Suara rekaman terdengar jelas. Rekaman tersebut direkam saat berada di Bar Arandall.Di dalam rekaman, terdengar suara tawa Jasmine yang bergema memenuhi seluruh ruangan. Aku memperhatikan ekspresi Jasmine.Pembicaraan di dalam rekaman tersebut tidak senonoh. Meskipun sudah mengalami secara langsung, aku masih bergidik saat mendengar rekaman ulangnya. Hatiku terasa sakit, aku tak dapat membendung air mata yang mengalir membasahi wajahku."Maya, sialan! Kamu menjebakku? Aku akan menghabisimu!" Jasmine tercengang mendengar isi rekaman yang aku putar.Di saat Jasmine menyerangku, Fanny telah mengambil ancang-ancang, lalu mengadang dan menendangnya. Jasmine terjatuh ke atas sofa, matanya tampak memerah seperti seekor binatang buas. Dia mengambil asbak yang ada di atas meja, lalu melemparkannya ke arahku.Untungnya aku gesit dan segera menghindar. Asbak tersebut jatuh ke lantai dan pecah berserakan.Semua orang di dalam ruangan membelalak. Giana menggelengkan kepala, dia tidak memercayainya
Aku menatap Jasmine dengan tegas. "Aku nggak ada hubungan apa pun sama Taufan. Tanyakan saja sama kakakmu!""Apa maksudmu? Berhenti berbohong!" Jasmine menatapku dengan jengkel.James adalah orang yang cerdas, dia berusaha membujukku. "Maya, jangan terlalu banyak bicara."Aku memahami kode yang diberikan James. Dia khawatir aku tidak mampu menangani situasi ini dan malah mengungkap rahasianya. Namun, apakah aku perlu menjual namanya demi melawan Harry dan Jasmine?Aku melirik James, lalu berjalan ke hadapan Jasmine dan bertanya secara lugas, "Saat aku terjebak hujan di bandara, kalian lagi bermesraan di tempat tidurku, 'kan? Saat anakku demam tinggi, Harry nggak memberikan uang sepeser pun kepadaku, dia malah pergi ke hotel untuk menemuimu. Kamu lupa, ya? Padahal kamu yang mengirimkan foto kemesraan kalian padaku."Jasmine mulai panik, tanpa sadar dia melangkah mundur sambil melirik Harry.Aku tersenyum sinis. "Atau kalian terlalu sering melakukan hubungan yang menjijikkan ini sampai l
Tiba-tiba Harry berteriak ketakutan.Sebelum menyadari apa yang terjadi, aku melihat sebuah sosok yang berlari mendekat untuk mengadang jalanku."Bugh!" Sebuah sosok yang tinggi berlutut di hadapanku."Maya, sayang, istriku, jangan pergi. Aku mengakui kesalahanku, aku minta maaf. Aku menyesal, tolong jangan pergi." Harry menggenggam erat tanganku. Raut wajahnya terlihat penuh penyesalan. "Sayang, aku minta maaf."Harry menampar dirinya sendiri sambil berkata, "Aku berjanji akan berubah. Aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Tolong berikan aku kesempatan."Tanpa pikir panjang, Jasmine maju untuk menarik Harry. "Kak, apa yang kamu bicarakan? Kamu janji akan menceraikannya begitu Bright Celestial menandatangani kontrak kerja sama. Kamu yang bilang nggak pernah mencintai dia, kamu menikahi dia demi menaikkan derajat keluarga kita. Lagi pula semua orang terlanjur sudah tahu, apa yang kamu takutkan?"Aku melirik Jasmine, lalu bertanya kepada Harry, "Kamu ngomong begitu?""Ja
Hana yang selama ini diam pun mulai melakukan perlawanan. Pertama adalah sertifikat palsu yang dibuat Harry terungkap. Kemudian, kehidupan pribadi Jasmine yang berantakan serta seluruh aset yang berada di bawah namanya juga terkuak. Satu per satu skandal mereka pun muncul ke permukaan.Beberapa hari ini Harry kelelahan mengurus semua gosip yang beredar. Dia masih berusaha untuk menutupi kebusukannya.Dua hari lagi adalah penandatanganan kerja sama dengan Bright Celestial. Namun hingga detik ini, Harry sama sekali tidak berencana untuk memenuhi permintaanku. Dia tidak bersedia menyerahkan semua aset yang dimiliki kepadaku.Pada hari senin, Harry menerima kabar bahwa Bright Celestial ingin menunda penandatanganan kontrak. Harry panik, dia tidak ingin kehilangan kesempatan emas ini.Ketika menjengukku di rumah sakit, Harry terlihat tidak fokus dan lesu. Aku menyuruhnya untuk mengurus prosedur kepulanganku. Aku mau membawa anakku pindah rumah, aku tidak mau anakku terlalu lama diasuh Kelua
Ketika mengantar Adele pulang, Giana membeli berbagai macam sayuran dan bunga segar untukku. Dia berusaha untuk menyanjungku, tapi aku tidak terharu. Apalagi semua barang-barang ini dibeli dengan menggunakan uangku.Aku tidak asal bicara, 80% klien yang didapatkan Aurous Construction adalah hasil jerih payahku.Aku tebak, tampaknya malam ini mereka ingin mengadakan pesta di sini.Begitu pulang, Adele berlari ke kamarnya dan terus bergumam, "Aku kangen Nenek."Aku tahu anakku sedang berusaha untuk menghiburku. Giana sibuk sejak tadi, pada siang hari Jack datang ke rumahku. Sejak kejadian kemarin, citra mertua di dalam benakku sudah hancur.Hari ini Harry pulang lebih awal daripada biasanya. Semua anggota Keluarga Sinjaya berkumpul di rumahku, kecuali Jasmine.Saat makan, Harry terus berusaha menyanjungku. Dia mengatakan ingin mengadakan pesta peringatan pernikahan pada hari jumat malam. Dia telah memesan aula Fortune.Aku tidak memedulikannya mereka yang berlagak antusias memperingati h
Di saat Harry selesai berpidato, aku melihat sebuah sosok gagah, tinggi, dan tampan yang berdiri di tengah kerumunan. Entah kenapa tiba-tiba jantungku berdegup kencang, rasanya aku ingin bersembunyi. Aku tidak ingin dia melihatku di situasi seperti ini.Harry juga melihat kedatangan Taufan. Harry bergegas merangkul dan mengajakku untuk menyapa Taufan.Sebenarnya Harry mengadakan pesta ini demi menyelamatkan proyek bersama Bright Celestial. Walaupun bukan Pak Marvin yang datang, aku yakin Harry lebih mengharapkan kedatangan Taufan.Harry dan Taufan berjabat tangan. Harry bersikap antusias, sementara Taufan tetap terlihat elegan seperti biasanya. Taufan datang bersama bawahannya. Bawahannya menyerahkan hadiah yang telah disiapkan, tetapi aku tidak mendengar Taufan memberikan ucapan selamat. Sikap Taufan yang acuh justru membuatku merasa lebih nyaman.Taufan adalah pria yang hebat, aku tidak dapat menyembunyikan apa pun darinya. Sejujurnya sandiwara ini membuatku merasa agak canggung.Di
Aku ditarik masuk ke dalam ruang tersebut, lalu disusul dengan suara pintu yang ditutup. Seketika, aku pun mencium aroma parfum yang familier.Aku mengangkat kepala, sebuah sosok yang tampan berdiri di depanku. "Tunjukkan lukamu.""Kamu ngapain? Nanti ada yang curiga." Aku agak jengkel."Tunjukkan lukamu," katanya dengan arogan, dia sama sekali tidak memedulikan ucapanku.Aku terpaksa menyeka poni untuk menunjukkan lukaku. Dia mengerutkan alis saat melihat luka di dahiku, tatapannya terlihat sangat mengerikan. Sebelumnya aku tidak pernah melihatnya bersikap seperti ini.Aku langsung menurunkan poni dan menutup kembali lukaku. Aku agak gugup. "Aku baik-baik saja."Dia tersenyum sinis. "Kamu mati rasa? Luka sebesar itu tidak sakit? Kamu masokis?"Aku mengangkat kepala dan memelototinya. Namun perhatiannya membuat perasaanku tergelitik, air mata yang menggenangi mata membuat penglihatanku terasa buram.Taufan mengernyit saat melihat aku yang berusaha tegar. "Kenapa tidak meneleponku?"Aku
Aku mengatur kembali suasana hatiku, lalu merapikan diri dan kembali ke aula.Aku bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan menyapa para tamu serta klien perusahaan. Para klien perusahaan sangat menghargaiku, aku pun berterima kasih kepada mereka. Bagaimanapun mereka adalah orang-orang yang menyokong ekonomi keluargaku, terutama Keluarga Sinjaya.Anggota Keluarga Sinjaya terlihat bangga, terutama Jack. Dia memperkenalkan Jasmine kepada para tamu undangan.Ternyata Jasmine berpenampilan sopan untuk menutupi kasus yang sedang dihadapinya beberapa akhir-akhir ini. Kehidupan pribadinya yang berantakan terkuak ke media, jadi dia berpakaian dan bersikap ramah untuk menutupi gosip yang beredar belakangan ini. Namun sejak keluar dari ruangan bersama Taufan, aku sama sekali tidak melihat keberadaan Jasmine.Adele berada di dalam pelukan neneknya. Banyak orang yang menyukai Adele, dia cantik seperti seorang peri kecil.Hatiku luluh setiap melihat putriku. Seandainya dia bahagia terus seperti sek