Beberapa saat sebelumnya....
*Gubuk Tengah Hutan*Setelah menunggu cukup lama Xieyun mulai khawatir pada Yira. Xieyun terus mondar-mandir memandangi jalan, berharap orang yang dia tunggu segera muncul. Hari sudah mulai gelap, Xieyun menatap langit kemudian merasakan aura es yang dominan, dia terbang secepatnya masuk ke hutan.'Di mana dia. Si*l! seharusnya aku tidak mengijinkannya.' gumam Xieyun.Dia menyesali keputusannya, dia menyusuri hutan mengikuti aura itu berasal. Saat diperjalanan dia mendengar sebuah perkelahian, diamana aura es dominan itu berasal. Dia terbang dengan cepat menuju tempat kejadian.Dari jauh dia seperti melihat sosok yang sangat familiar.Lantas dia menyipitkan matanya agar melihatnya dengan jelas, alangkah terkejutnya dia melihat Yira sedang dicekik oleh seseorang. Dia mempercepat terbangnya.'A-yi.' gumamnya dengan suara pelan."Cakar Dewa Naga Api!" rapal Xieyun.Dengan cepat bayangan kaki naga dipenuhi oleh api dengan cakar tajamnya melesat menerjang Bing Yu. Bing Yu yang belum sempat membuat formasi perlindunganpun terpental, tersungkur jatuh ke tanah dengan keras. Serangan Xieyun mengakibatkan Bing Yu cidera walaupun tidak parah.Xieyun yang melihat Yira akan jatuh langsung mendekati Yira, dia menangkapnya. Xieyun menyandarkan Yira ke pohon. Dia menatap Yira lembut sambil mengelus pipi putih Yira yang terdapat darah segar. Dia menyeka darah di mulut Yira menggunakan tanggan."A-yi, maaf, aku datang terlambat."Xieyun mengubah arah pandangannya menuju wanita berbaju biru tadi, tatapannya berubah 180° yang awalnya lembut menjadi sangat marah nan ganas. Dia seolah melihat mangsa empuk didepannya. Dia berdiri, berjalan mendekati Bing Yu dengan amarah yang membara. Tanggannya terkepal kuat, mengeluarkan api."Bing Yu!" ucap Xieyun."K-kamu s-siapa! bagaimana kamu tahu namaku?" Bing Yu terbata-bata.Dia terus mundur ketakutan melihat Xieyun yang sangat marah, hingga ke tepi sungai. Bing Yu sudah tidak bisa melangkah lagi, melihat auranya Bing Yu merasa bahwa laki-laki didepannya bukanlah manusia biasa. Xieyun terus mendekati Bing Yu hingga wanita di depannya itu terpojok."Berani sekali orang sepertimu melukai orangku!" ucap Xieyun.Bing Yu yang terpojok sehingga dia terpaksa melawan, karena itu adalah jalan satu-satunya. Meskipun dia kabur, dia pasti akan tertangkap. Bukan Xieyun namanya jika melepaskan mangsa begitu saja.Bing Yu terus berusaha mengarahkan cambuknya kearah Xieyun namun semuanya sia-sia saja, tidak ada satu juruspun yang berhasil melukai Xieyun. Xieyun yang sudah tidak ingin membuang banyak waktu untuk meladeni Bing Yu, dia langsung meneleportkan dirinya kebelakang Bing Yu."Kamu benar-benar ingin tahu siapa aku? cobalah untuk berbalik melihat ku." ucap Xieyun.Bing Yu yang dagunya di cengkram dari belakang oleh Xieyun tidak bisa berbuat banyak. Dia melihat penampilan asli Xieyun. Tanpa menunggu lama Xieyun langsung mematahkan leher Bing yu dengan mudah, sebagai balasan telah melukai orang yang dia kasihi.Dia melempar mayat Bing Yu ke tanah begitu saja. Xieyun berjalan mendekati Yira, dia menggendong Yira dengan perlahan. Sebelum dia pergi, dia sempat menoleh ke arah Bing Yu dan 4 anak buahnya lalu membakarnya hingga tidak tersisa."Kalian pantas mendapatkannya!" ucap Xieyun.*Gubuk Tengah Hutan*Sesampainya dirumah, dia membaringkan tubuh Yira perlahan. Xieyun duduk, merapal mantra untuk mengobatinya. Sekuat tenaga dia kerahkan, seluruh cara dia gunakan namun semuanya sia-sia.Tubuh lemah Yira sudah tidak bisa menahannya lagi. Jiwa Yira yang terluka parah juga hampir menghilang, dengan kata lain Yira sedang sekarat. Tiba-tiba Xieyun menyadari sesuatu.'Aneh, kenapa jiwanya yang akan menghilang memiliki aura yang kuat? tapi aura ini...sepertinya menjaga A-yi agar tetap hidup.'Xieyun belum pernah melihat fenomena ini selama ribuan tahun dia hidup. Dia terus menatap tubuh Yira, dia merasakan perasaan yang campur aduk. Dia mondar-mandir sambil mengingat teknik apa saja yang ayahnya ajarkan tentang pengobatan.'Aku akan memastikan kamu baik-baik saja.' gumam Xieyun.Tidak lama berselang Xieyun menemukan sebuah cara untuk menyelamatkan jiwa Yira. Xieyun kemabali duduk merapal mantra, sebuah jiwa keluar dari tubuh Keduanya, kemudian mereka bertukar jiwa. Dia menggunakan metode dewa yang bernama pembagian jiwa, dengan teknik ini jiwa Yira mulai berangsur-angsur pulih dan kekuatan kembali normal.Teknik ini merugikan Xieyun, karena konsekuensinya adalah tubuh Xieyun akan melemah seiring dengan berjalannya waktu. Dia dilarang menggunakan kekuatan besars, bisa saja ranah kultivasinya akan turun hingga ranah Demigod. Jika tidak beruntung dia juga bisa mati saat menggunakan esensi dewanya.Dengan kata lain teknik yang Xieyun gunakan dirinya menanggung jiwa yang sekarat. Dia juga menanggung rasa sakit milik Yira, termasuk efek dari jiwa yang rusak. Sebagai gantinya, dia memberikan satu dari tiga jiwan yang dia miliki untuk menggantikan jiwa Yira.Tiga hari kemudian....Yira bangun dari komanya, dia merasakan bahwa tubuhnya sudah pulih. Matanya menyusuri seisi rumah mencari keberadaan Xieyun. Karena tidak ketemu dia berjalan menuju halaman rumah, dia melihat seorang laki-laki pucat menatap langit."A-yun." panggil Yira.Xieyun yang dipanggilpun menoleh dan segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Yira sungguh terkejut pasalnya ini belum pernah terjadi selama beberapa bulan ini. Perlakuan Xieyun membuat pipi Yira memerah, dia melepas pelukan Xieyun kemudia memalingkan wajah merahnya.Yira melirik Xieyun, dia mendapati wajah pucat Xieyun. Dia memegang bahu Xieyun, memutari badannya mencari apa yang salah. Yira meletakkan telapak tangannya ke dahi Xieyun lalu meletakkan tangannya di dahinya, dia membandingkan suhu badan Xieyun dengan dirinya."A-yun apa kamu tidak enak badan? sepertinya kamu demam." Yira memeriksa dahi Xieyun."Tidak, aku tidak apa-apa." jawab Xieyun.Xieyun menggelengkan kepalanya, berusaha menutupi fakta bahwa dia sedang benar-benar sakit. Dia tersenyum menatap Yira yang sudah pulih sepenuhnya. Akhirnya perjuangannya tidak sia-sia.Yira mengerutkan alisnya, menatap bingung Xieyun yang sedang senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba dia merasa ada yang aneh dari tubuh bagian belakangnya, dia menoleh dan mendapati ekor berwarna biru tumbuh dari tubuhnya. Dia berteriak sampai membuat Xieyun ikut terkejut."Aaa!" teriak Yira."Ada apa, apa ada yang sakit?" tanya Xieyun.Bukannya menjawab, Yira malah memutar balikkan tubuhnya. Dia memperlihatkan ekornya yang tiba-tiba tumbuh. Sebenarnya Yira cukup senang dengan fakta dia dapat berkultivasi.Xieyun yang melihatnya merasa kebingungan, setahu diabYira hanya memiliki aura es yang dominan. Aura yang familiar dan dapat dia rasakan keberadaannya walaupun Yira sembunyikan. Dia menatap serius ekor Yira meminta penjelasan.Selama ini Yira hanya menceritakan masalah keluarganya, dia tidak menjelaskan asal-usulnya secara jelas. Yira yang ditatappun mengerti dan menceritakan detailnya kepada Xieyun."A-yun maaf, aku selalu menyebunyikan identitasku. Aku sebenarnya berasal dari klan Rubah, asalku dari sekte Rubah Apuyurac."Yira mengatakannya sambil menunduk takut, lalu menceritakan dia yang sebenarnya. Dia tetap menyembunyikan bahwa dirinya seorang reinkarnasi. Xieyun terdiam sejenak menatap Yira, dia mengerutkan dahinya. Dia mundur menjauh mengaktifkan seni beladirinya.Xieyun mundur, mengaktifkan seni bela dirinya. Terdapat seekor naga besar yang berelemen api dan disertai guntur. Yira yang mengetahui bahwa Xieyun memiliki garis darah naga pun bangkit dan memeluk Xieyun kegirangan. "A-yi, apakah salah satu orang tuamu memiliki seni bela diri tipe elemen?" tanya Xieyun.Klan Rubah Apuyurac adalah klan Rubah putih murni, tidak mungkin memiliki warna lain kecuali memiliki garis darah lain. Setahu Xieyun Klan itu sudah musnah 17 tahun lalu, saat sekte Dantian yang di pimpin oleh Yu Xian menghabisi seisi sekte demi membunuh anak setengah dewa yang lahir. "Ahh baiklah, besok kita pulang kerumahmu ya?" Xieyun menawarkan pada Yira."Tidak! belum saatnya. Aku harus memperkuat diriku agar aku bisa membalaskan dendam ini!" tolak Yira.Xieyun mengangguk mengerti, dia berniat membantu Yira untuk cepat menerobos ranah. Dengan begitu dia bisa membalas dendam keluarganya, dan membuat Yira percaya sehingga Xieyun dapat selalu disampingnya.Xieyun duduk menyaksikan
"A-yi!" Xieyun khawatir melihat Yira melayang di udara serta dikelilingi cahaya biru. Xieyun berlari mendekati Yira, dia menatapnya serius dan tidak mengalihkan pandangannya sedetikpun. Perlahan-lahan tubuh Yira turun hingga menyentuh salju, dia membuka matanya dan mengeluarkan aura yang kuat.Yira tersenyum bahagia menatap Xieyun, dia membalikkan badannya. Yira memberitahu bahwa dirinya menerobos tingkat 2 dan memiliki ekor baru. Xieyun merasa terkejut dengan kecepatan Kultivasi Yira selain itu, beberapa hari lalu dia baru menerobos tingkat 1.'Kelihatannya latar belakangmu kali ini tidaklah sederhana' batin Xieyun.Xieyun terdiam sejenak dengan tatapan kosong. Dia masih tidak menyangka fenoma-fenomena aneh terjadi pada Yira."Kenapa, ada apa?" tanya Yira."Ah...tidak, tidak ada apa-apa. Sudah malam, kamu tidurlah, aku akan menjagamu." jawab Xieyun.Xieyun menarik Yira untuk tidur bersandar di dadanya. Xieyun memeluknya sambil mengelus lembut surai hitam Yira. Yira merasa sangat aman
*Portal Pewarisan*Yira duduk bersila dan memejamkan mata, dia mulai fokus dengan arahan dari Kura-kura besar itu. Perlahan namun pasti dia merasakan aura dingin masuk ketubuhnya dan menyebar ke pembuluh darahnya. Satu persatu teknik es muncul dalam kesadaran Yira."Gadis kecil bersiaplah, fokuskan energi dan pikiranmu, aku akan mewariskan teknik es terkuat." ucap Kura-kura.Yirapun mengangguk, mulai melakukan apa yang di arahkan suara tersebut. Yira merasakan aura dingin yang sangat kuat, aura dingin itu terasa mengalir di sekujur pembuluh darahnya. Rasa dingin itu membuat pembuluh daranya serasa akan meledak.Situasi ini sama dengan yang dialami Yira sebelumnya, saat dia menyerap esensi ular berbisa Russell. Bedanya waktu itu dia dibantu oleh Xieyun, kali ini dia harus berjuang sendiri mengatasi rintangan tersebut.Dalam situasi seperti ini sekelebat ingatan Dewi Yiren muncul. Dia melihat Dewi Yiren mengadopsi seekor Kura-kura kecil. Ingatan itu membawanya hingga Kura-kura itu tumbuh
*Kota Mille Ova*Yira berlari kesebuah gang sepi."A-yun aku sudah tidak tahan!" teriak Yira.Xieyun yang tidak tahu menahu hanya bisa mengikuti Yira berlari dari belakang. Saat sudah sampai di gang sepi dia melihat Yira sudah dalam posisi melayang dan dikelilingi cahaya biru sama seperti yang terjadi sebelumnya. Xieyun langsung bersikap waspada dikala ada orang yang lewat, dia takut aura dan kejadian Yira menerobos diketahui oleh orang setempat.Walaupun kota ini termasuk naungan dari negara Ignis Ventus tetap saja, ada mata-mata dari segala penjuru. Beberapa jam berlalu Yira akhirnya selesai menerobos tingkat 3, Xieyun bertanya-tanya bagaimana bisa orang berkultivasi secepat itu."A-yi saat kamu keluar dari Portal Pewarisan kultivasi mu tingkat berapa?" tanya Xieyun."Tingkat 2 level 8." jawab Yira.'Cepat sekali.' gumam Xieyun.Xieyun mendengar 2 orang berbicara, mereka mengintip 2 prajurit kerajaan yang sedang berpatroli mengobrol. Prajurit itu mengatakan bahwa walikota kali ini be
"Aku mengetahuinya." singkat Wang Lin. Mereka yang mengerti apa yang dimaksud Wang Lin saling tatap. Setelah Si anak selesai makan, Xieyun akan membawa mereka ke sebuah tempat. Xieyun menggendong Si anak agar cepat sampai. Xieyun memebawa mereka ke sebuah penginapan. Setelah membayar kamar, mereka segera masuk. Xieyun mendudukan Wang Lin di tepi tempat tidur. "Katakan Wang Lin!" ucap Xieyun. Si anak hanya diam, menatap Yira yang berdiri di belakang Xieyun. Yira yang mengerti segera menggusur posisi Xieyun. Dia berjongkok dan memegang kedua tang Wang Lin samil menatapnya lembut. "Wang Lin, katakan nak! Semua yang kamu ketahui." ucap Yira lembut. "Orang jahat itu bersalaman dengan orang dari sekte Lan. Mereka ingin mengganti raja." ucap Wang Lin. Yira dan Xieyun saling tatap. Mereka mengerti orang jahat itu adalah walikota dan orang sekte Lan pasti utusan ketua sekte. Setelah itu Yira meminta Si anak melanjutkan ceritanya. "Orang jahat itu menerimanya. 1 Bulan lagi mereka akan me
Rombongan kerajaan sudah hampir sampai. Yanwei memerintah semuanya untuk bersiap menyambut raja. Saat rombongan kerajaan tiba, Lan Yanwe dan Ruyan maju menyambut sendiri. "Hormat pada Yang Mulia." ucap Yanwei dan Ruyan serentak. Mereka berdua dan yang lainnya membungkuk memberi hormat. Raja Xiao Xing menyuruh mereka berdiri. Yanwei mempersilahkan Raja Xiao Xing masuk dan duduk di tempat yang sudah di sediakan. "Yang Mulia kami sudah menyiapkan sebuah penampilan untuk menyambut anda." ucap Yanwei yang duduk di samping raja. Para penari keluar, membentuk formasi tari. Musik pun di putar, para penari menari dengan sangat luwes. Di pertengahan penampilan, waktu Yira untuk muncul. Yira masuk dengan riasan cantik menggunakan cadar pada wajahnya. Dia memberi hormat kepada Raja, tersenyum dengan cantik. Pesonanya membuat seluruh ruangan terpesona, tak terkecuali Xieyun yang berdiri di belakang Raja. Xieyun baru pertama melihat penampilan Yira yang seperti itu, hingga Xiyun tidak bisa meng
Hampir Seminggu tinggal, rombongan kerajaan kembali ke kerajaan. Setelah Yanwei, Ruyan dan Yira mengantar rombongan, mereka melakukan kegiatan masing-masing. Yira yang sedang menjamu pelanggan, melihat Ruyan keluar. Yira tidak menghiraukan itu, pasti setiap orang memiliki kesibukan sendiri. Saat sore menjelang. Yira diberitahu bahwa ada seorang pria berwajah dingin, mengenakan pakaian berwarna hitam berpadu dengan coklat mencarinya. Yira mengangguk dan segera menemui orang itu. "A-yun, kenapa kamu datang?" tanya Yira. "Tidak apa-apa, besok bisakah kita keluar?" Xieyun bertanya balik. "Em... baiklah, aku akan ijin atasanku." jawab Yira. "Aku akan menunggumu di kedai biasa." ucap Xieyun sebelum pergi. Yira mengangguk lalu masuk melakukan pekerjaannya. Yira yang lama tidak bertemu Xieyun merasa senang bisa bertemu lagi. Yira melihat Ruyan kembali dengan pakaian kotor. Dia tidak ambil pusing, Yira kira Ruyan mungkin jatuh di jalan. 'Oh iya, bagaimana bisa Xieyun kesini begitu cepat
'Apakah anak itu sudah mati?' Ruyan bertanya pada Si pria. Suara Ruyan terdengar hingga ke dalam kamar. Yira yang mendengarnya melepas pelukan Xieyun. Dia ingat Ruyan membencinya. Yira yang terbawa emosipun mengira Ruyan yang menculik Wang Lin. Yira lekas membuka pintu langsung menampar Ruyan, hal itu membuat Si pria tadi kabur. Yanwei yang melihat pria itu kabur menyuruh penjaga rumah hiburan mengejarnya dan menangkapnya hidup-hidup. "Apa yang kamu lakukan padanya?!" bentak Yira. "Melakukan apa? aku tidak tahu." ucap Ruyan. Ruyan terus dipukuli oleh Yira, namun Ruyan tidak mau mengakui apapun. Mereka saling beradu kekuatan, Ruyan menggunakan pisau terbangnya untuk melawan Yira, sedangkan Yira mengeluarkan pedangnya. Untungnya Yanwei dan Xieyun menghentikan mereka sebelum ada pertumpahan darah. "Jadi kamu punya anak haram? Sungguh murahan!" ujar Ruyan. "Tutup mulutmu!" bentak Yira yang tersulut emosi. "Kalian tenanglah!" Bentak Yanwei. Yanwei melerai mereka sambil menengahi m
*Lautan Kesadaan Spiritual Lie Ba*"Xu Lian? Apa itu benar kamu?"Mata Bing Xue Gong terus bergerak menyusuri tempat asing yang dia masuki, pupil birunya terlihat tidak fokus sama sekali. Hatinya gelisah, setelah mendengar suara wanita yang panggil Xu Lian tersebut, seolah dia telah menemukan sesuatu yang sudah lama hilang darinya."Senior Lian, apakah itu benar kamu?""Jika benar, tolong keluarlah dan temui aku."Rasa rindu yang sudah dia kubur dalam-dalam seolah-olah kembali mencuat tanpa seijinnya. Dia mencari wanita tersebut dengan perasaan gelisah dan terburu-buru seolah dia takut kehilangan untuk kedua kalinya. "Senior aku mohon tunjukan dirimu.""Xue Gong, kamu sudah dewasa sekarang."Mendengar suara lembur nan merdu tersebut lantas membuatnya berbalik dengan cepat. Matanya terbuka lebar menatap wanita berbaju merah dengan hiasan rambut yang terlihat mewah bak seorang pengantin bangsawan. Netranya terasa panas, perlahan namun pasti, dia merasakan pelupuk matanya basah. Kakinya
"Aku sudah mendapatkan posisi pertama sesuai keinginanmu, sekarang berikan suratnya padaku."Lie Ba mengulurkan tangannya meminta surat yang beberapa waktu lalu ditahan oleh gurunya, Bing Qing Hao. Sesaat kemudian, senyum Lie Ba terukir indah, tulang pipinya naik ke atas matanya menyipit berbentuk bulan sabit kala melihat surat yang lama dia inginkan kini berada di tangannya."Bagaimana kamu bisa menyelesaikan duelmu dengan cepat?" Lie Ba mendongak menatap datar gurunya yang sedang bertanya, dia berbalik dan berkata, "Tidak ada yang istimewa aku hanya bertarung dan mengalahkannya." Dia duduk di tempat tidurnya sembari tersenyum serta kedua tangan yang sibuk membuka surat tersebut."Ceritakan padaku apa yang terjadi, para tetua mencurigaimu karena burung pengawas rusak dan kami tidak bisa melihat apapun setelah pertarunganmu dengan Singa Api." "Aku sudah bilang, aku hanya berduel seperti biasa dan mengalahkannya, itu saja." Ucap Lie Ba dengan kesal."Guru, Ketua sekte sudah mengetahu
"Aku menyerah."Dengan entengnya Bing Lin Xi mengucapkan kalimat itu setelah melakukan serangan dalam pertandingan melawan kloning Ketua sekte di hadapannya. Dia menatap kloning tersebut sembari tersenyum seolah dia memang merencakan hal ini sejak awal."Apa kamu yakin? Dua peserta lainnya belum selesai dengan pertandingan mereka, kamu masih punya banyak waktu." Ucap kloning Ketua sekte mengingatkan dan masih memberi kesempatan untuk melanjutkan pertandingan yang terhenti."Aku sudah bertekat untuk melakukan ini sejak awal karena aku sebelumnya sudah kalah telak oleh Bai Lie Ba. Dialah yang pantas mendapat kesempatan." Ucap Bing Lin Xi seolah dia sangat peduli kepada Lie Ba."Kamu yakin? Tapi jika bukan posisi pertama kamu masih ada kesempatan mendapat posisi kedua." Ucap kloning tersebut masih berusaha meyakinkan Bing Lin Xi untuk tidak menyerah begitu saja.Mendengar kalimat tersebut Bing Lin Xi hanya menampilkan sneyumnya serta hormatnya, "Mohon Ketua mengabulkan permintaan saya."
"Waktumu dimulai sekarang." Lie Ba mengerutkan keningnya, sorot mata tajamnya menatap tubuh kloning Ketua sekte yang telah siap untuk dia lawan. Dengan cepat tangannya meraih permata merah milik Singa Api yang berhasil dia kalahkan sebelum para tetua melihatnya.'Aku akan menghilangkannya dulu sebelum semakin jauh.' Batin Lie Ba sembari menatap sebuah burung mainan yang bertugas seolah menjadi kamera yang merekam pertandingannya. Namun, saat dia akan melangkah memusnahkan burung pengawas tersebut, kakinya di tarik oleh tubuh kloning Ketua sekte."Agh!" Erangnya kala luka bakarnya menghantam sebuah tembok batu yang berada di Lembah itu. 'Tubuhku semakin lemah karena luka bakar juga suhu tinggi disini. Dia bangkit mengaktifkan teknik Esnya untuk melawan kloning tersebut."Anak muda jika kamu sudah mencapai batas segeralah berhenti, aku juga akan berhenti." Ucap kloning tersebut."Baiklah, ayo kita mulai."Mereka pun memulai pertarungan tersebut dengan Lie Ba menyerang lebih dulu, meski
"Ingat kata-kataku sebelumnya."Lie Ba melirik gurunya sembari mengangguk, dia mengerti bahwa untuk mendapat surat dari Xieyun dia hanya perlu menjadi yang pertama. Dari kejauhan netranya menangkap sosok Bing Xue Yu yang akan menjadi saingan terberatnya di pertandingan ini.'Seperti biasa dia selalu terlihat tenang.' Batin Lie Ba sembari terus menatap Bing Xue Yu yang berdiri di posisi berlawanan."Pertandingan babak terakhir ini, kami sudah memnentukan bahwa ketiga peserta tidak akan menghadapi satu sama lain." Ucap seorang pria yang bertugas menjadi pengawas di pertandingan kali ini."Tapi kenapa?" Tanya Lie Ba lirih sembari terus menatap ke depan."Peraturannya sudah diubah oleh ketua sekte saat rapat kemarin." Balas Bing Qing yang sama-sama menatap lurus ke depan."Setiap peserta akan melawan tubuh kloning Ketua sekte di 3 tempat berbeda dan dapat menggunakan kemampuan kalian dengan maksimal." Pertarungan yang cukup berbeda dari generasi sebelumnya, mereka melakukan itu agar tidak
"Ini adalah sebuah kecurangan!"Kalimat itu keluar dari mulut seorang tetua yang bertindak sebagai juri, Bing Hu Xin yang sejak lama ingin menyingkirkan Lie Ba dari pertandingan. Dia selalu mempermasalahkan apapun yang Lie Ba perbuat saat ada kesempatan, seperti sekarang.Bing Qing Hao yang sejak awal berada di ruang pertemuan sebagai penanggung jawab atas Lie Ba masih tetap diam hingga tetua tersebut berhenti mengoceh. Dia menatap semua orang berdebat membela Bing Lin Xi dan beberapa berpihak pada Lie Ba."Kamu bisa memutuskan saat keduanya sudah bangun," Ucap Bing Qing Hao dingin mengakhiri perdebatan yang telah mulai sejak di arena pertandingan. Dia berbalik dan meninggalkan pertemuan para tetua dan guru karena, menurutnya perdebatan itu hany membuang-buang waktu dan tenaganya."Hei Master Agung kamu mau kemana?!"Bing Qing Hao terus melangkah dan tidak menghiraukan panggilan tersebut. Dia menuju kamar Lie Ba, dia yakin bahwa ada yang Lie Ba sembunyikan darinya. Sesampainya dia di
"Akhirnya kita bisa berhadapan secara langsung." Lie Ba mengatakannya sembari tersenyum menatap Bing Lin Xi, dari tatapan Lie Ba dia berusaha untuk memprovokasi lawannya yang terlihat tenang. Setelah pertandingan di mulai Lie Ba menggunakan serangan jarak dekat yang bertujuan untuk berbicara dengan lawannya. Lie Ba dengan cepat berlari menghampiri lawannya sembari menepis setiap belati es yang di luncurkan oleh BIng Lin Xi. "Apa tujuanmu menakutiku di mimpiku?" Tanya Lie Ba yang berhasil mencapai Bing Lin Xi. "Kamu salah orang." Balas Bing Lin Xi sedikit panik sembari mengeluarkan sayapnya dan terbang menghindari serangan yang Lie Ba luncurkan. "Aku akan lebih leluasa menyerangmu sekarang." Ucap Bing Lin Xi dengan percaya diri. "Oh sepertinya kamu tahu aku tidak bisa mengguankan Sayap Esku." Balas Lie Ba dengan wajah santai. Dia lanta mengeluarkan Sayap Elang Anginnya, "Seharusnya kamu tidak melupakan fakta bahwa aku memiliki dua sayap lebih banyak." Ucap Lie Ba dengan bangga.
"A-yi."Yira perlahan membuka matanya, sebuah cahaya terang yang menyilaukan menusuk pandangannya. Sebuah tangan besar nan gagah terulur ke arahnya seolah seakan mengajaknya untuk tetap bersama. Meski wajah si pemilik tangan nampak kabur namun, Yira tetap mengulurkan tangannya menerima uluran tangan pria itu."A-yi, tetaplah bersamaku." Ucap si pria.Yira seolah terpana dengan suara manis tersebut, dia bangkit dengan menggandeng tangan pria misterius itu. Dia terus berjalan sembari menatap punggung pria yang menggandengnya. "A-yun?" Sapanya lirih. Matanya terbelalak kala melihat pria yang menggandengnya menoleh."A-yun."Terlihat wajah yang sangat dia rindukan berada di hadapannya sembari menggandengnya. Matanya terasa panas, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "A-yun kamu kembali?" Air mata bahagianya turun menuruni pipi mulusnya."Aku kembali." Ucap Xieyun lembut sembari tersenyum.Yira menunduk sembari menangis sesaat kemudian, dia meloncat ke dalam dekapan hangat Xieyun.
"Dia tidak ada dimana-mana."Lie Ba menegrutkan keningnya mendengar ucapan gurunya, 'Lie Ba cepat pikirkan cara lain.' Batinnya sembari menunduk dan memikirkan sebuah cara untuk memperpanjang waktu agar Bing Yu Ling terus bertahan hidup.'Bagaimana ini pedang kembar hanya bisa digunakan saat pedang lainnya ada di tempat yang sama.' Batinnya merasakan gelisah karena, jika dia gagal menyelamatkan Bing Yu Ling dirinya juga akan terancam gagal mengikuti Ujian Dewi.Lie Ba berbalik dan lanjut menguras energinya untuk disimpan pada pedangnya. Dia berencana membuat Bing Yu Ling bertahan selama dua hari karena, dia perlu membuat penawar selain itu mencari keberadaan Mo Xing Yu cukup memakan waktu."Lie Ba apa yang kamu lakukan? Hentikan!" Ucap Bing Qing Hao sembari mengulurkan tangannya berusaha menghentikan Lie Ba."Tidak, ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa bertahan." Balas Lie Ba sembari terus menguras energinya dan mengubahnya sebagai penawar sementara. Setelah selesai, dia sedikit