Armeri Eugene, merupakan seorang mantan agen KGB atau Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti, merupakan nama badan intelijen di Uni Sov*et. Armeri Eugene adalah salah satu yang terbaik di KGB. Akan tetapi, Armeri Eugene menjadi seorang pengkhianat dan melakukan eksekusi terhadap bawahannya. Maka dari itu, Armeri Eugene, menjadi orang yang paling dicari, karena sepekan sebelum pembubaran KGB Ameri Eugene melancarkan aksinya.“Orang yang paling dicari di Rusia, si pengkhianat paling buruk! Membunuh 30 bawahannya dan menghilang begitu saja. Tapi, aneh sekali harusnya kamu berusia 59 tahun, kenapa kamu begitu muda, senior?” tanya Baron, Armeri Eugene melihat Baron dan bertanya, “Senior? Kamu orang Asia tapi pintar sekali berbahasa Rusia, dulu di zamanku—”“Ah, maaf. Aku tidak butuh perbandingan zaman, sekali pengkhianat tetap pengkhianat!” Eugene pun tertawa dan dia mengeluarkan hawa membunuh 2 kali lipat dari semula, Nolan pun merasa sesak karena Baron juga mengeluarkan hawa membunuhnya
Serangan dari Eugene menjadi tambah cepat, kini ia menyerang Baron dan mengarahkan serangannya ke mata Baron.“Bagaimana? Dari jarak sedekat ini, pasti akan sulit menghindar!” batin Eugene, tanpa memikirkan apapun selain menyerang Baron, Baron bergeser ke kiri dengan cepat, namun Eugene menyadari bahwa dia seperti menyentuh Baron. Baron menempelkan sedikit tangannya ke samping perut Eugene dan memukulnya dan pukulan 1 inch punch yang membuat Eugene bergeser dan melentingkan tubuhnya. BUAK!“Aku yakin, aku sudah menyentuhnya tadi! Tapi, dia bereaksi secepat itu seperti tidak terjadi apa-apa! Si b*jingan itu punya pukulan yang kuat juga!” batin Eugene. Baron melihat tangannya lagi dan kini tangannya memerah seperti memukul sesuatu yang keras, “Apa-apaan tubuhnya itu? Aku memukulnya tapi aku juga mendapatkan impact dari pukulanku! Apa yang dia lakukan selama menghilang ini?” batin Baron.“Hei, bagaimana kalau kamu aku warisi hal yang semacam ini? Itu akan sangat menguntungkan bagimu,
Eugene merobek bajunya dan membuat Baron terkejut bukan main, karena tubuh Eugene benar-benar bukan tubuh manusia. Dimana, ada banyak jahitan dengan bagian kulit yang berbeda-beda.“Baron, inilah wujud kesempurnaanku! Aku merupakan manusia dengan tubuh sempurna!” Baron tidak bisa memahami apa yang telah dilakukan oleh Eugene sehingga ia mencangkok bagian tubuh orang lain terhadap dirinya dan mengganti semuanya.“Sulit dipercaya, aku melawan manusia sepertimu. Ah, tidak. Kau bukan lagi manusia!” ujar Baron, Eugene tertawa semakin kencang hingga ia seperti lupa akan semuanya. Lalu, Eugene berkata pada Baron, “Aku sangat menyukai ekspresimu yang terkejut melihat betapa sempurnanya diriku ini!” ujar Eugene.“Begitu? Yah, aku rasa sebaiknya aku mengakhiri ini semua!” kata Baron dengan ekspresi yang datar. Eugene pun menyeringai dan ia langsung berlari ke arah Baron, dari hentakan kakinya membuat lantai rusak karena kuatnya kaki dari Eugene, serangan Eugene itu pun membuat Baron terkeju
Aghnia mendapatkan firasat buruk karena ia seperti bisa merasakan bahaya yang muncul untuk Baron, “Firasat buruk, bu? Apa maksud ibu?” tanya Miya Aghnia yang kini sudah dipasangi alat bantu dengar pun akhirnya bisa mendengar. Akan tetapi, Aghnia masih belum terlalu terbiasa.“Aku tidak tahu, Miya. Hanya saja, firasatku mengatakan bahwa ada hal yang membahayakan!” jawab Aghnia. Karena mendengar suara gelas pecah, dua ajudan Baron pun langsung masuk dan bertanya.“Apa yang terjadi?!” mereka menanyakan itu dengan bahasa Rusia. Sudah pasti, Aghnia dan Miya tidak paham.“Kalian berdua, sebenarnya siapa?” tanya Aghnia dengan bahasa Inggris. Wajah Aghnia mendadak serius dan seperti menjaga jarak, dua ajudan Baron pun sedikit gugup.“Apa kalian berdua, suruhan dari William Vigo?” tanya Aghnia, sorot mata Aghnia benar-benar tajam yang mengindikasikan darah keluarga Hasya benar-benar mengalir dalam dirinya. Sayangnya, ajudan Baron hanya takut dengan tatapan Baron.“Siapa William? Kami diper
Baron yang masih memayungi tubuh Eugene pun didatangi oleh anak buahnya, “Jendral, apa yang harus kita lakukan?” “Kita tunggu sebentar, saat ini situasinya sedang hujan,” ucap Baron, Susliki pun bertanya mengenai tubuh Eugene akan diapakan selanjutnya, “Jendral, dia akan kita apakan?” tanya Susliki.“Susliki, dia adalah senior kita dan juga senior dari Tzagia Romanov. Aku tahu, dia adalah seorang pembelot, tapi dia juga orang yang berjasa pada masanya saat berhasil menghentikan perang lebih besar dengan Tzagia Romanov,” jawab Baron. Baron mendengus dan bertanya mengenai keadaan Nolan, “Nolan, apa sudah ada perkembangan?” tanya Baron.“Nolan masih belum sadarkan diri, Jendral.”“Bawa dia ke rumah sakit yang aku datangi waktu itu, kita harus rawat dia sebelum semuanya terlambat!” perintah Baron. Mereka pun menjawab dengan serentak, “Baik, Jendral!” sebagian memisahkan diri dari kelompok Baron, “Bawa tubuh Eugene ketika rokoknya mati, aku akan menghubungi Tzagia Romanov dulu!” ucap B
Baron menatap Billy dengan sangat jeli, “Hei, Billy. Apa yang Lucas janjikan padamu?” Baron memang sudah tahu tabiat dari keluarga Vigo, mereka tidak akan segan untuk melukai saudara mereka sendiri demi keuntungan pribadi. Jadi, melakukan semua hal demi mencapai tujuannya sudah pasti akan dilakukan. Meskipun, opsi yang dipilih merupakan sebuah tindakan kejahatan. Billy semakin ketakutan, bahkan ketakutannya melebihi pertemuan pertamanya dengan Baron, “Jadi, kamu tidak mau menjawab?” tanya Baron. Baron meminta sebuah revolver ke ajudannya, “Revolver dan satu peluru!” perintah Baron. Satu ajudan pun langsung mencari revolver dan memberikannya kepada Baron, Baron mengeluarkan peluru yang ada dan hanya menyisakan 1 peluru.“Aku rasa, mendekatkan dirimu dengan kematian adalah jalan terbaik. Karena, kamu akan menjawab semuanya dan tidak menyembunyikan apapun!” SERR!! Baron memutar magazine dan mengarahkannya ke Billy, “Ayo, kita bermain Russian Roulette!” Bola mata Billy bergetar
Para pasukan Baron pun mengikuti langkah Baron, Baron berjalan ditengah-tengah pasukan yang berbaris. Ada yang membawa Nolan menuju rumah sakit, dan ada sebagian yang akan mengawal Baron menuju rumah sakit. Susliki berada di tengah barisan dan ada di samping kiri Baron, “Jendral, apa ada tugas lagi untuk saya?” tanya Susliki.“Lakukan tugasmu selanjutnya yang diberikan oleh Tzagia Romanov, tapi sebelumnya kamu pergi ke Rusia dan melaporkan ini semua. Serta, biarkan Tzagia Romanov melihat Eugene untuk terakhir kalinya,” jawab Baron dengan terus melihat ke depan, “Dimengerti, Jendral!” Baron pun memasuki mobil dan melepas bajunya yang sudah basah, lalu Baron mengobati luka di tangannya. Pasukan Baron pun sudah siap untuk berangkat, “Kita akan berpisah saat di pusat kota. Disana, kalian akan membawa Billy, serta jenazah Eugene!” perintah Baron melalui radio. Mereka pun menjawab dengan serempak, “Siap, Jendral!” Baron pun mulai berangkat menuju ke tujuannya, diperjalanan Baron mene
Aghnia pun kembali menutupi luka Baron dengan perban, lalu ia menyender ke dipan dan bertanya ke Baron, “Siapa mereka berdua? Rasanya aneh ada temanmu yang menggunakan bahasa Inggris dengan aksen Rusia!” Menghadapi pertanyaan Aghnia, Baron sempat bingung karena Aghnia mengatakan ajudannya sebagai teman Baron, “Teman?” gumam Baron. Aghnia melihat Baron yang mengeluarkan wajah yang bingung, “Baron, kamu dapat teman seperti mereka dimana? Rasanya, mereka berdua itu seperti tentara!” kata Aghnia.“Yah, memang mereka berdua itu kan pasukan khusus. Masalahnya, kalau aku bilang sekarang mana mungkin Aghnia percaya dengan mudah,” batin Baron dengan memegang dagunya, “Aku, bertemu dengan mereka secara tidak sengaja sih. Oh iya, kebetulan kamu juga butuh bodyguard kan? Mungkin, kamu bisa membayar mereka, yah setidaknya mereka punya postur tubuh yang bagus,” jelas Baron. Aghnia melihat Baron dan memiringkan kepalanya, “Bodyguard? Untuk apa? Kamu kan, bisa menjagaku!” kata Aghnia. Wajah Baro
Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro
Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F
“Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi
Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya
Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun
Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine
Ucapannya seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu orang yang sering ia hina. Baron dan juga Praja menoleh dengan cepat dan itu adalah orang yang sering merendahkan Baron saat masih SMA. Pria yang diikuti oleh banyak orang, yang jelas-jelas mereka semua adalah penjilat yang handal, dikelilingi oleh wanita. Dan juga, ada seseorang yang mereka berdua sangat kenal, “Gino Auriga?” batin Baron yang melihat temannya dengan rambut yang baru saja dipotong paksa hingga meninggalkan beberapa bekas luka.“Dandy! Kau, ada disini ternyata?” tanya Praja dengan tegas.“Jelaslah, aku punya uang untuk makan di sini, oh dan juga bagaimana perusahaanmu? Kapan akan hancur? Sayang sekali ya, harus menjadi orang dengan status rendah!” sindir Dandy. Dandy merupakan seorang anak dari keluarga yang cukup ternama, keluarganya menjalankan pertambangan. Jadi, akan ada banyak orang yang begitu dekat dengannya agar kecipratan uang. Praja pun sedikit emosi, saat ia akan mengajar Dandy Baron menahannya s
Pembicaraan yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di keluarga Hasya, yaitu dimana Baron ditanyai langkah yang harus dilakukan oleh Aghnia. Semuanya melihat ke Baron, “Adinata Building sekarang, terasa seperti air yang suci, tidak memiliki track record buruk. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan kita akan menang,” ujar Baron.“Aghnia, apa kamu bisa menghandle itu?” tanya Joshua dengan mencengkram tongkat, Aghnia sedikit kebingungan akan apa yang harus ia lakukan, kemudian Aghnia menyenggol Baron, “Tidak Aghnia, sepenuhnya itu ada di tanganmu,” kata Baron. Baron kembali ke kamarnya meninggalkan Aghnia dan kedua mertuanya yang masih memikirkan cara agar bisa menang dalam perebutan projek. Kemudian tak lama dari itu, Baron yang sedang menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan pun disusul oleh Aghnia yang langsung duduk di tepi ranjang. Aghnia melihat punggung Baron dan ia memperhatikan Baron, “Kamu, pergi dengan jas itu?” tanya Aghnia dengan memegang dagunya, “Iya, temanku sih
Tawaran dari Vanessa sempat terpikirkan olqh Aghnia, namun ia hanya mematung dan mengingat semua yang telah dihadapi oleh Baron. Bahkan, Baron tidak protes sama sekali kepada Aghnia akan apa yang ia alami. Vanessa pun menunggu dengan penuh harap sambil melihat Baron, “Hei Baron, aku dengar ada beberapa restoran yang terkenal di sini. Bagaimana, kita kesana?” ajak Vanessa dengan gayanya yang sangat centil. Baron melirik ke Aghnia, lalu berbisik padanya, “Jika tawaran itu baik untukmu, maka aku akan melakukannya,” bisik Baron yang pikirannya kini telah kembali. Aghnia segera menarik tangan Vanessa untuk segera keluar dari rumahnya, “Vanessa, sampai kapan pun Baron akan menjadi milikku! Kamu sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk itu!” kata Aghnia. Vanessa jelas hanya tertawa kepada Aghnia, karena dia sangat terobsesi dengan Baron, “Aghnia-aghnia, untuk sekarang sih kamu memang istrinya, tapi apa pernikahan kalian itu didasarkan cinta? Aku tunggu saja kabar Baron menjadi duda,