Bab 158. ANGELINE DI TANGKAP GANGSTER “Lepaskan!!”Angeline meronta sambil berteriak menarik tangan yang ditangkap salah satu dari pria dari kamar pribadi di sebelah. Ponselnya masih dalam mode panggilan ketika Angeline berteriak dan mencoba melepaskan diri dari cengkeraman pria mesum yang berniat membawanya pergi. “Tolong… tolong… Lepaskan!” “Ha ha ha ha, saya makin suka dengan wanita yang agresif seperti ini. Teman-teman malam ini kita harus menaklukkan wanita jalang ini, ha ha ha ha!”Kelima pria ini tertawa dan mengejek Angeline, bahkan salah satu dari mereka yang kepala botak berusaha memegang dagu Angeline. Dengan cepat Angeline menghindar agar tangan pria itu tidak menyentuh dagunya. Keributan di depan pintu kamar pribadi menarik perhatian Radith dan yang lainnya. Pintu kamar pribadi terbuka dari dalam terlihat sosok Radith yang penasaran dengan keributan di depan pintu kamar pribadinya. “Siapa yang berani membuat keributan di tempatku!”Dengan gaga
Bab 159. TAMPARAN MAUT Tatapan Darko bagaikan iblis yang keluar dari dasar neraka, membuat semua orang yang ada di depannya tiba-tiba merasakan aura yang sangat menakutkan menyelimuti tubuh mereka. Darko sangat marah melihat Angeline di ganggu dan di permalukan oleh kelima pria ini. “Lepaskan istriku, kalau kalian ingin selamat.”Suara Darko tidak terlalu keras akan tetapi cukup jelas didengar semua orang di lorong ini. Akan tetapi peringatan Darko malah menjadi bahan candaan kelima gangster yang menangkap Angeline. “Ha ha ha ha… lihat ada orang yang cari mati mendekati kita. Sepertinya pemuda ini sudah bosan hidup berani menantang kita.” “Apa kamu dengar apa yang dikatakannya tadi?” “Memangnya apa yang dikatakan?” “Pria miskin itu mengaku sebagai suami wanita cantik yang ada di tanganku.”Bergola tersenyum sinis sambil menatap Darko dengan tatapan merendahkan, sedangkan tangannya sama sekali tidak bisa lepas dari tangan lembut Angeline yang di cengkram era
Bab 160. PENERIMAAN MASTER KULTIVATOR Darko masih tetap berdiri pada tempatnya ketika Bergola melayangkan tinjunya. Hanya dengan memiringkan kepalanya sedikit, tinju Bergola meleset dengan jarak dua centimeter dari kepala Darko. Kali ini Darko sengaja akan mempermainkan Bergola yang sudah berani menyentuh Angeline. Lima tinju secara beruntun melayang ke tubuh Darko, tapi bisa dihindari dengan sangat mudah. Tubuh Darko bagai pohon bambu yang sedang tertiup angin, setiap kali tinju Bergola melayang ke tubuhnya. Radith, Dylan dan yang lainnya memandang kearah Darko dengan tatapn takjub, dia sama sekali tidak menyangka kalau orang yang mereka hina bisa begitu kuat. Setelah merasa puas mempermainkan Bergola, sudut bibir Dako terlihat terangkat sedikit dan senyum penuh penghinaan membayang di wajahnya. Bugh… Prok.. “Argh…!” “Auww….!”Suara kesakitan terdengar begitu mengerikan ketika Darko melayangkan kakinya yang tepat mengenai selangkangan Bergo
Bab 161. UJI KEKUATAN Darko hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil memberi isyarat agar Ibrahim tetap duduk. Kemudian Darko duduk di kursi yang masih kosong di samping Ibrahim Semua Master beladiri yang datang untuk mendaftar sebagai pengawal perusahaan tampak memandang kearah Darko dengan penasaran. Setelah Darko duduk di sampingnya, Ibrahim segera berdiri dan memperkenalkan Darko kepada semua orang. Tentu saja Ibrahim tidak memperkenalkan Darko sebagai pemilik perusahaan atau Boss mereka nantinya. Sesuai pesan dan rencana yang sudah diatur sebelumnya, Ibrahim hanya mengenalkan Darko sebagai tim penguji dari perusahaan. Kenapa buka Bambang maupun Slamet yang menguji para Master beladiri yang mendaftar sebagai pengawal, tentu saja Darko mempunyai alasannya sendiri. “Saudara-saudara perkenalkan ini kak Darko yang akan menguji kemampuan kalian.”Kali ini semua Master memandang dengan tatapan aneh, ada yang merendahkan Darko bahkan ada yang terang-tera
Bab 162. UJI KEKUATAN 2 Darko berdiri di tengah aula dikelilingi puluhan Master beladiri yang akan bergabung dengan perusahaannya. Meskipun Darko sudah tahu kemampuan mereka sesuai data yang sudah mereka berikan, akan tetapi Darko tetap masih ingin menguji kekuatan mereka. “Kalian akan diuji kekuatannya satu persatu, ujian ini dimulai dari level tingkat pertama dan seterusnya. siapapun yang bisa menyentuh pakaianku maka dianggap menang dan akan saya beri bonus satu milyar per orang.” Begitu Darko mengumumkan ketentuan uji kekuatan ini, semua orang seketika menjadi ramai. Wajah mereka langsung berseri-seri dan sangat bersemangat. Darko segera mengangkat tangannya menyuruh semua tenang sebelum dia melanjutkan perkataannya. “Kalian harus mengeluarkan segala kemampuan kalian, jangan takut saya akan terluka. Meskipun saya terluka oleh serangan kalian, tenang saja kalian tidak akan disalahkan.Selain itu, siapapun yang bisa menjatuhkanku juga akan diberi bonus
Bab 163. UJI KEKUATAN 3 Wajah Darko masih saja tetap datar memandang dua puluh master tingkat menengah yang terkapar tanpa daya di sekelilingnya. “Sekarang giliran kalian,” Darko berkata sambil menatap kearah lima belas master tingkat lanjut yang masih terpana dengan kekuatan yang dimiliki Darko. “Baik.” Setelah menjawab perintah Darko, lima belas master tingkat lanjut langsung bersiap. Setelah memberi isyarat, mereka kembali menyerang Darko dengan penuh semangat. Mereka sepertinya sudah menemukan cara untuk mengalahkan Darko, buktinya mereka terbagi dalam tiga lapis serangan yang datang susul menyusul ke arah Darko. Terlihat senyum tipis mengembang di sudut bibir Darko melihat teknik serangan mereka. Darko masih berdiri dengan tenang di posisinya semula tanpa sedikitpun bersiap atau merubah posisi tubuhnya menjadi siaga mode tempur. “Kami akan menyerang.”Setelah memberi peringatan terlebih dahulu, lima master tingkat lanjut yang menyerang pertama
Bab 164. MASTER YANG SESUNGGUHNYA Para master sangat kagum dengan kemampuan beladiri Darko. Dan yang membuat mereka semakin kagum adalah selain kemampuan bela dirinya yang sangat hebat dan tidak diketahui levelnya, Darko juga mempunyai teknik pengobatan yang sangat ajaib. Pil eliksir yang bisa menyembuhkan luka dalam dengan cepat, merupakan sebuah harta yang sangat langka. Betapa murah hatinya Darko, membagikan delapan puluh pil eliksir tingkat tinggi kepada mereka. Padahal pil eliksir ini merupakan obat yang sangat langka dan kalau adapun, harganya sangatlah mahal. Dalam hati semua master sudah tunduk dengan kemampuan Darko, mereka menganggapnya sebagai seorang master beladiri yang sesungguhnya. Ujian kekuatan ini secara tidak langsung sudah menundukkan kearoganan mereka yang selama ini menganggap diri mereka sebagai eksistensi yang kuat. Darko menatap semua orang dengan tatapan datar, mereka sama sekali tidak terlihat kecapekan setelah mengalahka
Bab 165. EKSPANSI Setelah diberi izin oleh Darko, Bambang segera masuk ke ruang rahasia. Di atas sofa, Darko memandang kearah Bambang yang baru saja masuk ke ruangannya kemudian berkata. “Ada apa?” Bambang yang baru saja datang di tanya begitu langsung membungkuk hormat ke arah Darko. “Begini kak, saya punya ide untuk membuka cabang lagi di beberapa propinsi lagi dan ekspansi keluar negeri, apa kak Darko setuju?” “Saya setuju, kamu urus saja. Saya akan memberi tambahan modal jika modal yang ada kurang.” “Baik kak, sementara modal yang ada masih cukup. Hanya saja untuk ekspansi ke luar negeri perusahaan membutuhkan tambahan modal dan pengawal perusahaan yang mumpuni.” “Atur saja semuanya, untuk pengawal yang dibutuhkan. Kamu bicara sendiri dengan Ibrahim untuk membawa para master menjaga perusahaan cabang di luar negeri.” “Oh iya, mulai sekarang kamu pekerjakan para master di beberapa perusahaan cabang yang sudah berdiri. Sisanya tetap berada disini me
Bab 295. KEBAHAGIAAN “Jadi, siapa orang tua kak Darko?” Angeline berkata tanpa sadar. Padahal dia merasa malu untuk menanyakannya, akan tetapi apa yang keluar dari mulutnya adalah reflek saja karena dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. George tidak marah mendengar perkataan Angeline, sebaliknya George malahan tersenyum kemudian melanjutkan perkataannya. “Orang tua Darko tentu saja kamu sudah mengenalnya dengan baik.” “Apa? Saya sudah mengenalnya?”Angeline berteriak tanpa sadar, saat tersadar dan merasa tidak sopan berteriak di hadapan mertuanya, Angeline langsung menutup mulutnya dengan tangan. “Maaf saya hanya terkejut saja. Tapi siapakah orang tua kak Darko, mana mungkin saya sudah mengenalnya.” “Orang tua Darko adalah Bu Siti.”George segera menyebutkan nama Siti dengan nada pelan sambil menatap wajah Angeline dan Darko silih berganti. "Mana mungkin bu Siti adalah orang tua kandung kak Darko?”Mata Angeline seakan mau keluar saat men
Bab 294. LATAR BELAKANG YANG MENGEJUTKAN Malam ini Angeline benar-benar menyerahkan diri sepenuhnya kepada Darko. Tentu saja Darko juga tidak menolak ketika Angeline berinisiatif untuk melakukan hubungan intim sebagai suami istri dengannya. Keesokan paginya wajah Darko tampak semakin bersemangat, kegundahan dan kegalauan yang mendera pikirannya sudah lebih berkurang. Sedangkan wajah Angeline tampak pucat dan terlihat seperti orang yang kelelahan. Maklumlah mereka semalam telah bertempur hingga semalaman. Bagi Darko yang seorang kultivator tentu saja tidak masalah jika dia melakukan hubungan suami istri semalaman tanpa henti. Hanya saja dia tidak tega melihat Tenaga Angeline kehabisan untuk melayaninya. Menjelang subuh barulah Darko menghentikan serangannya pada Angeline. Saat terbangun Darko tampak bersiul dengan penuh kegembiraan dan langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tanpa menunggu Angeline terbangun
Bab 293. TIDUR SATU RANJANG DENGAN ANGELINE Setelah menerima laporan kapten pengawal, tuan besar George segera bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang keluarga. Widyawati memandangi kepergian suaminya tanpa berusaha mencegahnya, karena dia tahu kalau George ingin segera bertemu dengan Darko. “Kalian kembalilah ke tempat kalian, nanti kalau saya membutuhkan bantuan kalian pasti kalian akan saya panggil.” “Baik nyonya.”Kapten pengawal dan kepala pelayan segera kembali ke tempatnya masing-masing. “Darko, kamu pergi kemana saja? Kami mencarimu sedari tadi kenapa tidak kelihatan?”George segera menyapa Darko, setelah melihat sosok Darko yang sedang duduk di teras paviliun. Darko yang sedang asik menikmati rokoknya segera menoleh ke arah sumber suara. Darko segera berdiri dan tersenyum ke arah george setelah mematikan rokok di tangannya. “Ayah…” George menatap wajah anak angkatnya dengan perasaan bersalah, sebagai seorang pria tua yang berpenga
Bab 292. GALAU TINGKAT LANGIT Darko merasa sangat galau tingkat langit menghadapi kenyataan yang dialaminya. Andai dia bisa memilih tentu saja Darko lebih suka selalu hidup di medan perang daripada menerima kenyataan ini. Kenyataan ini tidak bisa dikatakan manis maupun pahit, karena semua adalah kenyataan yang sebenarnya. Hanya saja setelah tahu bahwa dia hanya anak angkat, perasaan hutang budi kepada ayah dan ibu angkatnya menjadi sangat besar. Hutang budi ini melebihi kebaikan harus dilakukan oleh anak kandung kepada orang tua kandungnya. Karena sangatlah wajar dan seharusnya, anak kandung berbakti kepada kedua orang tuanya. Akan tetapi saat ini Darko merasa tekanan yang harus dilakukan kepada kedua orang tua angkatnya seperti sebuah gunung yang selalu berada di punggungnya. Tentu saja Darko tidak bisa durhaka maupun melupakan budi baik yang diberikan George dan Widyawati yang selama ini merawatnya. Bahkan kalau bisa, dia tidak ingin
Bab 291. SEBUAH TEKAD Dalam sekejap sosoknya sudah muncul di tebing gunung yang dulu pernah dijadikan tempat berkemah. Tebing gunung ini terletak di perbatasan timur Nusantara, lebih tepatnya tempat dia berkemah dan membunuh seekor ular python. Tempat ini sangatlah terpencil serta pemandangannya sangat indah, dari atas tebing ini Darko bisa menatap ke arah lembah sejauh mata memandang. “Aaaa…. aaaa….aaaa….!!”Dengan lantangnya Darko menjerit sekuat tenaga melepaskan kegundahan dan ketidak percayaan pada dirinya. Gema teriakan Darko mengagetkan hewan-hewan liar yang ada di hutan serta menerbangkan burung-burung yang sedang mencari makan di antara pepohonan. “Tuhan… haruskan saya percaya dengan kenyataan ini? Orang tua yang begitu baik merawatku sejak kecil ternyata mengaku bukan orang tua kandungku?” “Tuhan…! Apa yang harus saya lakukan?” “Astagfirullahaladzim…. Ya Alloh, ujian apalagi yang Engkau berikan kepadaku?” “Kalau memang mereka berd
Bab 290. TEKANAN BATIN Angeline segera menjawab pertanyaan Widyawati, sambil tersenyum kearah Siti. Sementara itu Darko yang tidak terlalu menganggap penting kehadiran Siti, ekspresi wajahnya tampak datar saja. Jendral George dan Widyawati sepertinya juga mengerti, kenapa Darko bersikap datar kepada Siti. Yang pasti Darko belum menyadari kalau wanita paruh baya yang datang jauh-jauh dari negara Samanta ini, sebenarnya hanya mempunyai satu tujuan yaitu untuk menemui Darko sebagai anak kandungnya yang hilang dua puluh lima tahun yang lalu. Siti tampak tersenyum mendapat pembelaan dari Angeline. Tentu saja sebagai sesama wanita Angeline lebih peka dan tidak terlalu berpikir jauh dengan Siti. Apalagi mereka sudah menandatangani kerjasama antara dua perusahaan, sehingga sikap Angeline sebagai CEO baru, tentu saja sangat senang dengan kerjasama ini. “Maaf ayah, saya mau ke kamar dulu. Biar Angeline menemani kalian ngobrol.”Darko segera berpamitan
Bab 289. ANGELINE BERTEMU KEDUA MERTUANYA Widyawati tampak menghela nafas setelah melihat foto yang ada di dalam liontin, kemudian dia menyerahkan kalung perak itu kepada Siti. “Ternyata kamu memang orang tuanya Darko, akan tetapi lebih baik kalian melakukan tes DNA terlebih dahulu agar semuanya lebih jelas lagi.” “Benar apa kata istriku, kalian sebaiknya Tes DNA terlebih dahulu agar semakin jelas dan kuat hubungan diantara kalian.” Siti sangat terkejut mendengar saran dari kedua suami istri di depannya ini, dia tidak menyangka kalau seorang bangsawan seperti keluarga Mangkusadewo mempunyai hati yang begitu terbuka dan bisa menerima pengakuannya tanpa memarahi maupun menghalanginya. Memang, keluarga Mangkusadewo terkenal sebagai keluarga yang rendah hati dan suka menolong siapapun serta bersedia mendengarkan pendapat orang lain, meskipun sebenarnya pendapat orang itu merugikan dirinya. Sifat-sifat baik dari keluarga Mangkusadewo ini telah diturunk
Bab 288. FOTO MASA MUDA ORANG TUA KANDUNG DARKO Sementara itu Jendral George yang memperhatikan perubahan pada ekspresi wajah Widyawati hanya bisa tersenyum kecil dan bergumam. “Apa yang akan kamu lakukan setelah mendengar perkataan Siti, apakah kamu akan mempercayai begitu saja omongannya? Mana mungkin kita akan melepaskan Darko yang sudah mereka rawat sejak kecil dengan penuh kasih sayang, kepada wanita yang datang entah dari mana dan mengakui kalau Darko adalah anak kandungnya?” “Dari data yang ada di arsip mereka, saya di perlihatkan nama dan alamat rumah ini.”Sebelum Widyawati bertanya dan menyanggah perkataannya, Siti sudah melanjutkan perkataannya. Tampaknya Widyawati mempunyai sifat yang lebih sabar dan bisa menerima perkataan Siti. Meskipun belum seratus persen mempercayai, akan tetapi Widyawati masih bisa menerima apa yang dikatakan Siti. Widyawati ingin menggali lebih banyak informasi yang bisa di keluarkan Siti untuk membuktikan apa yang
Bab 287. TENSI MENINGGI Meskipun kesal karena dia tidak disuruh naik mobil Rolls Royce itu, Siti tetap diam. Karena yang jelas dia diizinkan untuk bertemu dengan tuan George Mangkusadewo. Dengan dikawal kapten penjaga pintu gerbang, Siti berjalan menuju Mansion yang jaraknya dua ratus meter dari pintu gerbang. Akhirnya Siti sampai juga di Mansion keluarga Mangkusadewo, di depan pintu Mansion dia sudah dijemput seorang pengawal bagian dalam. Kapten penjaga pintu gerbang segera menyerahkan tanggung jawab mengantar Siti kepada pengawal bagian dalam. Begitu memasuki Mansion, Siti sangat kagum dengan arsitektur dan furniturenya. Arsitekturnya gabungan dari arsitektur tradisional di gabungkan dengan arsitektur modern. “Tuan, tamunya sudah ada di sini.”Pengawal bagian dalam yang menerima Siti segera memberi hormat dan melaporkan kedatangannya. Jendral George Mangkusadewo segera menatap kearah Siti, dalam tatapan matanya terlihat kalau dia