Share

185. Tunggu Saya, Tuan!

Tiga puluh menit sebelum pergantian hari, semua sudah stand by di dalam ruangan. Melvin dan Andre sudah tidak berharap lagi. Melihat Davin yang berbaring lemah, air mata mereka, tiba-tiba menetes.

Mata mereka sembab akan tangis yang terus mengalir. Sekuat apapun mental seorang dewa militer, pasti sedih jika ditinggal orang tersayang, untuk selamanya.

Davin, Melvin, dan Andre dulu berteman sangat akrab.

Pertemanan itu terkikis ketika Andre dipanggil tugas di daerah padang pasir. Ada konflik yang harus diselesaikan. Andre memimpin pleton tiga yang diisi oleh para sniper handal.

Mulai sejak itu hubungan ketiganya renggang, terutama Andre. Dia mulai fokus meniti karir militernya.

Davin dan Melvin senang melihat karir Andre merengsek naik bak pesawat yang baru saja lepas landas, tapi mereka juga sedih. Jika Andre semakin terkenal, kedekatan mereka bertiga otomatis semakin berkurang.

Tintung!

Jam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status