Tiga hari telah berlalu, Xieyun belum juga menyelesaikan masalah di perbatasan barat membuat Yira merasa khawatir. Dengan kekuatan dan kemampuan Xieyun seharusnya dia bisa menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Selama Yira menunggu kepulangan Xieyun, dia terus berdoa agar tidak terjadi apa-apa kepada Xieyun. Tanpa dia sadari, rasa khawatir dan takut yang muncul pada hatinya. Itu adalah perasaan milik Yiren yang perlahan menyatu dengan perasaannya. Selama dia tinggal di Alam Dewa, sudah hampir 40% perasaan dan ingatan Yiren menyatu dengan Yira dan menjadi miliknya. Xueqi menghampiri Yira yang sedang memandang langit dengan cemas. Dia duduk disampingnya, memegang tangannya untuk menenangkan Yira. Xueqi membuka bicara, dia menceritakan apa yang dilakukan Xieyun setelah kehilangan kekasihnya. "Dulu, dia adalah anak ceria, baik, sedikit pendiam dan pemaaf. Setelah kehilangan orang yang paling dia sayang, dia berubah menjadi sangat pendiam, kejam dan dingin. Dia menemui Kaisar Iblis set
Xieyun yang mengetahui berita seluruh perbatasan diserang oleh pasukan Iblis segera menemui Dewa Agung untuk membahas hal ini. Dibantu Yira, Xieyun berjalan keruangan Dewa Agung yang sudah ada Xueqi yang terluka. Sama seperti kasus Xieyun, mata mereka terkena racun Qianhua Zhou. Yira secara diam-diam telah menganalisis masalah ini. Dia merasa tidak hanya satu orang yang bekerja sama dengan Kaisar Iblis, melainkan lebih. Yira masih diam mendengarkan analisis dari ketiganya, memastikan saat dia angkat berbicara tidak ada kesalahan. Seorang mata-mata melaporkan bahwa perbatasan selatan aman dan tidak ada serangan apapun. Ketiganya menduga ada yang aneh dari kabar tersebut, pasalnya perbatasan selatan yang dijaga oleh Dewi Es tidak mungkin sangat dihindari dan ditakuti kecuali dia sangat kuat. "Sepertinya Kaisar Iblis itu sedang merencanakan sesuatu." Cetus Dewa Agung yang dibenarkan oleh Xueqi "Aku curiga dengan Dewi Air dan Dewi Es." Kecurigaan Xueqi sangat mirip dengan dia rasakan.
*Lautan Kesadaran Spiritual Yira* Seluruh tubuh Yira terasa nyeri karena menyerap seorang Iblis, jiwa Jendral Iblis yang dia serap tidak rela karena dia ingin bereinkarnasi. Sehingga jiwa Iblis itu melakukan serangan balas dendam di dalam Lautan Kesadarannya. Lautan kesadaran Yira dipenuhi dengan kekuatan hitam dan aura jahat, Yira saat ini hanya bisa melawan demi tidak mengecewakan kepercayaan Xieyun. Cukup sulit untuk mengalahkan Jendral Iblis ini selain kekuatannya yang besar, Yira juga tidak memiliki kekuatan berelemen cahaya. Seandainya bisa meminjam, maka akan mudah mengalahkannya. Yira mengeluarkan pedang Sanshi, terlihat Iblis itu sedikit mundur ketakutan. Pedang Sanshi adalah pedang yang ditempa sendiri oleh Dewi Xueqi dan memiliki elemen cahaya. 'Ternyata begitu.' Gumam Yira menyeringai menatap pedang dan Iblis itu bergantian. "Terimalah!" Pekik Yira sambil menebaskan pedangnya mengarah ke Iblis itu Benar saja pedang Yira mampu bersaing dengan Iblis tersebut. Tebasan t
Istana Dewa Agung kedatangan tamu, yang merupakan bisa dibilang kenalan lama Yira. Dia datang untuk melaporkan dan menyerah bukti eksekusi mata-mata Kaisar Iblis secara langsung. Seorang Dewi dengan paras cantik dan menawan dengan dibalut hanfu mewah berwarna biru muda lengkap dengan hiasan rambut yang senada. Sebenarnya dia memiliki niat lain selain menyerahkan bukti kepada Xueqi. Dewi Air yang bernama Luo Shui Ying ini sudah cukup lama mengagumi Xieyun, ambisinya semakin besar saat Dewi Yiren tewas saat invasi kala itu. Sayangnya semua usahanya tidak pernah dianggap oleh Xieyun, Xieyun memang populer dikalangan para Dewi. "Dimana Dewa Xieyun?" Luo Shui Ying bertanya kepada Xueqi "Dia sedang masa pemulihan, dia ada di kamarnya." Xueqi memberi tahu keberadaan Xieyun Dengan senang dan percaya diri dia melangkah menuju kamar Xieyun. Dalam perjalanannya dia melihat seoran wanita keluar dari kamar yang dilarang untuk dimasuki. Dia segera menghampiri wanita itu dan menengurnya. Yira ya
Saat tiba di Hutan Quinque Elementa Yira diculik oleh orang-orang sekte Dantian. Dia dibawa pergi tanpa sepengetahuan Xieyun karena mereka membawa Yira melalui jalur bawah tanah. Sekte Dantian memang mengembangkan teknik-teknik pengendali tanah, sehingga mereka bisa terbang menembus tanah. Mereka banyak membuat lubang dan jalan di bawah tanah, mereka sudah mirip dengan Tikus tanah. Saat Yira diculik mereka menutup matanya agar tidak mengtahui jalan mereka untuk kabur. Yira mengendus bau tanah disepanjang jalan, Yira curiga ini adalah jalan bawah tanah. 'Sepertinya akau tahu ini ulah siapa.' Yira membatin sambil terus mengendus bau tanah Sesampainya di penjara, dia dilempar begitu saja oleh mereka tanpa membuka ikatan dan penutup matanya. Untungnya ada seseorang yang satu sel dengannya mau membantunya membuka ikatan dan penutup matanya. "Terima ka... kak Xuan! Kenapa kamu disini?" Yira dibuat terkejut abhwa teman satu selnya adalah kakak seperguruannya. Xuan terdiam sejenak, kemudi
Yira dibuat terkejut dikala Xuan tiba-tiba menariknya dan menekannya ke salah satu pohon. Dia terus menatap Xuan dengan tatapan penuh pertanyaan. Yira tidak menyangka bahwa Xuan akan mendekatkan wajahnya ke wajah Yira, dia tidak mengira Xuan bisa berbuat seberani ini. "K-kamu apa yang kamu la...emm." Mulut Yira dibekap menggunakan tangan oleh Xuan. Yira yang tidak mengerti apa maksud Xuan melakukan ini berusaha melepaskan diri namun Xuan tidak ingin melepaskannya. Kemudian Xuan membisikan sesuatu ke telinga Yira. "Ada seseorang yang mencurigakan, tunggu disini! Aku bereskan dia dulu." Xuan bergegas menemui orang yang dia maksud. Yira menghela nafas lega sambil mengelus dadanya, dia kira Xuan akan berbuat yang tidak-tidak. Tidak berapa lama terdengar suara perkelahian, Yira mengintip sedikit benar saja Xuan sedang bertarung orang itu. Xuan berkali-kali terpukul mundur saat orang mencurigakan itu menyerang dengan santai. Saat Xuan terpental, saat itulah terlihat wajah Si penyerang.
"Oh, kamu masih berani untuk pulang?" Ucap seorang gadis dengan angkuh Gadis bernama Wang Ling itu mendekat dan menatap Yira dari atas sampai bawah kemudian, dia tersenyum remeh merasa tidak ada perubahan pada Yira. Dia juga mendapat sebutan sebagai jenius kultivasi, pasalnya dia bisa menerobot tiga tingkat dalam lima tahun ini. Sekarang dia sudah berada ditingkat enam, satu tingkat lebih unggul dari Yira dan Xuan. Itulah mengapa gadis tersebut bersikap angkuh dan memiliki sifat yang sombong selain itu dia juga seorang putri dari Raja Wang Haotian pantas dia begitu suka meremehkan orang lain. Suara Wang Ling yang terus memprovokasi Yira, membuat Xuan maupun Xieyun tidak tahan mendengarnya. Xuan akan maju memberi pelajaran pada Wang Ling namun, dia dihentikan oleh Yira. Yira hanya menatap dan mendengar semua hinaan yang keluar dari mulut gadis sombong itu. "Lima tahun tidak bertemu, sepertinya tidak ada kemajuan." Wang Ling mengelilingi tubuh Yira sambil tersenyum remeh "Kelihatan
"A-yi hati-hati!" Teriakan Xieyun membuat Yira berhenti dan berbalik, matanya melotot kala melihat sebuah jimat melesat mengarah ke dirinya. Yira segera menghindar, untungnya dia berhasil dan jimat itu menancap pada sebuah tembok kemudian meledak. Seandainya Yira tidak bisa menghindar maka Yira akan meledak berkeping-keping. Jimat tersebut tersebut adalah lembaran mantra yang dapat digunakan siapaun dengan mudah, kebetulan jimat mantra tersebut memiliki kekuatan ledakan api tingkat delapan. Semua orang tidak heran mengapa Wang Lin memilikinya, tentu saja dari ayahnya yang seorang Raja. Namun semua orang tidak menyangka bahwa Wang Ling adalah seorang gadis yang licik bahkan, dia tidak malu melakukan serangan diam-diam. "Kamu!" Ucap Yira melirik tajam ke arah Wang Ling Yira mengeluarkan pedangnya kemudian berjalan pelan mendekati Wang Ling namun, lima orang dengan kultivasi tingkat tujuh menghadang jalan Yira. Xuan dan Xieyun yang melihatnya segera berdiri menjadi tameng bagi Yir
*Lautan Kesadaan Spiritual Lie Ba*"Xu Lian? Apa itu benar kamu?"Mata Bing Xue Gong terus bergerak menyusuri tempat asing yang dia masuki, pupil birunya terlihat tidak fokus sama sekali. Hatinya gelisah, setelah mendengar suara wanita yang panggil Xu Lian tersebut, seolah dia telah menemukan sesuatu yang sudah lama hilang darinya."Senior Lian, apakah itu benar kamu?""Jika benar, tolong keluarlah dan temui aku."Rasa rindu yang sudah dia kubur dalam-dalam seolah-olah kembali mencuat tanpa seijinnya. Dia mencari wanita tersebut dengan perasaan gelisah dan terburu-buru seolah dia takut kehilangan untuk kedua kalinya. "Senior aku mohon tunjukan dirimu.""Xue Gong, kamu sudah dewasa sekarang."Mendengar suara lembur nan merdu tersebut lantas membuatnya berbalik dengan cepat. Matanya terbuka lebar menatap wanita berbaju merah dengan hiasan rambut yang terlihat mewah bak seorang pengantin bangsawan. Netranya terasa panas, perlahan namun pasti, dia merasakan pelupuk matanya basah. Kakinya
"Aku sudah mendapatkan posisi pertama sesuai keinginanmu, sekarang berikan suratnya padaku."Lie Ba mengulurkan tangannya meminta surat yang beberapa waktu lalu ditahan oleh gurunya, Bing Qing Hao. Sesaat kemudian, senyum Lie Ba terukir indah, tulang pipinya naik ke atas matanya menyipit berbentuk bulan sabit kala melihat surat yang lama dia inginkan kini berada di tangannya."Bagaimana kamu bisa menyelesaikan duelmu dengan cepat?" Lie Ba mendongak menatap datar gurunya yang sedang bertanya, dia berbalik dan berkata, "Tidak ada yang istimewa aku hanya bertarung dan mengalahkannya." Dia duduk di tempat tidurnya sembari tersenyum serta kedua tangan yang sibuk membuka surat tersebut."Ceritakan padaku apa yang terjadi, para tetua mencurigaimu karena burung pengawas rusak dan kami tidak bisa melihat apapun setelah pertarunganmu dengan Singa Api." "Aku sudah bilang, aku hanya berduel seperti biasa dan mengalahkannya, itu saja." Ucap Lie Ba dengan kesal."Guru, Ketua sekte sudah mengetahu
"Aku menyerah."Dengan entengnya Bing Lin Xi mengucapkan kalimat itu setelah melakukan serangan dalam pertandingan melawan kloning Ketua sekte di hadapannya. Dia menatap kloning tersebut sembari tersenyum seolah dia memang merencakan hal ini sejak awal."Apa kamu yakin? Dua peserta lainnya belum selesai dengan pertandingan mereka, kamu masih punya banyak waktu." Ucap kloning Ketua sekte mengingatkan dan masih memberi kesempatan untuk melanjutkan pertandingan yang terhenti."Aku sudah bertekat untuk melakukan ini sejak awal karena aku sebelumnya sudah kalah telak oleh Bai Lie Ba. Dialah yang pantas mendapat kesempatan." Ucap Bing Lin Xi seolah dia sangat peduli kepada Lie Ba."Kamu yakin? Tapi jika bukan posisi pertama kamu masih ada kesempatan mendapat posisi kedua." Ucap kloning tersebut masih berusaha meyakinkan Bing Lin Xi untuk tidak menyerah begitu saja.Mendengar kalimat tersebut Bing Lin Xi hanya menampilkan sneyumnya serta hormatnya, "Mohon Ketua mengabulkan permintaan saya."
"Waktumu dimulai sekarang." Lie Ba mengerutkan keningnya, sorot mata tajamnya menatap tubuh kloning Ketua sekte yang telah siap untuk dia lawan. Dengan cepat tangannya meraih permata merah milik Singa Api yang berhasil dia kalahkan sebelum para tetua melihatnya.'Aku akan menghilangkannya dulu sebelum semakin jauh.' Batin Lie Ba sembari menatap sebuah burung mainan yang bertugas seolah menjadi kamera yang merekam pertandingannya. Namun, saat dia akan melangkah memusnahkan burung pengawas tersebut, kakinya di tarik oleh tubuh kloning Ketua sekte."Agh!" Erangnya kala luka bakarnya menghantam sebuah tembok batu yang berada di Lembah itu. 'Tubuhku semakin lemah karena luka bakar juga suhu tinggi disini. Dia bangkit mengaktifkan teknik Esnya untuk melawan kloning tersebut."Anak muda jika kamu sudah mencapai batas segeralah berhenti, aku juga akan berhenti." Ucap kloning tersebut."Baiklah, ayo kita mulai."Mereka pun memulai pertarungan tersebut dengan Lie Ba menyerang lebih dulu, meski
"Ingat kata-kataku sebelumnya."Lie Ba melirik gurunya sembari mengangguk, dia mengerti bahwa untuk mendapat surat dari Xieyun dia hanya perlu menjadi yang pertama. Dari kejauhan netranya menangkap sosok Bing Xue Yu yang akan menjadi saingan terberatnya di pertandingan ini.'Seperti biasa dia selalu terlihat tenang.' Batin Lie Ba sembari terus menatap Bing Xue Yu yang berdiri di posisi berlawanan."Pertandingan babak terakhir ini, kami sudah memnentukan bahwa ketiga peserta tidak akan menghadapi satu sama lain." Ucap seorang pria yang bertugas menjadi pengawas di pertandingan kali ini."Tapi kenapa?" Tanya Lie Ba lirih sembari terus menatap ke depan."Peraturannya sudah diubah oleh ketua sekte saat rapat kemarin." Balas Bing Qing yang sama-sama menatap lurus ke depan."Setiap peserta akan melawan tubuh kloning Ketua sekte di 3 tempat berbeda dan dapat menggunakan kemampuan kalian dengan maksimal." Pertarungan yang cukup berbeda dari generasi sebelumnya, mereka melakukan itu agar tidak
"Ini adalah sebuah kecurangan!"Kalimat itu keluar dari mulut seorang tetua yang bertindak sebagai juri, Bing Hu Xin yang sejak lama ingin menyingkirkan Lie Ba dari pertandingan. Dia selalu mempermasalahkan apapun yang Lie Ba perbuat saat ada kesempatan, seperti sekarang.Bing Qing Hao yang sejak awal berada di ruang pertemuan sebagai penanggung jawab atas Lie Ba masih tetap diam hingga tetua tersebut berhenti mengoceh. Dia menatap semua orang berdebat membela Bing Lin Xi dan beberapa berpihak pada Lie Ba."Kamu bisa memutuskan saat keduanya sudah bangun," Ucap Bing Qing Hao dingin mengakhiri perdebatan yang telah mulai sejak di arena pertandingan. Dia berbalik dan meninggalkan pertemuan para tetua dan guru karena, menurutnya perdebatan itu hany membuang-buang waktu dan tenaganya."Hei Master Agung kamu mau kemana?!"Bing Qing Hao terus melangkah dan tidak menghiraukan panggilan tersebut. Dia menuju kamar Lie Ba, dia yakin bahwa ada yang Lie Ba sembunyikan darinya. Sesampainya dia di
"Akhirnya kita bisa berhadapan secara langsung." Lie Ba mengatakannya sembari tersenyum menatap Bing Lin Xi, dari tatapan Lie Ba dia berusaha untuk memprovokasi lawannya yang terlihat tenang. Setelah pertandingan di mulai Lie Ba menggunakan serangan jarak dekat yang bertujuan untuk berbicara dengan lawannya. Lie Ba dengan cepat berlari menghampiri lawannya sembari menepis setiap belati es yang di luncurkan oleh BIng Lin Xi. "Apa tujuanmu menakutiku di mimpiku?" Tanya Lie Ba yang berhasil mencapai Bing Lin Xi. "Kamu salah orang." Balas Bing Lin Xi sedikit panik sembari mengeluarkan sayapnya dan terbang menghindari serangan yang Lie Ba luncurkan. "Aku akan lebih leluasa menyerangmu sekarang." Ucap Bing Lin Xi dengan percaya diri. "Oh sepertinya kamu tahu aku tidak bisa mengguankan Sayap Esku." Balas Lie Ba dengan wajah santai. Dia lanta mengeluarkan Sayap Elang Anginnya, "Seharusnya kamu tidak melupakan fakta bahwa aku memiliki dua sayap lebih banyak." Ucap Lie Ba dengan bangga.
"A-yi."Yira perlahan membuka matanya, sebuah cahaya terang yang menyilaukan menusuk pandangannya. Sebuah tangan besar nan gagah terulur ke arahnya seolah seakan mengajaknya untuk tetap bersama. Meski wajah si pemilik tangan nampak kabur namun, Yira tetap mengulurkan tangannya menerima uluran tangan pria itu."A-yi, tetaplah bersamaku." Ucap si pria.Yira seolah terpana dengan suara manis tersebut, dia bangkit dengan menggandeng tangan pria misterius itu. Dia terus berjalan sembari menatap punggung pria yang menggandengnya. "A-yun?" Sapanya lirih. Matanya terbelalak kala melihat pria yang menggandengnya menoleh."A-yun."Terlihat wajah yang sangat dia rindukan berada di hadapannya sembari menggandengnya. Matanya terasa panas, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "A-yun kamu kembali?" Air mata bahagianya turun menuruni pipi mulusnya."Aku kembali." Ucap Xieyun lembut sembari tersenyum.Yira menunduk sembari menangis sesaat kemudian, dia meloncat ke dalam dekapan hangat Xieyun.
"Dia tidak ada dimana-mana."Lie Ba menegrutkan keningnya mendengar ucapan gurunya, 'Lie Ba cepat pikirkan cara lain.' Batinnya sembari menunduk dan memikirkan sebuah cara untuk memperpanjang waktu agar Bing Yu Ling terus bertahan hidup.'Bagaimana ini pedang kembar hanya bisa digunakan saat pedang lainnya ada di tempat yang sama.' Batinnya merasakan gelisah karena, jika dia gagal menyelamatkan Bing Yu Ling dirinya juga akan terancam gagal mengikuti Ujian Dewi.Lie Ba berbalik dan lanjut menguras energinya untuk disimpan pada pedangnya. Dia berencana membuat Bing Yu Ling bertahan selama dua hari karena, dia perlu membuat penawar selain itu mencari keberadaan Mo Xing Yu cukup memakan waktu."Lie Ba apa yang kamu lakukan? Hentikan!" Ucap Bing Qing Hao sembari mengulurkan tangannya berusaha menghentikan Lie Ba."Tidak, ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa bertahan." Balas Lie Ba sembari terus menguras energinya dan mengubahnya sebagai penawar sementara. Setelah selesai, dia sedikit