Share

BAB 108: Terlalu Perhatian

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-02-27 10:34:08
Setelah membersihkan diri sebisanya, Zara mengganti baju dan mengeringkan rambutnya seadanya. Namun, baru beberapa menit dia duduk di depan cermin, Kael masuk lagi dan langsung mengernyit melihat rambut Zara yang masih basah.

"Kamu nggak keringin rambut?" tanya Kael, suaranya terdengar santai tapi penuh perhatian.

Zara menoleh malas-malasan. "Udah kok."

Kael melirik rambut Zara yang masih menetes sedikit di ujungnya.

"Itu masih basah," ujar Kael datar.

Sebelum Zara sempat membantah, Kael sudah berjalan ke laci dan mengambil hair dryer tanpa banyak bicara. Dia menarik kursi, duduk di belakang Zara, lalu menyalakan alat itu dengan tenang.

"Eh, Kael."

"Segini cukup?" tanya Kael, memastikan suhu hair dryer tidak terlalu panas.

Zara mengangguk kecil, masih sedikit terkejut.

Begitu hembusan hangat mulai menyentuh kulitnya, dia tanpa sadar menggigit bibir. Jemari Kael dengan telaten menyibakkan rambutnya, sesekali menyentuh tengkuknya. Sensasi itu membuatnya menelan ludah, jantungnya berdebar
Duvessa

Fix sih Zara gak akan bisa bohong lagi sama Kael ... Tunggu updatenya besok ya guys :)

| 9
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 109: Terlambat untuk Jujur

    Zara menatapnya tanpa berkedip, merasa ucapan Kael seperti hantaman telak di dadanya.Kael mendengus kecil, lalu menatapnya tajam. "Kamu kira aku bakal ngapa-ngapain mantan kamu?"Zara mengerjapkan mata, tidak menyangka arah pembicaraan akan ke sana. "Bukan gitu—""Aku nggak peduli dia siapa atau seperti apa hubungan kalian dulu." Suara Kael tetap datar, tetapi ada sesuatu yang berbeda dalam sorot matanya."Yang aku peduliin cuma kamu. Dan kalau kamu nutupin sesuatu dari aku, itu lebih ganggu daripada siapa pun di masa lalu kamu," lanjut Kael.Zara menelan ludah, jemarinya kembali meremas tisu yang sudah hampir kusut di tangannya. Dia memang tidak seharusnya berbohong, tetapi saat itu, dia hanya takut Kael akan bereaksi berlebihan setelah tahu siapa dokter kandungannya.Namun, semakin dipikirkan, semakin Zara merasa kebodohannya makin jelas. Kenapa dia harus takut? Toh, sekarang dia dan Gala sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Tidak ada yang perlu dirahasiakan."Terus ... sekarang k

    Last Updated : 2025-02-28
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 110: Kenapa Virsha Datang?

    Zara tersenyum tipis, tidak menunjukkan sedikit pun rasa terpengaruh."Oh ya? Setahuku, Kael bukan tipe yang suka makan makanan manis," balas Zara santai. “Lagipula, kamu kasih buat aku, kan? Jadi seharusnya gak ada urusan sama Kael yang suka cake atau ngga, kan?”Kael melirik sekilas ke arah Zara. Sesuatu dalam dirinya hampir saja tertarik untuk tersenyum kecil, tetapi dia menahannya.Sedangkan Virsha, ia menahan diri agar tidak menunjukkan reaksi yang terlalu jelas. Ucapan Zara membuatnya merasa lebih jengkel."Ah iya, bukan begitu maksudku. Aku hanya ingin berbagi informasi," kata Virsha mencoba tetap tenang, matanya meneliti wajah Kael, mencari sesuatu di sana. "Waktu kita masih sama-sama, dia sering makan cake buatan aku sampai habis."Kael yang sedari tadi diam akhirnya meletakkan cangkir tehnya di meja, menimbulkan suara pelan yang terasa lebih tajam di tengah percakapan mereka."Selera orang bisa berubah," ucap Kael datar, tanpa menoleh ke Virsha."Ah ..." Virsha terkesiap, eks

    Last Updated : 2025-02-28
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 111: Tidur di Sofa

    "Serius, Kael? Kamu bawa-bawa Kak Gala sekarang?" tanya Zara, suaranya lebih rendah, tapi sorot matanya jelas menunjukkan keterkejutan.Kael hanya mengangkat bahu, ekspresinya tetap tenang. "Kenapa nggak? Kamu marah aku nggak usir Virsha, tapi kamu juga nutupin sesuatu dariku. Apa bedanya?"Tubuh Zara menegang. Dia menggeleng, menatap Kael penuh ketidakpercayaan. "Beda. Aku nggak pernah undang Gala ke rumah kita, nggak pernah kasih dia kesempatan buat bikin kamu ngerasa nggak nyaman. Lagian, alasan aku sama Kak Gala ketemu juga bukan karena sengaja, ‘kan?""Tapi kamu tetap bohong." Kael menyipitkan mata, bibirnya menipis.Zara mengepalkan tangannya di sisi tubuh, rahangnya mengeras. "Dan kamu tetap kasih Virsha tempat di rumah ini.""Jadi kita impas, ‘kan?" Kael mengangkat satu alis, ekspresinya tetap datar, tapi ada ketegangan samar di matanya."Nggak. Kita nggak impas," sahut Zara cepat, napasnya pendek, jelas menunjukkan dia tidak bisa menerima ini begitu saja.Kael melipat tangan d

    Last Updated : 2025-03-01
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 112: Bagaimana Caranya?

    Pagi harinya, Zara turun ke ruang makan. Matanya masih sedikit berat karena baru bangun tidur, tetapi tubuhnya cukup segar setelah semalam akhirnya bisa tidur tanpa terlalu banyak berpikir. Namun, begitu melangkah masuk, langkahnya langsung terhenti.Matanya menangkap sosok Kael yang sudah duduk di meja, menikmati sarapannya dengan tenang. Namun, bukan itu masalahnya. Yang membuat Zara mendadak kesal adalah Virsha duduk di sebelahnya.Bukan hanya itu, tetapi juga Virsha terlihat nyaman sekali di sana. Tubuhnya sedikit miring ke arah Kael, posturnya santai, seolah mereka sangat akrab.Zara mengepalkan tangan. Dadanya terasa panas. Seharusnya dia tetap tenang, tetapi bagaimana bisa kalau perempuan itu duduk di tempat yang biasanya untuknya?Kael, di sisi lain, tampak tidak terlalu memperhatikan kehadiran Virsha. Dia hanya fokus pada sarapannya, tidak terlibat dalam percakapan apa pun.Tanpa banyak berpikir lagi, Zara melangkah mendekat dengan ekspresi tenang. Saat sampai di belakang Kael

    Last Updated : 2025-03-01
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 113: Tertekan

    Setelah panggilan berakhir, Zara masih duduk di tempat tidur dengan ponsel tergeletak di pangkuannya. Pandangannya kosong menatap lantai, pikirannya berputar cepat.Zara tahu Riki tidak mungkin meminta jika bukan dalam keadaan mendesak. Omnya itu selalu baik, selalu membelanya di hadapan Sarah, dan tidak pernah sekalipun menuntut balas atas apa yang sudah dia lakukan untuk Zara sejak kecil. Jika sekarang sampai meminta bantuan, berarti situasinya benar-benar buruk.Zara menutup wajahnya dengan kedua tangan, napasnya terasa berat.Opsi pertama, dia bisa menggunakan tabungannya, tapi jelas tidak cukup. Semua uangnya selama ini hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan sedikit tabungan untuk masa depan.Opsi kedua, dia bisa mencari pinjaman … tapi di mana? Dia tidak mau berurusan dengan rentenir atau pihak yang bisa menjeratnya lebih jauh.Opsi ketiga … Kael.Zara langsung menepis pemikiran itu. Tidak! Dia tidak mau melibatkan Kael.Pria itu sudah banyak membantunya, bahkan lebih dari y

    Last Updated : 2025-03-02
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 114: Lima Ratus Juta

    Zara menggigit bibirnya, mencoba mencari alasan, tetapi otaknya terasa kosong.Kael masih menunggu, tatapannya tidak beranjak dari wajah Zara. Udara di dalam kamar terasa semakin berat, seakan menekannya dari segala sisi.Zara tahu tidak ada jalan keluar."Zara." Suara Kael pelan, tetapi cukup untuk membuat Zara tersentak.Suara Kael tidak naik, tidak ada kemarahan yang meledak-ledak. Justru karena itulah, dada Zara semakin sesak."Aku tanya lagi," lanjut Kael, nada suaranya tetap dalam, nyaris tanpa emosi. "Siapa yang butuh lima ratus juta?"Zara menelan ludah, pikirannya berputar cepat mencari cara untuk menghindari situasi ini.Berbohong? Tidak mungkin. Kael terlalu pintar untuk dibohongi.Mengalihkan pembicaraan? Sama saja dengan menunda ledakan bom waktu.Zara mencoba membuka mulut, tetapi tidak ada suara yang keluar.Kael masih menatapnya, matanya tidak beranjak sedikit pun. Dia akhirnya bergerak, perlahan masuk ke kamar dan menutup pintu di belakangnya.Kael mendekat. Langkahnya

    Last Updated : 2025-03-02
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 115: Merasa Bersalah

    Begitu Zara menuruni anak tangga, aroma makanan hangat menyambutnya. Di meja makan, Kael sudah duduk di sana, lengan terlipat di atas meja, tatapannya langsung tertuju padanya begitu dia muncul."Duduk," perintah Kael singkat.Zara berjalan perlahan, menarik kursi di seberang Kael, lalu duduk dengan hati-hati.Kael tidak berbicara lagi, hanya menatap Zara dengan tajam seolah memberi tahu bahwa dia tidak menerima penolakan.Zara menelan ludah, lalu meraih sendok dengan tangan sedikit gemetar. Dia menyuapkan sesuap nasi ke mulutnya, tetapi rasanya hambar. Bukan karena makanan itu tidak enak, tetapi karena perasaannya masih bercampur aduk.Kael tetap diam, tetapi tatapannya tidak lepas dari Zara. Setiap gerakan kecil yang dia lakukan, Kael memperhatikannya.Setelah beberapa suapan, Zara akhirnya memberanikan diri untuk berbicara. "Aku nggak bermaksud buat kamu marah.""Aku nggak marah," jawab Kael, suaranya datar, tetapi tidak terdengar seperti kebohongan."Serius?" Zara mendongak, menata

    Last Updated : 2025-03-03
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 116: Bagaimana Caranya?

    “K-Kael, kamu nggak bisa ngomong gitu!” suara Sarah terdengar terengah-engah, seperti berusaha menahan amarahnya.“Saya bisa. Dan saya baru saja melakukannya,” sahut Kael, nada suaranya sarat kebosanan. Pembicaraan ini sudah terlalu melelahkan untuknya.Zara menatap Kael, masih sulit percaya betapa santainya pria itu melemparkan kata-kata tajam tanpa ragu sedikit pun.“Jadi, gimana?” Kael mengulang pertanyaannya, kali ini dengan nada lebih tidak sabar. “Mau terima atau nggak?”Hening.“Baiklah. Kami terima,” jawab Sarah akhirnya. Suaranya terdengar berat, penuh ketidakrelaan, tapi pasrah karena sadar dia tidak punya pilihan lain.“Bagus,” ujar Kael santai. Tanpa banyak bicara lagi, dia menutup telepon dan meletakkan ponsel di nakas. Seolah percakapan barusan tidak lebih dari transaksi bisnis biasa."Kamu … beneran ngasih uang itu?" tanya Zara pelan. Dia masih menatap Kael dengan ekspresi campur aduk. Antara kaget, tak percaya, dan entah kenapa sedikit lega.Kael menoleh, ekspresinya te

    Last Updated : 2025-03-03

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 139: Pertemuan

    Zara melangkah cepat begitu melihat sosok Andin melambaikan tangan dari kejauhan. Keramaian pusat perbelanjaan di ibu kota tidak mengurangi semangatnya untuk segera menghampiri sahabatnya itu.“Andin, aku kangen banget!” seru Zara, langsung menarik Andin ke dalam pelukan erat.“Ya ampun, lama banget kita nggak ketemu. Udah, yuk kita ke kafe dekat sini aja. Lo kan nggak boleh ngopi sekarang, jadi kita makan cake aja sambil minum teh,” balas Andin, lalu tertawa kecil.Mereka pun berjalan santai menuju kafe yang berada di lantai dua. Suasananya cukup nyaman, dengan interior minimalis dan jendela besar yang menghadap ke jalan utama. Aroma kopi bercampur dengan wangi kue-kue yang baru matang, menciptakan atmosfer yang membuat Zara merasa rileks sejenak.Begitu duduk dan memesan tiramisu serta teh chamomile, Zara langsung membuka obrolan.“Gimana kabar di restoran? Pasti waktu itu heboh banget gara-gara kejadian gue, ya?” tanya Zara, lalu menyeruput tehnya pelan.Andin mengangkat alis. “Menu

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 138: Penampilan Mematikan

    "Hari ini aku mau ketemu Andin, ya …?"Namun, kata-kata Zara terhenti di tenggorokannya begitu melihat sosok suaminya keluar dari kamar mandi. Bertelanjang dada, hanya dibalut handuk yang terikat di pinggangnya, dengan otot perutnya yang terpampang jelas. Tetesan air masih mengalir turun dari rambutnya yang basah, meluncur melewati bahu, lalu menyusuri setiap lekuk tubuhnya sebelum akhirnya menghilang di batas handuk.Zara menelan ludah. Oksigen seolah sulit masuk ke paru-parunya.Kael menatap istrinya sekilas, alisnya sedikit berkerut.“Kenapa?" tanya Kael polos, seakan tidak sadar betapa mematikannya penampilannya saat ini.Zara tersadar dari keterpakuannya, buru-buru membuang pandangannya ke arah lain."Lain kali kalau keluar dari kamar mandi itu pakai baju dari dalam," ujar Zara, berusaha terdengar santai meski pipinya terasa semakin panas.Kael justru menaikkan sebelah alis, seolah tidak mengerti masalahnya di mana. "Memangnya kenapa? Kamu ‘kan udah lihat semuanya.""Kael!" Zara

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 137: Perempuan atau Laki-laki

    "Kenapa kamu nggak mau nginep?" tanya Kael akhirnya ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Suaranya terdengar santai, tapi Zara tahu dia sedang memperhatikannya.Mereka memutuskan untuk tidak menginap di kediaman keluarga Wijaya malam ini. Begitu mobil melewati gerbang utama kediaman keluarga Wijaya, Zara menghela napas panjang, seolah baru bisa bernapas lega.Baru sekarang wanita itu sadar betapa beratnya suasana di dalam tadi. Suasana yang tegang, tatapan penuh arti, dan kata-kata yang lebih tajam dari yang seharusnya."Aku masih belum siap kayaknya," jawab Zara jujur.Kael tidak langsung menanggapi. Matanya tetap fokus pada jalan, tetapi jemari kirinya yang bertumpu di setir mengetuk permukaannya pelan, tanda bahwa dia juga sedang berpikir.Zara menyandarkan kepalanya ke jendela, menatap langit yang gelap. "Aku juga kurang nyaman sama tatapan Kakek dan Atma," ujarnya pelan.Kael melirik sekilas. "Mereka lihat kamu kayak gimana emang?"Zara mengernyit, mencoba merangkai pikiranny

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 136: Gadis Kecil

    Kael menoleh ke arah anak itu. Bukannya bingung atau menolak, dia justru mencondongkan tubuh sedikit, menatap anak itu dengan lebih jelas."Kenapa?" tanya Kael, suaranya lebih lembut dari biasanya.Tanpa ragu, anak perempuan itu merentangkan tangannya, meminta untuk digendong. Kael hanya diam sejenak, lalu tersenyum tipis sebelum meraih tubuh mungil itu dan mendudukkannya di pangkuan.Tunggu. Kael ... tersenyum?Zara nyaris tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Sejak kapan Kael bisa setenang ini saat berhadapan dengan seorang anak?"Anak siapa ini?" tanya Kael datar, meskipun tangannya tetap bergerak pelan, menepuk punggung kecil anak itu seolah menenangkan.Anak perempuan itu langsung menyandarkan kepalanya ke dada Kael dengan nyaman, jari-jari mungilnya mencengkram kerah kemejanya erat.Zara melirik Ceva dengan alis bertaut. Ceva yang semula tampak terkejut, kini memasang senyum santai."Ini anak ... sepupu kita," jawab Ceva akhirnya.Zara tidak mengatakan apa-apa, teta

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 135: Papa?

    Zara menggigit bibirnya. Dia sudah tahu bahwa akan ada yang mempertanyakan keberadaannya di sini, tetapi mendengarnya langsung tetap terasa menusuk."Saya datang, karena hanya ingin mengenal ibu kandung saya lebih jauh. Itu saja," ucap Zara akhirnya, suaranya tenang tetapi tegas.Atma menyeringai, ekspresinya masih santai, tetapi ada sesuatu di balik matanya yang tidak bisa sepenuhnya dia sembunyikan. "Ah, jadi kamu hanya ingin mengenal Mama? Tapi bukan keluarga?"Anjana menghela napas kecil sebelum akhirnya angkat bicara. "Atma, bicara yang sopan kepada kakakmu."Atma terkekeh pelan, seolah tidak menganggap teguran itu serius. "Ma, aku hanya … penasaran.""Seorang kakak yang tiba-tiba datang setelah menghilang, lalu ingin mengenal Mama, tapi tidak peduli dengan keluarga lainnya. Ini terdengar agak aneh, ‘kan?" Atma menyandarkan dagunya ke salah satu tangannya, tatapannya masih menilai Zara."Mama yang meminta Kakakmu untuk datang, dan Mama juga yang mengakui bahwa dia adalah anak Mama

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 134: Pertemuan Keluarga

    Akhir pekan pun tiba. Setelah memastikan Zara sehat, akhirnya mereka memutuskan untuk datang ke kediaman keluarga Wijaya.Sudah sepuluh menit mobil mereka terparkir di halaman rumah yang lebih mirip istana itu, tetapi belum ada tanda-tanda Zara ingin keluar. Tangannya mencengkeram rok dengan erat, jemarinya sedikit gemetar, sementara matanya terpaku pada pintu besar yang menjulang di depan mereka.Kael yang duduk di kursi pengemudi, hanya diam. Matanya sekilas melirik Zara, mengamati istrinya yang jelas dipenuhi keraguan.Dia tahu Zara butuh waktu.Namun, setelah beberapa menit berlalu tanpa gerakan, Kael akhirnya buka suara. "Mau pulang aja?"Zara menoleh, menatapnya. Ada kilatan keraguan di matanya, tetapi dengan cepat dia menepisnya."Nggak, kita masuk aja," ucap Zara mantap, meskipun suaranya tidak sepenuhnya meyakinkan.Kael mengamati wajah istrinya sesaat sebelum akhirnya mengangguk. Dia tidak menanyakan lebih lanjut. Jika Zara sudah memutuskan, dia akan menghormatinya.Begitu k

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 133: Terjadi Lagi

    Di rumah sakit, Kael berjalan cepat menuju meja resepsionis dengan Zara dalam gendongannya. Rahangnya mengatup erat, napasnya sedikit lebih berat dari biasanya, tapi dia tetap berusaha terlihat tenang. Sorot matanya tajam, penuh ketegangan yang tak bisa disembunyikan."Istri saya sedang hamil. Dia sakit perut, kramnya cukup parah. Bisa panggil dokter sekarang?"Perawat di meja langsung sigap. "Silakan ke ruang gawat darurat, Pak. Kami akan segera panggil dokter."Kael mengikuti arahan itu, langkahnya tetap stabil meski ada desakan dalam dirinya untuk lebih cepat. Dia menurunkan Zara ke ranjang dengan hati-hati. Tangannya masih berada di punggung Zara sejenak sebelum akhirnya perlahan menarik diri, tapi matanya tetap terpaku pada wajah istrinya yang pucat.Tidak butuh waktu lama sampai dokter datang. Seorang pria paruh baya dengan jas putih masuk, membawa clipboard dan stetoskop di tangannya."Sejak kapan sakitnya?" tanyanya, langsung memeriksa kondisi Zara."Sekitar lima belas menit ya

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 132: Salah Paham

    Zara yang masih berusaha menstabilkan napasnya langsung menegang. Matanya membulat."Kita ... belum selesai?" ulang Zara, memastikan dia tidak salah dengar.Kael mengangguk santai, senyumnya tetap tipis dan mencurigakan."Kael, aku udah nggak ada tenaga," lirih Zara, tangannya meraba selimut, berusaha menariknya untuk menutupi tubuhnya.Kael dengan mudah menarik kembali selimut itu."Emang makan butuh tenaga?" kata Kael, suaranya terdengar santai.Zara membeku.“Hah? Makan?" Detik berikutnya, Zara langsung duduk di tempat tidur, menatap Kael seakan pria itu baru saja mengatakan sesuatu yang tak masuk akal.Kael mengangkat bahu. "Iya, aku nyuruh kamu jangan tidur dulu karena aku mau ajak kamu makan."Zara masih menatap pria itu lama, sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menutup wajah dengan bantal. "Ya Tuhan, aku kira maksudmu tadi—""Apa?" Kael bertanya, kepalanya sedikit miring dengan ekspresi polos yang jelas dibuat-buat.Zara mendengus kesal. "Udah, nggak usah dibah

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 131: Malam Ini, Tentang Kita

    "Kael, gimana urusan di restoran? Karyawan yang lain ngomong apa tentang hubungan kita?" tanya Zara.Malam sudah larut. Lampu kamar hotel menyala temaram, menciptakan suasana tenang.Kael baru keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah. Dengan santai, dia mengambil handuk kecil dan mulai mengeringkan rambutnya. "Mana ada yang berani ngomong langsung. Tapi ya, mereka semua kaget, itu udah pasti."Zara menunggu kelanjutannya, tapi Kael malah sibuk mengusap handuk di lehernya, seolah tidak terburu-buru untuk menjawab.“Terus?” desak Zara.“Kamu tau siapa yang paling kelihatan terpukul?” Kael akhirnya menoleh, sorot matanya tenang, tapi ada sesuatu yang samar di sana. Seperti menunggu reaksi Zara.Zara mengernyit. “Siapa?”“Varen.” Kael melempar handuk ke kursi sebelum berjalan mendekati tempat tidur.Zara terdiam sesaat. Bukan karena terkejut, tapi lebih ke arah ... canggung. "Oh.""Itu aja reaksi kamu?" Kael mendudukkan diri di tepi tempat tidur, menatap istrinya sekilas.Zara menga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status