Share

Bab 20

Cakra terkesiap ketika mendengar gawainya berdering. Nama pak Hendra terpampang di layar lima inchi itu, hatinya sempat berdebar sebelum menjawab telepon darinya. 

"Iya, Pak?" 

"Pak Cakra, besok anda bisa ke sekolah, kan? Ada hal penting yang harus kita bicarakan. Terkait dengan beberapa kali kali anda tidak masuk tanpa ijin," Suara dari seberang ujung telepon membuatnya tersentak. Baru menyadari bahwa ia tak masuk hari ini, tanpa ada pemberitahuan sama sekali pada pihak sekolah. 

"Iya, Pak. Besok saya akan masuk, maaf jika hari ini saya tidak ijin dulu. Karena ada aktivitas mendadak yang tidak bisa ditinggalkan," Ia berkilah. 

Ketika sambungan telepon telah terputus, ia lemparkan gawai itu ke atas sofa hingga terpental beberapa kali. Mega yang melihatnya langsung berdiri, hendak mendekatinya meski ada rasa ragu. Ragu bila sikapnya kini malah akan memancing kemarahan suaminya. 

"Mas?" Ia menyapa. Pertama kalinya memanggil C

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status