Tangannya hampir saja meremas dada Claudia, tapi Claudia berhasil berontak. Dia menginjakkan sepatu hak tingginya ke kaki lelaki itu.
“Joni, apa kamu sudah gila!” bentak pelayan laki-laki teman akrab pria hidung belang bernama Joni.
“Diam kau, Romi, aku tidak tahan lagi melihat kemolekan tubuh wanita ini! Jangan bergerak atau kau dan rekan-rekanmu jadi pelampiasan kemarahanku!”
Joni bertubuh kekar, sepertinya dia preman yang berkuasa di daerah itu. Bahkan laki-laki dengan perawakan Romi saja takut ketika Joni mengancamnya.
“Bukan itu, Jon, aku teman dekatmu, aku tidak ingin kau kenapa-kenapa karena salah milih target.” Romi memasang wajah melas, dia takut yang digarap Joni adalah seorang anak miliarder.
“Hmm?”
“Dia anak bungsu Keluarga Latusia, aku tidak ingin hal buruk terjadi padamu.”
Ternyata Romi tahu yang datang adalah Claudia.
Sepertinya wajar, toh Claudia sering masuk majalah kecantikan negara. Kemolekan tubuh da
Romi mengantar Davin naik dan Davin langsung mendobrak kamar itu dengan sekali tendang. Romi langsung lari karena takut Joni marah atas perbuatannya. Pakaian Claudia sudah dilucuti, hanya tersisa daleman atas dan bawah. Joni siap meluncurkan rudalnya ke tameng Claudia, tapi Davin datang tepat waktu. “Bangsat kau! Apa kau tidak mengenalku? Aku Joni Taruna, kepala preman di daerah ini!” Joni marah dan melempar remot televisi yang ada di atas kasur. Davin berhasil menghindar dan segera menendang Joni dengan tendangan sabit memutar. Prak! Rahang Joni jadi target. Dia terpental hingga menabrak laci. Joni meringis kesakitan. “Aku tidak peduli siapa kau! Laki-laki yang melecehkan gadis polos sepertinya tidak bisa dimaafkan!” Davin loncat ke atas kasur dan menghujani Joni dengan pukulan tepat di wajah. Darah mengalir dari hidung Joni, pandangannya mulai kabur. Davin melihat Claudia yang masih ketakutan, dia lengah. Rasa iba menghancurk
Romi mengobati luka Davin lalu memanggil dua temannya untuk membereskan bercak darah yang menempel di lantai. Tubuh Joni disembunyikan di ruangan khusus bagian belakang kafe agar para pegawai kafe tidak dituduh sebagai tersangka.Claudia keluar dari kamar mandi menggunakan pakaian lengkap. Dia mengambil gunting dan merobek bagian atas kemejanya, tak lupa juga menggunting salah satu tali dalamannya untuk memperkuat tuduhan kepada Davin.Davin masih merintih dan Claudia tidak peduli akan hal itu. Romi dipanggil mendekat dan diminta mengangkat tubuh Davin ke atas ranjang dengan imbalan uang dua juta.“Kamu mau uang? Aku bisa membayarmu mahal, tapi dengan satu syarat...”Romi mulai buta. Selain memiliki hati nurani, dia juga punya nafsu bejat. Uang bisa membunuh kemanusiaan. Dan itu yang terjadi di kafe ini.“Anda pasti bohong, Nona?” ragu Romi. “Dua juta hanya untuk membopong tubuh laki-laki itu ke atas ranjang ... jangan
“Ha...” Davin melongo, untuk membalas ucapan Claudia saja hampir tidak mampu.“Udah, diam aja, dari pada kamu mati karena banyak omong! Tuh liat lukamu, darahnya makin deres tiap kali kamu buka mulut! Eits ... tapi bagus, sih, kalau kamu mati di sini. Tidak ada lagi biang kesialan yang terus menghantui keluargaku.”Dak!Dak!Dak!Suara derapan kaki terdengar nyaring menaiki anak tangga kayu kafe Djaya Djiwa.Tiga orang datang, salah satunya memakai pakaian polisi lengkap disertai pistol peredam suara. Dia membawa surat perintah, entah formalitas, atau memang surat perintah resmi.“Angkat tangan!” Julius menodongkan senjatanya ke arah Davin.“Jangan bergerak, kau tertangkap basah melakukan tindak kriminal, melecehkan anak miliarder, serta niat menyetubuhi anak sulung Gerald selaku kepala Keluarga Latusia. Perbuatanmu tidak bisa dimaafkan!”“Aaaaaaaa!” Claudia pur
“Sidang dilakukan pukul sembilan nanti. Hakim agung siap mengadili pria ini, aku sudah mengabari Pak Taruma.” Inez, sekretaris Julius, menyiapkan berkas dan laporan yang akan dibacakan oleh majelis hakim.“Kamu nanti ikut,” kata Julius pada Romi.“Saya ikut? Ta-tapi...” Romi kembali merinding. Claudia terus menatapnya tanpa henti. Tatapan itu seolah berkata, ikutlah jika ingin kafe dan hidupmu aman sejahtera.Romi gemetar dan langsung bersedia menjadi saksi di persidangan nanti. Dia terpaksa, meskipun hati nuraninya menolak permintaan itu mentah-mentah.Julius kembali bertanya pada Davin, tapi lelaki itu tidak menjawab sepatah katapun.“Kapan kamu datang ke kafe? Apa saja yang kamu lakukan di kamar ini, berdua dengan Nona Claudia? Dan jika kamu ingin membela diri, bukti apa saja yang bisa kamu berikan pada kami?” Tiga pertanyaan dilempar, tapi Davin tetap diam.Kevin marah dan langsung memukuli
“Baik, aku ke sana lima belas menit dari sekarang. Tunggu aku! Akan kuhancurkan seisi kantor polisi, termasuk oknum polisi yang nekat menjebak Davin. Dia harus dihinakan, harus lebih rendah dari tanah!”Melvin menutup telepon. Dia lantas berangkat menuju kantor kepolisian cabang. Dengan mobil BMW merah, lelaki itu melesat cepat dari kafe, tidak peduli dengan kemacetan ibukota.Hanya butuh waktu lima belas menit sampai Melvin sampai di kantor polisi.“Tunggu, Anda harus diperiksa! Selain anggota, tidak boleh ada yang sembarangan masuk ke pangkalan. Setiap tamu harus menjalani protokol keamanan, tak peduli walau dia merupakan anggota keluarga salah satu petinggi di sini.”Salah satu polisi kumis tebal memeriksa sekujur tubuh Melvin, dia bisa sabar karena penjaga gerbang kantor polisi melakukan SOP sesuai yang diatur di undang-undang.“Aman?” tanya polisi dengan name tag Rakha.“Tidak ada masalah,
Kartu!Dua bawahan Julius bergetar hebat, sampai-sampai kaki mereka tidak bisa digerakkan.“Ammar, kamu tahu kartu apa itu? A-aku pernah melihatnya, tapi entah di mana. Itu kartu yang hanya dimiliki jajaran miliarder dunia...”“A-aku ti-tidak mau ikut cam-campur urusan ini.” Ammar menjawab dengan bibir gemetar, dia punya dua anak di rumah. Apabila dia ikut campur masalah ini, bisa-bisa dia dipecat dari kepolisian. Bagaimana caranya menafkahi keluarga setelah dipecat nanti?Melihat kartu hitam dengan sepuhan emas Nayama membuat mereka mati kutu.Ammar menepuk pundak Julius dan kartu itu diberikan kepadanya. “Sa-saya berhenti jadi bawahan Anda, Pak, saya masih sayang keluarga. Tidak ada lagi yang bisa saya andalkan selain menjabat jadi anggota kepolisian dengan gaji halal.”“Haaa...” Julius terkejut. “Jangan seenaknya berbicara seper...”“Kartunya!” Ammar menaikkan
Sebuah mobil jeep parkir di depan kantor kepolisian. Hanya melihat plat nomornya, semua anggota polisi bergidik ngeri. Tujuh belas orang polisi membentuk barisan di kiri dan kanan.“Hormat ... grak!” pimpin salah satu anggota.Senapan diangkat vertikal untuk memberi penghormatan pada penumpang mobil tersebut, hingga pintu dibuka, tidak ada bising terdengar di sekitar mobil.Brek!Dua orang berpakaian preman turun dari kursi depan. Satu menata barisan para polisi, satunya lagi membukakan pintu untuk empunya mobil. Begitu dia keluar, semua polisi meneguk ludah karena rasa takut menguasai alam bawah sadar mereka.“Di mana komandan kalian?” tanya lelaki itu.Tidak ada yang berani menjawab. Melihat sepatunya saja sudah membuat para polisi merinding. Hening tercipta, sampai pria itu menarik kerah salah satu polisi yang ada di depannya.“Jawab!”“Ko-komandan Markus ada di dalam kantor, Jendera
“Siapa yang membuatmu babak belur seperti ini? Jika yang melakukannya adalah polisi-polisi buncit ini, akan kupastikan tempat ini hancur sebelum tengah malam tiba.” Andre mendekati Davin, wajahnya mulai bersemu merah, bukan karena salting, tapi emosi yang meluap-luap.“Ahh, aku baik-baik saja, Paman, tidak perlu panik. Toh Melvin sudah menelepon Dokter Nathan, dia datang 15 menit lagi. Paman tidak usah risau...”Tapi tidak dengan Melvin, dia menaruh dendam pada Julius dan ingin menghinakan pria itu, merenggut seluruh kehidupannya.Melvin mendekati Andre dan memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi di ruang interogasi. “Davin difitnah, dituduh melecehkan seorang gadis dari salah satu anggota Klan Emas, dipukuli, disiksa, lalu dipaksa mengakui perbuatan yang padahal dia sendiri tidak melakukannya.”Andre mengernyitkan dahi, berani-beraninya mereka melakukan hal sekasar itu pada Davin! Dia menarik tangan Davin dan mengaj
Beberapa orang tua tampak menitikkan air mata dari kejauhan. Mereka tidak menyangka jika pemimpin muda ini akan begitu rendah hati. Seperti padi, semakin berisi semakin menunduk, begitulah cerminan Davin kali ini. Menerima mahkota puncak jabatan Edinburgh tidak membuatnya besar kepala dan malah menjadikannya lebih dewasa dan lebih berhati-hati lagi dalam mengambil keputusan. “Terakhir, istana akan dibebaskan bagi siapa saja yang ingin mengadukan keluhan. “Bagi yang rumahnya jauh, silakan bisa mneulis surat atau pesan singkat dan sampaikan ke pos polisi terdekat. “Jika sudah tiga kali menulis dan tidak ada laporan surat masuk ke istana, maka saya tidak segan-segan untuk memecat seluruh anggota polisi yang bertugas di pos tersebut. “Kenyamanan dan kesejahteraan kalian adalah tanggung jawab kami. Semoga berkesan...” Tidak lama kemudian, Melvin berlari menuju Davin dan membuat kerumunan warga Edinburgh bergidik heran. Saat Davin mengangkat telepon, wajahnya langsung berubah pucat d
Pagi berganti siang.Sepuluh menit lagi adalah pelantikan Davin sebagai Duke of Edinburgh dan pewaris seluruh harta kekayaan Nayama. Tentu, ini hari yang sangat istimewa baginya, juga bagi pebisnis di seluruh dunia. Hari di mana orang-orang yang percaya bahwa Davin adalah penyelamat Nayama, menangis bahagia begitu tahu, Davin tidak benar-benar meninggal karena insiden ledakan itu.Tapi, Davin merasakan kesedihan mendalam kala Lisa tidak bisa menyaksikan langsung pelantikan ini karena usia kandungannya yang sudah mencapai 9 bulan. Padahal, ini adalah salah satu momen terbaik yang bisa mereka berdua buat.Dengan terpaksa, Nessa dan Madame Anneth ikut menemani ratu kecantikan Edinburgh itu di kamar khusus yang ditangani oleh para perawat kandungan terbaik di Edinburgh.Davin sengaja memilih rumah sakit dimana dokter bersalinnya adalah perempuan. Baginya, setiap inchi tubuh Lisa harus dijaga, tidak terkecuali dengan alasan kesehatan.Entah posesif atau apa, tapi suami seperti itu menandak
Ledakan di bandara Glasgow memang menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Skotlandia. Belum lagi, tiga dari keseluruhan korban adalah orang-orang penting Edinburgh.Davin, Melvin, dan Harley segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus karena seluruh tubuh mereka mengalami luka bakar serius.Greg mendapat perintah khusus untuk tetap bungkam dan diterbangkan menuju California oleh Prince Eiduart karena dia adalah satu-satunya saksi mata yang selamat dari ledakan di bandara.Sementara Paul, jasadnya sudah menjadi abu dan dimakamkan di dekat makam istrinya yang ada di pedalaman Blackford.Berita itu terus menjadi trending topic hingga dua minggu ke depan. Sementara wartawan yang ingin mencari tahu tentang kondisi Davin, mereka dicekal mentah-mentah karena telah melanggar undang-undang privasi.Prince Eiduart tak henti-hentinya menitikkan air mata begitu pulang dari Prancis. Claire pingsan seketika melihat Davin yang terbaring lemah dengan tubuh yang hampir dipenuhi
Di rumah sakit, banyak pihak menunggu kedatangan seorang lelaki. Tak lama, lelaki itu datang dengan pakaian biasa, celana hitam levis dan kaos putih oblong. Dia menggunakan sepatu dan jam tangan bermerk, terlalu mahal untuk ukuran orang biasa.Baru menginjakkan kaki di lantai lima rumah sakit, lelaki itu disambut senyuman oleh sahabat lamanya. Mereka lalu saling jabat tangan dan tukar peluk. Kerinduan yang selama ini membuncah, akhirnya bisa dilepaskan.“Tunggu di sini, biar aku saja yang masuk,” kata lelaki itu.Davin menyuruh Melvin menunggu di luar ruangan. Pria itu menoleh ke kanan-kiri, memastikan keadaan kosong. Dia lantas masuk ke ruangan dengan gambar violet merah di bagian tengah pintu. “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah mulai membaik?”Seorang perempuan yang dijagai tiga temannya sedang berbaring lemah dengan selimut putih garis abu-abu khas rumah sakit.“Syukurlah, Tuan. Perutku sudah mulai enak dan mualnya tidak terasa lagi.”“Turut bahagia mendengarnya,” balas Davin
TERJADI LEDAKAN BESAR DI BANDARA MUNCHEN!BANYAK KORBAN JIWA DENGAN LUKA BAKAR!KORBAN SEMENTARA ADA 70 ORANG DAN HAMPIR SEMUANYA BELUM BISA DIIDENTIFIKASI KARENA DAMPAK LEDAKAN YANG BEGITU DAHSYAT!Media-media dunia dihebohkan dengan kejadian itu.Pasalnya, ledakan tidak hanya mengenai anggota mafia kelas kakap yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Lone Werewolf, tapi juga berimbas pada Davin, Tuan Muda Nayama sekaligus Pangeran Edinburgh yang namanya dikenal di seluruh dunia.Istana sempat sesak oleh wartawan yang menanyai Prince Eiduart tentang kabar Davin, tapi semua memilih bungkam.Melvin, Lisa, dan Andre yang sedang meninjau tempat kejadian perkara pun tak luput dari sorotan wartawan. Cercaan demi cercaan terus dilontarkan. Meski tak ada satu pun yang dijawab, wartawan itu serasa tak capek menanyakan satu hal sama.“Bagaimana Davin?”Hanya itu, tak lebih.Ketika satu wartawan sudah lelah berdiri dan bertanya, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti dari pihak Nayama, wartaw
Di Glasgow, perubahan cuaca dan suhu udara tidak terlalu mencolok seperti di Edinburgh.Saat musim dingin disini, orang-orang banyak yang keluar hanya menggunakan jamper atau jaket tipis saja, terutama mereka yang tinggal di dekat sungai Clyde.Berbeda dengan Edinburgh. Perubahan suhu disana lebih ekstrem saat musim panas dan dingin.Bahkan, orang yang nekat keluar hanya menggunakan jaket tipis tanpa baju lapis dua di dalamnya, akan merasakan pusing dan tak jarang sampai mimisan.Oleh sebab itulah, nafas Davin tidak mengeluarkan uap begitu dia sampai di Glasgow karena suhu udaranya terlampau lebih hangat daripada di Edinburgh.Dan melalui ciri itu, orang-orang dapat mengenali mana yang asli Glasgow dan mana orang asli Edinburgh.“Yahh, bagaimanapun juga, aku tidak bisa berbohong karena suhu disini sedikit lebih tinggi dari tempatku berasal.” Davin berkomentar akan cuaca di sini.“Nah, akhirnya kau sadar. Kau itu buka
Peter adalah seorang pensiunan detektif yang sekarang menjabat sebagai salah satu staff petinggi di Charciao.Dialah yang membantu Davin untuk menangkap Hans yang sedang bersantai di Possilpark.“Lapor, Tuan, divisi keamanan Charciao sudah melobby kepolisian agar tidak ikut campur dalam urusan ini.“Saya juga sudah melapor kepada direktur Joe untuk mengontak pemilik bandara Glasgow untuk mencari seseorang dengan ciri-ciri yang sudah dicatat.“Sebagian anak buah saya sudah berada di bandara dan mencari mobil sedan dengan lambang elang hitam di bagian dasbor belakangnya.“Sekarang saya sudah berada di perbatasan Glasgow-Edinburgh dari arah jalan utama.”Tepat sesuai dugaan, Peter sudah menunggui Davin di depan sana.Beruntung pangeran memilih untuk putar balik karena salah satu tangan kanannya itu memikirkan hal yang sama.“Oke, Peter, mungkin aku akan sampai di tempatmu sedikit lebih telat.
Saat perjalanan menuju Glasgow, perjalanan tidak berlangsung mudah.Di tengah perkebunan Livingston, sudah banyak sekali mobil yang berjajar untuk melindungi kepergian Paul.“Rainy tidak berbohong, Melvin. Dia sepertinya sudah membuka rencana Paul.”“Benar, Tuan. Kalaupun dia berbohong, tidak mungkin ada penjagaan seketat ini.”Beruntung, mobil jeep yang dikendarai Davin memiliki body dan kaca anti peluru sehingga beberapa tembakan orang-orang Lone Werewolf tidak dapat melukainya.Ada dua mobil polisi yang terkena tembakan dan itu membuat suasana sedikit keruh.Davin dan rombongan pleton tiga putar balik dan memilih jalur memutar.Sementara pleton satu membantu dua mobil polisi yang sopirnya terkena tembakan tepat di kepala.Peperangan dan adu tembak berlangsung sangat sengit.Kurang lebih ada 30an orang dari Lone Werewolf yang mencegat kepergian Davin dengan total sebelas mobil.“Apa
Dikala urusan semakin rumit, sang pangeran tetap menilik keadaan calon istri dan calon mertuanya padahal sejak semalam, dia hanya tidur satu jam, itupun di pesawat.Kantung mata Davin yang sudah mulai menghitam, disambut dengan wajah cemas Lisa.“Kau sudah berjanji untuk tidak mendekati bahaya, kan?”“Untuk sementara, maafkan aku... aku tidak bisa diam saja melihat seluruh keluargaku terancam.”“Tapi, Sayang...”“Percaya padaku,” tatap Davin penuh harap. Tak terasa, air mata sudah berjajar antri di pelupuk matanya.“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kumohon, jangan lukai dirimu sendiri ya...”Davin mengangguk dan Melvin menepuk pundak tuannya.Tidak lama, perawat datang dan menawarkan beberapa menu makanan yang ada di kantin rumah sakit.Gerald dan Melvin memesan bubur daging sapi sementara Davin dan Melvin hanya meminta agar dibawakan secangkir kopi panas.