Bab 157. PUKULAN MAUT Suara tawa empat orang preman yang sedang menggoda perempuan muda itu terdengar sangat memandang rendah. Sementara perempuan muda itu terus berteriak sambil mencoba untuk merebut tas miliknya. “Kembalikan tasku cepat! Atau saya akan melaporkan kalian kepada Polisi.”Perempuan muda itu terus berteriak berusaha mengambil tas miliknya. Meskipun perempuan muda itu terus berteriak, keempat preman tetap menghiraukan nya. Pemandangan ini tentu saja membuat Darko yang tidak jauh dari tempat mereka menjadi tidak senang. “Hei apa yang sedang kalian lakukan?” Suara Darko yang menggelegar membuat keempat preman yang sedang mengganggu perempuan muda itu langsung menoleh dan memelototi Darko dengan tatapan mata penuh ekspresi membunuh. “Siapa kamu? Apakah kamu sudah bosan hidup, berani mengganggu urusan kami hah.”Salah seorang preman yang mempunyai luka sayatan di pipi kanannya membentak Darko dengan mata melotot seakan mau memakannya.
Bab 158. DARKO PULANG Apa yang dilakukan gadis itu tentu saja membuat kesal Darko. Meskipun keberadaan gadis itu sama sekali tidak mengganggu apa yang akan dia lakukan kepada para preman. Akan tetapi tidaklah baik jika seorang gadis melihat hukuman yang akan dia berikan pada para preman yang suka mengganggu warga. “Pergilah, atau kamu ingin menangis lagi jika para preman kembali menangkap mu?” Mendengar perkataan Darko, gadis itu seketika tersadar dari keterkejutannya. Dengan gugup gadis itu lari meninggalkan taman kota sambil membawa tasnya dengan wajah pucat membayangkan akan ditangkap para preman lagi. Sementara itu setelah melihat gadis yang ditolongnya pergi, mata Darko dialihkan ke arah para preman yang sedang memperagakan keadaan si Codet. Perlahan Darko berjalan mendekati para preman, melihat kedatangan Darko yang sudah membuat si Codet terkapar tak berdaya. Para preman yang sebelumnya terlihat garang langsung menciut melihat
Bab 159. KETERKEJUTAN WIDYAWATI “Sebenarnya ibu tidak merasa direpotkan jika diminta menjemput kamu di bandara, tapi karena kamu sudah pulang tentu saja ibu tidak bisa berkata apa-apa.”Widyawati tampak menghela nafas setelah mendengar penjelasan Darko, sebagai seorang ibu yang sudah sangat lama tidak bertemu dengan anaknya, tentu saja Widyawati teringat masa-masa ketika Darko masih kecil. Saat Widyawati dan Darko sedang berbicara, Faizi yang sedang berada di pangkuan Darko langsung menyela seakan tidak sabar dengan uneg-uneg yang ada di dalam hatinya. “Ayah ayah, kapan ayah mengajak faizii bertemu dengan ibu?”Faizi yang ada di pangkuan Darko tidak sabar menyela perkataan Widyawati. Nanti pasti Faizi ayah ajak menemui ibu, oh iya kamu senang tinggal bersama nenek atau tinggal bersama ayah di kota Mandiraja?” Tiba-tiba Darko menanyakan pendapat Faizi tentang perasaan hatinya pada saat ini. Sebagai anak kecil yang masih polos tentu saja Faizi langsung men
Bab 160. PILIHAN UNTUK FAIZI Dalam benak Widyawati, dia menganggap kalau Angelina bukanlah istri yang baik dan terlalu memandang rendah Darko dan terlalu materialistis. Padahal keluarga Mangkusadewo sudah berniat baik untuk mensejahterakan keluarga Wibisono yang merupakan mantan anak buahnya di militer. Akan tetapi harapannya sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan, apalagi setelah sekarang dia mendengar kabar kalau rumah tangga anaknya sudah berantakan. Tentu saja Widyawati tidak bisa menyembunyikan kekesalannya dari perubahan yang terjadi pada wajah dan tarikan nafasnya yang semakin cepat saat membahas masalah rumah tangga Darko. Tentu saja Darko tahu perubahan yang terjadi pada ekspresi wajah Widyawati serta aliran nafasnya yang sedikit memburu, sebagai tanda kalau ibunya sedang naik emosinya. Segera saja Darko berusaha menenangkan Widyawati dengan perkataan yang membela Angelina. Darko melakukan hal ini tentu saja dengan maksud agar ibunya
Bab 161. FAIZI DI TINGGAL Mendengar perkataan Darko, seketika Faizi memandang ayahnya dengan tatapan bingung. Sebagai seorang anak, tentu saja Faizi lebih suka setiap hari berkumpul dengan keluarganya. Akan tetapi dia sudah tahu kalau ayahnya tidak disukai nenek Rossa dan kakek Abimanyu. Meskipun Faizi masih kecil, akan tetapi setelah ditempa kehidupan yang serba sulit dan susah saat ayahnya pergi telah membuat Faizi kecil bisa berpikir lebih dewasa sebelum waktunya. Kini pada saat ayahnya sudah pulang dari perantauannya dan berkumpul bersamanya, sebuah cobaan menimpa dirinya yang harus melihat perpisahan antara ayah dan ibunya. Serta melihat kebencian yang diperlihatkan nenek dan kakek dari keluarga ibunya kepada ayahnya. “Terserah ayah saja. Izi menurut sama ayah.”Mendengar jawaban Faizi, senyum pahit menghiasi sudut bibir Darko, karena dia yang harus menentukan masalah Faizi akan tinggal dengan siapa. Sementara itu Widyawati yang mendengar per
Bab 162. ANGELINA BERUBAH SEPERTI KUNTILANAK Dengan tergopoh-gopoh Abimanyu naik ke lantai dua memenuhi panggilan Rossa. “Ada apa sih? Kenapa ibu panggil-panggil ayah seperti orang kesurupan?” “Kesurupan, kesurupan ayah jangan suka bercanda, ibu sedang panik nih. Apa kamu sebagai seorang ayah sama sekali tidak memikirkan anak kamu? Lihat apa yang sedang dilakukan Angelina. Sudah satu minggu lamanya Angelina tidak keluar dari kamar dan ibu juga tidak bisa masuk. Kamu sebagai seorang ayah dan seorang pria cobalah pikirkan bagaimana caranya agar anak kita mau makan.”Mulut Rossa sampai berbusa dan air liurnya terbang kemana-mana saat berbicara kepada Abimanyu dengan perasaan campur aduk, antara takut, khawatir dan cemas bercampur menjadi satu. Tanpa sadar Abimanyu mengusap wajahnya yang kena cipratan air ludah dari mulut Rossa yang nyinyir seperti burung beo. “Terus ayah harus ngapain?”Memang pada dasarnya punya sifat yang serba mengalah dan selalu berada di
Bab 163. ANGELINA DIBAWA KE RUMAH SAKIT JIWA Rossa sangat terkejut melihat penampilan anak kesayangannya yang kini sudah sangat berbeda dengan Angelina yang dulu dikenalnya. Tentu saja Rossa sangat terkejut melihat penampilan Angelina, karena dulunya Angelina yang merupakan salah satu wanita tercantik di kota Mandiraja, mempunyai penampilan yang rapi dan sosoknya selalu anggun dimanapun dia berada. Bahkan saat berada dalam kebangkrutan dan tidak mempunyai apapun, Angelina selalu tegar serta seorang pekerja keras yang sangat tangguh dengan modal seadanya dia bisa berjualan sayur di pasar pagi. Kini dihadapan Rossa sebuah pemandangan yang jauh dari harapannya, karena sosok anak kebanggannya sudah berubah sangat jauh. “Angelina… apa yang terjadi denganmu… hiks hiks hiks….”Tangis Rossa tidak bisa dibendung lagi melihat penampilan Angelina yang sudah benar-benar berubah tidak seperti orang normal lagi. “Angelina, Angelina, apa yang terjadi denganmu? Cepat katak
Bab 164. DARKO MENCARI TAHU PERIHAL ANGELINA Darko melamun memikirkan apa saja yang terjadi dengan jalan hidupnya selama ini sambil memejamkan mata. Kenangan demi kenangan saat pertama kali berjumpa dengan Angelina sesuai pesan perjodohan dari ayahnya hingga akhirnya dia menikah dan mengalami banyak hinaan dari keluarga mertuanya. Ada satu hal yang membuat hati Darko tidak bisa melupakan sosok Angelina adalah budi pekertinya yang mau menerima keadaan dirinya apa adanya. Selama pernikahannya dengan Angelina, Darko merasa kalau Angelina adalah sosok yang baik dan tidak pernah memandang rendah dirinya yang sedang menyamar sebagai pemuda miskin pensiunan tentara. Hingga akhirnya dia mendapat tugas untuk pergi berperang di perbatasan timur selama lima tahun. Pada akhirnya Darko tahu kalau dia mempunyai seorang anak lelaki yang membuatnya segera kembali ke kota Mandiraja, setelah melihat video anak dan istrinya yang hidup menderita. Selama ini Darko s