Home / Urban / Menantu Quadrilion Berkaki Palsu / 48. Krisna Diusir Sentosa

Share

48. Krisna Diusir Sentosa

Author: Angdan
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

Keanu membisu sambil menatap Arya dan Cahaya secara bergantian. Dia tampak tidak ikhlas untuk melepaskan Cahaya, apalagi Cahaya sudah membuatnya tersipu malu. Sikap seorang lelaki yang jatuh cinta sangat terlihat meskipun berusaha disembunyikan.

“Baiklah. Kesempatan terakhir kalian untuk tinggal bersama. Aku juga bukanlah pria yang kejam dan tega membiarkan seorang perempuan yang pernah menjadi istri dari pria tampan, tapi sayangnya gak berguna sama sekali,” balas Baidi sambil tertawa dan menepuk lengan Keanu yang hanya tersenyum miring dan memandangi Cahaya.

“Oke, Ayah pulang sama aku dan mau diantar sampai ke rumah?” Cahaya menawarkan ayahnya untuk diantar pulang sampai ke rumah.

“Gak perlu, Ayah sudah sama supir. Kamu yang pulang ke rumah Ayah, ya.” Sentosa meminta anak perempuannya pulang ke rumah bersamanya.

Arya mematung ketika Sentosa meminta istrinya untuk tinggal di rumahnya. Ia dan Cahaya sudah lama tidak tinggal di rumah besar itu yang penuh dengan memori kelam. Rumah terak
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   49. Mengunjungi Ayah Tanpa Sepengetahuan Cahaya

    Arya membuka secarik kertas yang tidak ada lipatan sama sekali bak sengaja disimpan oleh pemiliknya. Kebanyakan orang menyimpan kertas yang masih rapi digunakan untuk mencairkan uangnya dalam sistem menggunakan uang pribadi saat pembelian barang atau membayar utang yang masih belum lunas.Kertas putih mulus itu terdapat tulisan sebuah nama tempat hiburan malam dengan kelas atas yang biasa didatangi oleh pebisnis atau orang yang memiliki banyak uang. Tidak hanya itu, ia melihat nama barang yang dibeli dan waktu transaksi. Waktu transaksi pada hari ini sekitar jam delapan malam dengan keterangan dua karton minuman keras termahal yang memiliki bentuk setengah bulat yang dilapisi emas di dalam minumannya.“Dia membeli minuman keras termahal di dunia dengan jumlah yang sangat banyak? Untuk apa? Ada yang gak beres ini,” gumamku sambil memperhatikan kertas putih dan tidak lama, terdapat sebuah nomor yang dituliskan kecil pada bagian bawah kertas.Arya memasukkan kertas putih seperti struk be

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   50. Kekhawatiran Cahaya yang Bertubi-tubi

    “Aku mau jenguk Ayah yang sakit. Rumah dia ada di luar negeri. Jadi, sebelum acara besar dan implementasi rencana yang kedua, aku harus berkunjung ke rumahnya,” jawab Arya singkat.“Aku kira kalian sudah pindah ke Indonesia.”Arya menggeleng pelan. “Panjang ceritanya dan gak akan kukasih tahu juga. Ngebutlah, waktuku mempet sekali ini.”“Siap, Bos.”“Kirim rekening kalian ke nomorku nanti aku transfer untuk kerjaan kalian hari ini.”“Iya, Tuan muda.”Arya meminta Annisa Sophia untuk mengebut saat mengendarai mobil. Tepat pukul sepuluh kurang sepuluh menit, ia tiba di depan Bandara lalu keluar dari mobil.“Terima kasih, jangan lupa kirim nomor rekening ke nomorku.”“Oke, kamu hati-hati.”Arya mengangguk dan tidak memberi pesan apa pun pada mereka. Ia memasuki Bandara sembari menunjukkan tiket elektronik ke petugas lalu mengikuti prosedur yang ada. Setelah mengikuti prosedur, petugas lain memberitahu gate dan meminta penumpang untuk segera naik ke pesawat.Ia masuk ke pesawat dengan kur

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   51. Pertemuan yang Mengenaskan

    “Kenapa kamu diam, Mas?” Cahaya lagi dan lagi protes dengan kebisuannya kali ini.Suara yang menggelegar di balik handphone membuyarkan lamunannya dan memikirkan bagaimana caranya bisa pulang cepat ketika ia belum berada di hari pernikahan. Namun, ia belum memiliki celah untuk mencari solusi dari rencana yang sudah disusun dan direncanakan olehnya bersama Arini.Tanpa sengaja, ia melihat seorang perempuan yang mirip dengan Arini, cara berjalan dan rambut panjang yang menjuntai hingga pinggang itu tampak bercanda dan menorehkan senyuman lebar yang menampakkan barisan gigi. Sontak, ia teringat dengan tugas Arini, apakah dia telah menjalankan tugasnya dengan lancar lalu melirik waktu di handphone yang ternyata masih menggunakan waktu Indonesia.Perbedaan waktu yang memakan selama tujuh jam dengan hari yang sama. Dahi mengernyit secara otomatis saat memerhatikan jarum jam yang berputar dan menunjukkan pukul setengah satu siang di sini.“Jam berapa di sana?”“Jam setengah delapan malam, M

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   52. Hati yang Kaku Melunak

    “Iya, Tuan besar menjalani kemoterapi. Beliau menyebut nama Tuan muda setiap hari. Sebelum kondisinya semakin buruk, meminta untuk datang ke Indonesia, tapi tidak diizinkan oleh saya karena kondisi yang tidak membaik dan meyakinkannya bahwa Tuan muda pasti datang ke sini. Tidak hanya itu, Tuan besar menitipkan semua berkas pada saya untuk ditanda tangani dan beberapa pemilik Perusahaan yang bekerja sama dengan Perusahaan Tuan besar telah mengetahui bahwa pemiliknya sudah berganti atas nama Arya Soeparman.”Air saliva ditelan dengan susah ketika mendengar ungkapan Willy terkait keinginan ayahnya yang ingin mengunjunginya di Indonesia. Ia tidak tahu bahwa lelaki yang pernah tidak memercayainya karena rayuan seorang wanita yang merebutnya dari Ibu memiliki tekad yang besar.Hati yang pernah kaku atas sikap Ayah yang tidak memandang dan memercayainya perlahan luluh saat mendenar semua pengakuan Willy. Sesak rasanya hati ini melihat Ayah yang terkapar dengan bantuan infus. Perjuangan besar

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   53. Sosok Ryan Soeparman yang Sesungguhnya

    “Pak Soeparman yang mengajari saya. Beliau bersedia membantu saya untuk bisa berbahasa Indonesia baik lisan maupun tertulis. Ketika saya bisa berbahasa Indonesia, sejak saat itu saya menggunakan bahasa Indonesia ketika ada pelanggan yang mengunjungi toko pastry saya maupun rumah sakit. Pak Soeparman sangat berjasa bagi saya karena sudah membantu saya dengan jumlah yang sangat banyak. Beliau meminta saya untuk menyimpan uangnya saat hendak mengembalikan semua uang yang dipinjamkan pada saya. Saat saya tanya, kenapa gak mau menerima uang dari saya? Jawabannya masih terngiang sampai detik ini dan membuat saya gak bisa menahan air mata kalau ingat itu,” jelas Dokter Max sembari mengusap matanya yang sudah basah.Arya terdiam beribu bahasa mendengar penjelasannya atas jasa Ayah yang sudah banyak membantu ketika dia sedang terpuruk. Kebaikan Ayah selama ini tidak pernah diketahui olehnya hingga tercengang dengan mulut terbuka lebar.“Jawabannya adalah rezeki gak akan ke mana selagi masih be

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   54. Tanda Kesadaran Ryan Soeparman

    Arya menepuk-nepuk pipi dengan keras dengan mengamati jari telunjuk yang bergerak pelan. Pipi yang ditepuk terasa panas dan sakit bahwa dirinya tidak sedang bermimpi. Apa yang dilihat olehnya adalah nyata dengan pergerakan jari telunjuk Ayah yang sangat pelan.Ia teringat dengan perlakuannya terhadap sang Ayah seharian dengan mengajak berbicara menjadi teringat dengan mitos kebanyakan orang yang mengatakan bahwa ketika mendapati keluarga sedang koma, sering diajak berbicara. Arya yang tidak percaya dengan hal itu menjadi terheran-heran dengan pendapat banyak orang bahwa ia mengalami sendiri. Bahkan, saat pertama kali mengajak bicara, Ayah merespons ucapannya dengan air mata yang mengalir.Kini, mitos Masyarakat terbukti bahwa yang dikatakan mitos bukanlah mitos melainkan, cara seseorang untuk mengembalikan fungsi saraf yang ada di otak dengan cara yang lembut dan mengingatkan kenangan yang manis. Tidak hanya itu, masih banyak lagi yang bisa dilakukan oleh banyak orang.Secepat kilat,

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   55. Ryan Soeparman Terbangun dari Koma

    “Saya hanya menyebutkan nama-nama orang yang sangat jelas ingin menghancurkan bisnis Tuan besar karena mereka adalah pesaingnya. Ada beberapa Perusahaan yang bekerja sama dengan Keluarga Stagle dari dunia bisnis yang gelap.”“Pak Willy tahu kalau Stagle punya bisnis gelap?”“Tahu. Saya tahu ketika pengawal menangkap anak buah mereka.”“Apakah ada rekan bisnis Ayah yang tahu kalau Ayah koma karena penyakitnya?” tanya Arya yang terbesit pikiran itu.“Ada, tapi hanya rekan baiknya.”Arya menatap Willy lamat dan memiliki ide yang menurutnya cemerlang. Ide yang ada pada pikirannya harus disampaikan olehnya agar pebisnis lain tahu bahwa pemilik Perusahaan di bidang industri sedang koma.“Sebarkan berita ini ke seluruh dunia, Pak. Bapak bilang, kan kalau hanya ada beberapa rekan saja yang tahu tentang Ayah sakit dan Perusahaan yang diserahkan pada anaknya? Sedangkan, anaknya belum ketemu. Semua ini adalah rencana yang bagus untuk memberikan mereka peluang dalam berlomba-lomba untuk mempermai

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   56. Hampir Saja

    Arya menghela napas panjang ketika Ayah meminta selang di mulut dilepas dan disingkirkan. Ia menatap Ayah yang memohon padanya hingga akhirnya menyetujui permintaannya untuk melepas selang. “Baiklah, tapi jangan lama,” kata Arya tegas.“Oke.”“Apa yang mau dibicarakan sama Ayah?”“Mana istrimu? Kata Willy, istrimu cantik, anggun dan pintar.”Arya tersenyum tipis. “Dia memang definisi wanita sempurna. Dia menerimaku apa adanya sampai aku sering menghindar kalau dia ingin berkenalan dengan keluargaku. Aku bilang padanya bahwa Ayah sedang bekerja diluar pulau tanpa menyebut jabatan. Aku gak membawa nama Ayah di depan siapa pun, termasuk saat menikahi Cahaya. Nama istriku adalah Cahaya Sentosa. Anak dari pengusaha konglomerat. Per—”“Ayah tahu soal itu, apa pun yang terjadi pada pernikahanmu, jangan pernah membantah mertua atau melawannya. Kamu gak pernah dianggap olehnya karena kemiskinan, tapi suatu saat nanti akan menerimamu dengan lapang dada dan tangan terbuka. Buktikan pada me

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   138. Akhir yang Berbuah Manis

    Arya membulatkan bola mata ketika Soeparman sudah berada di atas panggung bersama Cahaya dan terdapat Willy di belakang mereka. Ia tidak mengetahui hal yang dilakukan oleh ayahnya.“Bagaimana bisa Ayah ada di atas panggung? Apa yang terjadi?” tanya Arya yang tetap berusaha mengecilkan suaranya.“Tuan besar memaksa di belakang panggung, Tuan muda,” jawab salah satu pengawal.“Yang lain menyebar karena pengawal mereka ada di sini!” seru Arya sembari berjaga-jaga dengan mengawasi pengawal Stagle.Sorot mata seluruh tamu beralih ke suara Soeparman yang menggema di Aula dengan menampakkan keterkejutannya saat melihat tubuh Soeparman yang berdiri sehat sambil menatap mereka.“Ba-bagaimana Anda bisa berdiri di situ, Pak?” tanya salah satu tamu undangan.“Bisa saja.”“Apakah kematian Anda palsu?”“Ya, kematian dia palsu. Artinya adalah kalian dibohongi oleh Raja bisnis,” sahut Baidi yang menggebu-gebu dan terlihat untuk menghasut semua orang di Aula.“Kenapa Anda memalsukan kematian? Apa tuju

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   137. Pengungkapan Stagle dan Rekannya

    Hari pertemuan dengan para pengusaha pun tiba. Sekitar pukul enam malam, hotel mewah penuh dengan pengusaha terkenal yang merupakan rekan bisnis Soeparman. Beberapa pengawal bertugas di pintu depan untuk menyambut dan mengarahkan tamu undangannya. Sisanya bertugas di dalam Aula, mengoperasikan laptop dan membawa acara.Arya berada dalam Aula hotel untuk mengawasi keadaan dan memantau kedatangan Keanu, Baidi dan rekan bisnisnya dengan setelan berwarna hitam, memakai kumis dan terpasang alat pendengar di telinga untuk berkomunikasi dengan banyak orang yang bekerja sama dengannya.“Bagaimana kondisi di lantai bawah, apakah sudah terlihat Keanu, Baidi bersama dua pria dan dua wanita?” tanya Arya yang mengecilkan suaranya.“Belum, Tuan muda. Saya melihat Bapak Sentosa sedang berjalan kemari bersama Mas Krisna dan menantunya.”“Bagus. Bagaimana dengan kondisi Tuan besar, Cahaya dan satu orang yang menyamar sebagai Soeparman nanti?” tanya Arya sembari memerhatikan keadaan sekitarnya dan ters

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   136. Penataan Aula Hotel

    “Mungkin urusan pekerjaannya sudah kelar, Tuan muda.”“Bisa jadi. Mudah-mudahan, firasatku salah soal ini.”Arya memandangi Stefano yang berbicara dengan Keanu bersama kekasihnya lalu Keanu memasuki Apartemen. Ia sedikit menunduk dengan posisi badan bersandar semakin ke bawah di kursi mobil selama sepuluh detik.Setelah semuanya aman, ia menyalakan dan menjalankan mobilnya. Ia menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan itu dengan senyuman yang penuh dengan rencana yang matang untuk dilakukan kepada keluarga Stagle dan rekan bisnisnya yang bekerja sama untuk menjalankan bisnis gelap yang merajalela.Arya sudah memiliki bukti kuat untuk membalas dendam dengan cara yang lebih kejam dari sebelumnya. Ia bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk Polisi.Puluhan menit berlalu, ia tiba di rumahnya bersama dua pengawal dan Willy. Mereka memasuki rumah dengan melangkah santai dan dada tegap. Semua telah berjalan dengan lancar dan diluar dugaannya.Soeparman dan Cahaya menghampirinya yang baru

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   135. Rencana Kecil yang Berhasil

    “Jawab aja dengan ramah, jangan sampai ketahuan.”Arya mendengar suara tertawa Ryan ketika pria itu terlihat sekali bahwa sedang mengincar atau menunggu mangsa baru yang akan menjadi korban selanjutnya untuk dijadikan budak pemuas napsu belaka.“Sepupuku masih kuliah dan sedang kuliah di sini sehingga saya berniat untuk membelikannya, dari pada menyewa rumah terus dan membayar setiap tahun, lebih baik di sini,” jawab Ryan yang terlihat mencairkan suasana.“Iya, itu lebih bagus karena uang tahunan yang biasa digunakan untuk membayar uang sewa rumah, lebih baik ditabung dan lebih aman di sini juga kalau untuk kuliahan dan yang belum menikah juga,” kata pria brewokan yang mencoba untuk merayu Ryan.“Iya, dia juga katanya mau bekerja kalau ada waktu senggang karena kasihan dengan orang tuanya yang hampir setiap bulan mengeluarkan banyak uang sehingga memilih untuk mandiri,” balas Ryan yang memancing pria itu untuk mengatakan hal apa pun mengenai bisnis gelap keluarga Stagle.“Nah, bagus i

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   134. Pergerakan Agent Arya

    Bel rumah berbunyi keras sebanyak tiga kali hingga membuat semua orang yang berkumpul di halaman belakang rumah terdiam dan menoleh ke arah pintu rumah dengan bahu yang terangkat. Arya dan Cahaya saling memandang lalu membuyarkan suasana yang sedikit tegang di antara mereka.“Tenang, tidak ada yang tahu rumah ini kecuali kurir,” kata Arya sambil terkekeh lalu berdiri dan melewati beberapa orang menuju pintu rumah.Arya mengintip dari lubang kecil yang terletak di tengah pintu rumah untuk memastikan sosok yang ada di depan agar tidak terjebak oleh siapa pun dan apa pun. Seseorang yang berada di luar tampak meletakkan dua kotak yang berukuran sedang dan besar. Ia membuka pintu rumah itu karena pria yang berdiri di depan pintu adalah kurir.“Paket untuk Pak Arya.”“Ya, saya sendiri. Terima kasih.”“Sama-sama, Pak. Jangan lupa unboxing kalau mau buka paketnya.”Arya tersenyum sambil mengangguk lalu mengangkat satu kardus berukuran sedang dan dibantu oleh pengawalnya yang mengangkat satu k

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   133. Pemakaman Palsu

    Willy terlihat menghela napas panjang dan menunjukkan ekspresi khawatir sekaligus bingung ketika keinginan Arya tetap dilakukan dan menggunakan rencana awal. Entah apa yang membuatnya berubah kepikiran padahal telah menyetujuinya.“Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran Pak Willy?” tanya Arya yang mengetahui ekspresi itu.“Saya tiba-tiba takut untuk menjalankan rencana awal yang telah disusun oleh Tuan besar dan Tuan muda karena kebanyakan para pengusaha sudah datang dan melihat jenazah yang dikira itu Soeparman, Raja Bisnis. Jika tetap menjalankan itu nanti mereka pikir pasti melakukan penipuan dan mendapatkan keuntungan dari hal ini.”Willy menjelaskan yang ditakutkan olehnya. Ia tidak ingin merusak reputasi Raja bisnis yang telah dibangun lama olehnya dan tidak ingin memutus hubungan rekan-rekannya yang sudah dipercaya.Arya memegang lengan Willy sembari menatap lamat dan mengelusnya pelan. Setelah menjelaskan kekhawatiran padanya, ia memahami yang ditakutkan olehnya. Namun, Arya

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   132. Malam Berduka

    “Jenazah masih di depan. Saya ingin memperkenalkan Dua Dokter dan perawat yang autopsi jenazah dan mengetahui jenazah bahwa jenazah itu bukan Pak Soeparman. Jadi, mereka bekerja sama untuk kita.”“Oke, nama saya Arya.”“Dokter senior yang pertama kali mengetahui jenazah itu mengenakan topeng wajah manusia bernama Dokter Xiu Lie yang sedang bertugas di Indonesia dan bisa berbahasa Indonesia. Kedua adalah seorang pria yang berambut cokelat emas adalah Dokter yang bekerja sama dengan beliau bernama Dokter Anggara. Lalu, dua perawat yang semuanya wanita cantik adalah Suster Dara yang punya lesung pipi, berambut pendek dan satunya berambut panjang memiliki warna hitam adalah Suster Novi.”“Salam kenal,” balas Arya sambil menjabat tangan mereka secara bergantian.Mereka tersenyum lebar ketika bersalaman dengannya. Mereka juga tampak tidak keberatan untuk bekerja sama dan memberikan kesaksian palsu atas jenazah yang bukan Soeparman.“Sebelumnya sudah diberitahu oleh Pak Willy dan kalian past

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   131. Menyusun Skenario Pemakaman Palsu

    “Bekerja sebagai pengawas di rumahku ketika pemakaman nanti karena banyak orang yang datang dan hampir semua orang adalah orang penting.”“Maaf, saya gak bisa.” Pria yang bekerja sebagai montir menolak tawarannya.“Hanya hari ini saja dengan bayaran yang lebih besar dari gaji kamu sebanyak tiga kali lipat.”Mata dan mulut pria itu membesar dan terbuka lebar. Dia terkejut saat mendengar bayaran yang lebih besar dari gajinya dengan bekerja hanya satu hari. Dia membisu dan terpaku selama satu menit lalu menggeleng cepat, menutup mulut dan berkedip.“Baik, Pak. Saya mau. Saya kira harus setiap hari.”“Tidak. Aku membutuhkan jasa kamu hanya hari ini. Ikut saya sekarang dan saya yang akan izinkan kamu kepada atasanmu.”“Alhamdulillah, terima kasih banyak, Pak.”Pria itu menyalami tangannya sampai meletakkan dahi di tangan. Arya tersenyum lebar sembari menepuk pundaknya sekilas lalu mengusap tangannya.“Sama-sama. Pak, saya izin bawa dia untuk bekerja dengan saya hari ini saja.”“Silakan, Tu

  • Menantu Quadrilion Berkaki Palsu   130. Bekerja Sama Dengan Banyak Pihak

    “Saya memang tidak mengenal Anda, tapi pemilik Apartemen ini yang memberitahu pada saya bahwa saat saya melihat seorang pria yang sama dengan foto yang ditunjukkan olehnya maka dilarang masuk tanpa alasan apa pun.”Petugas keamanan memberikan jawaban yang tidak masuk akal. Namun, Arya tidak menyalahkannya karena dia menjalankan tugas dan mereka sudah mengetahui bahwa ia tidak akan tinggal diam dan menemukan Apartemen lainnya.Senyuman miring tergambar di bibirnya lalu menghela napas panjang. Ia merasa keluarga Stagle dan rekan bisnis takut untuk didatangi olehnya sehingga memberikan larangan padanya.“Baiklah. Aku tidak mempermasalahkan hal ini karena bisa mencari kamar Apartemen yang lebih bagus dari pada ini.” Arya menjawab dengan congkak lalu pergi meninggalkan Apartemen.Senyuman kepuasan dan sedikit menyenangkan itu tidak bisa disembunyikan olehnya karena perbuatan musuh ketika melarang lawan utama untuk menginjakkan kakinya di sebuah bangunan miliknya artinya mereka takut. Merek

DMCA.com Protection Status