Hati Davin terbakar cemburu ketika dia melihat foto-foto mesra Viona bersama Robby. Bagaimanapun, dia masih mencintai perempuan itu. Dan kini dia berjanji akan membuat Robby malu hari ini juga.
“Aku nggak punya hubungan apa-apa lagi sama Viona,” ujar Davin, tenang. “Aku ke sini mau ketemu sekretarisnya Pak Malik Aditoni…”
“Kamu pikir mudah menemui orang semacam beliau? Hahaha! Kamu benar-benar tolol ternyata. Tolol dan lugu, nggak ada bedanya. Hahaha!”
Robby tertawa keras, hingga sejumlah karyawan yang kebetulan melintas menoleh karena penasaran. Salah satu di antaranya adalah Viona. Viona bergegas ke arah sumber suara. Lalu, tanpa perlu mencari tahu masalahnya, Viona langsung melabrak Davin.
“Astaga! Kenapa sih kamu menguntitku terus? Kita udah selesai, Davin! Apalagi yang kamu mau? Ini bukan tempat sembarangan. Kamu nggak usah repot-repot datang ke sini. Tempat ini bukan levelmu. Coba kamu
Davindan Kevin Sudiro berjalan beriringan menuju pintu lift. Mereka akan ke ruang pertemuan di lantai 6. Sejumlah orang yang menyaksikan adegan ini hanya bisa melongo. Robbybahkan tampak gelisah, dia tidak menyangka laki-laki yang pernah dihinanya di Mall Gajah dua minggu lalu, adalah atasannya sendiri. Bahkan dia merupakan pewaris sah seluruh aset Nayama. “Lho, kenapa kalian masih belum bergerak? Ayo, dong! Acara akan segera kita mulai,” kata Kevin Sudiro kepada orang-orang yang masih berkerumun itu. Mereka pun langsung mengekor Davindan Kevin Sudiro. Robbyyang penasaran berbisik kepada Viona. “Sebenarnya siapa sih, Davinini? Jangan-jangan dia seorang penipu. Pembual bajingan…” Viona hanya menggeleng. Robbysemakin penasaran. Pintu lift terbuka. Mereka tiba di lorong lantai 6. Sambil berjalan, Kevin Sudiro mengajak Davinberbincang ringan. “Siap nggak siap, kamu mesti siap,” kata
Robby, sementara itu, terlihat semakin tidak berdaya. Bahkan kini dia bersujud sambil memegangi kedua kaki Davin.“Aku berjanji tidakakan mengulangi lagi, Pak Davin. Demi Tuhan, aku bersumpah. Aku akan melakukan apa saja. Aku mohon jangan memecatku. Tolong jangan…” Robbyterus memelas dan memohon.Davintetap tidak peduli. Dia berusaha menghindarkan kakinya dari kedua tangan Robby. Robbyterus merengek. Davinbertambah muak dibuatnya. Lalu serta-merta ujung sepatu Davinmelesat ke wajah Robby.Jdak!Robbybergulingan di lantai akibat tendangan keras Davin. Darah keluar dari ujung bibirnya.“Hina sekali caramu! Otak bebal, congkak! Nggak tahunya cuma bisa merengek-rengek. Cepat pergi dari sinisebelum keamanan yang menyeretmu turun dari lantai enam!” usir Davin, tapi Robby tidak mau bergerak.Tanpa menunggu Robbyberdiri, Davinmemerintahkan seorang petugas keam
Salah satu staff turun ke bawah memanggil cleaning service. Hampir semuanya memesan kopi, sama seperti yang Davin pesan.Ketika minuman panas itu jadi, Davin tidak langsung membuka rapat pembahasan tentang perusahaan. Dia mencari tahu lebih dulu apa yang mendasari korupsi itu terjadi. Entah karena kekurangan uang, terpaksa, atau mereka melakukan ini dengan sepenuh hati.Jason mengakui, semua yang terlibat dalam korupsi rata-rata dari kalangan menengah ke atas.“Hampir tidak ada karyawan kelas bawah yang ikut campur dalam korupsi ini. Mereka hanya diintimidasi, diancam apabila nekat menyebarkan informasi ini pada atasan.” Jason membeberkan semuanya.“Telusuri semua. Sasar sampai bersih. Jangan ada satu pun yang tersisa. Sikat semua mereka yang punya hubungan dengan Robby!” perintah Davinkepada mereka.Hari itu juga, semua hal yang berkaitan dengan ketidakberesan Robbydiselesaikan semuanya. Sejumlah instruksi dari
Brak!“Ma-maaf, Non, saya tidak sengaja.”Davin tidak sengaja menabrak seorang yang sangat cantik. Mata biru, bibir tipis, alis tebal, dan tentu, dua lesung pipi yang membuatnya nampak seperti bidadari. Rambut pirang dengan sedikit poni menutup dahi, ahh, dia sungguh sempurna.Lisa adalah bidadari kampus. Namanya terkenal di semua kalangan, tak terkecuali para mahasiswi. Bahkan kampus lain rela pura-pura mengajukan proposal kerja sama demi bisa tahu sosok Lisa.Sampai ada pepatah, bayangannya bahkan lebih cantik dari sepuluh orang wanita.Davin berdegup kencang ketika tahu, perempuan yang baru saja dia tabrak adalah perempuan yang selama ini dia sukai. Meskipun dia pernah pacaran dengan Viona dan Claudia, tetap saja, Lisa adalah cinta pertamanya.“Kamu tuh gimana sih, kalau jalan jangan melamun! Ya masa jalan selebar ini kamu bisa nabrak orang!” kesal Lisa, dia mengambil dua buku tulisnya yang berserakan di lantai.
“Di kampus, aku lah penguasa sebenarnya. Kamu tidak bisa melawanku!”Prima berdiri dengan dagu terangkat, menertawakan Davin yang tidak bisa meluapkan emosinya. Berulang kali Prima memukuli Davin, tapi pemuda tampan itu tidak membalas.Dia tahu, jika dia ganti memukuli Prima di hadapan publik, bisa-bisa namanya tercemar.Prima adalah artis paling dikenal di kampus, sementara dia selalu dianggap sebagai gembel. Membalas perbuatan Prima sekarang sama seperti bunuh diri. Tidak ada seorang pun yang akan mendukungnya.“Masih mau deketin Lisa lagi, hah!? Jawab!” Prima semakin geram, semua mahasiswa hanya memandang, tidak satu pun berusaha menghentikan siksaan ituIbu kantin hanya menggelengkan kepala. Dia tidak bisa berbuat banyak. Jika dia ikut campur urusan ini, bisa-bisa dia dipecat. Hanya ini pekerjaan yang bisa dia lakukan mengingat dia tidak memiliki ijazah SMA dan sejenisnya.Heri dan Jabran ikut memukuli Davin, mere
Pak Januel mempersilakan Davin masuk karena sudah ditunggu wakil rektor tiga. Ada dekan fakultasnya juga, wajahnya nampak tidak senang dengan kehadiran Davin. “Sebagai mahasiswa penerima beasiswa kurang mampu, tidak sepatutnya kamu membuat keributan di kampus, apalagi dilihat oleh mahasiswa lain. Hal itu bisa menciderai citra kampus, terutama jurusan kamu. Saya selaku dekan menyesalkan hal ini,” ungkap Pak Januel. “Perbuatanmu harus diberi sanksi. Jika tidak, mahasiswa akan menganggap kalau keributan di kampus merupakan hal biasa.” Davin hanya menunduk. Pasti ada yang melaporkan kejadian ini. Tapi satu hal yang jadi pertanyaan, kenapa hanya dia yang dipanggil... di mana Prima? Ini aneh. Pasti ada unsur orang dalam. Davin tidak gegabah. Dia tidak membantah pernyataan Pak Januel, tidak pula mendebatnya. Davin hanya ingin perkara ini cepat selesai dan segera merebahkan diri di atas kasur. “Saya minta maaf, Pak Warek, Pak Dekan, dan semua
Davin tidak tahu apa-apa. Ini fitnah terkejam yang pernah ia alami dari serangkaian 23 tahun hidupnya. Dituduh menghamili seseorang padahal dia sendiri masih perjaka? Mustahil.“Pria itu ... pria yang duduk di bangku kanan depan. Dia memaksaku melakukan perbuatan tidak senonoh dan tidak mau tanggung jawab begitu tahu aku hamil! Dia biadab! Dia harus dihukum pancung!”Dosen ekonomi mikro menghentikan pembelajaran. Dia melotot ke arah Davin. “Davin! Bisa-bisanya mahasiswa teladan sepertimu melakukan hal tidak senonoh! Kamu sudah mempermalukan nama baik kampus!”“Ta-tapi Bu ... aku tidak tahu apa-apa.”“Persetan! Tidak pernah ada maling mengaku maling. Kamu keterlaluan! Pengakuan korban adalah kesaksian terkuat!”Dosen ekonomi mikro menghampiri Davin, menampar pipinya sangat keras.Plak!Davin menggerutu, dia tidak bisa melawan. Seisi kelas menyorakinya dan mengatainya sebagai pria tak bera
Berita mengenai kehamilan itu mulai tersebar di kalangan mahasiswa. Tidak butuh waktu lama karena hal tersebut terus diperbincangkan. Di kantin, di koridor, di kelas, bahkan di aula dan gedung olahraga, semua berbicara tentang kehamilan Nadia. “Ih, kasihan banget Nadia, dihamili gembel yang tidak tahu tanggung jawab!” “Betul. Mana orangnya polos banget, diajak apa-apa pasti mau. Aku aja iba ngeliat Nadia dibohongi oleh Prima dan golongannya, tapi lebih kasihan lagi melihatnya hamil karena Davin, apalagi bedebah itu nggak mau tanggung jawab.” “Ahh, andai Nadia pacaran sama aku. Pasti dia baik-baik saja.” Lisa samar-samar mendengar perbincangan itu. Mereka menyebut gembel, tidak salah lagi, pasti Davin yang mereka perbincangkan. Lisa tidak langsung percaya dengan berita yang tersebar. Dia pamit ke teman-temannya dan pergi menuju halaman kampus. “Halo, Paman, ini aku Lisa, aku mau minta tolong,” Lisa menelepon pamannya yang ternyata salah satu an
Beberapa orang tua tampak menitikkan air mata dari kejauhan. Mereka tidak menyangka jika pemimpin muda ini akan begitu rendah hati. Seperti padi, semakin berisi semakin menunduk, begitulah cerminan Davin kali ini. Menerima mahkota puncak jabatan Edinburgh tidak membuatnya besar kepala dan malah menjadikannya lebih dewasa dan lebih berhati-hati lagi dalam mengambil keputusan. “Terakhir, istana akan dibebaskan bagi siapa saja yang ingin mengadukan keluhan. “Bagi yang rumahnya jauh, silakan bisa mneulis surat atau pesan singkat dan sampaikan ke pos polisi terdekat. “Jika sudah tiga kali menulis dan tidak ada laporan surat masuk ke istana, maka saya tidak segan-segan untuk memecat seluruh anggota polisi yang bertugas di pos tersebut. “Kenyamanan dan kesejahteraan kalian adalah tanggung jawab kami. Semoga berkesan...” Tidak lama kemudian, Melvin berlari menuju Davin dan membuat kerumunan warga Edinburgh bergidik heran. Saat Davin mengangkat telepon, wajahnya langsung berubah pucat d
Pagi berganti siang.Sepuluh menit lagi adalah pelantikan Davin sebagai Duke of Edinburgh dan pewaris seluruh harta kekayaan Nayama. Tentu, ini hari yang sangat istimewa baginya, juga bagi pebisnis di seluruh dunia. Hari di mana orang-orang yang percaya bahwa Davin adalah penyelamat Nayama, menangis bahagia begitu tahu, Davin tidak benar-benar meninggal karena insiden ledakan itu.Tapi, Davin merasakan kesedihan mendalam kala Lisa tidak bisa menyaksikan langsung pelantikan ini karena usia kandungannya yang sudah mencapai 9 bulan. Padahal, ini adalah salah satu momen terbaik yang bisa mereka berdua buat.Dengan terpaksa, Nessa dan Madame Anneth ikut menemani ratu kecantikan Edinburgh itu di kamar khusus yang ditangani oleh para perawat kandungan terbaik di Edinburgh.Davin sengaja memilih rumah sakit dimana dokter bersalinnya adalah perempuan. Baginya, setiap inchi tubuh Lisa harus dijaga, tidak terkecuali dengan alasan kesehatan.Entah posesif atau apa, tapi suami seperti itu menandak
Ledakan di bandara Glasgow memang menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Skotlandia. Belum lagi, tiga dari keseluruhan korban adalah orang-orang penting Edinburgh.Davin, Melvin, dan Harley segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus karena seluruh tubuh mereka mengalami luka bakar serius.Greg mendapat perintah khusus untuk tetap bungkam dan diterbangkan menuju California oleh Prince Eiduart karena dia adalah satu-satunya saksi mata yang selamat dari ledakan di bandara.Sementara Paul, jasadnya sudah menjadi abu dan dimakamkan di dekat makam istrinya yang ada di pedalaman Blackford.Berita itu terus menjadi trending topic hingga dua minggu ke depan. Sementara wartawan yang ingin mencari tahu tentang kondisi Davin, mereka dicekal mentah-mentah karena telah melanggar undang-undang privasi.Prince Eiduart tak henti-hentinya menitikkan air mata begitu pulang dari Prancis. Claire pingsan seketika melihat Davin yang terbaring lemah dengan tubuh yang hampir dipenuhi
Di rumah sakit, banyak pihak menunggu kedatangan seorang lelaki. Tak lama, lelaki itu datang dengan pakaian biasa, celana hitam levis dan kaos putih oblong. Dia menggunakan sepatu dan jam tangan bermerk, terlalu mahal untuk ukuran orang biasa.Baru menginjakkan kaki di lantai lima rumah sakit, lelaki itu disambut senyuman oleh sahabat lamanya. Mereka lalu saling jabat tangan dan tukar peluk. Kerinduan yang selama ini membuncah, akhirnya bisa dilepaskan.“Tunggu di sini, biar aku saja yang masuk,” kata lelaki itu.Davin menyuruh Melvin menunggu di luar ruangan. Pria itu menoleh ke kanan-kiri, memastikan keadaan kosong. Dia lantas masuk ke ruangan dengan gambar violet merah di bagian tengah pintu. “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah mulai membaik?”Seorang perempuan yang dijagai tiga temannya sedang berbaring lemah dengan selimut putih garis abu-abu khas rumah sakit.“Syukurlah, Tuan. Perutku sudah mulai enak dan mualnya tidak terasa lagi.”“Turut bahagia mendengarnya,” balas Davin
TERJADI LEDAKAN BESAR DI BANDARA MUNCHEN!BANYAK KORBAN JIWA DENGAN LUKA BAKAR!KORBAN SEMENTARA ADA 70 ORANG DAN HAMPIR SEMUANYA BELUM BISA DIIDENTIFIKASI KARENA DAMPAK LEDAKAN YANG BEGITU DAHSYAT!Media-media dunia dihebohkan dengan kejadian itu.Pasalnya, ledakan tidak hanya mengenai anggota mafia kelas kakap yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Lone Werewolf, tapi juga berimbas pada Davin, Tuan Muda Nayama sekaligus Pangeran Edinburgh yang namanya dikenal di seluruh dunia.Istana sempat sesak oleh wartawan yang menanyai Prince Eiduart tentang kabar Davin, tapi semua memilih bungkam.Melvin, Lisa, dan Andre yang sedang meninjau tempat kejadian perkara pun tak luput dari sorotan wartawan. Cercaan demi cercaan terus dilontarkan. Meski tak ada satu pun yang dijawab, wartawan itu serasa tak capek menanyakan satu hal sama.“Bagaimana Davin?”Hanya itu, tak lebih.Ketika satu wartawan sudah lelah berdiri dan bertanya, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti dari pihak Nayama, wartaw
Di Glasgow, perubahan cuaca dan suhu udara tidak terlalu mencolok seperti di Edinburgh.Saat musim dingin disini, orang-orang banyak yang keluar hanya menggunakan jamper atau jaket tipis saja, terutama mereka yang tinggal di dekat sungai Clyde.Berbeda dengan Edinburgh. Perubahan suhu disana lebih ekstrem saat musim panas dan dingin.Bahkan, orang yang nekat keluar hanya menggunakan jaket tipis tanpa baju lapis dua di dalamnya, akan merasakan pusing dan tak jarang sampai mimisan.Oleh sebab itulah, nafas Davin tidak mengeluarkan uap begitu dia sampai di Glasgow karena suhu udaranya terlampau lebih hangat daripada di Edinburgh.Dan melalui ciri itu, orang-orang dapat mengenali mana yang asli Glasgow dan mana orang asli Edinburgh.“Yahh, bagaimanapun juga, aku tidak bisa berbohong karena suhu disini sedikit lebih tinggi dari tempatku berasal.” Davin berkomentar akan cuaca di sini.“Nah, akhirnya kau sadar. Kau itu buka
Peter adalah seorang pensiunan detektif yang sekarang menjabat sebagai salah satu staff petinggi di Charciao.Dialah yang membantu Davin untuk menangkap Hans yang sedang bersantai di Possilpark.“Lapor, Tuan, divisi keamanan Charciao sudah melobby kepolisian agar tidak ikut campur dalam urusan ini.“Saya juga sudah melapor kepada direktur Joe untuk mengontak pemilik bandara Glasgow untuk mencari seseorang dengan ciri-ciri yang sudah dicatat.“Sebagian anak buah saya sudah berada di bandara dan mencari mobil sedan dengan lambang elang hitam di bagian dasbor belakangnya.“Sekarang saya sudah berada di perbatasan Glasgow-Edinburgh dari arah jalan utama.”Tepat sesuai dugaan, Peter sudah menunggui Davin di depan sana.Beruntung pangeran memilih untuk putar balik karena salah satu tangan kanannya itu memikirkan hal yang sama.“Oke, Peter, mungkin aku akan sampai di tempatmu sedikit lebih telat.
Saat perjalanan menuju Glasgow, perjalanan tidak berlangsung mudah.Di tengah perkebunan Livingston, sudah banyak sekali mobil yang berjajar untuk melindungi kepergian Paul.“Rainy tidak berbohong, Melvin. Dia sepertinya sudah membuka rencana Paul.”“Benar, Tuan. Kalaupun dia berbohong, tidak mungkin ada penjagaan seketat ini.”Beruntung, mobil jeep yang dikendarai Davin memiliki body dan kaca anti peluru sehingga beberapa tembakan orang-orang Lone Werewolf tidak dapat melukainya.Ada dua mobil polisi yang terkena tembakan dan itu membuat suasana sedikit keruh.Davin dan rombongan pleton tiga putar balik dan memilih jalur memutar.Sementara pleton satu membantu dua mobil polisi yang sopirnya terkena tembakan tepat di kepala.Peperangan dan adu tembak berlangsung sangat sengit.Kurang lebih ada 30an orang dari Lone Werewolf yang mencegat kepergian Davin dengan total sebelas mobil.“Apa
Dikala urusan semakin rumit, sang pangeran tetap menilik keadaan calon istri dan calon mertuanya padahal sejak semalam, dia hanya tidur satu jam, itupun di pesawat.Kantung mata Davin yang sudah mulai menghitam, disambut dengan wajah cemas Lisa.“Kau sudah berjanji untuk tidak mendekati bahaya, kan?”“Untuk sementara, maafkan aku... aku tidak bisa diam saja melihat seluruh keluargaku terancam.”“Tapi, Sayang...”“Percaya padaku,” tatap Davin penuh harap. Tak terasa, air mata sudah berjajar antri di pelupuk matanya.“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kumohon, jangan lukai dirimu sendiri ya...”Davin mengangguk dan Melvin menepuk pundak tuannya.Tidak lama, perawat datang dan menawarkan beberapa menu makanan yang ada di kantin rumah sakit.Gerald dan Melvin memesan bubur daging sapi sementara Davin dan Melvin hanya meminta agar dibawakan secangkir kopi panas.