Saat tiba di Hutan Quinque Elementa Yira diculik oleh orang-orang sekte Dantian. Dia dibawa pergi tanpa sepengetahuan Xieyun karena mereka membawa Yira melalui jalur bawah tanah. Sekte Dantian memang mengembangkan teknik-teknik pengendali tanah, sehingga mereka bisa terbang menembus tanah. Mereka banyak membuat lubang dan jalan di bawah tanah, mereka sudah mirip dengan Tikus tanah. Saat Yira diculik mereka menutup matanya agar tidak mengtahui jalan mereka untuk kabur. Yira mengendus bau tanah disepanjang jalan, Yira curiga ini adalah jalan bawah tanah. 'Sepertinya akau tahu ini ulah siapa.' Yira membatin sambil terus mengendus bau tanah Sesampainya di penjara, dia dilempar begitu saja oleh mereka tanpa membuka ikatan dan penutup matanya. Untungnya ada seseorang yang satu sel dengannya mau membantunya membuka ikatan dan penutup matanya. "Terima ka... kak Xuan! Kenapa kamu disini?" Yira dibuat terkejut abhwa teman satu selnya adalah kakak seperguruannya. Xuan terdiam sejenak, kemudi
Yira dibuat terkejut dikala Xuan tiba-tiba menariknya dan menekannya ke salah satu pohon. Dia terus menatap Xuan dengan tatapan penuh pertanyaan. Yira tidak menyangka bahwa Xuan akan mendekatkan wajahnya ke wajah Yira, dia tidak mengira Xuan bisa berbuat seberani ini. "K-kamu apa yang kamu la...emm." Mulut Yira dibekap menggunakan tangan oleh Xuan. Yira yang tidak mengerti apa maksud Xuan melakukan ini berusaha melepaskan diri namun Xuan tidak ingin melepaskannya. Kemudian Xuan membisikan sesuatu ke telinga Yira. "Ada seseorang yang mencurigakan, tunggu disini! Aku bereskan dia dulu." Xuan bergegas menemui orang yang dia maksud. Yira menghela nafas lega sambil mengelus dadanya, dia kira Xuan akan berbuat yang tidak-tidak. Tidak berapa lama terdengar suara perkelahian, Yira mengintip sedikit benar saja Xuan sedang bertarung orang itu. Xuan berkali-kali terpukul mundur saat orang mencurigakan itu menyerang dengan santai. Saat Xuan terpental, saat itulah terlihat wajah Si penyerang.
"Oh, kamu masih berani untuk pulang?" Ucap seorang gadis dengan angkuh Gadis bernama Wang Ling itu mendekat dan menatap Yira dari atas sampai bawah kemudian, dia tersenyum remeh merasa tidak ada perubahan pada Yira. Dia juga mendapat sebutan sebagai jenius kultivasi, pasalnya dia bisa menerobot tiga tingkat dalam lima tahun ini. Sekarang dia sudah berada ditingkat enam, satu tingkat lebih unggul dari Yira dan Xuan. Itulah mengapa gadis tersebut bersikap angkuh dan memiliki sifat yang sombong selain itu dia juga seorang putri dari Raja Wang Haotian pantas dia begitu suka meremehkan orang lain. Suara Wang Ling yang terus memprovokasi Yira, membuat Xuan maupun Xieyun tidak tahan mendengarnya. Xuan akan maju memberi pelajaran pada Wang Ling namun, dia dihentikan oleh Yira. Yira hanya menatap dan mendengar semua hinaan yang keluar dari mulut gadis sombong itu. "Lima tahun tidak bertemu, sepertinya tidak ada kemajuan." Wang Ling mengelilingi tubuh Yira sambil tersenyum remeh "Kelihatan
"A-yi hati-hati!" Teriakan Xieyun membuat Yira berhenti dan berbalik, matanya melotot kala melihat sebuah jimat melesat mengarah ke dirinya. Yira segera menghindar, untungnya dia berhasil dan jimat itu menancap pada sebuah tembok kemudian meledak. Seandainya Yira tidak bisa menghindar maka Yira akan meledak berkeping-keping. Jimat tersebut tersebut adalah lembaran mantra yang dapat digunakan siapaun dengan mudah, kebetulan jimat mantra tersebut memiliki kekuatan ledakan api tingkat delapan. Semua orang tidak heran mengapa Wang Lin memilikinya, tentu saja dari ayahnya yang seorang Raja. Namun semua orang tidak menyangka bahwa Wang Ling adalah seorang gadis yang licik bahkan, dia tidak malu melakukan serangan diam-diam. "Kamu!" Ucap Yira melirik tajam ke arah Wang Ling Yira mengeluarkan pedangnya kemudian berjalan pelan mendekati Wang Ling namun, lima orang dengan kultivasi tingkat tujuh menghadang jalan Yira. Xuan dan Xieyun yang melihatnya segera berdiri menjadi tameng bagi Yir
'Ini pasti menyakitkan.' Batin Yira, wajahnya mengernyit sambil mengobati luka Xieyun Yira seakan merasakan perihnya luka yang diderita Xieyun, dia hampir tidak bisa menahan tangis saat Xieyun membuka bajunya untuk diobati. Badannya yang sempurna dipenuhi luka terbuka, darahnyapun tidak berhenti mengalir hingga membasahi tempat tidur. Begitu parah luka yang dia derita, siapa yang tahan melihatnya. Yira merlahan membersihkan darah Xieyun kemudian, dia mengoleskan obat pada luka Xieyun. Selain itu Yira juga harus menahan ngeri saat menjahit luka terbuka Xieyun, tidak bisa dibilang luka biasa karena setiap luka terbuka memiliki panjang sekitar 15 cm dengan lebar 3 cm. "A-yi jika kamu tidak sanggup biar aku sendiri saja." Xieyun melihat ekspresi Yira yang menahan air mata "Tidak, aku bisa melakukannya." Yira menjawab sambil fokus menjahit luka Xieyun. "Jika sakit bicaralah, aku akan berhenti." Ucap Yira dengan suara bergetar Xieyun tahu Yira tidak bisa menahan tangis dan rasa mualnya
Pagi hari yang cerah, Yira mencuci baju Xieyun yang dipenuhi bekas darah. Tiba-tiba salah seorang murid perempuan memanggil Yira untuk sarapan, Yira tahu bahwa ayahnya yang menyuruh murid tersebut. "Baiklah, aku selesaikan ini dulu." Balas Yira yang kemudian segera menyelesaikan cuciannya Setelah selesai Yira masuk keruang makan ternyata, semua orang sudah selesai makan. Dimeja makan sudah tersedia dua mangkuk nasi dan beberapa macam lauk baru, yang ditunjukkan untuk Yira dan Xieyun. Yira menatap makanan itu dengan tatapan sedih, dia tidak ingin hal seperti ini saat kembali tapi dia tidak tahu harus bagaimana. Yira berjalan ke kamar, dia melihat Xieyun sedang meditasi untuk memulihkan luka secepat mungkin. Dia duduk di kursi menatap Xieyun yang sedang fokus dalam pemulihan. Dia masih tidak mengerti kenapa dia bisa mengorbankan apapun untuknya. "A-yi!" Panggil Xieyun yang telah selesai bermeditasi "Ha! Ayo makanan sudah siap, kita sarapan dulu." Yira mendatangi Xieyun dan membantu
Yira mundur menghindari serangan yang diluncurkan Yuexi kemudian, dia mengangkat alisnya menatap Yuexi seolah berkata serangannya tidak bisa melukainya. Yuexi mentap Yira dengan kesal yang kemudian, dia memerintahkan keempat anak buahnya untuk menyerang Yira. "Bunuh dia!" Perintah Yuexi sambil menunjuk Yira "Baik!" Keempat anak buah Yuexi serentak menyerang Yira, untungnya dengan sigap Xieyun segera memblokir semua serangan tersebut. Membuat keempat orang itu terpukuklmundur akibat aura Xieyun yang dominan. "Pria tampan, sepertinya kamu bukan manusia biasa." Ucap Yuexi dengan nada menggoda 'Aku bahkan tidak bisa melihat tingkat kultivasinya. Dia bukan orang bisa diajak main-main.' Yuexi membatin sambil menatap punggung Xieyun. "Cukup! jangan membuang waktu, bunuh mereka berdua!" Yuexi kembali menurunkan perintahnya Keempat anak buah itu menyerang Yira dan Xieyun, masing-masing dua orang melawan satu orang. Karena lukanya Xieyun melawan mereka dengan waktu sedikit lama, selain i
"Ini aku." Ucap sebuah suara perempuan yang terdengar lembut Dewi Eiria berbalik dan menengadah menatap langit, sebuah cahaya keemasan perlahan turun dari langit. Seorang wanita dengan pakaian berwarna keemasan lengkap dengan enam sayap kuning keemasan yang membentang dengan indah. Dia turun tepat di hadapan Dewi Eiria. Wanita itu adalah Dewi cahaya yang turun setelah mendengar penwarisnya tewas oleh beberapa anak buah Dewi Eiria. Dewi cahaya dengan nama lengkap Guang Yi Xian itu berjalan dengan anggun menuju Yira berada. "Hormat kepada Dewi Cahaya Yi Xian." Ucap Eiria memberi hormat. Secara status Dewi Cahaya lebih mulia dan statusnya lebih tinggi dari Dewi Eiria alasannya karena, selain menjadi Dewi Cahaya dia juga adik kandung dari Dewa Agung Guang Shan Yao. Banyak dewa segan dengan Dewi Yi Xian, selain cantik dia juga baik dan sangat adil dalam mengambil kepeutusan. "Kamu masih ingat untuk menghormatiku?" Ucap Dewi Yi Xian tersenyum sinis melirik Dewi Eiria. "Saya tidak men
*Lautan Kesadaan Spiritual Lie Ba*"Xu Lian? Apa itu benar kamu?"Mata Bing Xue Gong terus bergerak menyusuri tempat asing yang dia masuki, pupil birunya terlihat tidak fokus sama sekali. Hatinya gelisah, setelah mendengar suara wanita yang panggil Xu Lian tersebut, seolah dia telah menemukan sesuatu yang sudah lama hilang darinya."Senior Lian, apakah itu benar kamu?""Jika benar, tolong keluarlah dan temui aku."Rasa rindu yang sudah dia kubur dalam-dalam seolah-olah kembali mencuat tanpa seijinnya. Dia mencari wanita tersebut dengan perasaan gelisah dan terburu-buru seolah dia takut kehilangan untuk kedua kalinya. "Senior aku mohon tunjukan dirimu.""Xue Gong, kamu sudah dewasa sekarang."Mendengar suara lembur nan merdu tersebut lantas membuatnya berbalik dengan cepat. Matanya terbuka lebar menatap wanita berbaju merah dengan hiasan rambut yang terlihat mewah bak seorang pengantin bangsawan. Netranya terasa panas, perlahan namun pasti, dia merasakan pelupuk matanya basah. Kakinya
"Aku sudah mendapatkan posisi pertama sesuai keinginanmu, sekarang berikan suratnya padaku."Lie Ba mengulurkan tangannya meminta surat yang beberapa waktu lalu ditahan oleh gurunya, Bing Qing Hao. Sesaat kemudian, senyum Lie Ba terukir indah, tulang pipinya naik ke atas matanya menyipit berbentuk bulan sabit kala melihat surat yang lama dia inginkan kini berada di tangannya."Bagaimana kamu bisa menyelesaikan duelmu dengan cepat?" Lie Ba mendongak menatap datar gurunya yang sedang bertanya, dia berbalik dan berkata, "Tidak ada yang istimewa aku hanya bertarung dan mengalahkannya." Dia duduk di tempat tidurnya sembari tersenyum serta kedua tangan yang sibuk membuka surat tersebut."Ceritakan padaku apa yang terjadi, para tetua mencurigaimu karena burung pengawas rusak dan kami tidak bisa melihat apapun setelah pertarunganmu dengan Singa Api." "Aku sudah bilang, aku hanya berduel seperti biasa dan mengalahkannya, itu saja." Ucap Lie Ba dengan kesal."Guru, Ketua sekte sudah mengetahu
"Aku menyerah."Dengan entengnya Bing Lin Xi mengucapkan kalimat itu setelah melakukan serangan dalam pertandingan melawan kloning Ketua sekte di hadapannya. Dia menatap kloning tersebut sembari tersenyum seolah dia memang merencakan hal ini sejak awal."Apa kamu yakin? Dua peserta lainnya belum selesai dengan pertandingan mereka, kamu masih punya banyak waktu." Ucap kloning Ketua sekte mengingatkan dan masih memberi kesempatan untuk melanjutkan pertandingan yang terhenti."Aku sudah bertekat untuk melakukan ini sejak awal karena aku sebelumnya sudah kalah telak oleh Bai Lie Ba. Dialah yang pantas mendapat kesempatan." Ucap Bing Lin Xi seolah dia sangat peduli kepada Lie Ba."Kamu yakin? Tapi jika bukan posisi pertama kamu masih ada kesempatan mendapat posisi kedua." Ucap kloning tersebut masih berusaha meyakinkan Bing Lin Xi untuk tidak menyerah begitu saja.Mendengar kalimat tersebut Bing Lin Xi hanya menampilkan sneyumnya serta hormatnya, "Mohon Ketua mengabulkan permintaan saya."
"Waktumu dimulai sekarang." Lie Ba mengerutkan keningnya, sorot mata tajamnya menatap tubuh kloning Ketua sekte yang telah siap untuk dia lawan. Dengan cepat tangannya meraih permata merah milik Singa Api yang berhasil dia kalahkan sebelum para tetua melihatnya.'Aku akan menghilangkannya dulu sebelum semakin jauh.' Batin Lie Ba sembari menatap sebuah burung mainan yang bertugas seolah menjadi kamera yang merekam pertandingannya. Namun, saat dia akan melangkah memusnahkan burung pengawas tersebut, kakinya di tarik oleh tubuh kloning Ketua sekte."Agh!" Erangnya kala luka bakarnya menghantam sebuah tembok batu yang berada di Lembah itu. 'Tubuhku semakin lemah karena luka bakar juga suhu tinggi disini. Dia bangkit mengaktifkan teknik Esnya untuk melawan kloning tersebut."Anak muda jika kamu sudah mencapai batas segeralah berhenti, aku juga akan berhenti." Ucap kloning tersebut."Baiklah, ayo kita mulai."Mereka pun memulai pertarungan tersebut dengan Lie Ba menyerang lebih dulu, meski
"Ingat kata-kataku sebelumnya."Lie Ba melirik gurunya sembari mengangguk, dia mengerti bahwa untuk mendapat surat dari Xieyun dia hanya perlu menjadi yang pertama. Dari kejauhan netranya menangkap sosok Bing Xue Yu yang akan menjadi saingan terberatnya di pertandingan ini.'Seperti biasa dia selalu terlihat tenang.' Batin Lie Ba sembari terus menatap Bing Xue Yu yang berdiri di posisi berlawanan."Pertandingan babak terakhir ini, kami sudah memnentukan bahwa ketiga peserta tidak akan menghadapi satu sama lain." Ucap seorang pria yang bertugas menjadi pengawas di pertandingan kali ini."Tapi kenapa?" Tanya Lie Ba lirih sembari terus menatap ke depan."Peraturannya sudah diubah oleh ketua sekte saat rapat kemarin." Balas Bing Qing yang sama-sama menatap lurus ke depan."Setiap peserta akan melawan tubuh kloning Ketua sekte di 3 tempat berbeda dan dapat menggunakan kemampuan kalian dengan maksimal." Pertarungan yang cukup berbeda dari generasi sebelumnya, mereka melakukan itu agar tidak
"Ini adalah sebuah kecurangan!"Kalimat itu keluar dari mulut seorang tetua yang bertindak sebagai juri, Bing Hu Xin yang sejak lama ingin menyingkirkan Lie Ba dari pertandingan. Dia selalu mempermasalahkan apapun yang Lie Ba perbuat saat ada kesempatan, seperti sekarang.Bing Qing Hao yang sejak awal berada di ruang pertemuan sebagai penanggung jawab atas Lie Ba masih tetap diam hingga tetua tersebut berhenti mengoceh. Dia menatap semua orang berdebat membela Bing Lin Xi dan beberapa berpihak pada Lie Ba."Kamu bisa memutuskan saat keduanya sudah bangun," Ucap Bing Qing Hao dingin mengakhiri perdebatan yang telah mulai sejak di arena pertandingan. Dia berbalik dan meninggalkan pertemuan para tetua dan guru karena, menurutnya perdebatan itu hany membuang-buang waktu dan tenaganya."Hei Master Agung kamu mau kemana?!"Bing Qing Hao terus melangkah dan tidak menghiraukan panggilan tersebut. Dia menuju kamar Lie Ba, dia yakin bahwa ada yang Lie Ba sembunyikan darinya. Sesampainya dia di
"Akhirnya kita bisa berhadapan secara langsung." Lie Ba mengatakannya sembari tersenyum menatap Bing Lin Xi, dari tatapan Lie Ba dia berusaha untuk memprovokasi lawannya yang terlihat tenang. Setelah pertandingan di mulai Lie Ba menggunakan serangan jarak dekat yang bertujuan untuk berbicara dengan lawannya. Lie Ba dengan cepat berlari menghampiri lawannya sembari menepis setiap belati es yang di luncurkan oleh BIng Lin Xi. "Apa tujuanmu menakutiku di mimpiku?" Tanya Lie Ba yang berhasil mencapai Bing Lin Xi. "Kamu salah orang." Balas Bing Lin Xi sedikit panik sembari mengeluarkan sayapnya dan terbang menghindari serangan yang Lie Ba luncurkan. "Aku akan lebih leluasa menyerangmu sekarang." Ucap Bing Lin Xi dengan percaya diri. "Oh sepertinya kamu tahu aku tidak bisa mengguankan Sayap Esku." Balas Lie Ba dengan wajah santai. Dia lanta mengeluarkan Sayap Elang Anginnya, "Seharusnya kamu tidak melupakan fakta bahwa aku memiliki dua sayap lebih banyak." Ucap Lie Ba dengan bangga.
"A-yi."Yira perlahan membuka matanya, sebuah cahaya terang yang menyilaukan menusuk pandangannya. Sebuah tangan besar nan gagah terulur ke arahnya seolah seakan mengajaknya untuk tetap bersama. Meski wajah si pemilik tangan nampak kabur namun, Yira tetap mengulurkan tangannya menerima uluran tangan pria itu."A-yi, tetaplah bersamaku." Ucap si pria.Yira seolah terpana dengan suara manis tersebut, dia bangkit dengan menggandeng tangan pria misterius itu. Dia terus berjalan sembari menatap punggung pria yang menggandengnya. "A-yun?" Sapanya lirih. Matanya terbelalak kala melihat pria yang menggandengnya menoleh."A-yun."Terlihat wajah yang sangat dia rindukan berada di hadapannya sembari menggandengnya. Matanya terasa panas, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. "A-yun kamu kembali?" Air mata bahagianya turun menuruni pipi mulusnya."Aku kembali." Ucap Xieyun lembut sembari tersenyum.Yira menunduk sembari menangis sesaat kemudian, dia meloncat ke dalam dekapan hangat Xieyun.
"Dia tidak ada dimana-mana."Lie Ba menegrutkan keningnya mendengar ucapan gurunya, 'Lie Ba cepat pikirkan cara lain.' Batinnya sembari menunduk dan memikirkan sebuah cara untuk memperpanjang waktu agar Bing Yu Ling terus bertahan hidup.'Bagaimana ini pedang kembar hanya bisa digunakan saat pedang lainnya ada di tempat yang sama.' Batinnya merasakan gelisah karena, jika dia gagal menyelamatkan Bing Yu Ling dirinya juga akan terancam gagal mengikuti Ujian Dewi.Lie Ba berbalik dan lanjut menguras energinya untuk disimpan pada pedangnya. Dia berencana membuat Bing Yu Ling bertahan selama dua hari karena, dia perlu membuat penawar selain itu mencari keberadaan Mo Xing Yu cukup memakan waktu."Lie Ba apa yang kamu lakukan? Hentikan!" Ucap Bing Qing Hao sembari mengulurkan tangannya berusaha menghentikan Lie Ba."Tidak, ini adalah satu-satunya cara agar dia bisa bertahan." Balas Lie Ba sembari terus menguras energinya dan mengubahnya sebagai penawar sementara. Setelah selesai, dia sedikit