Share

Bab 29: Kerasnya Bang Hasan

“Kita bicara di sini saja,” pintanya meski aku masih enggan menorehkan senyum di wajah. Bang Hasan terus saja meminta agar kami berpindah dari lokasi awal menuju kantin rumah sakit. Menurutnya, ada banyak hal yang ingin dia bicarakan denganku secara pribadi. Tidak sopan rasanya duduk berduaan di bangku begitu, padahal ada banyak orang yang lalu lalang di sana.

Aku menurut saja meski dengan setengah hati. Perasaanku masih terluka dengan kenyataan yang baru saja terungkap ini. Meski dalam setiap curahan hatinya Anisya meminta maaf padaku, tetap saja ada bagian yang memberat di dalam sana untuk segera menerima hal ini. Menerima kenyataan jika Anisya pernah mencorengku dengan abu demi mendapatkan berlianku.  

“Mau obrolin yang mana dulu, Zahrah?” ujarnya lagi setelah kami duduk berhadapan di salah satu meja. Aku masih saja acuh, menatap kosong pada layar ponsel yang mati dengan tangan yang terkepal kuat.  

“Soal Abang yang eng

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status