Share

Bab 44

Penulis: SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-08 18:10:40

“Non Reva kenapa Tuan?” tanya Bik Juleha panik ketika mendapati Zidan pulang sambil membopong Reva.

Zidan merebahkan Reva di sofa ruang tamu dengan hati-hati. “Bik tolong ambilkan minyak angin dan air putih hangat.”

“Baik Tuan.” Bik Juleha bergegas ke belakang mengambilkan pesanan Zidan. Sedangkan Zidan tampak melirik ke arah meja, mengambil sebuah buku yang tertata di atas meja lalu mengipas-ngipaskannya ke depan wajah Reva.

“Ini minyak anginnya Tuan.” Bik Juleha memberikan minyak angin lebih dulu pada Zidan kemudian kembali ke belakang untuk mengambil minum.

Zidan lalu mendekatkan minyak angin itu ke hidung Reva. “Reva, bangun.”

“Eummm ....” perlahan Reva membuka matanya, mengedipkan matanya beberapa kali, mengedarkan pandangannya ke sekitar dengan mata memicing.

“Reva, kamu baik-baik saja?”

Suara familiar masuk ke pendengaran Reva. Ia melirik Zidan dengan ekor matanya dan sedetik kemudian ia langsung bangun dan memeluk Zidan sambil menangis. “Mas, kamu percaya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 45

    Flashback on Reva baru saja selesai mandi dan berganti pakaian. Ia kembali memeriksa barang belanjaannya. Jadi setelah makan di mall tadi Reva sempat membeli jaket tweed dan juga gelang, tentu saja Zidan yang membayar semua itu. “Aduh cantik banget gelangnya. Suka banget lihatnya,” gumamnya setelah memasang gelang clover berantai emas. Matanya berbinar dengan senyum lebar menghiasi wajah cantiknya. Setelah itu ia mengeluarkan jaket tweed berwarna pink itu lalu mencobanya. Ia berdiri di depan cermin sambil berpose bak model majalah papan atas. “Cantik banget aku. Akhirnya nambah juga koleksi jaket tweed aku.” Setelah itu, Reva hendak menyimpan jaket tweed ke dalam lemari. Namun saat membuka lemari, beberapa pakaian jatuh akibat terlalu penuh. Sebenarnya bukan karena penuh melainkan pakaiannya tidak tertata dengan rapi sehingga membuatnya seperti memenuhi lemari. “Aduh, kayaknya udah lama juga aku enggak merapikan baju. Apa aku rapikan sekarang aja ya?” pikir Reva.Setelah berpikir

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 46

    Keesokan paginya, Reva bangun telat dan saat ia bangun, Zidan sudah tidak berada di sisinya. Setelah mencuci wajahnya, ia langsung pergi ke ruang makan dan mendapati Zidan sedang sarapan. Zidan tampak sudah rapi dengan setelan jas kerjanya, seperti biasa.“Mas, kamu kok enggak bangunin aku?” celetuk Reva, mengambil duduk di hadapan Zidan.Zidan mendongak, menatap Reva sekilas sebelum kembali fokus pada makanannya. “Aku lihat kamu tidurnya nyenyak jadi enggak aku bangunin.”Reva terus memperhatikan orang di hadapannya sambil menopang dagu. Tapi Zidan seolah tak peduli dan terus saja makan, tanpa menoleh ke arah lain. Reva akhirnya menyerah, suaminya tidak peka, ia pun memilih untuk ikut makan saja.“Aku sudah selesai. Kalau gitu aku pergi ya,” ucap Zidan setelah menghabiskan minumnya. Tanpa menunggu jawaban dari Reva, ia meninggalkan ruang makan. Tidak ada salim, tidak ada kecup jidat dari Zidan. Ada apa dengan Zidan hari ini?Reva menoleh ke belakang setelah Zidan pergi, masih ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 47

    Zidan pulang lebih awal hari ini, ia menyelesaikan kerjaan dengan cepat. Jujur, ia kepikiran dengan istrinya, ia merasa bersalah telah membuat istrinya menangis. Zidan tiba di rumah pukul 7 malam, ia langsung masuk ke kamar untuk mencari Reva karena ia tidak menemukan istrinya di ruang tamu maupun ruang tv. Saat masuk kamar, Reva tidak ada juga di sana. Zidan bergegas ke belakang dan menemukan Bik Juleha sedang masak air di dapur.“Bik, Reva di mana?”“Saya lihat tadi Non Reva ke lantai atas Tuan.”“Oh. Apa dia udah makan malam?”“Belum Tuan, dari tadi saya ketuk pintu kamar di atas tapi tidak ada yang nyahut. Sepertinya non Reva sudah tidur.” Zidan mengangguk paham lalu bergegas menaiki tangga menuju lantai 2.Ia berdiri di depan pintu yang Zidan yakini bila Reva berada di dalam.Tok tok tok!“Reva, kamu udah tidur?” tanya Zidan namun tidak ada jawaban dari dalam.Tok tok tok!“Reva!” tetap tidak ada jawaban dari dalam. Zidan kemudian bergerak mendekatkan telinganya ke pin

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 48

    Zidan sampai di perusahaan, beberapa orang yang melewatinya seperti biasa menegurnya namun ia tampak tidak meresponnya dengan baik membuat berbagai pertanyaan dan asumsi tercipta di benak karyawan.“Pak Zidan kenapa ya hari ini? kelihatan tidak ramah.”“Lagi ada masalah kali.”“Kasihan banget ya padahal baru aja ada masalah di perusahaan, ditambah ada masalah rumah tangga pula.”“Dari mana kamu tahu kalau itu masalah rumah tangga?”“Soalnya aku lihat kemarin istrinya nangis pas pulang dari perusahaan.”Begitulah cuitan beberapa karyawan yang bergosip setelah berpapasan dengan Zidan, beruntung Zidan tidak mendengarnya. Kalau tidak, bisa dipecat mereka.Zidan duduk di ruangannya, bersandar dengan tangan di belakang kepala seraya menutup matanya. Permasalahan yang di hadapinya belakangan ini membuatnya sakit kepala. Jujur ia ingin percaya pada istrinya namun entah kenapa hatinya masih janggal, dia tidak bisa mempercayai Reva 100%. Tapi itu membuat masalah tercipta di antara mereka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 49

    Ceklek! Dina membuka pintu kamar Reva yang sekarang ada penghuninya lagi. Reva sendiri lah orang yang mengisi kamarnya sekarang. Ia memutuskan untuk menginap di rumah orangtuanya selama beberapa hari ke depan. Dari dulu Reva tidak pernah mengunci kamarnya jadi orang rumah bisa masuk tanpa perlu izin dan sampai sekarang Reva masih melakukan kebiasaan itu di rumahnya. Dina masuk hendak membangunkan Reva. Ia bisa melihat anak bungsunya yang sebentar lagi menjadi seorang ibu masih terlelap dan merasa tak terganggu saat orang membuka pintu kamarnya. “Reva, nak bangun. Udah pagi,” kata Dina seraya menggoyang-goyangkan badan anaknya pelan. “Euunngg.” Reva melenguh dalam tidurnya namun sepersekian detik kemudian matanya perlahan terbuka, mengedipkan matanya beberapa kali hingga matanya terbuka sempurna. “Sarapan yuk, mama udah siapin sarapan.” Reva bangun dan masih mengucek matanya. “Iya Ma.” “Mama tunggu di luar ya,” ucap Dina setelah mengusap kepala Reva dengan sayang. Ting!

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 50

    Siang ini, Zidan sedang makan siang di luar bersama Arka. Mereka berbincang-bincang sejenak sambil menunggu pesanan datang.“Gue akhir-akhir ini lagi pusing banget,” celetuk Zidan dengan tangan yang berada di wajahnya, mengusap-usap wajahnya yang kusut.“Kenapa lagi? masalah perusahaan lagi?”“Enggak. Masalah rumah tangga.”“Ohh. Ada yang bisa gue bantu?” Arka menawarkan diri untuk membantu. Dia tidak memaksa Zidan untuk menceritakan semuanya tapi kalau dia bisa membantu, dia akan membantu.“Enggak, gue bisa atasin sendiri kok tapi gue boleh minta saran?”“Tentu aja boleh,” jawabnya sambil mengangguk. Ia memajukan tubuhnya, membuka lebar mata dan telinganya, mendengarkan Zidan dengan fokus.“Kalau menurut lo, orang yang udah pernah bohong itu perlu dikasih kesempatan kedua enggak? terus kalau orang yang udah pernah bohong tuh berpotensi untuk membuat kebohongan lain lagi enggak?”“Hmm kalau gue pribadi sih bakal kasih kesempatan kedua apalagi kalau seseorang itu bohong karena

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 51

    Sementara itu di tempat lain, tak jauh dari Zidan, Reva tampak membuka koper, mengeluarkan sebuah kemeja putih milik Zidan yang sengaja dibawanya dari rumah. Walaupun berpisah untuk sementara waktu, ia tetap membawa salah satu barang yang berkaitan dengan Zidan karena ia ingin merasakan kehadiran suaminya bersamanya. Ia memandang kemeja putih itu dengan mata berkaca-kaca.Ia memeluk kemeja itu sambil memejamkan mata, menghirup aroma parfum maskulin dan segar suaminya yang melekat di kemeja tersebut, membuat hatinya tenang. “Aku merindukanmu Mas.” Setetes kristal bening keluar dengan mudah dari pelupuk matanya. Walaupun baru terpisah sehari, namun rasa rindunya telah membuncah hingga menyesakkan hati.Tanpa Reva sadari, Risa melihat itu semua. Ia tak sengaja lewat di depan kamar Reva, kamarnya tidak tertutup sepenuhnya. Risa merasa iba pada adiknya, tatapan matanya turun, sudut bibirnya turun, helaan napas keluar dari bibirnya. Ia tidak tega melihatnya namun ia juga tidak bisa berbua

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 52

    “Apa-apaan lo! sadar!” Arka, pria yang menarik Zidan tadi meneriaki sahabatnya itu sambil mendorong bahunya kesal. Sementara wanita itu sudah menghilang entah ke mana. Zidan hanya diam, menatap Arka dengan mata sayunya. Arka geram, ia sontak menyeret Zidan keluar bar. Bugh!Arka melayangkan bogeman mentah ke sahabatnya sendiri hingga membuat Zidan sedikit terhuyung ke belakang. Ia merasakan panas dan nyeri yang menjalar dari pipi hingga ke dekat bibirnya namun ia tidak membalas, ia hanya menyentuh sudut bibirnya yang sepertinya mengeluarkan darah.“Sadar! udah berapa kali gue bilang bukan gini caranya menyelesaikan masalah!” Zidan masih tetap diam, mengalihkan pandangannya, enggan menatap Arka.“Kalau lo masih gini terus mending kita enggak usah temenan lagi. Gue malas temanan sama orang kayak lo."“Ka, tunggu!” Zidan dengan cepat menarik tangan Arka. Arka tadinya mau langsung pergi. “ Gue minta maaf,” ucapnya pelan dengan mata yang hampir tertutup.Arka menarik tangannya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 64

    10 bulan kemudianWaktu berlalu begitu cepat, tidak terasa sudah hampir di penghujung tahun lagi.“Oaakk oeeekkk.”Zivana Quincy Fernando, bayi yang baru berumur 3 bulan itu menangis saat dimandikan sang Ibu. Zivana adalah putri tunggal Reva dan Zidan yang baru saja lahir 3 bulan yang lalu. Nama Ziva diambil dari gabungan nama Zidan dan Reva.“Cup cup cup, iya iya sabar ya nak. Sebentar lagi selesai mandi, dingin ya?” ucap Reva seraya membasuh badan si buah hati dengan lembut.“Sayang, ini handuknya,” Zidan datang memberikan handuk bayi sesuai permintaan istrinya.“Makasih Mas.”Setelah memandikan Ziva, Reva membawa anaknya yang sudah dibalut dengan handuk ke kamar, Ziva mulai anteng.“Anak siapa ini? lucu bangett sihh.” Reva berbicara dengan nada imut, ia bahkan memasang wajah lucu di depan anaknya sampai membuat anaknya tertawa, menampilkan gusinya yang belum tumbuh gigi. “Eh, malah ketawain mama,” Reva mencuil pelan badan Ziva sambil tersenyum manis.“Sayang kalau kamu mau

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 63

    Prok prok prok!Zaki menepuk tangannya sambil berjalan ke arah orang yang baru saja tiba, membuat Zidan ikut mengalihkan pandangan.“Aku tidak menyangka kamu akan datang, Kakak ipar,” celetuknya seraya menyunggingkan smirk.Zidan ingin bersuara, namun mulutnya di lakban. Ia hanya bisa menatap mamanya dengan mata berkaca-kaca.“Aku ingin bicara dengan anakku.”“Silakan,” Zaki mempersilakan Eva menemui Zidan. Dia tidak menghalangi. Eva menatap Zaki dengan mata menyipit tajam sebelum melangkahkan kakinya mendekati anaknya. Seorang penjaga membuka lakban yang menutupi mulut Zidan.“Hah, mas Zidan,” gumam Reva di luar. Ia menutup mulutnya kaget. Ia dan Arka sedang mengintip dari luar. Mata Arka membulat, ia sama kagetnya. Reva berbalik menghadap Arka. “Kak, bagaimana ini? Bagaimana cara kita membebaskan Mas Zidan? Apa kita lapor polisi aja?”Arka diam beberapa saat, mencoba untuk berpikir. “Sepertinya begitu. Kita harus panggil polisi, tapi kita enggak boleh gegabah kalau tidak in

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 62

    “Hilang gimana maksud kamu, Rev?” tanya Risa.“Mas Zidan udah dari semalam enggak pulang. Aku bingung banget mau cari ke mana makanya aku ke sini buat minta bantuan.”Risa pindah posisi ke sebelah adiknya, mengusap pundak adiknya, ia tahu Reva sedang panik. “Kamu tenang dulu ya,” Reva menelan ludahnya, matanya mulai berkaca-kaca.“Hm, tapi Zidan belum menghubungi aku sih. Terakhir dia menghubungiku kemarin pagi.”“Ya Allah,” Reva menutup wajahnya, merasa pusing sedangkan Risa sontak memberikan death glare pada Arka. Risa berpikir omongan Arka barusan malah membuat Reva makin stres.“Kamu tenang dulu ya, jangan stres. Ingat janin dalam kandunganmu. Kalau kamu stres, janin dalam kandunganmu bisa ikut stres.”“Terus aku harus gimana Kak? Aku enggak bisa berdiam diri aja. Kalau Mas Zidan kenapa-napa gimana?”“Bagaimana kalau kita lapor polisi aja?” usul Risa seraya melirik ke Arka.“Kalau belum 24 jam, belum bisa. Jadi harus nunggu 24 jam dulu. Paling enggak besok pagi baru bisa l

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 61

    Sementara itu Reva di rumah belum tidur. Ia bolak-balik ke depan pintu, menunggu suaminya yang tak kunjung pulang. Sesekali ia menatap ke jam dinding yang terus bergerak. “Mas Zidan kok belum pulang ya? enggak ngabarin juga kalau mau lembur.”Ia mengigit kuku jarinya, hatinya gelisah. Baru saja duduk, ia kembali berdiri. Ia tidak bisa santai-santai saja. Beberapa kali sudah ia mencoba menghubungi suaminya itu namun hasilnya nihil, panggilannya tak terjawab.“Aku harus hubungi siapa sekarang? Apa aku harus hubungi Mama Eva? Tapi nanti mama Eva khawatir.” Reva bermonolog.Kembali ke tempat Zidan disekap. Kepala Zidan masih ditutup. Ia masih sadar dan bernapas. Samar-samar ia mendengar suara langkah kaki mendekat sampai kain yang menutupi kepalanya diangkat. Ia melebarkan matanya ketika mengetahui orang yang tengah berdiri di hadapannya.“Om Zaki.”Zaki menyunggingkan senyum yang terlihat misterius. “Apa kamu kaget, Zidan? Tapi, tenang aku akan menjelaskan semuanya nanti. Untuk seme

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 60

    2 hari kemudian, Zidan dan Reva sudah kembali dari liburannya. Zidan kembali bekerja dan Reva kembali ke rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga.Zidan baru saja tiba di perusahaan, ia kebetulan bertemu dengan Zaki di lobi perusahaan. “Pagi Zidan!”“Pagi Om!”“Bagaimana kabarmu dan istri? Om dengar kamu habis dari liburan?”“Aku dan istri baik. Ya, aku baru pulang dari Labuan Bajo kemarin sore, Om.”“Wah pantas saja mukamu berseri-seri sekali.” Zidan menyunggingkan senyum kecil. “Hm, gimana kalau kita ngobrol sebentar di sana? Enggak enak ngobrol kayak gini.” Zaki menawarkan untuk mengobrol di kursi tunggu yang tersedia di lobi.“Boleh.” Zaki menjulurkan tangannya, mempersilakan Zidan untuk jalan duluan. Zidan mengikuti saja, tidak mau basa-basi.Mereka duduk di sebuah sofa. Zaki sesekali memandang ke sekitar. “Bagaimana liburannya Zidan? Kamu ke mana aja selama di sana? Om kamu ini ‘kan juga pengen dengar cerita liburanmu.” Zaki bersikap seolah-olah mereka dekat.“Biasalah

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 59

    Mereka tiba di penginapan menjelang malam hari. Mereka sengaja pulang setelah makan malam agar bisa langsung istirahat.Reva langsung mengambil kesempatan untuk mandi duluan ketika melihat Zidan sedang duduk di depan tv.Setelah 20 menit, Reva keluar dengan wajah lebih fresh, rambutnya masih basah. Ia mengenakan kemeja putih oversize dengan bawahan celana pendek selutut warna hitam.“Mas, kamu mau mandi enggak? Aku udah selesai.”Zidan menoleh, seketika matanya terkunci pada penampilan istrinya yang terlihat fresh dan seksi. Bulir-bulir air dari rambutnya yang basah mengalir hingga ke lehernya, wajahnya putih bersih, bibirnya merah. Kaki jenjangnya yang mulus terekspos sempurna. Penampakan yang sangat indah di mata Zidan.“Ih, kenapa lihatin aku gitu banget sih Mas.” Reva reflek menutup dada dan pahanya. Ia takut sama suaminya sendiri pasalnya Zidan menatapnya liar, tanpa berkedip.Zidan berdiri, bergerak mendekati istrinya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Mau tak mau Reva me

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 58

    2 Minggu kemudian Tak terasa tahun telah berganti. Awal tahun adalah awal yang baik untuk memulai kembali apa yang sudah dilakukan di tahun sebelumnya dan berusaha untuk lebih baik lagi dari sebelumnya dalam hal apapun.Terhitung sudah 8 bulan pernikahan Zidan dan Reva berjalan, masih terbilang seumur jagung memang namun berbagai macam rintangan yang datang sudah mereka lewati dan mereka bertekad untuk selalu berpegang tangan bersama melewati segala rintangan yang mungkin akan datang di masa depan. Dari akhir tahun menjelang awal tahun biasanya orang ramai berbondong-bondong menghabiskan waktu untuk liburan sebelum kembali ke rutinitas. Tak terkecuali dengan Zidan dan Reva yang baru mau pergi berlibur ke luar kota pada awal tahun ini, cukup terlambat memang tapi tidak apa-apa. Mereka berencana akan menghabiskan waktu liburan di luar kota selama 3-4 harian saja karena Zidan juga tidak mungkin mengambil libur panjang.“Mas, apa semuanya sudah siap?” Reva datang dari belakang, memp

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 57

    Zidan akhirnya berhasil membawa istrinya pulang. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia dan syukurnya. Saat tiba di rumah, ia langsung menggendong istrinya bridal style, berputar-putar seperti drama india.“Aduh duh Mas. Kamu bersemangat banget, aku jadi pusing nih," celetuk Reva seraya menyentuh kepalanya, pura-pura merasa pusing.“Ups! maaf enggak sengaja.” Zidan malah nyengir sementara Reva menggelengkan kepalanya seraya mengerucutkan bibir. Zidan membawa istrinya masuk, mendudukkannya pelan ke sofa empuk lalu berlutut, memegang tangan istrinya. “Aku minta maaf ya. Aku enggak tahu apa kata maaf ini cukup tapi aku janji akan selalu percaya sama kamu.”Reva menyunggingkan senyum kecil, sebelah tangannya diletakkannya di atas tangan Zevano. “Aku maafin. Tapi mulai sekarang kamu harus janji kalau kita harus selalu saling percaya satu sama lain. Janji?” Reva mengangkat jari kelingkingnya.“Harus begitu?”“Iya, Mas. Kamu enggak mau janji sama aku?” Reva merengek seperti anak keci

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 56

    Zidan kembali bersama orangtua Rian ke tempat di mana Rian ditawan. Ia akan lakukan apapun agar Rian buka suara, mengakui semua kesalahannya.“Rian, astaga! ke mana saja kamu selama ini nak? apa kamu enggak kasihan sama Mama, Papa?!” wanita paruh baya yang memakai hijab segi empat itu lari menghampiri anaknya, menangkup wajah anaknya dengan berlinang air mata. Rian hanya diam, menunduk, tidak berani menatap mata mamanya. Ia merasa sangat bersalah pada mamanya.“Jawab Mama, Rian hiks. Ka-kamu udah enggak sayang sama Mama, huh? Kenapa kamu enggak pernah pulang ke rumah?” Riska, mamanya Rian terisak. Ia ngomong terbata-bata, bibirnya bergetar.Walaupun Rian anak yang nakal namun jauh di dalam lubuk hatinya, ia menyayangi orangtuanya terutama Mamanya. Kristal bening lolos dari pelupuk matanya, hati kerasnya tergoyah ketika mendengar isakan pilu mamanya. “Maafkan aku Ma, hiks.” Rian ikut terisak, merutuki diri dalam-dalam.Riska menarik Rian dalam pelukannya, mengusap kepala anaknya lemb

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status