Satu bulan kemudian.Hari ini adalah hari di mana yang ditunggu-tunggu oleh Via dan juga Rizal. Karena, mereka akan melangsungkan pertunangan di sebuah gedung megah berbintang 5 dan juga akan ada acara pernikahan Yulia dan juga Gilang.Semuanya sudah berjalan dengan lancar dekorasi sudah terhias dengan sangat indah, dan juga para tamu undangan sudah berhadiran datang beserta para bodyguard yang menjaga di luar ruangan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan."Yulia, kamu sangat cantik sekali aku sampai pangling lihat saja aku sampai kalah dengan kecantikanmu," puji Via sambil terus menatap Yulia. Namun, gadis itu sama sekali tidak bersemangat. Sebab, dia masih sangat merasa pusing dan mual, apalagi ditambah make up yang membuat dia benar-benar sangat tidak nyaman walaupun dirinya terlihat cantik sebab bawaan bayi di dalam kandungannya."Benar sekali Yulia, kamu sangat cantik kalian berdua sudah menemukan pria yang kalian cintai sedangkan aku masih sendirian tapi tidak apalah semo
Rendra sangat bersedih karena saat ini Yulia sudah menjadi istri Gilang, dan dia tidak akan pernah bisa mendapatkan wanita itu lagi dan dia juga sudah melupakannya akan tetapi, dia ingin kembali bersama dengan Zaskia ya wanita itu sama sekali tidak mau memaafkannya sedikitpun. Bahkan, saat ini di tempat yang sama mereka tidak bertegur sapa dan tidak saling memandang.Rendra hanya terdiam sambil terus menatap orang yang bahagia tertawa bersama dan juga menatap ke Via, yang sangat bahagia bertukaran cincin dengan Rizal. Mereka terlihat sangat bahagia akan tetapi dia sama sekali tidak hanya kesediaan yang ada dalam hatinya, dia menyesal sudah melakukan semua itu andai waktu bisa diputar kembali pasti dia tidak akan mengungkapkan perasaannya kepada Yulia, agar semua baik-baik saja tetapi semua itu sudah menjadi bubur tidak akan bisa kembali menjadi nasi."Kalau gitu Yulia permisi dulu ya, Tante ini lanjut aja acaranya ya lagian juga tamu kami juga udah pada pulang, ini bener Yulia nggak s
"Ya sudah kalau begitu, ayo Zaskia kita langsung menginap saja di kamar yang kita pesan nantinya ya, oh ya sayangku kamu tinggal pilih aja mau tidur di kamar yang mana kami pamit dulu ya, i love you! Oh ya aku lupa mengatakan semua hadiah ini langsung kamu urus aja ya ke dalam mobil untuk besok dibawa ke rumah," pesan Via sambil bergegas pergi dari sana sama dengan Zaskia.Rizal hanya menggelengkan kepala dan dia melihat begitu banyak kado-kado yang tertumpuk di pelaminan, membuat dia bingung bagaimana bisa mobilnya muat dengan hadiah sebanyak itu."Oh ya! Kamu urus semuanya ya jangan lupa kalau bisa besok harus sampai di rumah Via, karena dia tidak ingin terlambat atau apapun itu. Ya saya juga tidak ingin dia sampai marah kepada saya kamu mengerti ka" ucap Rizal kepada bodyguard-nya."Siap Tuan, saya mengerti akan mengerjakan tugas anda sekarang juga agar besok pagi semua hadiah ini sudah sampai di tangan bu Via," sahut bodyguard-nya tersebut.Setelah itu Rizal pun bergegas pergi dar
Setelah makan mereka bertiga bergegas pergi pulang ke rumah masing-masing, dan Via pulang bersama dengan Rizal sedangkan Zaskia pulang seorang diri dengan mengendarai sepeda motor miliknya, saat di tengah perjalanan ia terus memikirkan ucapan Rizal tadi dan hatinya sedikit sakit sebab jujur dalam hatinya masih mencintai Rendra.Akan tetapi, pria itu sangat menyakiti hatinya sehingga dia pun melupakan rasa cinta itu dan memendam dalam hati, pada saat itu juga dia melihat Rendra melewatinya dengan motor sport dan dia pun hanya melihat ke arah pria itu saja kemudian kembali menunjukkan motornya."Seharusnya aku tidak perlu memikirkannya lagi, biarkan saja dia mau berbuat seperti apa toh aku tidak rugi, dan semua ini adalah ulahnya hatiku sakit hancur berkeping-keping sepertinya aku harus mencari pria lain agar bisa melupakan dia," gumam Zaskia sambil terus mengendarai motor miliknya.Di tempat lain, Via baru saja pulang dan dia pun langsung menimbulkan tubuh di sofa sambil terus menatap
"Aku tidak akan membiarkan kalian tenang, apalagi kamu sudah merebut Rizal dariku. Tadi itu belum ada apa-apanya. Jadi, aku pastikan kalian akan mendapatkan hukuman yang setimpal," ucap Zahra sambil terus menatap rumah Yudha.Entah apa yang dipikirkan olehnya sampai berbuat hal seperti itu kepada Yudha, dan tidak takut sama sekali kalau keluarga konglomerat itu akan memberikan hukuman kepada si pelaku. Tetapi, Zahra sama sekali tidak peduli. Yang terpenting rasa sakit dan dendamnya harus dibalaskan.***"Papa!" teriak Via, dia sangat bersedih melihat pria paruh baya yang tergeletak di tempat tidur pasien, dan dirinya hanya melihat dan berharap sang papa bisa segera bangun seperti sediakala."Sayang, sudahlah. Papa sekarang lagi istirahat. Kita doakan saja semoga Papa sehat seperti sebelumnya. Dokter juga mengatakan kalau tidak ada luka yang serius pada Papa," ucap Vina dengan lembut.Via pun diam dan menghubungi Rizal beserta pengacara sang papa, agar mengusut tuntas kasus ini. Sebab,
Sesampainya Gilang dan juga Yulia di rumah sakit, mereka langsung berjalan menuju kamar inap Yudha dan berangkat masuk ke dalam."Siang Tante, Via, Rizal maaf ya kami baru datang sekarang karena baru dapat kabar tadi dari Rizal," ucap Gilang dengan lembut."Tidak apa Kak Gilang, terima kasih kalian sudah menjenguk seharusnya Yulia istirahat saja di rumah, pasti kepalanya masih sangat pusing kan dan mual juga, takutnya nanti dia semakin lemas," ucap Via dengan lembut dan lirih, Yuli aku langsung mendekati sang sahabat."Tidak Via! Aku sanggup kok datang ke sini makanya aku datang jika aku tidak sanggup pasti aku masih berada di rumah," sahut Yulia dengan lembut."Apa kata dokter Rizal, apakah om Yudha terbuka parah atau hanya terlalu ringan, kelihatannya banyak sekali luka-luka bakar yang ada di tubuhnya. Apa sebenarnya yang terjadi?" tanya Gilang sambil menatap ke arah Yudha."Entahlah apa yang terjadi, tiba-tiba Tante Vina dan juga Via mendengar suara ledakan saat mereka keluar tidak
Setelah beberapa jam. Kemudian akhirnya Yulia dan Gilang karena Yudha tak kunjung sadar dan mereka pun harus beristirahat. Karena, Yulia kembali pusing dan juga mual setelah pulang mereka Via mendekati sang papa dan memegang tangan pria paling banyak itu dengan lembut sudah sore pria itu tak kunjung sadar juga membuat dia cemas."Pa, ayolah sadar Via di sini bersama dengan Mama menunggu Papa. Papa tidak kasihan melihat kami seperti ini. Sedih,khawatir dan cemas ayolah bangun," ucap Via dengan lirih dan dia pun meneteskan air mata."Sudahlah, sayang kamu istirahat nanti kamu kelelahan tidak bisa menjaga apa-apa sekarang biar mama yang menjaga papa," ujar Vina dengan lembut."Tidak apa-apa Ma, biarkan saja Via yang menjaga Papa, Mama saja yang beristirahat lagipula pak Rizal juga sudah pergi untuk menyelidiki kasus, Papa ini semoga saja pelaku itu segera tertangkap. Karena, dia tidak akan membiarkan pelaku itu hidup tenang sedangkan kita di sini bersedih atas ulahnya," ucap Via dengan l
Hari ini Zaskia akan menjenguk Yudha di rumah sakit. Karena, dia baru mengetahui jika ayah dari sahabatnya itu terluka dan dia pun langsung mengendarai sepeda motor miringnya dengan perlahan menuju Rumah sakit sambil dia mencari kerjaan yang lain. Sebab, beberapa bulan yang lalu dia tidak diterima bekerja di perusahaan Rizal karena tidak enak dengan Rendra. Lagipula Zaskia juga tidak merasa keberatan, dan dia semakin mencari pekerjaan lain karena gajinya semakin menipis dan dia harus menyambung kehidupannya.Sesampainya di rumah sakit dia langsung memarkirkan sepeda motornya di parkiran motor. Kemudian berjalan dengan pelan menuju kamar Yudha, dia tidak tahu jika Rendra pun berada di sana karena pria itu juga baru menjenguk sang paman. Karena, pekerjaan yang sangat menumpuk membuat dia tidak bisa meninggalkan semua pekerjaannya."Permisi Om Yudha, Tante Vina dan Via," ucap Zaskia sambil masuk ke dalam ruangan, dan ia pun langsung terdiam mematung saat melihat Rendra berada di sana. Ra