kesempatan.Kemudian, ada Kevin Duwain, seorang artis pendatang baru berusia 25 tahun yang telah mendapatkan penghargaan sebagai pendatang baru terbaik. Istrinya, Lolita Fayek, adalah sahabat baiknya sejak kecil. Lolita, juga berusia 25 tahun, adalah seorang asisten dosen di salah satu universitas ternama, menambah kecerdasan dan pesona intelektual ke dalam kelompok ini.Pasangan ketiga adalah Johan, seorang pegawai kantoran berusia 30 tahun yang sederhana namun berwibawa. Istrinya, Ishava, adalah seorang penyanyi berbakat berusia 22 tahun yang telah menggeluti dunia tarik suara sejak umur 8 tahun. Kehadiran Ishava dengan bakat menyanyinya yang luar biasa dan pesona mudanya menambah keunikan dalam
Senja mengerutkan keningnya sambil membaca naskah program reality show terbaru yang ditawarkan oleh Armand. Ada sedikit kebingungan di wajahnya. Di sisi lain, Langit membacanya dengan penuh antusias. Naskah reality show tersebut berjudul "Perfectly Wedded Pair", yang sejak debut dua tahun lalu, cukup booming di kalangan penonton. Program ini mengundang selebriti yang telah menikah, baik dengan sesama selebriti, pengusaha, atau masyarakat sipil biasa. Kali ini, program tersebut mengundang Senja dan Langit, yang akhirnya diketahui oleh netizen telah menikah sejak lima tahun lalu dan memiliki seorang putra bernama Bintang yang berusia empat tahun.Naskah yang diberikan sebenarnya tidak bisa disebut naskah juga, melainkan hanya gambaran besar acara yang akan berlangsung selama maksimal sepuluh episode. Karena reality show ini lebih menekankan pada siaran secara langsung, para bintang tamu tidak diberikan naskah untuk berakting. Mereka akan dilibatkan secara alami, tanpa skenario
Berbanding terbalik dengan kebahagiaan yang menimpa Senja, nasib Kania justru memburuk. Manajemen yang seharusnya mendukung kariernya malah memperlakukannya dengan kasar dan tidak adil. Ketidakpuasan mereka bukan hanya karena persaingan internal, tetapi juga diperburuk oleh keputusan Langit, suami Senja, yang menggunakan uang untuk menutup mulut pihak-pihak yang masih tidak suka pada Senja.Kania, seorang artis yang juga berbakat, merasa semakin terpojok. Setiap langkah yang diambilnya seolah diawasi ketat dan setiap kesalahan kecil diperbesar. Manajemen yang sebelumnya ramah dan mendukung, kini berubah dingin dan penuh tuntutan. Kania sering diminta untuk melakukan tugas-tugas yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang artis, seperti mengurus logistik acara atau bahkan membuat kopi untuk para eksekutif."Apa ini semua karena Langit?" tanya Kania kepada sahabatnya, Mira, dengan mata berkaca-kaca. "Aku merasa seperti menjadi kambing hitam."Mira hanya bisa meng
Meski diterpa badai kritik dan gosip, Senja tetap berusaha tegar. Namun, tekanan dari pemberitaan negatif membuatnya tidak bisa mengabaikan pengaruh besar yang dirasakannya. Di balik senyumnya, ada kekhawatiran yang mendalam mengenai masa depannya dalam industri hiburan. Setiap kali membuka media sosial, ia melihat komentar-komentar yang menyakitkan, mempertanyakan karakternya dan meremehkan bakatnya.Di rumah, Senja mencoba tetap kuat di depan keluarganya. Namun, Langit bisa melihat kegelisahan di mata istrinya. "Senja, kamu harus ingat, kamu lebih kuat dari semua ini. Orang-orang yang benar-benar mengenalmu tahu siapa kamu sebenarnya," kata Langit sambil menggenggam tangan Senja dengan penuh kasih sayang.Sementara itu, manajer Senja, Armand, berjuang keras untuk mengendalikan kerusakan yang ditimbulkan oleh skandal yang kembali mencuat. Arisa mencoba berbagai cara untuk mengalihkan perhatian media, termasuk mengatur wawancara eksklusif di mana Senja bisa menjelaskan
"Senja sepertinya bermain dengan cukup baik, bukan? Jarang sekali melihat seseorang memainkan alat musik seperti ini. Adakah profesional yang mau berkomentar tentang seberapa bagus permainannya?""Sebagai seseorang yang mempelajari musik tradisional, saya harus mengatakan bahwa biolanya kurang halus. Tidak mudah untuk memainkan alat musik petik yang tidak halus ini. Mencoba menonjolkan pesona biola bahkan lebih menantang lagi," jawab seorang profesional musik dengan nada serius.Arisa mendengarkan sejenak, merasa lega, dan mengangguk puas. "Apa hanya 'sedikit'?"Senja tidak hanya sekadar 'sedikit'. Pada bagian pertama yang lincah, dia menggunakan banyak sekali gerakan jari melingkar - memetik, menggeser, menggulung - menampilkan keterampilan yang tak terduga. Melodi yang naik turun, tampak anggun dan merdu. Bahkan, orang yang tidak mengenal musik pun bisa merasakan kerinduan dan kegembiraan seorang pengembara yang meninggalkan rumah, di tengah-tengah dunia yang
Pada sore itu, Arisa masih sibuk mempersiapkan diri, sehingga Ira duduk di sampingnya dengan sedikit bosan. Sementara itu, Senja terus melirik ke arah biola Arisa, tampak tertarik namun ragu untuk mendekat. Melihat hal ini, Ira tertawa kecil dan menggoda, "Senja, kenapa kamu terus menatap biola Arisa? Apa kamu tertarik?"Senja langsung mengalihkan pandangannya, wajahnya memerah, dan ia menggelengkan kepala dengan malu-malu.Ira menepuk pundak Senja dan berkata, "Senja, aku sudah melihat hasil edit videomu. Gerakan tarianmu sangat memukau, dan penyampaian dialogmu luar biasa."Arisa, yang sedang memetik senar biolanya dengan jari-jarinya yang dihiasi kuku panjang, mendengar pujian Ira dan menatap Senja dengan penuh minat. "Apakah kamu tahu tentang opera tradisional?" tanyanya.Senja mengangguk pelan, "Sedikit."Arisa, dengan rasa penasaran yang tiba-tiba muncul, mulai menciptakan sebuah syair spontan. Ia menyenandungkan beberapa bait lalu meno
Arisa mulai berbicara dengan penuh semangat, "Bunga pagi dan matahari terbenam. Jika kita berbicara tentang bunga, ada bunga pagi, bunga matahari, dan bunga teratai - ini semua adalah bunga yang mekar di pagi hari dan menutup di malam hari."Ira, merapikan rambutnya, menambahkan, "Tema episode ini adalah puisi, jadi bunga ini harus mencerminkan citra yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk tersebut." Kemudian, dia tersenyum pada Christopher. "Guru Chris, sebagai wakil presiden Asosiasi Puisi Ibu Kota, ini seharusnya menjadi keahlian Anda. Ada pendapat?"Christopher, dengan sedikit rasa malu, merasa pertanyaan Ira menjebaknya. "Saya memikirkan beberapa bunga yang berhubungan dengan anggur dan perjalanan - zhuyu, krisan, bunga persik. Tapi sepertinya tidak ada yang cocok dengan bunga pagi dan matahari terbenam."Melihat Matt dan Senja tetap diam, Arisa bertanya, "Guru Matt, Senja, bagaimana menurut kalian berdua?"Senja melirik Matt, dan lelaki tua itu m