Home / Romansa / Mendadak Dinikahi Sang CEO / "Dasar pria jahat."

Share

"Dasar pria jahat."

Author: Youmee
last update Last Updated: 2024-06-25 18:16:25

Pagi yang indah, hari yang cerah. Kini, wanita itu siap untuk berjalan-jalan menikmati hidup yang indah. Pikirnya, selama hidup, ia tidak pernah setenang ini. Ia bisa tidur dengan nyenyak, makan dengan nyaman, dan menikmati semuanya dengan aman.

Yang mana, saat ini wanita itu tengah berada di depan gedung Hotel ternama tempat di mana ia, Ducan, dan sekretaris Ducan menginap.

"Tapi aku harus kemana ya?" ucap Hanisa berbicara sendiri. "Hufff," helaan nafasnya panjang. "Saat ini aku sangat senang setelah menikmati hidup sendiri. Aku sangat senang karena akhirnya aku bisa terbebas DARI PRIA ITU," liriknya kesal pada pria yang agak sedikit jauh darinya.

Wanita dengan setelan jeans, coat susu, dan rambut panjang terurai indah itu menatap pria itu dengan tatapan sinis, menunjukkan ekspresi wajah yang tegas dan mungkin sedikit mengejek. Ekspresinya mungkin memancarkan kombinasi antara kepercayaan diri yang tinggi dan sikap skeptis terhadap pria tersebut.

"Dasar pria jahat," ucapnya kesal pada
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    "Bagaimana? Apa kalian sudah menemukannya?"

    Sudah pukul 19.30 malam, tapi sampai saat ini kedua wanita yang asik berbincang tadi tak juga kunjung pulang. Padahal, tidak biasanya wanita itu keluar sampai sejauh ini."Tuan," ucap seorang pria berbadan tinggi besar, menghampiri seorang pria dengan setelan jas hitam rapinya."Bagaimana? Apa kalian sudah menemukannya?""Belum, tuan," tunduk pria berbadan besar itu."Belum?" tanya pria itu lagi, yang hanya mendapat anggukan dari pria berbadan besar, kemudian meninggalkan pria setelan jas hitam itu yang tampak bingung bagaimana caranya ia mengatakan kepada bos besarnya.Kalau sampai saat ini anak buah yang dikerahkannya untuk menemukan seseorang yang diperintahkan tuannya, belum juga berhasil. "Aku harus bilang apa pada tuan, jika mengatakan masih belum menemukannya," ucap pria itu kemudian meninggalkan posisinya menuju ruangan.Tok-tok..."Permisi, tuan," ucap seorang pria memasuki sebuah ruangan."Masuk," jawab pria itu, berbalik dari posisinya yang membelakangi pintu. "Bagaimana? A

    Last Updated : 2024-06-25
  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    "Astaga, kenapa aku ini? Apa yang terjadi padaku?

    "DUCAN!!" teriak wanita itu sedikit keras ketika si pria menarik kasar tangannya. "Ducan! Lepaskan aku, apa yang kau lakukan?" ucap wanita itu lagi, berusaha keras melepaskan tangannya dari si pria. Namun gagal, karena ia tidak cukup kuat untuk bisa menandingi kekuatan pria itu dengan tubuhnya yang mungil. "Hanisa!" seru Alia ketika melihat wanita yang baru saja menjadi temannya, tengah ditarik paksa oleh seorang pria dengan kasarnya. "Hey, siapa kau? Cepat, cepat lepaskan temanku!" tegas wanita itu lagi, terus menarik tangan Hanisa agar tidak berhasil dibawa pergi oleh pria itu. Namun sayangnya, masih saja gagal karena wanita itu juga tidak bisa menandingi kekuatan si pria, yang menurutnya sangat kuat. "HANISAA!" teriak wanita itu setelah Hanisa kini telah dibawa pergi oleh pria yang menurutnya adalah orang jahat. Yang tanpa ia ketahui, bahwa pria yang saat ini membawa wanita itu adalah suami Hanisa sendiri. Sementara di sisi lain, pria dan wanita yang saat ini tengah berada

    Last Updated : 2024-06-30
  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    "Apa yang tidak aku ketahui tentangmu. Aku tahu semuanya."

    "Hufff," deg-degan wanita itu memegang dadanya yang berdegup kencang. "Astaga, kenapa aku ini? Apa yang terjadi padaku? Kenapa hatiku berdebar seperti ini?" ucap wanita itu, masih memegangi dadanya yang berdegup sangat kencang. "Aku rasa aku sudah gila, atau?" pikir wanita itu yang aneh-aneh. "Tidak. Itu tidak mungkin terjadi! TIDAK MUNGKIN!" tekannya pada diri sendiri. Saat ia pikir ia telah jatuh cinta pada suaminya sendiri. Suami yang ia nikahi karena alasan yang tidak ia ketahui. "Huss, Hanisa, sadarlah. Saat ini kau hanya boleh dan akan selalu fokus pada utangmu dulu," ucap wanita itu berbicara sendiri. "Kau mengerti!" tekannya lagi pada diri sendiri. Kemudian wanita itu pun memutuskan untuk membersihkan dirinya, sebelum wanita itu akan tidur. Sedangkan di sisi lain pria dengan wajah rupawan itu masih saja sibuk dengan pekerjaannya hari ini, padahal sudah beberapa hari sejak pria itu datang ke Prancis untuk berbulan madu, tapi ia masih saja sibuk bekerja. Drzzz... Suar

    Last Updated : 2024-06-30
  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    "Tony, kembali saja ke kamarmu, wanita ini biar aku yang mengurusnya."

    "Ya sudah, bergayalah!" ucap pria itu lagi ketusnya, yang terpaksa diikuti Hanisa karena pikirnya, mau marah juga tidak mungkin karena ini sedang di tempat umum, di mana ada aturannya. Kemudian dengan wajah yang sangat pasrah, wanita itu pun bergaya dengan seadanya, yang saat ini tengah difoto oleh Ducan. Ckreek...ckrek Sampai tak lama kemudian hari pun mulai gelap, hingga wanita yang asyik berfoto tadi akhirnya selesai melakukan apa yang diinginkannya, dan memutuskan untuk pergi dari museum itu. Namun bukannya pergi kembali ke hotel, ternyata pria itu masih saja membawa wanitanya untuk pergi ke suatu tempat, yang ia pikir akan disukai si wanita nantinya. Yang mana kini mereka pun telah berada di Paris, Prancis, di depan Menara Eiffel. "Wow, cantiknya. Aku tidak menyangka kau benar-benar membawaku ke sini," ucap wanita itu terpesona dengan pemandangan Menara Eiffel yang ada di depan matanya. Begitu indah, sampai kedua mata wanita itu membulat besar karena terpesonanya, samp

    Last Updated : 2024-07-04
  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    "Ternyata dia baik juga. "

    "Aaakkk...," teriak wanita itu setelah melihat pria yang diajaknya foto semalam, kini berada di sofa kamar milik pria, tempat biasa ia bekerja selama berada di Prancis. "Kau ngapain di sini?" tegas wanita itu sambil memegangi handuknya agar tidak terjatuh. "Apa maksudmu, ini adalah kamarku," ucap pria itu santainya, sedangkan wanita itu hampir setengah mati karena jantungan. "APA!! Jangan berbohong, kau ingin moduskan?" Tidak percaya, Hanisa menuduh yang di depannya. "Aku tidak berbohong. Kalau kau tidak percaya, buktikan saja," ucap Ducan lagi. Kemudian Hanisa pun melihat sekelilingnya. Hampir tak percaya hingga akhirnya wanita itu melihat foto Ducan terpampang nyata di meja pria itu. "Ha, bagaimana bisa, semalam aku...," batin wanita itu mengingat-ingat kejadian semalam saat ia ketiduran. "Ya ampun," batin wanita itu lagi, tak percaya ia bisa seceroboh itu. "Maaf," ucap Hanisa lagi sedikit malu, yang ditatap pria itu dengan pasti. Hingga membuat wanita didepannya merasa tak

    Last Updated : 2024-07-04
  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    Kado Untuk Ducan

    "Ya sudah. Mbak, saya mau yang ini saja ya," ucap wanita itu kemudian memberikan kartu kreditnya kepada karyawan mall itu untuk membayar dasi yang dibelinya. Kemudian keduanya pun pergi meninggalkan mall itu menuju SUV hitam yang mereka gunakan ke mall tadi. * "Ting" Suara bel sebuah ruangan berbunyi sehingga yang punya ruangan membuka pintu itu. "Kau?" ucap Duncan setelah pria itu melihat seorang wanita tengah berada di depan pintu kamarnya. "Ada apa? Kenapa tiba-tiba datang ke kamarku?" ucap pria itu lagi dengan ketus kepada Hanisa yang berdiri tampak ragu mengunjungi pria itu. "Emmm," ragu wanita itu mengatakan niat dan tujuannya mendatangi si pria, hingga menggigit bibir bawahnya karena malu. "Emm, ada apa? Apa yang kau butuhkan? Apa kau butuh sesuatu?" tanya pria itu lagi dengan ketusnya menatap wanita itu yang masih tampak ragu. "Ini," ucap wanita itu menyodorkan kotak kecil berwarna biru dengan tutup kotak berwarna hitam, yang membuat wajah pria itu terheran-hera

    Last Updated : 2024-07-06
  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    Penculikan Hanisa.

    "Kau?" ucap wanita itu ketika ia melihat seorang pria berdiri di hadapannya tertunduk dengan topi berwarna hitam. "Siapa?" ucap wanita itu lagi ketika ia melihat sesosok pria yang ia pikir Ducan ternyata bukanlah Ducan. Kemudian pria itu pun menegakkan kepalanya sehingga si wanita bisa melihat dengan jelas wajah pria itu. "Sedang mencari siapa ya?" ucapnya lagi yang sedikit agak takut karena tampang pria yang di depannya agak sedikit mencurigakan. "Saya mencari kamu," ucap pria tak dikenal itu dengan nada sedikit berat dan menakutkan yang membuat si wanita agak sedikit takut, namun ia masih berusaha tenang. "Maaf, tapi sepertinya Anda salah orang," ucap wanita itu lagi, karena menurutnya selama ia di Prancis, ia tidak pernah sekalipun berhubungan dengan pria manapun selain dengan Ducan dan sekretaris pria itu. Kemudian karena takut dan merasa orang ini ingin berbuat jahat padanya, wanita itu pun dengan cepat langsung ingin menutup pintunya. Namun gagal karena pria itu dengan cepa

    Last Updated : 2024-07-10
  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    "Bagus, siksa dia dan tanya, siapa sebenarnya orang yang berada di balik semua ini."

    "Kau!" Bugh! Pria itu tersulut emosi, kemudian menampar wajah Hanisa hingga pipi wanita itu memerah. Bahkan, karena kerasnya pukulan itu, sapu tangan yang diikatkan ke mulutnya terlepas. "Jangan coba-coba memancing emosiku jika tidak ingin aku memukulmu lebih keras lagi." "Mengerti?" ucapnya lagi, memberikan peringatan. Namun Hanisa masih mengabaikannya, padahal kini sudut bibirnya terluka. Namun, diabaikannya karena rasa sakit yang dialaminya tidak sebanding dengan keinginannya untuk bebas dari sekapan pria itu. "Lepaskan aku! Lepaskan!" teriaknya. "Sebenarnya, kau mau apa dariku?" tanya Hanisa, menuntut penjelasan. "Aku? Mau apa?" ucapnya. "Aku mau kau. Aku mau hidup dan matimu," ucapnya lagi dengan nada yang begitu menyeramkan menurut Hanisa. "Maksudmu?" tanyanya bingung dengan wajah ketakutan sebab pria itu kini menatap dirinya, seakan ingin melakukan sesuatu pada wanita itu. Kemudian, pria itu mengeluarkan benda tajam dari dalam pakaiannya dan mendekat. "Mau apa kau? Ha?"

    Last Updated : 2024-07-15

Latest chapter

  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    Mulai Mencintainya?.

    Di ruangan yang tertutup tanpa cahaya, seorang pria berjambang tipis terbaring dengan pakaian serba hitam tanpa alas. Pria itu tampak terluka setelah mendapatkan pukulan dari beberapa penjaga yang ada di gedung itu. Gedung yang berdiri sendiri di tengah hutan yang lebat. “Sial, kurang ajar kau, Ducan,” umpatnya setelah dihajar habis-habisan oleh anak buah Ducan, yang tak lain adalah Hendri, orang yang kemarin disekapnya. “Aku sudah katakan, Hendri, jangan menolakku. Aku paling benci ditolak. Kau tahu kan, istrimu saat ini ada bersamaku beserta putramu.” “Jadi, jika kau masih ingin melihat mereka, maka lakukan saja apa yang aku katakan,” ucap Ducan penuh penegasan. “Ck, dari dulu kau memang brengsek. Kau selalu menggunakan kelemahan seseorang setiap kali membutuhkan sesuatu dari orang itu.” “Aku tahu itu,” jawab Ducan dengan enteng. “Sekarang katakan, apa kau mau mengikuti perintahku? Atau… kau mau melihat mayat anak dan istrimu?” tanya Ducan lagi. Pria itu tidak menjawab

  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    Pelukan Erat Hanisa Pada Ducan

    Waktu terus berjalan, jam menunjuk pukul 07.30 pagi. Hanisa terbangun dari tidurnya, setelah ia memicingkan matanya agar dapat melihat dengan jelas, mengingat semalam ia menangis karena teror yang membuatnya terpukul.Ducan masih saja terlelap dengan pakaian kerja, kemeja putihnya. Hanisa menatap lekat-lekat wajah pria yang telah menjadi suaminya itu. Ia tak menyangka bahwa semalaman ini ia tertidur di pelukan Ducan dan memeluknya begitu erat, sampai tidak ada jarak di antara mereka.Sehingga Hanisa bisa dengan jelas menatap wajah pria itu. Wajahnya yang tampan dan berkarisma benar-benar membuat Hanisa gila. Betapa tampannya.Meski dalam tidur saja ia bisa terlihat sangat tampan dengan rambut teracak dan wajah sayu yang tampan. Pria itu tidak sempat mengganti pakaiannya karena ia tidak ingin meninggalkan Hanisa dan membuat wanitanya terbangun karena pergerakan yang Ducan lakukan. Karena itu, Ducan tidak menggantinya hingga matahari terbit."Dia, dia yang menemaniku sepanjang malam ini

  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    Alisa Mila

    "Ducan," peluk Hanisa sebelum pria itu bisa membenarkan posisinya, menangis di pelukan Ducan sambil tersedu-sedu. "Tolong jangan pergi. Aku takut. Ini pertama kalinya ada yang mengirimkan sesuatu seperti itu padaku. Aku takut," tangisnya yang tak henti. Ducan yang melihat itu seketika merasakan ada sesuatu yang terkoyak di dalam dirinya. Entah mengapa, tetapi yang pasti, di dalam lubuk hati Ducan yang paling dalam, ada suara keras dalam hatinya yang tak bisa ia ungkapkan, bahwa ia sama sekali tidak ingin melihat sesuatu terjadi pada Hanisa, meskipun itu hanyalah hal kecil. Ducan hanya bisa terdiam membiarkan Hanisa memeluk erat dirinya. Ia tidak bisa berkata-kata melihat kondisi Hanisa yang sangat terpukul karena teror itu, dan hanya bisa pasrah. Kemudian, ia mengelus lembut puncak kepala Hanisa. "Aku tidak akan pergi, tenanglah. Aku di sini bersamamu. Jangan khawatir," ucap Ducan menenangkan Hanisa. Hanisa sedang tidak berpikir apa-apa. Ia hanya terus berdiam di dalam pelukan Du

  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    Teror Kepada Hanisa.

    "Ada apa, Tuan? Apakah Anda percaya akan ucapan orang sialan itu?" ucap Tony setelah melihat reaksi wajah Ducan yang berbeda. "Tidak, bukan itu, Tony. Aku hanya merasa bahwa apa yang orang itu katakan tidak sepenuhnya benar, tapi juga tidak sepenuhnya salah." "Maksud Tuan?" tanya Tony penasaran setelah mendengar ucapan tuannya yang penuh teka-teki. "Aku hanya merasa kalau orang ini ada kaitannya dengan kejadian di masa lalu, tapi aku tidak tahu apa itu. Awalnya, aku kira orang ini hanyalah orang biasa yang disuruh untuk menerorku saja." "Tapi setelah ia mengucapkan beberapa kata yang membuatku tak percaya, sekarang aku yakin dia bukanlah orang biasa." "Selama ini kita sudah salah menilainya," ucap Ducan lagi. "Iya, Tuan, Anda benar. Selama ini kita salah mengenalnya. Awalnya, saya juga mengira begitu, tapi setelah mendengar semua ucapannya, sekarang saya juga yakin." "Ini, Tuan, coba lihat ini. Beberapa hari ini saya telah menyelidiki tentang Hendri ini," ucap Tony lagi s

  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    Kematian Sang Ibu

    "Bagaimana dengan ini?" ucap Ducan, menyuruh anak buahnya untuk membawa seseorang ke hadapan mereka."Apa kau masih mementingkan bosmu itu?" Ducan menunjuk pada wanita yang agaknya berusia 25 tahun, yang tak lain adalah istri pria itu."Dasar bajingan kau, Ducan!" umpatnya meludah, dengan bibir yang masih berdarah. Namun, hal itu bukanlah masalah bagi Ducan. Ia malah tersenyum licik dengan penuh kemenangan; orang yang selama ini berusaha membunuhnya telah kalah telak dan tak bisa melarikan diri lagi.Tapi itu bukan berarti ia akan terjamin keselamatannya. Selama musuh dari musuh ke musuhnya masih hidup dan mengganggu ketenangan keluarganya, ia akan tetap waspada dan tidak buta diri akan hal ini."Sekarang katakan, siapa orang yang menyuruhmu?" ucap Ducan dengan nada sedikit tidak sabar, melihat orang di depannya tampak ragu-ragu untuk menjawab."Cepat katakan, atau..." ancamnya sambil menyodorkan pistol ke kepala wanita yang sedang pingsan akibat bius yang Ducan berikan."Iya. Baik, b

  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    "Bagus lah kalau begitu, sayang."

    "Mau ke kamar mandi," jawabnya berbicara dengan mulut yang tidak terlalu lebar, yang diangguki Ducan, percaya.Ducan kemudian memperhatikan Hanisa berjalan sampai memasuki kamar mandi, tampak perhatikannya.Hingga sampai di depan pintu kamar mandi, Hanisa pun dengan cepat menutup pintunya.Dan..."Aaaa...," teriak Hanisa, menutup mulutnya agar tidak terlalu sakit dan terdengar oleh Ducan. Dia melompat-lompat kecil tak percaya, kalau tadi ia baru saja membayangkan hal yang tidak-tidak bersama Ducan, yang hampir saja ketahuan karena kecerobohannya."Bodoh! Bodoh kau, Hanisa. Kenapa kau bisa-bisanya membayangkan hal-hal yang seperti itu bersama dia? Kenapa?" gerutunya kesal."Apa tadi dia tahu kalau aku sedang memikirkannya?" serunya menatap diri dalam cermin. "Hufff... ini benar-benar membuatku gila. Apa yang harus kukatakan padanya? Dan... apa yang dia pikirkan tentangku saat ini?""Apa dia tahu? Tidak. Aku rasa dia tidak akan tahu apa yang aku pikirkan tadi," ucapnya meyakinkan diri,

  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    "Malam ini, aku ingin kau tidur di kamarku."

    "A... aku? Aku... aku tidak apa-apa," ucapnya terbata-bata, terlihat canggung melihat Ducan yang tadi jauh di sana kini sudah berada tepat di depannya. "Kau yakin?" ucap Ducan memperhatikan dengan pasti. "Umm," dehemnya, menganggukkan kepalanya untuk meyakinkan Ducan. "Ya sudah, kalau begitu. Ayo," ucap Ducan kemudian mengajak Hanisa menuju lift lantai kamar mereka. Hingga tak lama, kedua orang itu pun kini sampai di lantai kamar mereka. Sampai saat ini, Hanisa masih saja tak berkutik untuk mengeluarkan suaranya karena merasa canggung kepada pria yang dipeluknya, mengingat kejadian saat di gedung tadi. Ia kemudian hanya bisa keluar, menuju kamarnya tanpa sepatah kata pun. "Hanisa," seru Ducan lagi hingga membuat Hanisa tersentak dari pikirannya. "Iya," jawabnya sambil menoleh pada Ducan yang membuatnya harus mendongak karena perbedaan tinggi badan mereka, yang masih berada tepat di depan pintu lift itu. "Malam ini, aku ingin kau tidur di kamarku," serunya yang membuat Hanisa t

  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    "Bagus, siksa dia dan tanya, siapa sebenarnya orang yang berada di balik semua ini."

    "Kau!" Bugh! Pria itu tersulut emosi, kemudian menampar wajah Hanisa hingga pipi wanita itu memerah. Bahkan, karena kerasnya pukulan itu, sapu tangan yang diikatkan ke mulutnya terlepas. "Jangan coba-coba memancing emosiku jika tidak ingin aku memukulmu lebih keras lagi." "Mengerti?" ucapnya lagi, memberikan peringatan. Namun Hanisa masih mengabaikannya, padahal kini sudut bibirnya terluka. Namun, diabaikannya karena rasa sakit yang dialaminya tidak sebanding dengan keinginannya untuk bebas dari sekapan pria itu. "Lepaskan aku! Lepaskan!" teriaknya. "Sebenarnya, kau mau apa dariku?" tanya Hanisa, menuntut penjelasan. "Aku? Mau apa?" ucapnya. "Aku mau kau. Aku mau hidup dan matimu," ucapnya lagi dengan nada yang begitu menyeramkan menurut Hanisa. "Maksudmu?" tanyanya bingung dengan wajah ketakutan sebab pria itu kini menatap dirinya, seakan ingin melakukan sesuatu pada wanita itu. Kemudian, pria itu mengeluarkan benda tajam dari dalam pakaiannya dan mendekat. "Mau apa kau? Ha?"

  • Mendadak Dinikahi Sang CEO    Penculikan Hanisa.

    "Kau?" ucap wanita itu ketika ia melihat seorang pria berdiri di hadapannya tertunduk dengan topi berwarna hitam. "Siapa?" ucap wanita itu lagi ketika ia melihat sesosok pria yang ia pikir Ducan ternyata bukanlah Ducan. Kemudian pria itu pun menegakkan kepalanya sehingga si wanita bisa melihat dengan jelas wajah pria itu. "Sedang mencari siapa ya?" ucapnya lagi yang sedikit agak takut karena tampang pria yang di depannya agak sedikit mencurigakan. "Saya mencari kamu," ucap pria tak dikenal itu dengan nada sedikit berat dan menakutkan yang membuat si wanita agak sedikit takut, namun ia masih berusaha tenang. "Maaf, tapi sepertinya Anda salah orang," ucap wanita itu lagi, karena menurutnya selama ia di Prancis, ia tidak pernah sekalipun berhubungan dengan pria manapun selain dengan Ducan dan sekretaris pria itu. Kemudian karena takut dan merasa orang ini ingin berbuat jahat padanya, wanita itu pun dengan cepat langsung ingin menutup pintunya. Namun gagal karena pria itu dengan cepa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status