“Sebaiknya kau tinggalkan tempat ini, Tuan Menteri," desis suara ancaman, memotong keheningan kekalutan yang melanda tempat itu. “Atau kau akan bernasib sama dengan mobilmu itu!” lanjut suara itu. Suara ancaman terdengar, namun tak ada satupun yang tau siapa pelakunya. Ancaman itu menyusup keluar dari pengeras suara mobil-mobil yang menjadi pengawal sang menteri. Menteri Brade, pucat pasi, melihat sekelilingnya dengan perasaan cemas yang membuncah di dalam dadanya. Matanya memancarkan ketidakpercayaan saat ia mencoba mencerna kenyataan bahwa ancaman itu datang dari mobil-mobil yang seharusnya menjaganya dengan ketat. Seolah menyadari kemungkinan bahaya yang mengintai, ekspresi wajahnya merekah menjadi kebingungan campur ketakutan. Bummmmm! Tiba-tiba, sebuah dentuman mengerikan mengguncang udara. Satu mobil polisi di tengah konvoi meledak dengan kekuatan dahsyat, menyebabkan kekacauan dan kepanikan di antara para pengawal dan penjaga keamanan yang bergegas menyelamatkan diri dari k
Caithlyn dan Wesley melanjutkan kegiatan mereka di pemukiman. Mereka terlibat dalam percakapan dengan para penduduk, sementara Kal memilih untuk mengambil jalan yang berbeda, mengelilingi pinggiran pemukiman.Saat mereka berinteraksi dengan orang-orang, para penduduk mengungkapkan ketakutan mereka akan kekejaman Menteri Brade dan kemungkinan kembalinya untuk merebut kembali rumah mereka. Mereka pun mengungkapkan ketidak berdayaan kalau harus melawan."Saya tidak tahu seberapa lama kami bisa berada disini dan menikmati kedamaian ini di tempat kami sendiri. Rasa-rasanya sudah sangat lelah," kata salah satu penduduk, sambil memandang gelisah ke sekeliling.Caithlyn, menghela nafas. Ia sangat tahu apa yang dirasakan penduduk itu dan rasa ketakutan yang mereka alami. Ia juga pernah mengalami keadaan yang sama dengan mereka."Kita harus tetap yakin semuanya akan berlalu. Saya berjanji akan membantu sebisanya."Di tempat lain, Kal terus memperhatikan semua sisi pemukiman itu. Ia ingin melih
Dengan nafas tertahan, ketegangan menyatu dalam keheningan suasana. Semua mata terpaku menantikan apa yang akan terjadi di hadapan mereka. Hitungan ketiga sudah digaungkan, apakah akan memakan korban.“Matilah kau!” desis sang utusan menteri.Namun, di tengah ketegangan yang memuncak, tiba-tiba saja terjadi sesuatu yang diluar dugaan.“Ukkhhh!”Utusan menteri itu menjerit tertahan. Entah bagaimana caranya telapak tangan kanan yang memegang senjata itu tertembus paku besar. Senjata itu pun jatuh ke tanah."Apa kau kira dengan senjata itu bisa mengancamku? Sekali kau menginjak tempat ini, sama saja kau sudah berada di sarang singa."Sebuah suara kembali terdengar, suara tanpa wujud. Suara itu berasal dari arah yang tidak jelas. Semua pandangan segera beralih ke sosok yang muncul dari balik pohon besar sebelah selatan pemukiman. Dari penampakannya, dia adalah lelaki yang menggunakan pakaian terbuat dari kulit berwarna hitam. Wajahnya tertutup masker dan berkacamata membuat ia tidak bis
“Bedebah!”Menteri Brade memaki. Ia sangat gusar melihat pemandangan di depan ruang kerjanya. Sesosok tubuh tergeletak mengeluarkan suara rintihan kesakitan menyayat hati.“Dia benar-benar mengajakku berperang!” bentaknya lagi sambil menampar dinding yang ada di sampingnya.Menteri Brade menghela nafas dalam-dalam, matanya menyipit penuh kemarahan. Tubuhnya gemetar oleh emosi yang memuncak, keinginannya untuk menundukkan siapapun yang berani menentangnya begitu besar. Dia telah merencanakan segalanya dengan baik, memastikan bahwa semua tindakannya rapi tidak akan terbongkar. Tapi kini ancaman besar di depan mata.Menteri Brade tidak pernah mengira bahwa ada seseorang seperti Kal yang berani menantangnya. Kemarahannya semakin memuncak ketika dia melihat tubuh utusan-utusannya berserakan di tanah, tersungkur oleh pukulan dan tendangan Kal. Kekalahan itu menyakiti harga dirinya sebagai seorang menteri yang kuat dan berkuasa.“Apakah tidak ada yang tahu siapa pengacau itu?” bentaknya den
Menteri Brade, meskipun terkejut oleh keteguhan hati tahanan yang tersisa, tidak memiliki niat untuk mundur. Dengan mata menyala api kemarahan, dia menatap tiga orang tahanan itu dengan penuh kebencian. "Kalian pikir kalian bisa berdiri teguh melawan kekuasaanku?" gumamnya sambil menggeram.Tanpa ragu, ia menganggukkan kepalanya ke arah salah satu anak buahnya yang berdiri di sampingnya. Sang ajudan yang setia segera mengerti perintahnya. Dengan wajah tanpa ekspresi, ia menarik pistolnya dari pinggangnya dengan gerakan yang terampil."Kalian sudah memilih nasib kalian sendiri," ucap Menteri Brade dengan dingin, suaranya terdengar di tengah keheningan ruangan. "Biar mereka menjadi contoh bagi siapapun yang berani menantang kekuasaanku!"Ajudan itu mendekati tahanan-tahanan yang duduk di kursi besi dengan langkah yang mantap. Wajahnya tidak menunjukkan keraguan sedikitpun saat ia mengarahkan pistolnya ke arah salah satu tahanan. Tindakan sadisnya menjadi nyata saat ia menarik pelatuk de
Dini hari, ketika langit masih gelap dan angin berbisik dengan suara pelan, mobil-mobil panser yang identitasnya telah dihilangkan meluncur menuju pemukiman. Suasana tegang meliputi kedua belah pihak, penduduk bersiap dengan senjata sederhana yang mereka miliki, sementara pasukan Menteri Brade bersiap untuk menyerang dengan kekuatan penuh.Dalam kegelapan malam, suara langkah kaki dan desiran angin menambah ketegangan di udara. Setiap detik terasa seperti berjam-jam, dan setiap detik itu juga mengukir kekhawatiran yang semakin dalam di hati setiap orang."Siapkan diri, mereka sudah di depan pintu gerbang!" bisik Cathlyn dengan suara gemetar kepada para penduduk yang telah bersiap di barikade sederhana mereka.Pintu-pintu mobil panser terbuka, dan pasukan Menteri Brade melangkah keluar dengan senjata-senjata mereka yang mengkilat di bawah cahaya rembulan. Pandangan mereka dipenuhi dengan kepercayaan diri dan niat jahat yang mengancam.Sebuah mobil berbeda datang. Mobil mewah BMW berwar
Dalam keadaan kekacauan yang melanda pemukiman, suara sirine berdering tajam di langit malam. Helikopter polisi muncul, melayang rendah di atas tempat kejadian dengan lampu sorotnya yang membelah kegelapan. "Jangan melawan! Saya ulangi, jangan melawan!" Suaranya gemetar mencerminkan ketakutan yang teramat mendalam.Peringatan disampaikan dengan keras dan tegas melalui pengeras suara dari helikopter itu, memerintahkan Menteri Brade dan anak buahnya untuk menyerah tanpa syarat.Namun, sikap keras kepala Menteri Brade segera muncul. "Mereka pikir siapa mereka, Berani sekali mengancamku seorang menteri negara! Presiden saja tidak berani mengancamku!" teriaknya dengan wajah yang memancarkan kemarahan. Tanpa ragu, Menteri Brade meraih senapan bazooka dari salah satu anak buahnya, menodongkannya ke arah helikopter polisi yang melayang di udara.Sebelum siapapun bisa bereaksi, Menteri Brade menarik pelatuk. Ledakan dahsyat mengguncang udara, dan helikopter polisi terpental ke samping sebelu
“Bang Nel, kemana aja kau tadi malam? Kami berdua di pemukiman itu benar-benar tegang. Beruntung orang misterius itu muncul lagi!”Wesly langsung memberondong Kal dengan pertanyaan. Ia nampaknya tidak puas karena Kal tidak berada di pemukiman pada saat terjadi penyerangan oleh Menteri Brade.“Aku ada sedikit urusan. Bukankah semua sudah selesai,” sahut Kal dengan senyum khasnya lalu duduk di kursi yang tersedia.Saat itu mereka berada di pelataran rumah Cathlyn. Memang rumah gadis itu kini sering dijadikan tempat nongkrong. Keduanya membantu gadis itu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Terlebih saat ini Cathlyn bergabung dalam LSM perlindungan masyarakat.“Kak Nel!” sapa Cathlyn yang baru saja muncul dari dalam rumah.“Ini, semua sudah beres surat-surat penting kepemilikan untuk rumah-rumah di sini dan di pemukiman sana!” Kal memberikan sebuah dokumen. Cathlyn langsung mengambil dan memeriksanya. Ia tersenyum bahagia melihat. “Terima kasih kak!” ucap gadis itu.Dokumen-dokume
Wesly memasuki gerbang besar menuju Istana Kepresidenan dengan hati yang berdebar kencang. Dia mengenakan pakaian rapi dan membawa selembar surat palsu yang menyatakan bahwa dia adalah seorang penggiat hak asasi manusia yang juga layak mendapatkan penghargaan yang sama dengan Caithlyn.Saat memasuki area Istana, Wesly dicegat oleh petugas keamanan yang menanyakan tujuannya. Dengan tenang dan percaya diri, Wesly menjelaskan bahwa dia datang untuk menyampaikan protes karena hanya Caithlyn yang mendapatkan penghargaan. Dia meyakinkan petugas bahwa tindakannya adalah bentuk kepeduliannya terhadap kesetaraan gender.Setelah beberapa saat diskusi, petugas keamanan akhirnya memberikan Wesly kesempatan untuk bertemu dengan Presiden. Wesly ditemani oleh seorang staf istana yang mengantar dia menuju ruangan Presiden.Di dalam ruangan, suasana tegang terasa begitu kental. Wesly duduk di hadapan Presiden Keith yang tampak serius dan tegas. Namun, Wesly tetap tenang dan mengemukakan argumennya den
"Saya akan mencoba menghilangkan mereka di sini. Jaga komunikasi tetap terbuka," kata Kal sambil mempercepat laju motornya.Saat masuk ke dalam gang sempit, Kal melihat helikopter yang mengawasinya harus mengubah posisinya untuk terus memantau. Itu memberinya sedikit waktu untuk menyusun rencana.Kal dengan hati-hati mengendarai motor sportnya melalui gang-gang kecil, mengambil belokan tajam dan jalan buntu untuk mengacaukan helikopter yang mengikutinya. Dia juga memperhatikan setiap gerakan mobil-mobil yang mengikuti dari belakang.Setelah beberapa menit melakukan manuver yang rumit, Kal melihat peluang untuk menghilangkan pengawasan helikopter. Dia mempercepat motornya dan tiba-tiba berbelok tajam masuk ke dalam taman kota yang penuh dengan pepohonan dan semak belukar.Helikopter yang mengikuti tidak bisa mengikuti belokan tajam yang dilakukan Kal. Mereka harus mengubah posisi dan menghindari pepohonan di taman. Hal ini memberikan kesempatan bagi Kal untuk menghilang di antara pepoh
“Aku pun sudah menyelidikinya melalui para hacker dan tim IT negara. Semua tidak dapat menemukan kesalahan atau ketidak aslian dari identitas orang itu. Sepertinya ia memang menggunakan identitas asli,” ucap Alex.Presiden Keith diam merenung. Sebenarnya ia sudah menduga Nel itu adalah Kal yang menyamar. Namun tidak ada bukti yang ia dapatkan.Keberadaan Kal yang misterius membuat Presiden Keith merasa sulit untuk mengendalikannya. Apalagi kini Joana, putrinya yang dijadikan senjata untuk mengendalikan Kal juga sudah berada di tangan menantunya itu. Ia merasa Kal saat ini bagai bola liar yang keberpihakannya sangat sulit ditentukan.“Padahal aku sudah sangat yakin pengusaha bernama Nel itu adalah Kal. Tapi ternyata kartu identitasnya itu menunjukkan hal lain. Meski begitu bukan berarti kita bisa percaya begitu saja,” Presiden Keith menajamkan matanya menandakan ucapannya itu benar-benar serius.buat lanjutan cerita diatas dengan mengembangkan kalimat di bawah sebanyak 1000 kataAlex
Tiga polisi itu berusaha meminta maaf lagi, namun Kal sudah tidak dapat lagi dikendalikan emosinya. "Kalian berpikir saya bodoh? Berpikir saya mencoba mengelabui negara? Ini adalah pencemaran nama baik dan penghinaan terhadap integritas saya sebagai warga negara!" Kal mengeluarkan ancaman akan mengambil langkah hukum terhadap mereka.Dengan suasana yang semakin tegang, Caithlyn mencoba meredakan situasi. "Baiklah, baiklah, mari kita semua tenang. Apapun itu, mari kita cari solusi yang terbaik untuk semua pihak. Kak Nel, mungkin ada cara damai untuk menyelesaikan masalah ini tanpa harus mengambil tindakan ekstrim," ucapnya dengan suara tenang, mencoba membujuk Kal untuk tidak melangkah terlalu jauh.Kal masih berpura-pura dalam emosi yang tinggi, Ia melakukan itu agar pihak kepolisian atau pemerintah tidak bertindak semena-mena terhadapnya. Sangat penting baginya untuk tidak sering diusik oleh orang pemerintahan.“Tuan-tuan, sebaiknya tinggalkan dulu tempat ini. Kalau memang tuan-tuan
Beberapa saat kemudian, Caithlyn bergabung dengan Kal dan Wesly di ruang tunggu basecamp mereka. Wajahnya terpancar senang melihat kedatangan Kal, sementara Kal sendiri hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Caithlyn tentang kabarnya. Namun, kegembiraan Caithlyn agak memudar saat Kal langsung menanyakan apa yang sedang terjadi."Kak Nel, beberapa hari ini kami sering didatangi oleh polisi dan intel tentara. Mereka mencari seseorang bernama Kal. Sepertinya orang itu sangat membuat resah negara, dilihat dari gelagat mereka," ujar Caithlyn dengan nada khawatir.Kal mengangguk, mengindikasikan bahwa ia memperhatikan situasi yang disampaikan Caithlyn. "Apakah polisi dan tentara itu melakukan kekerasan atau mengancam?" tanya Kal dengan suara agak meninggi, mengisyaratkan kekhawatirannya.Caithlyn menggeleng pelan. "Mereka bertanya dengan baik-baik, tapi memberikan ancaman halus. Mereka mengatakan bahwa jika kami mengetahui keberadaan Kal atau memiliki informasi tentangnya, kami bisa dita
Berita Televisi‘Terjadi penangkapan raja gembong mafia terbesar di Negara Red Diamond. Penangkapan tidak berjalan dengan lancar, Hector berhasil lolos. Diduga ia diselamatkan oleh Panglima Angkatan Laut yang menjadi backingannya.’Di ruangan presiden digelar rapat tertutup bersama menteri-menteri utamanya. Di ruangan itu diputarkan tayangan televisi yang memberitakan tentang terlibatnya Panglima Angkatan Laut dalam jaringan mafia terbesar di negara itu.“Berita seperti ini sungguh memalukan saja. Seharusnya tidak ada kejadian seperti ini di pemerintahan. Dewan Pertahanan terlibat dalam mafia besar.”“Tapi tuan Presiden. Aku tidak tau menau tentang kejadian ini. Panglima Angkatan Laut atas inisiatifnya sendiri.”Alex menteri pertahanan Negara Red Diamond menolak dipersalahkan atas kejadian yang menggemparkan media hari ini. Panglima Angkatan Laut kedapatan sebagai Backing dari mafia kejahatan terbesar di negara itu.Sempat terjadi perdebatan antara keduanya. Keadaan itu mendapat berb
Panglima Angkatan Laut berusaha mempertahankan ketenangan, meskipun terlihat jelas kepanikannya. "Kita perlu mencari jalan keluar dari situasi ini. Saya akan mencoba menghubungi angkatan laut lagi atau mengirim pesan rahasia untuk meminta bantuan," ucapnya sambil meraba-raba saku baju untuk mengambil perangkat komunikasi lainnya.Namun, sebelum Panglima Angkatan Laut dapat melangkah lebih jauh, pintu ruangan tiba-tiba terbuka dengan keras. Sejumlah petugas berseragam lengkap dari kepolisian bersenjatakan senapan masuk dengan wajah serius dan tegas. "Kalian semua harus menyerah sekarang juga sesuai dengan surat perintah penangkapan dari presiden!" ucap salah satu petugas dengan suara yang tenang namun penuh dengan mental mengancam.Hector melirik ke arah Panglima Angkatan Laut, memperlihatkan kebingungannya yang dalam. Sebelum mereka sempat merespons, petugas kepolisian sudah bersiap-siap mengambil tindakan lebih jauh jika mereka menolak untuk menyerah. Ruangan yang tadinya penuh denga
Beberapa hari kemudian, sebuah kapal cukup besar yang dijaga ketat oleh tentara angkatan laut memasuki perairan negara Red Diamond.Perairan terlihat padat dengan kapal-kapal dagang dan patroli yang sibuk melakukan pemeriksaan. Namun, kapal ilegal itu dengan mudah masuk tanpa diperiksa lebih lanjut karena Hector telah mengatur segalanya dengan baik.Di pertengahan perjalanan menuju perairan kota Golden City, sebuah speedboat kecil tiba-tiba muncul dan menghadang jalannya kapal besar milik Hector. Pemimpin pengawalan dari angkatan laut yang mengawal kapal segera memperingatkan semua anak buahnya untuk bersiap-siap menghadapi kemungkinan ancaman.“Berhati-hatilah! Sepertinya speedboat itu berniat mengganggu,” ucapnya melalui alat penghubung ke kepal-kapal lain yang turut mengawal.Pemimpin pengawalan itu kemudian memperingatkan orang-orang di speedboat untuk menjauh atau akan ditembak sebagai tindakan peringatan. Namun, orang-orang di speedboat tersebut tidak mau mundur. "Hentikan kap
“Tuan Kal, pertemuan antar pengusaha raksasa antar negara sebentar lagi dilaksanakan. Namamu tidak terdaftar dalam pertemuan itu!”“Lalu bagaimana cara agar aku bisa masuk dalam daftar mereka?”Kal terlibat pembicaraan dengan tangan kanannya. Namanya Richard, seorang lelaki 40 tahun yang berhasil meraih kepercayaan Kal. Walaupun siapa jati diri menantu sang Presiden itu masih tak ada satupun yang mengetahui kecuali dirinya sendiri.“Ketua perserikatan pengusaha sukses itu bernama Jhony Tucher, apabila tuan bisa menarik perhatiannya mungkin tuan akan mendapatkan undangan itu. Di negara kita hanya Hector satu-satunya yang mendapatkan itu!”Kal mengerutkan kening. Ia masih belum mengerti keadaan, “Hmmm… apakah Presiden tidak bisa membantu?”“Tidak tuan, mereka tidak akan bisa dikendalikan oleh pemerintahan manapun. Yang ada merekalah yang mengendalikan pemerintahan banyak negara. Entah negara kita ini!”Kal yang berasal dari kehidupan zaman dahulu, masih minim pengalamannya tentang polit