Bab 37. PASUKAN KHUSUS “Kak, saya punya ide. Apa kakak akan setuju dengan ide kami ini?” “Ide, ide apa yang ada dalam benak kalian?”Darko berkata sambil tersenyum melihat ekspresi cerah di wajah Bambang dan Slamet, dia tahu kalau kedua bawahannya ini sudah menemukan ide cemerlang. “Kak, kamu ingat dengan pasukan khusus kita di medan perang?” “Pasukan khusus, maksudmu tim harimau?” “Iya kak, saat ini mereka merasa bosan tidak melakukan kegiatan apapun. Bagaimana kalau kita merekrut mereka untuk menjadi tim keamanan Cahaya Timur?”Bambang memandang kearah Darko menunggu persetujuannya, bagaimanapun juga tim Harimau merupakan tim khusus yang dibentuk Darko selama di militer. Darko tidak langsung menjawab pertanyaan Bambang, dia nampak berpikir sejenak. Kemudian dia menatap Bambang serta Slamet untuk memastikan apakah otak mereka sehat. “Kalian ini, apa kalian tahu tugas tim harimau?”Bambang dan Slamet tidak langsung menjawab pertanyaan Darko, mereka b
Bab 38. MENGEJUTKAN Yusuf menatap ke seluruh ruangan pertemuan, dia sengaja diam memberikan para prajurit meluapkan kebahagian. Mereka sama sekali tidak pernah bermimpi akan bertemu lagi dengan sosok Jendral Besar Darko yang sangat mereka kagumi dan hormati setelah beberapa waktu yang lalu resign. Perlahan semua orang kembali tenang, mereka ingin mendengar penjelasan selanjutnya dari perintah ini. Karena tidak mungkin hanya kabar ini saja yang akan mereka dengar. Senyum mengembang di sudut bibir Yusuf sebelum melanjutkan perkataannya. “Sekarang kalian bersiap pergi ke perusahaan Cahaya Timur di mana Jendral Bambang dan Jendral Slamet berada. Kalian harus menyamar sebagai jasa keamanan biasa, kalian tidak boleh membawa atribut militer, bahkan kartu anggota kemiliteran kalian juga harus di simpan di sini. Misi ini adalah misi rahasia, mulai hari ini kalian menjalankan perintah Jendral Besar Darko secara langsung. Selamat bekerja, saya harap kalian bisa bekerja sebaik
Bab 39. TARGET SERATUS TRILIUN Hari ini Darko tidak jadi bersantai sejak kedatangan kolonel Ibrahim dan pasukannya. Dia memberi perintah kepada Bambang dan Slamet untuk menyediakan tempat tinggal mereka dan menempatkan mereka pada posisi tertentu di Cahaya Timur. Untuk sementara Ibrahim dan anak buahnya tinggal di perusahaan, menempati satu lantai penuh sebagai tempat tinggal sementara. Karyawan perusahaan juga ikut heboh setelah tahu kalau ratusan orang yang datang ini merupakan tim keamanan yang di rekrut oleh perusahaan. Perasaan aman dan tenang dalam bekerja seketika dirasakan oleh seluruh karyawan, terutama karyawan yang bekerja di lapangan dan bertugas menawarkan kerjasama dengan perusahaan yang membutuhkan investasi. Keesokan paginya Darko masih datang ke perusahaan, karena dia juga perlu mengawasi sendiri penempatan semua pasukan yang diperbantukan oleh Jendral Yusuf. Bambang juga sangat cekatan dalam bekerja, di bantu Slamet mereka berdua langsung me
Bab 40. ABIMAYU KRITIS Darko membiarkan suasana rapat menjadi riuh oleh bisikan peserta rapat. Bambang dan Slamet nampak saling pandang dan tersenyum hampir secara bersamaan. Tentu saja mereka tahu sangatlah sulit mencari klien yang membutuhkan dana sebesar seratus triliun, akan tetapi di dunia ini tidak ada sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Setelah semua orang tenang, Darko mengakhiri rapat kali ini. Tentu saja dia memberi semangat kepada semua orang untuk terus berusaha. Drrrttt… Baru saja keluar dari ruang rapat, ponselnya yang ada di saku celana bergetar. Darko segera mengambilnya dan melihat Id penelepon. Ternyata yang menelepon adalah Angeline, dengan segera Darko menekan tombol jawab. “Hallo…” “Kak Darko, kamu ada dimana? Cepat pergi ke Rumah Sakit. Ayah lagi kritis.” Degh… Jantung Darko seakan berhenti berdetak, begitu mendengar suara Angeline yang mengabari kalau Abimayu saat ini sedang kritis. Darko segera berpamitan kepada Bambang
Bab 41. JARI TOTOKAN SAKTI LEGENDARIS “Apa yang sebenarnya terjadi?”Musa berkata sambil memeriksa anggota tubuh Abimayu. Bibirnya mengeluarkan suara decakan kagum dan tidak percaya. Dia sebelumnya sudah memeriksa keadaan Abimayu dan merasa sudah pasrah. Ilmu pengobatan modern yang mereka kuasai sudah tidak mampu menyembuhkan penyakit stroke level empat yang diderita Abimayu. Tanda-tanda kehidupan di tubuh Abimayu juga terlihat sudah melemah, bola matanya terlihat sayu dan tanpa cahaya saat dia memberi cahaya pada bola matanya. Sementara itu dokter Zaver juga berada di belakang dokter Musa, setelah sebelumnya menghibur Angeline. “Siapa yang sudah menyelamatkan tuan Abimayu?”Musa kembali berkata sambil menatap kearah Zaver dan tim medis yang berjaga di ruang ICU sebelumnya. Dokter Zaver segera maju dan tersenyum penuh hormat ke arah dokter Musa, kemudian berkata, “Tuan direktur, saya yang sudah menyelamatkan tuan Abimayu dari masa kritis.” “Kamu? Kamu y
Bab 42. DOKTER GENIUS Semua orang menatap kearah dokter Zaver dengan tatapan penuh rasa penghinaan, hal ini membuat dokter Zaver semakin tidak berani berbohong dan berkata-kata. Dengan suara gagap dia segera mengakui perbuatannya. “Maaf nyonya… yang menyembuhkan tuan Abimayu bukan saya…” Degh…Jantung Rossa seakan berhenti berdetak mendengar perkataan dokter Zaver. Dia sama sekali tidak menyangka kalau dokter Zaver yang sangat dipercaya berani membohonginya “Yang menyembuhkan tuan Abimayu adalah Darko, saat mereka masuk ke ruang ICU saya tidak tahu apa yang dilakukannya, tapi setelahnya seluruh instrumen di layar monitor menampilkan kalau kondisi tubuh tuan Abimayu sudah normal.” Sekali lagi yang membuat Rossa tidak percaya adalah ucapan dokter Zaver yang mengatakan secara langsung kalau yang menyembuhkan Abimayu adalah Darko. “Darko…” Rossa seperti mendengar guntur di siang bolong setelah dokter Zaver mengatakan kenyataan yang tidak disangka-sangka.
Bab 43. SAYEMBARA Dokter Musa menatap kearah Darko dengan ekspresi bingung, dia berpikir apakah pemuda di depannya normal? Mana mungkin ada orang melamun pada saat di depannya ada orang yang sedang mengajaknya berbicara. Dokter Musa tersenyum mendengar perkataan Darko, dia tidak mempermasalahkan apa yang dilakukan Darko sebelumnya. “Apa yang akan anda bicarakan dengan saya? Saya rasa dokter Musa tidak hanya mengajak untuk ngobrol bukan?”Darko mengatakan apa adanya, meskipun dia sudah tahu maksud dari dokter Musa mengajaknya bicara secara pribadi. Dia tahu kalau dokter Musa sudah mengetahui kemampuannya dalam menyembuhkan penyakit stroke Abimayu yang sudah kritis menjadi sembuh dan normal kembali. “Ehem ehem.. saya jadi malu mengatakannya, karena tuan dokter genius sudah tahu apa yang saya inginkan, ehem ehem…”Dokter Musa nampak ragu untuk mengatakan apa yang diinginkan, dia terbatuk buatan untuk membuatnya sedikit lebih tenang. Darko duduk dengan san
Bab 44. DEWA PENYELAMAT “Dewa Penyelamat?” Tuan Sugiarto memandang dokter Musa dengan tatapan penuh rasa tidak percaya. Kalau bukan karena mereka sudah bersahabat selama puluhan tahun, tentu tuan Sugiarto tidak percaya dengan omongannya karena dia sudah sangat mengenal sahabatnya ini dengan baik. Selama ini dokter Musa sama sekali tidak mempunyai rekam jejak sebagai pembohong. Kemudian tuan Sugiarto manatap dokter Musa dengan penuh harap setelah mendengar perkataannya yang mengatakan kalau dia datang bersama seorang Dewa Penyelamat. Dokter Musa tersenyum mendengar perkataan tuan Sugiarto dan menganggukkan kepalanya. “Dewa Penyelamat itu hari ini sengaja saya ajak untuk menyelamatkan hidupmu.”Kemudian dokter Musa menoleh kebelakangnya, dia berpikir kalau Darko ada di belakangnya. Seketika raut wajahnya nampak aneh, dia bingung, kenapa Darko tidak ada di belakangnya? Bukankah tadi dia sudah mengajaknya masuk ke kamar tuan Sugiarto? “Ada apa? Siapa yan
Bab 295. KEBAHAGIAAN “Jadi, siapa orang tua kak Darko?” Angeline berkata tanpa sadar. Padahal dia merasa malu untuk menanyakannya, akan tetapi apa yang keluar dari mulutnya adalah reflek saja karena dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. George tidak marah mendengar perkataan Angeline, sebaliknya George malahan tersenyum kemudian melanjutkan perkataannya. “Orang tua Darko tentu saja kamu sudah mengenalnya dengan baik.” “Apa? Saya sudah mengenalnya?”Angeline berteriak tanpa sadar, saat tersadar dan merasa tidak sopan berteriak di hadapan mertuanya, Angeline langsung menutup mulutnya dengan tangan. “Maaf saya hanya terkejut saja. Tapi siapakah orang tua kak Darko, mana mungkin saya sudah mengenalnya.” “Orang tua Darko adalah Bu Siti.”George segera menyebutkan nama Siti dengan nada pelan sambil menatap wajah Angeline dan Darko silih berganti. "Mana mungkin bu Siti adalah orang tua kandung kak Darko?”Mata Angeline seakan mau keluar saat men
Bab 294. LATAR BELAKANG YANG MENGEJUTKAN Malam ini Angeline benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Darko. Tentu saja Darko juga tidak menolak ketika Angeline berinisiatif untuk melakukan hubungan intim sebagai suami istri dengannya. Keesokan paginya wajah Darko tampak semakin bersemangat, kegundahan dan kegalauan yang mendera pikirannya sudah lebih berkurang. Sedangkan wajah Angeline tampak pucat dan terlihat seperti orang yang kelelahan. Maklumlah mereka semalam telah bertempur hingga semalaman. Bagi Darko yang seorang kultivator tentu saja tidak masalah jika dia melakukan hubungan suami istri semalaman tanpa henti. Hanya saja dia tidak tega melihat Tenaga Angeline kehabisan untuk melayaninya. Menjelang subuh barulah Darko menghentikan serangannya pada Angeline. Saat terbangun Darko tampak bersiul dengan penuh kegembiraan dan langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tanpa menunggu Angeline terbangun
Bab 293. TIDUR SATU RANJANG DENGAN ANGELINE Setelah menerima laporan kapten pengawal, tuan besar George segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang keluarga. Widyawati memandangi kepergian suaminya tanpa berusaha mencegahnya, karena dia tahu kalau George ingin segera bertemu dengan Darko. “Kalian kembalilah ke tempat kalian, nanti kalau saya membutuhkan bantuan kalian pasti kalian akan saya panggil.” “Baik nyonya.”Kapten pengawal dan kepala pelayan segera kembali ke tempatnya masing-masing. “Darko, kamu pergi kemana saja? Kami mencarimu sedari tadi kenapa tidak kelihatan?”George segera menyapa Darko, setelah melihat sosok Darko yang sedang duduk di teras paviliun. Darko yang sedang asik menikmati rokoknya segera menoleh ke arah sumber suara. Darko segera berdiri dan tersenyum ke arah george setelah mematikan rokok di tangannya. “Ayah…” George menatap wajah anak angkatnya dengan perasaan bersalah, sebagai seorang pria tua yang berpenga
Bab 292. GALAU TINGKAT LANGIT Darko merasa sangat galau tingkat langit menghadapi kenyataan yang dialaminya. Andai dia bisa memilih tentu saja Darko lebih suka selalu hidup di medan perang daripada menerima kenyataan ini. Kenyataan ini tidak bisa dikatakan manis maupun pahit, karena semua adalah kenyataan yang sebenarnya. Hanya saja setelah tahu bahwa dia hanya anak angkat, perasaan hutang budi kepada ayah dan ibu angkatnya menjadi sangat besar. Hutang budi ini melebihi kebaikan harus dilakukan oleh anak kandung kepada orang tua kandungnya. Karena sangatlah wajar dan seharusnya, anak kandung berbakti kepada kedua orang tuanya. Akan tetapi saat ini Darko merasa tekanan yang harus dilakukan kepada kedua orang tua angkatnya seperti sebuah gunung yang selalu berada di punggungnya. Tentu saja Darko tidak bisa durhaka maupun melupakan budi baik yang diberikan George dan Widyawati yang selama ini merawatnya. Bahkan kalau bisa, dia tidak ingin
Bab 291. SEBUAH TEKAD Dalam sekejap sosoknya sudah muncul di tebing gunung yang dulu pernah dijadikan tempat berkemah. Tebing gunung ini terletak di perbatasan timur Nusantara, lebih tepatnya tempat dia berkemah dan membunuh seekor ular python. Tempat ini sangatlah terpencil serta pemandangannya sangat indah, dari atas tebing ini Darko bisa menatap ke arah lembah sejauh mata memandang. “Aaaa…. aaaa….aaaa….!!”Dengan lantangnya Darko menjerit sekuat tenaga melepaskan kegundahan dan ketidak percayaan pada dirinya. Gema teriakan Darko mengagetkan hewan-hewan liar yang ada di hutan serta menerbangkan burung-burung yang sedang mencari makan di antara pepohonan. “Tuhan… haruskan saya percaya dengan kenyataan ini? Orang tua yang begitu baik merawatku sejak kecil ternyata mengaku bukan orang tua kandungku?” “Tuhan…! Apa yang harus saya lakukan?” “Astagfirullahaladzim…. Ya Alloh, ujian apalagi yang Engkau berikan kepadaku?” “Kalau memang mereka berd
Bab 290. TEKANAN BATIN Angeline segera menjawab pertanyaan Widyawati, sambil tersenyum kearah Siti. Sementara itu Darko yang tidak terlalu menganggap penting kehadiran Siti, ekspresi wajahnya tampak datar saja. Jendral George dan Widyawati sepertinya juga mengerti, kenapa Darko bersikap datar kepada Siti. Yang pasti Darko belum menyadari kalau wanita paruh baya yang datang jauh-jauh dari negara Samanta ini, sebenarnya hanya mempunyai satu tujuan yaitu untuk menemui Darko sebagai anak kandungnya yang hilang dua puluh lima tahun yang lalu. Siti tampak tersenyum mendapat pembelaan dari Angeline. Tentu saja sebagai sesama wanita Angeline lebih peka dan tidak terlalu berpikir jauh dengan Siti. Apalagi mereka sudah menandatangani kerjasama antara dua perusahaan, sehingga sikap Angeline sebagai CEO baru, tentu saja sangat senang dengan kerjasama ini. “Maaf ayah, saya mau ke kamar dulu. Biar Angeline menemani kalian ngobrol.”Darko segera berpamitan
Bab 289. ANGELINE BERTEMU KEDUA MERTUANYA Widyawati tampak menghela nafas setelah melihat foto yang ada di dalam liontin, kemudian dia menyerahkan kalung perak itu kepada Siti. “Ternyata kamu memang orang tuanya Darko, akan tetapi lebih baik kalian melakukan tes DNA terlebih dahulu agar semuanya lebih jelas lagi.” “Benar apa kata istriku, kalian sebaiknya Tes DNA terlebih dahulu agar semakin jelas dan kuat hubungan diantara kalian.” Siti sangat terkejut mendengar saran dari kedua suami istri di depannya ini, dia tidak menyangka kalau seorang bangsawan seperti keluarga Mangkusadewo mempunyai hati yang begitu terbuka dan bisa menerima pengakuannya tanpa memarahi maupun menghalanginya. Memang, keluarga Mangkusadewo terkenal sebagai keluarga yang rendah hati dan suka menolong siapapun serta bersedia mendengarkan pendapat orang lain, meskipun sebenarnya pendapat orang itu merugikan dirinya. Sifat-sifat baik dari keluarga Mangkusadewo ini telah diturunk
Bab 288. FOTO MASA MUDA ORANG TUA KANDUNG DARKO Sementara itu Jendral George yang memperhatikan perubahan pada ekspresi wajah Widyawati hanya bisa tersenyum kecil dan bergumam. “Apa yang akan kamu lakukan setelah mendengar perkataan Siti, apakah kamu akan mempercayai begitu saja omongannya? Mana mungkin kita akan melepaskan Darko yang sudah mereka rawat sejak kecil dengan penuh kasih sayang, kepada wanita yang datang entah dari mana dan mengakui kalau Darko adalah anak kandungnya?” “Dari data yang ada di arsip mereka, saya di perlihatkan nama dan alamat rumah ini.”Sebelum Widyawati bertanya dan menyanggah perkataannya, Siti sudah melanjutkan perkataannya. Tampaknya Widyawati mempunyai sifat yang lebih sabar dan bisa menerima perkataan Siti. Meskipun belum seratus persen mempercayai, akan tetapi Widyawati masih bisa menerima apa yang dikatakan Siti. Widyawati ingin menggali lebih banyak informasi yang bisa di keluarkan Siti untuk membuktikan apa yang
Bab 287. TENSI MENINGGI Meskipun kesal karena dia tidak disuruh naik mobil Rolls Royce itu, Siti tetap diam. Karena yang jelas dia diizinkan untuk bertemu dengan tuan George Mangkusadewo. Dengan dikawal kapten penjaga pintu gerbang, Siti berjalan menuju Mansion yang jaraknya dua ratus meter dari pintu gerbang. Akhirnya Siti sampai juga di Mansion keluarga Mangkusadewo, di depan pintu Mansion dia sudah dijemput seorang pengawal bagian dalam. Kapten penjaga pintu gerbang segera menyerahkan tanggung jawab mengantar Siti kepada pengawal bagian dalam. Begitu memasuki Mansion, Siti sangat kagum dengan arsitektur dan furniturenya. Arsitekturnya gabungan dari arsitektur tradisional di gabungkan dengan arsitektur modern. “Tuan, tamunya sudah ada di sini.”Pengawal bagian dalam yang menerima Siti segera memberi hormat dan melaporkan kedatangannya. Jendral George Mangkusadewo segera menatap kearah Siti, dalam tatapan matanya terlihat kalau dia