“Mbak, aku minta maaf.”Ayara sadar diri, selain keluarganya—yang harus ia mintai maaf adalah Elza.Seringkali Ayara curhat mengenai rumah tangganya kepada Elza tapi tidak sekalipun Ayara memberitau jika rumah tangga yang dijalaninya dengan Nicholas hanya kontrak.Elza pasti merasa dipermainkan.Beruntung sekarang suaminya sedang tertidur karena sepertinya kelelahan setelah tadi berduel dengan Edgar dan Abinawa jadi tidak terjaga ketika Ayara beranjak dari sisinya dan sekarang Ayara bisa meminta maaf pada Elza.“Udahlah, Ra ... enggak usah minta maaf, gue ngerti kok ... Revan udah kasih tau isi perjanjian itu, cuma kalau diinget lagi gue kaya ngerasa bego sendiri aja gitu dengerin curhatan lo yang kaya pernikahan kalian itu beneran.”Ayara mengembuskan napas, meraih tangan Elza lalu menggenggamnya erat, ia juga memposisikan duduknya miring agar wajah mereka bisa saling bersitatap. “Mengenai perasaan aku sama pak Niko memang nyata kok Mbak, akhir-akhir ini memang aku kebawa perasaan s
Sesampainya di Jakarta, Nicholas tidak menunda untuk meminta maaf kepada Paramitha.Lebih baik jika Paramitha belum mengetahui permasalahan ini tapi jika sudah terinfo pun Nicholas sudah menyiapkan mental.Ia memang harus bertanggung jawab karena dia lah yang pertama kali mencetuskan ide kawin kontrak itu.“Kalau kamu lelah, kamu bisa pulang ke apartemen ... biar aku yang bicara sama mami Mitha dan Dhika.”Mereka kini sudah berada di dalam mobil MPV premium yang dikemudikan pak Kasdi menuju rumah Paramitha.“Aku enggak capek kok, Pak ... lagian kasian Pak Niko kalau menghadapi mami sendirian ... mami ‘kan galak, Pak ... om Adam sama istrinya aja sampai dikejar pake sapu.”Seketika Nicholas menelan saliva kelat, ia berpikir apa perlu meminta Revan mengirim bodyguard untuk menjaganya.“Tenang aja, Pak ... ada aku yang ngelindungin Pak Niko.” Ayara berujar seakan dapat membaca isi kepala Nicholas.Nicholas mengangguk kemudian bersandar punggung kembali tapi tangannya bergerak mengusap pe
“Selamat pagi menjelang siang teman-teman. Berhubung Capt. Daniel sedang mengalami musibah, maka sampai beliau bisa kembali terbang, posisinya akan digantikan oleh Captain Abinawa Bayanaka.” Deg. Jantung Ayara seakan berhenti sepersekian detik. Ia yang sedang bercermin merapihkan penampilannya sebagai pramugari, dengan posisi memunggungi tim, hanya bisa mematung dengan napas tertahan. Seharusnya ia lebih detail membaca chat di grup. Tadi Ayara hanya membaca bagian Capt. Daniel yang mengalami kecelakaan, tapi Ayara tidak membaca lebih lanjut siapa penggantinya. Ayara tidak menyangka, ternyata dunia mempertemukannya dengan sang mantan tunangan yang telah berkhianat dengan sahabatnya sendiri. Saat itu, Ayara yang tidak kuat menghadapi keduanya memutuskan untuk keluar dari maskapai tersebut, hingga berlabuh di perusahaannya yang sekarang—menjadi awak kabin dari perusahaan penyewa jet pribadi. Lantas, bila mengetahui Abinawa yang menggantikan Capt. Daniel—apakah ia akan menghindar den
Ayara refleks berdiri, ia menunduk menyembunyikan rona merahdi wajah.“Maaf Pak ... sekali lagi saya minta maaf.” Ayara mundurteratur kemudian pergi setelah berkata demikian.Kejadian tidak sengaja itu diketahui oleh air crew besertaseluruh passanger hingga membuat Malvino tergelak sambil bertepuk tangan.“Nah, gitu dong! Move on, Bro!” seloroh Malvino yangterlihat begitu semangat.Adik kandungnya itu memang terkenal dingin terhadap paragadis kecuali gadis bernama Vania, mantan tunangannya.Saat ini Vania sedang merintis karir sebagai seorang aktrisdi Hollywood.Seluruh keluarga telah mengetahui dan menghargai putusnyapertunangan antara Nicholas dan Vania.Nicholas terlihat tegar dan mengatakan jika ia merelakanVania berkarir di Hollywood.Tapi pihak keluarga tau jika Nicholas tidak baik-baik sajakarena dua tahun telah berlalu dan Nicholas belum juga mendapat penggantiVania.Malvino melempar ipad ke meja di depannya membuat Nicholasmendongak dari ponsel yang sedang ia gengg
“Mau ngapain?” Elza bertanya saat melihat Ayara berhamburanke arahnya.“Pak Niko minta wine, yang mana katanya wine kesukaan dia?Cepetaaan.” Ayara membuka setiap kabinet di pantry berusaha mencari winefavorite sang tuan muda.“Cie, yang tadi dipangku pak Niko ... ampe stress ginipadahal cuma diminta bawaiin wine, nih wine-nya ... enggak kaliatan ya sakinggrogi.” Elza menyodorkan satu botol wine ke depan Ayara.Tim Ayara mendapat pelatihan khusus sebelum melayani sangowner sehingga mereka sudah mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai sipemilik perusahaan ini yang notabene terkadang keinginannya berbeda denganmanusia normal pada umumnya.Ayara langsung memeluk wine itu sambil mengembuskan napaslega.“Ini masalah hidup dan mati, Mbak ... kalau dia sampe kecewabisa diganti tim kita.”Hal ini sangat penting bagi Ayara karena menjadi air crewNicholas mendapatkan gaji dan bonus lebih besar dibanding air crew yangmelayani penyewa privat jet.“Ooooh, bukan karena ingin memika
“Flight attendant prepare for arrival.” Suara beratAbinawa yang mengalun merdu itu membuat Elza, Anya dan Ayara mengembuskan napaslega.Kurang lebih mereka mengudara selama lima belas jam, longhaul flight yang melelahkan.Akhirnya mereka tiba di sebuah pulau pribadi milik Lazuardyyang masih terletak di Asia Tenggara.Pulau yang cukup luas itu memiliki landasan pesawat terbangsendiri karena di sana terdapat resort mewah yang memiliki fasilitas di atashotel bintang lima, hanya mampu di sewa oleh artis terkenal, pengusaha suksesdan para pemimpin Negara juga para Sultan di Dunia.Flight attendant segera mengecek keadaan penumpang.Toilet beserta kamar di kabin belakang tidak luput daripengecekan.Malvino dan Sera keluar dari kabin kamar setelah Anyamengetuk pintunya.Malvino keluar sambil mengancingkan kemejanya dan raut wajahpria itu tampak kesal karena kegiatan bercintanya harus terganggu turbulance.“Flight attendant landing station.”Informasi dari Abinawa tersebut mengharus
Demi apapun suara berat itu masih mampu membuat Ayarameremang.Ingatan tentang masa indah ketika keduanya masih merajutkasih terlintas begitu saja dalam benak Ayara.Bagaimana cara Abinawa menciumnya, menyentuh hingga mengecupsekejur tubuhnya dengan bibir tebal pria itu yang menawan.Hanya saja Ayara belum sempat merasakan milik Abinawa yangberada di dalam celananya, yang kata banyak perempuan memiliki ukuran di luarnormal—mereka mengetahuinya meski baru pertama bertemu Abinawa.Entah sejak kapan para wanita melihat sesuatu yang bersarangdi dalam celana seorang pria sebagai first impression,bukan tampang jugaakhlaknya.Sentuhan di pundak membuat Ayara menghela kasar tanganAbinawa yang kini telah duduk di barstool di sampingnya.“Jangan sentuh,” kata Ayara dengan tatapan tajam.“Galak banget sih, Ay.”Ayara benci panggilan itu.Sang gadis tidak menanggapi, menghadapkan tubuhnya lurus kedepan menyaksikan pertunjukan musik yang dipersembahkan untuk si pemilik acaradan tamu unda
“Kenalin, pacar Niko.”Nicholas merangkul pundak Ayara hingga gadis yang sedang melongo bingung itu menempel tanpa jarak dengan tubuhnya.Tentu saja Nicholas langsung mendapat tatapan penuh tanya dari Ayara.Kening gadis itu berkerut dan bibir sensualnya terbuka sebagian.Nicholas meremat pundak Ayara memberi kode agar gadis itu menurut dengan apa yang sedang ia kondisikan.Ayara gadis yang cerdas sehingga bisa membaca kode dari Nicholas.“Enggak mungkin, kalian baru pertama kali ketemu hari ini,” tukas Malvino sanksi.Mana bisa Malvino percaya begitu saja, selama lima belas jam berada di pesawat bersama Nicholas—Malvino tidak melihat tanda-tanda sang adik flirting terhadap gadis yang katanya kekasihnya itu.“Gue yang minta Revan mengganti air crew dengan tim dia.” Nicholas yang lupa nama Ayara pun memberi alasan kemudian menatap Ayara lagi, mengendik sedikit memberi kode agar Ayara memperkenalkan diri.Perlahan—sedikit bergetar tangan Ayara terlulur. Mimpi apa dia semalam sampai har
Sesampainya di Jakarta, Nicholas tidak menunda untuk meminta maaf kepada Paramitha.Lebih baik jika Paramitha belum mengetahui permasalahan ini tapi jika sudah terinfo pun Nicholas sudah menyiapkan mental.Ia memang harus bertanggung jawab karena dia lah yang pertama kali mencetuskan ide kawin kontrak itu.“Kalau kamu lelah, kamu bisa pulang ke apartemen ... biar aku yang bicara sama mami Mitha dan Dhika.”Mereka kini sudah berada di dalam mobil MPV premium yang dikemudikan pak Kasdi menuju rumah Paramitha.“Aku enggak capek kok, Pak ... lagian kasian Pak Niko kalau menghadapi mami sendirian ... mami ‘kan galak, Pak ... om Adam sama istrinya aja sampai dikejar pake sapu.”Seketika Nicholas menelan saliva kelat, ia berpikir apa perlu meminta Revan mengirim bodyguard untuk menjaganya.“Tenang aja, Pak ... ada aku yang ngelindungin Pak Niko.” Ayara berujar seakan dapat membaca isi kepala Nicholas.Nicholas mengangguk kemudian bersandar punggung kembali tapi tangannya bergerak mengusap pe
“Mbak, aku minta maaf.”Ayara sadar diri, selain keluarganya—yang harus ia mintai maaf adalah Elza.Seringkali Ayara curhat mengenai rumah tangganya kepada Elza tapi tidak sekalipun Ayara memberitau jika rumah tangga yang dijalaninya dengan Nicholas hanya kontrak.Elza pasti merasa dipermainkan.Beruntung sekarang suaminya sedang tertidur karena sepertinya kelelahan setelah tadi berduel dengan Edgar dan Abinawa jadi tidak terjaga ketika Ayara beranjak dari sisinya dan sekarang Ayara bisa meminta maaf pada Elza.“Udahlah, Ra ... enggak usah minta maaf, gue ngerti kok ... Revan udah kasih tau isi perjanjian itu, cuma kalau diinget lagi gue kaya ngerasa bego sendiri aja gitu dengerin curhatan lo yang kaya pernikahan kalian itu beneran.”Ayara mengembuskan napas, meraih tangan Elza lalu menggenggamnya erat, ia juga memposisikan duduknya miring agar wajah mereka bisa saling bersitatap. “Mengenai perasaan aku sama pak Niko memang nyata kok Mbak, akhir-akhir ini memang aku kebawa perasaan s
“Sok jago!” Ayara meledek suaminya yang sedang ia bubuhkan obat luka di wajah.Nicholas tidak menyahut, pria itu menunjukan tampang datar meski sebenarnya ia sedang menahan nyeri.“Ngapain pake berantem segala sih?” tegur Ayara lagi kemudian meniup luka di sisi wajah Nicholas.Nicholas menikmati perhatian Ayara meski sedang dimarahi-marahi seperti anak kecil.Tangannya mengusap punggung Ayara lembut penuh sayang karena jarak mereka yang begitu dekat.“Kamu enggak tau aja kalau aku puas banget udah ngehajar si Abinawa,” kata hati kecil Nicholas.“Memar-memar ‘kan wajahnya!” Ayara masih belum berhenti mengomel.“Masih ganteng enggak?” Nicholas bertanya.“Masih lah, suami aku gitu loh.” Detik berikutnya Ayara menutup mulut dengan tangan menyesali ucapannya.Nicholas tertawa pelan, tangannya terangkat mengusap kepala Ayara lalu menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.Hatinya masih merasakan riak-riak kebahagiaan karena sebentar lagi akan menyandang status sebagai seorang ayah.Tangan
Bugh!Satu pukulan mendarat di rahang Edgar. Semua yang berada di resto sedang menikmati sarapan pagi pun histeris menoleh ke arah Nicholas si pelaku.Edgar yang tersungkur ke lantai malah tertawa pelan lalu mengusap sudut bibirnya.Tidak perlu ditanya lagi alasan kenapa Nicholas sampai melayangkan bogemnya, entah bagaimana kronologisnya yang pasti pukulan tersebut menandakan Nicholas telah mengetahui jika Edgar adalah kunci terbongkarnya kawin kontrak tersebut.“Pak Niko!” Ayara berseru saat Nicholas menyeret Edgar keluar area resto.Revan menahan Ayara, khawatir malah terkena pukulan Nicholas yang nyasar karena kini Nicholas sedang diliputi emosi.Meski Revan telah berusaha mengatakan kepada Nicholas dengan cara yang baik tapi tetap saja inti dari informasi yang ia berikan berisi tentang Edgar yang membocorkan rahasia tersebut kepada Anya.Nicholas tentu berpikir kalau Anya dan Abinawa saling mengenal sehingga menyampaikan berita kawin kontrak tersebut.Sementara Abinawa menjadikan
Ayara gugup, tidak seperti Nicholas yang tampak santai atau mungkin pria itu mampu menutupi kegelisahannya. Bagaimana tidak gugup, saat ini mereka akan meminta maaf kepada seluruh keluarga termasuk Bagaskara. Pesta ulang tahun beliau berakhir kacau karena Vania berhasil membongkar kebohongan besar antara Nicholas dengan Ayara. Jantung Ayara berdetak kencang, telapak tangannya yang digenggam Nicholas mulai basah hingga pria itu bisa merasakannya. “Kamu perlu waktu? Kita bisa melakukannya nanti.” Nicholas sampai menghentikan langkah meminta persetujuan Ayara. Nicholas memang pengertian, tidak ingin Ayara tertekan. Ayara menggelengkan kepalanya. “Jangan Pak, sekarang aja ... lebih cepat lebih baik.” Nicholas mengembuskan napas, pria itu mengalah lantas kembali melanjutkan langkah sambil menuntun Ayara. Genggaman tangan Nicholas begitu hangat, pria itu berjalan lebih dulu seakan melindungi Ayara—menghadang apapun di depan sana. Sebagai anak pertama yang semenjak
“Grandpa pasti benci sama aku ya, Pak?”“Bukan cuma kamu ... aku juga, kredibilitas aku bisa saja hancur dan mungkin akan berdampak pada perusahaan yang aku pimpin.”“Sebesar itu dampaknya?”Nicholas menganggukan kepala. “Kebanyakan klien potensial hadir pada pesta tadi malam.”“Ya ampun, Pak ... gimana donk? Seharusnya Pak Niko nurut sama Vania, umumin perceraian kita biar dia enggak buka mulut.”“Dan melepaskan kamu, enggak Aya ... aku akan tetap bersama kamu meski harus memulai semua dari awal lagi.” Yang sayangnya Nicholas ucapkan dalam hati padahal kalimat itu akan begitu romantis dan menyentuh jika diucapkan secara langsung.Pada kenyatanyaannya Nicholas menarik kepala Ayara agar terbenam di dadanya lalu mengusap lembut menggunakan tangan kokohnya.“Aku enggak mau Pak Niko jadi susah.” Ayara melirih dan mendapat kecupan di kepala dari Nicholas.“Kalau begitu, berhenti meminta cerai.” Ayara tertawa pelan. “Kalau udah tau Pak Niko sayang sama aku gini, enggak mungkin lah aku min
“Aww ... sakit, Edgar! Apa kamu enggak bisa pelan-pelan!” Anya menggerutu ketika pria berperawakan tinggi besar itu menyeretnya ke area lain resort.Sepertinya Anya harus merasa khawatir karena Edgar membawanya ke pinggir pantai yang dekat dengan hutan.“Edgar ... stop!! Kamu mau membunuhku?” Anya menghentikan langkahnya, alarm dalam dirinya berbunyi, ia mulai was-was.“Bila perlu, aku akan membunuhmu!” ujar Edgar dengan sorot mata tajam.“Edgar ... please! Oke, aku tau kenapa kamu membawaku ke sini ... aku minta maaf.” Mau tidak mau Anya mengaku karena bukan tanpa alasan Edgar membawanya ke sini.“Jadi benar, kamu yang memberitau Pilot itu? Berapa dia membayarmu? Apa sejumlah tagihan kartu kreditku yang kamu gunakan? Atau karena hal lain? Cinta misalnya? Aku yakin pria seperti dia tidak akan mengeluarkan sepeserpun uangnya untuk perempuan yang tidak dia cintai ... jadi kamu memberikan tubuh kamu secara cuma-cuma? Dasar murahan!”Plak!Napas Anya memburu, rahangnya mengatup dengan mat
“Pak Niko, ayo kasih tau grandpa.” Ayara setengah merengek mengatakannya.“Ada apa sebenarnya ini Niko?” Erlangga sampai harus mendesak Nicholas agar mau bicara tapi Nicholas menutup mulutnya rapat-rapat.“Jadi kamu akan tetap diam, Niko?”Kali ini Nicholas mengalihkan tatapannya kepada Vania.“Memang kalau aku diam, kamu mau apa?” Nicholas menantang.“Paaaak!” Ayara mengerang frustasi.Apa Nicholas sengaja ingin membongkar rahasia mereka?Tidak ‘kah Nicholas tau apa dampaknya bagi Ayara?Vania tertawa jengah kemudian ia memanggil seseorang dengan gerakan tangannya.Entah siapa pria itu, tapi begitu patuh seolah sudah dipersiapkan sebelumnya datang mendekat membawa beberapa lembar kertas.Ayara bertanya-tanya kertas apa yang sedang dipegang Vania.“Silahkan Grandpa, Om dan Tante baca baik-baik isi surat Perjanjian Pernikahan Kontrak antara Ayara dan Niko,” ucap Vania sambil membagikan kertas tersebut.Malvino merebut paksa salah satu kertas dari tangan Vania.Ayara melorotkan bahunya,
Sesampainya di resort, keduanya tidak banyak bicara meski berada dalam cottage yang sama.Ayara dan Nicholas membersihkan tubuh terlebih dahulu sebelum menghadiri pesta ulang tahun Bagaskara yang akan digelar setelah malam tiba.Mengetahui jika seluruh keluarga telah berkumpul membuat jantung Ayara menaikan tempo debaran.Ayara khawatir Vania akan menggila dan membongkar semuanya, apa sebaiknya ia pura-pura sakit dan tidak menghadiri pesta ulang tahun Bagaskara?Melihat kecemasan di wajah istrinya, Nicholas pun mendekat lalu berdiri tepat di depan Ayara.“Kamu udah siap?” Nicholas bertanya seraya menyentuh pipi Ayara dengan punggung jarinya.Ayara menggelengkan kepala kemudian rasa mual tiba-tiba mendesak perutnya merangkak naik ke kerongkongan.Ayara berlari ke kamar mandi untuk menuntaskan rasa mual.“Kamu gugup, Aya ... kamu terlalu takut dengan ancaman Vania.” Nicholas memijat tengkuk Ayara tanpa enggan melihat muntahan yang keluar dari mulut istrinya.“Keluar, Pak ... ini menjiji