Home / Urban / Menantu Paling Oke / Bab 5. Malam Pertama

Share

Bab 5. Malam Pertama

Author: riwidy
last update Last Updated: 2021-06-20 15:52:02

"Cinta bukan hanya sekedar penyatuan dua hati, tetapi nyatanya adalah penggabungan semangat dua keluarga." by Sinta

"Brukkk. Augghh!" 

Suara berdebum  mengagetkan kedua insan di malam pertamanya itu.  

Sinta kaget dan terbangun, dia melihat suaminya sudah terduduk sambil meringis. Sinta dengan terburu-buru menghampiri suaminya, tapi karena nyawanya belum berkumpul karena baru bangun, dia ikut terjatuh.

Brukk. 

"Aww astaga!" jerit lirih Sinta bersamaan dengan Wisnu yang tertimpa tubuh istrinya. 

Sinta mengusap matanya dan memandang suaminya. Wisnu yang ikut kaget karena benda hangat empuk wangi yang menimpanya tiba-tiba lalu juga memandangi istrinya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya penganten baru itu berbarengan satu sama lain.

Mereka berpandangan lagi. Lalu merasa mereka sangat lucu dengan kondisi saling berpelukan, dan linu tubuh terbentur lantai yang dingin, di tengah malam pula!

"Hahahahaha!"

Setelah puas tertawa, mereka bangkit dari lantai lalu saling memandang mesra. 

"Mas Wisnu mau ngapain sih, mandi ya?" Sinta mencowel hidung hidung suaminya gemas. 

"Iya, Sayang. Abisan badan aku terasa lengket semua nih, habis angkat angkat barang dan kemudian mengurusi papamu."

"Kenapa Mas harus  mengurusi papa juga, sih?" 

"Iya, tadi gantiin bajunya, terus sebelumnya aku juga mandiin pake waslap aja,  juga sedikit sabun dan bedak talk agar wangi dan nggak bau.  Mama yang menyuruhku, Sayang."

"Betul-betul keterlaluan tuh! Itu kan sebenarnya tugas mama sebagai istrinya, bukannya nyuruh manantu gitu."

"Ga papa, Sin. Besok pagi aku juga disuruh untuk membuat sup anti pengar untuk papamu, biar ga pusing.  Kali ini yang menyuruh Tante Mirna."

"Ah lagi-lagi tante bikin ulah. Ya udah deh, besok Sinta temenin, Sayang, buat supnya. Tadi aku juga sudah bikinkan teh jahe kok, tapi Papa belum sadar juga."

"Ya udah, aku mandi dulu ya, Sayang. Nanti kita terusin tadi yang uhui enak ... aduh! Kok nyubit sih, hahaha.  Mau ikutan mandi juga?" Wisnu mengerling nakal.

"Enggak ah, abisan dingin banget. Brrr!" Sinta menggigil.

"Sabar, Istriku. Nanti segera aku hangatkan tubuhmu, ya. Hehehe."

"Nakal ah! Ya udah, sana nanti tambah dingin lho."

Wisnu lalu segera mandi dengan kilat, memakai air dingin, yang penting badannya tidak bau keringat dan juga tidak lengket lagi. Dia jadi menggigil karena udara malam memang mulai terasa dingin. Wisnu pun  lupa menyalakan tombol hangat krannya. Dia menepuk jidat sendiri karena merasa masih  katrok. 

Setelah berganti pakaian piyama baru, Wisnu segera menghampiri istrinya, yang tampak memandangnya sambil senyum-senyum sendiri sambil menyibak rok baju tidurnya. 

Bagi Wisnu itu godaan kuat yang sangat mengundang hasrat kelelakiannya. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, dia segera terjun bebas ke arah badan istrinya yang sudah siap 100% untuk menampung segala keganasan perjaka lugu ini. Werrrrr!

Wisnu sore sudah mencicil mencumbui istrinya,  tetapi dimulai dan berakhir dengan cepat akibat gangguan tak terduga. Tapi kali ini dia siap melakukannya dengan penuh fokus dan perlahan.  Menikmati setiap detik tanpa jeda.

Wisnu merasa benar-benar terbuai kenikmatan, setiap lekuk liku kulit Sinta terasa sangat harum dan mengandung candu dahsyat. Wisnu  mencium bibir Sinta dengan sepenuh hati dan jiwa. 

Sepasang manusia di malam  pertamanya yang pada mulanya bergerak pelan dan tenang. Kini menjadi semakin cepat, memburu, intens. Nafas mereka pun sukses berubah jadi saling berkejaran dan juga tubuh yang makin memanas. 

Pada akhirnya benda menegang di bagian bawah tubuh Wisnu mampu juga menembus segel suci Sinta yang terjaga utuh selama ini. 

"Kau sangat wangi dan rapat, Sayang. Sampai tiga kali ni baru bisa nembus. Kuat sekali segelmu hehe. Gadis jagoan gitu loh ya... Ohhh, enak sekali rasamu, Sayang. Aku boleh masuk lagi kan?" Wisnu merancau tak jelas, berusaha menyeimbangkan dengan hasrat menggebunya sebagai perjaka yang pertama kali merasakan surga dunia.

"Boleh, Mas. Biar Sinta juga ga kesakitan lagi. Tadi yang pertama sakit lama-lama kok enak eh. Ayo cepat, Mas. Sinta dah mulai dapat lagi nih. Cepettttan! Ohhh!"

"Iya Sin, mungkin yang pertama kan kayak mendobrak pintu terkunci jadi luka deh hehe. Lama-lama nagihin ya. Cusss Wisnu datang!"

Mereka lalu meneruskan ronde entah ke berapa, ga sempat ngitung. Sampe tubuh jangkung Wisnu akhirnya melemas di atas tubuh istrinya. Legaaa tapi capek. Sprei, bantal, guling juga pakaian mereka sudah tak karuan dan terlempar kemana-mana. Maklum selain inj pengalaman pertama, kedua insan ini juga agak lincah gayanya sebagai sesama jagoan karate. 

 Mereka lalu tertidur kelelahan sambil berangkulan mesra di bawah selimut, tanpa sempat berniat memakai pakaian dulu. 

***

Baru terlelap beberapa jam, sudah ada gedoran pintu yang membahana di pintu kamar penganten baru itu lagi. Ya ampun kasian!

"Wisnu ... Wisnu! Kau cepetan bikinin sup untuk papa mertuamu! Udah dibilangin jangan sampai keduluan yang mabuk bangun dulu! Dasar lelet!" Terdengar suara cempreng memekakkan telinga di pagi yang baru jam empat subuh ini. 

Wisnu serta merta terbangun, kaget, tersadar dan lalu lari menuju pintu mau membukanya, rasanya ga sopan tidak menjawab suruhan tante Mirna.  Tapi dia merasa aneh kok dingin banget, setelah melihat bawah, astagfirullahalladzim! Ternyata masih belum pakai baju. Pantesan aja terasa semriwing. Wisnu ngikik sendiri pelan.

"Wisnu! Kau belum bangun ya? Bangunnnn!" Astaga ternyata tante Mirna masih di depan pintu. 

"Ii ... iya Tante, Wisnu sudah bangun kok! Nanti segera ke dapur." Wisnu otomatis menutupi juniornya yang memang tiba-tiba bangun di pagi hari itu. Bagaimana tidak, di depannya ada tubuh istrinya yang berselimut tapi tak sempurna? Bagian dada dan pahanya tersingkap manis sementara si pemilik masih terlelap. 

'Astaga! Oh otakku!' Wisnu cepat-cepat menyahut bajunya dan pergi ke kamar mandi untuk bebersih dan ganti baju setelah sebelumnya dia  memperbaiki selimut istrinya.

Wisnu lalu berkejaran  dengan waktu, memotong bahan-bahan sup, membuat bumbu dan merebus air. Saat sudah siap supnya hanya menunggu agak dingin, ada Bari kakaknya Sinta, berjalan melintasi dapur. 

"Kak Bari, selamat pagi," sapa Wisnu ramah.

"Huum!"jawab Bari sambil meliriknya sekilas. Bari termasuk orang apa adanya, juga oportunis akut, apa yang dipikirnya tak bermanfaat untuk hidupnya dia akan abai. Wisnu jadi termasuk 'tak bermanfaat' baginya. 

Wisnu cuma senyum saja mendapat perlakuan dingin, segera dia mengambil mangkuk dan mengambil sup beserta sendoknya. Lalu segera menuju kamar papa Hendra. 

"Permisi, Pa, Ma, Wisnu mau mengantar sup anti pengarnya." Wisnu mengetuk dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang mangkuk sup.

"Iya, masuk!" Suara lelaki tua menyahutnya. 

Wisnu membuka pintu dan mendapati papa sendirian tanpa ada mama. Wisnu segera menghampirinya dan berniat meletakkan sup di nakas dekat tempat tidur, saat Hendra membuka mata.

"Kamu bisa menyuapi aku? Aku masih mual dan pusing untuk duduk."

"Bisa, Pa." Wisnu lalu menyendok sup, meniup sedikit lalu mendekatkannya ke mulut papa yang masih tiduran. 

"Ini supnya, Pa. Tolong buka mulutnya ya?" Wisnu lembut berkata.

Hendra membuka mulut dan perlahan memakan sup hangat yang harumnya enak itu. Perutnya yang kelaparan dan kosong sejak semalam, akibat terkuras karena muntah jadi lega. 

"Enak gak, Pa?" 

"Huum lumayan." Hendra tak hendak menyenangkan hati menantunya semudah itu meski sumpah, sesungguhnya itu sup terenak yang pernah dimakannya! 

Setelah sup habis semangkuk, Wisnu memberikan juga teh jahe yang sudah dipanaskannya lagi. Papa Hendra lalu juga meminum obat pereda sakit kepala dengan bantuan menantunya itu. 

"Wisnu, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Hendra dengan pandangan sedikit meremehkan ke arah menantunya. 

"Ya tentu saja boleh kok, Pa?" Wisnu jadi deg-degan juga. Kenapa ya, papa Hendra mau tanya apa sih. 

***

NOTES : 

Wisnu berhasil melalui malam pertamanya, berhasilkah dia memenangkan hati keluarga Sinta?

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Jhon Hanafi
bayar hahahhha
goodnovel comment avatar
Hanik Husna
ini novel apa ya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Paling Oke   Bab 6. Niat Baik

    "Tegap berdiri menghadapi tantangan yang datang. Bak pantai siap diterjang ombak kecil sampai besar." by Wisnu "Wisnu, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Hendra dengan pandangan sedikit meremehkan ke arah menantunya. "Ya tentu saja boleh kok, Pa?" Wisnu jadi deg-degan juga. Kenapa ya, papa Hendra mau tanya apa sih. Satu dua tiga .... "Kamu mau kerja di kantorku? Tapi Wisnu, pendidikan terakhirmu kan tidak cocok dengan apa yang diminta perusahaan, sayang sekali!" Papa Hendra menggelengkan kepalanya dengan gemas. "Iya sih, Pa. Pendidikan terakhir Wisnu adalah S1 sastra Inggris. Wisnu hobi belajar bahasa, Pa." "Nah itu dia! Kamu kenapa milih jurusan ga bonafid gitu sih, astaga! Apa bapakmu gak mengarahkan? Uh dasar ... Memangnya kau mau mengajar para pegawai di kantorku dengan bahasa Inggrismu? Huh kan itu tidak pada tempatnya. Payah!" "Wisnu mau kok

    Last Updated : 2021-06-26
  • Menantu Paling Oke   Bab 7. Nilai Sebuah Nasehat

    "Nasehat menurutku saripati kalimat yang bisa memberikan pencerahan, semacam jalan keluar dari himpitan masalah. Tetapi perjuangan terutama ada di kekuatan diri." by Wisnu "Boleh Kek, dengan senang hati Wisnu akan lakukan. Oiya Kakek mau ganti baju apa?" "Jas kemeja celana lengkap, dasi, juga tas kerja soalnya aku mau pergi ke kantor hari ini. Jangan lupa sepatu dan kaos kaki bersih ya?" "Lho kakek masih aktif di kantor ya? Hebat! Joss tenan, Rek!" Wisnu ga sadar dialek Jawa Surabayanya jadi keluar. Itu hanya tercetus saat dia bersama orang yang bisa membuatnya nyaman. Kakek Darmanto yang belum satu jam diakrabinya rupanya sudah memberinya rasa itu. "Nggak sih, Wisnu. Cuma sesekali aja ngantor, toh itu dulu kantor yang kubangun dari 0 bulat kan? Kerja anak-anak muda itu, sesekali harus diawasi, Nak. Hendra itu pintar berbisnis, tetapi dia tidak pandai menilai perangai orang jadi kadang masih te

    Last Updated : 2021-07-11
  • Menantu Paling Oke   Bab 8 Wisnu Pegawai Baru

    "Tekad membaja bagai tertempa makin kuat dengan tantangan "Hai Wisnu, jangan bengong aja dong! Segitu herannya sama gaya sarapan keluarga kaya ya? Biasa aja kali, kamu tu jangan bersikap malu-maluin!" seru tante Mirna sambil mencomot sebuah sandwich. Sinta memelototi tantenya. Keadaannya yang kurang tidur dan masih nyeri di area kewanitaannya membuatnya jadi gampang emosi. "Tante, jangan merusak mood kita semua dong. Ini masih pagi lho, sudah aja membuat suasana jadi kacau! Perlu ya hina suamiku terus, setelah memperlakukan dia kayak kuli kemarin? Apa sih tujuan Tante sebenarnya?" Sinta menaruh sebuah gelas yang dipegangnya dengan keras sampai air putih di dalamnya jadi sedikit muncrat. Wisnu terkejut, dia memegang jemari tangan istrinya dengan erat, dia kuatir nanti malah masalah yang sesungguhnya bukan masalah ini, jadi berkepanjangan. "Tidak apa-apa, Sayang. &

    Last Updated : 2021-07-15
  • Menantu Paling Oke   Bab 9 Lugu bin Katrok

    "Suasana baru, tempat baru, hidup baru memberikan tantangan tersendiri untuk ditakhlukkan. Bisakah aku?" by Wisnu "Wisnu? Wisnu kan namamu? Sebagai pegawai baru, buatin kita seruangan kopi dong?"seru senior laki-laki berkepala botak di kantor W-Transport bagian administrasi gudang itu. "Iya nama saya Wisnu. Mohon bimbingannya. Baiklah akan saya buatkan kopinya. Dapur pantrynya di sebelah mana ya, Pak?" "Kamu jalan aja lurus ke arah sana nanti ketemu kok pantrynya sebelah kanan. Ga akan tertukar baunya khas harum kopi dan roti soalnya." Si bapak botak kasih keterangan. "Pak, ngapain sih nyuruh anak baru? Kan ntar orang pantry juga kasih kopi dan teh bentar lagi ?" Pemuda bernama Edi yang tadi satu-satunya teman yang mau senyum pada Wisnu protes. "Diem Lo, Ed. Ga papa kali, namanya pegawai baru bisa diterima di sini ad

    Last Updated : 2021-07-16
  • Menantu Paling Oke   Bab 10 Sendiri Tapi Tak Sepi

    "Sendiri dan sepi membuat hati jadi lebih berintropeksi." by Wisnu. "Iya benar. Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" "Anda dipanggil Pak Darmanto di ruangan kantor depan. Mari saya antarkan, Pak?" Hmm ada apa ya? Semua teman ruangan Wisnu mengangkat wajah penuh keingintahuan. Kecuali Edi yang cuek saja. Dia lagi fokus mengecek tumpukan laporan. "Wisnu kenapa ya dipanggil Pak Darmanto? Wisnu emangnya siapa sih?" Si Jabrik tampak kepo banget. "Nah iya, siapa Wisnu? Bukan siapa-siapa kali! Siapa tau dia dipanggil cuma disuruh bersihin meja barangkali. Atau ngepel. Hmm atau dikasih kerjaan tambahan admin?" Si botak berusaha menganalisa. "Iya tuh, mungkin saja." Seumur hidup mereka kerja di perusahaan W-Transport, tak pernah sekalipun dipanggil pak Hendra Wiguna, the big boss, apalagi atas

    Last Updated : 2021-07-18
  • Menantu Paling Oke   Bab 11. Aku Juga Manusia

    "Hati manusia adalah sebuah palung misteri di kedalaman yang tak terukur, bahkan tak terjangkau oleh pemikiran kita sendiri." by Wisnu. "Wisnu, kalau boleh aku nasehati ya. Klo bisa ... kamu jangan terlalu dekat sama dia, Nu." Edi berbisik sambil menghindari tatapan Pak Adi yang masih ke arah mereka dari kejauhan. "Kenapa? Ada yang salah tentang pak Adi ya, Ed?" Wisnu mengeryitkan dahi. Apa memang om Adi demikian negatif sifatnya? "Iya. Sebaiknya jangan terlalu dekat sih, Nu. Meski dia adalah adik ipar dari pak bos besar Hendra Wiguna, tapi kinerjanya sangat diragukan." Edi berbisik lirih sambil sesekali menoleh kanan kiri, seperti takut ada yang dengar. "Kinerja yang diragukan dari pak Adi itu seperti apa?" Wisnu ikutan berbisik. Mereka berdua sudah berada di dekat pancuran untuk wudlu. Beberapa karyawan ja

    Last Updated : 2021-07-19
  • Menantu Paling Oke   Bab 12. Hari Penuh Kemesraan (Lagi)

    "Senang, susah, bahagia dan sedih semua sebenarnya sama, hanya tinggal dari sisi mana ditelaah, dari hati dan pikiran yang sama. Semua pasti bermakna." by Sinta. Setelah ganti baju rumahan berupa baby doll tipis warna pink dan mencuci muka dan kaki sehingga segar, Sinta segera menyusul suaminya, dia ikutan berbaring di sebelah kiri Wisnu. Sinta ingin tidur juga, tapi akhirnya tak tahan lagi, dia merangkul suaminya dengan penuh gairah yang meluap. Diletakkannya kepalanya di dada suaminya. Lalu diselipkannya juga kaki kirinya di sela kedua kaki Wisnu. Terasa sangat hangat di situ. Sinta mengangkat kepalanya menghadap ke wajah Wisnu, lalu menelusuri leher suaminya dengan hidung mancungnya. Diendusnya dengan penuh cinta. Terasa sangat harum di situ. Karena cinta, semua jadi terasa indah dan hanya benar adanya. Wisnu yang masih terlelap

    Last Updated : 2021-07-21
  • Menantu Paling Oke   Bab 13. Istri Terbaik Wisnu

    "Gairah cinta suka sayang, tanda cinta mulai berdentang berkembang." by Sinta. Mereka lalu saling memandang dengan penuh hasrat. Tinggal sesaat lagi cinta itu akan berbuncah indah sekali lagi. Tetapi tiba-tiba Wisnu jadi teringat sesuatu yang lebih penting. "Eh Sayang, maaf jadi ingat belum belajar. Ternyata kerja di bagian admin gudang itu tak semudah kelihatannya ya? Banyak ini itu kucrut, puyeng kepala si barbie . Ajarin dunk?" Wisnu menciumi lengan Sinta yang harum. Sinta menggelinjang geli, dia lalu mengecup dahi Wisnu penuh sayang. Jemari lentik itu terus merabai apa saja yang ada di tubuh belahan jiwanya. "Masak udah malam mau belajar, enakan juga nerusin yang tadi kan? Kau ga perlu sibuk belajar, Mas. Kau itu menantu keluarga konglomerat Wiguna dengan W-Transportnya. Ga kerja pun pasti rutin dikasih bendelan uang. &

    Last Updated : 2021-07-23

Latest chapter

  • Menantu Paling Oke   Bab 92. Menantu Paling Oke

    "Alih peran dari seseorang yang dinafikkan kehadirannya, menjadi seseorang andalan tersayang, adalah jalan yang bukan mustahil. Karena dialah menantu paling oke." by Hendra. "Tidak sih, kukatakan aku ingin berinvestasi. Dan aku tertarik pada bisnis bidang pendidikan seperti keluargamu. Nah gak ada salahnya mencoba kan?" jelas Wisnu melindungi harga diri Kelvin. "Terimakasih, Wisnu. Kau memang benar-benar sebaik itu. Tak mau mengatakannya karena kau mau lindungi kehormatanku, kan? Memang niatmu berinvestasi dan ini artinya juga bantuan besar buat bisnisku. Aku mengerti dan berterimakasih sakali." Kelvin terisak dalam keharuan yang amat sangat. Kini makin pahamlah dirinya, Wisnu memang pantas untuk Sinta. Segala konsep kesombongan, the have yang harus menikahi sesama the have, dan konglomerat tak boleh menikahi kaum awam, semua menguap tak ada gu

  • Menantu Paling Oke   Bab 91. Musuh Pun Mengagumi

    "Akhirnya kadangkala prestasi tidak hanya diraih karena kerja keras dan cerdas, tapi juga faktor lucky, keberuntungan." by Wisnu. (2 TAHUN KEMUDIAN) Wisnu terkadang tak memahami jalan hidupnya yang sungguh berliku, walau sangat menarik, dan alhamdulillah dengan progress naik terus. It's an exciting life. Kini Wisnu menjabat sebagai CEO dari perusahaan kakeknya PG alias Phenomenon Group sudah 5 tahun. Seorang kakek yang bahkan belum pernah ditemuinya di dunia nyata. Kakek yang hanya dia kenal dari sebuah foto lama yang kusam dalam sebuah liontin wasiat neneknya. Kakek itu bernama Kakek Anom. Kakek Anom yang justru jadi akrab di hatinya, melalui kisah haru birunya yang diceritakan kembali kakek mertuanya, kakek kandung dari istrinya, Darmanto. Inilah kisah hidup Wisnu yang sungguh luar biasa. Kebetulan dan lua

  • Menantu Paling Oke   Bab 90. Hard Work Can't Hurt

    "Kerja keras itu tidak akan menyakitkan. Hanya capek yang bisa sembuh. Bermalas-malasan dan tanpa tujuanlah yang menyebabkan kita sakit permanen." by Hendra. "Hmm masak sih, temanmu sampai kena tipu kayak gitu, Sin? Kasihan banget ya. Eh ... trus si cowok kaya, sombong, tengil hmm ... maksudku si Kelvin, your forever admirer itu, gimana kabarnya? Sepertinya sumber beritamu akurat deh, Sayang?" tanya Wisnu kepada istri tersayangnya. "Banget! Si Dina kan pengamat sosmed banget. Mama sosialita dia, Mas. Lagian juga kan lakinya jadi polisi pangkat tinggi. Jadi mungkin dia dapat informasi tertentu, khusus dan rahasia yang orang biasa mungkin ga bisa akses." Sinta senyum-senyum sambil makan kwaci. Dia santai saja hari ini, karena anak-anak lagi ikut jalan-jalan sama kakek neneknya ke kebun raya Bogor. "Trus kalo Kelvin gimana?" des

  • Menantu Paling Oke   Bab 89. Saat Kesombongan Hadir

    "Khilaf itu biasa dan bisa dialami manusia, itu manusiawi, dan selalu ada jalan kembali memperbaikinya."by Wisnu. "Wah, lagi-lagi kamu menang, lho Didi sahabatku. Karena kamu sudah punya anak kedua, saat anak pertama usia 7 tahun. Sedangkan aku si kembar sudah usia 8 mau 9 tahun baru hamil 6 bulan hehe." Sinta merasa kalah dalam hal ini. Tak apalah. "Ah, kita dari dulu lucu bin unik bin norak ya, saingan eh soal anak hehe. Asyik tapi memang haha. Eh gimana kehamilanmu, Sinta? Lebih santai atau lebih payah dari dulu? Atau sama aja? Ga ada beda yang berarti gitu?" Didi melontarkan tanya yang lengkap dan detil euy. "Hehe biar hidup lebih hidup, Nek. Kehamilanku lebih santai, Di. Enak dan ga serewel dulu. Lebih santuy istilah sekarang. Ga ada juga drama-drama suami dan papaku jadi buciner sejati kaya kehamilan pertama dulu haha.

  • Menantu Paling Oke   Bab 88. Reuni Sixth

    "Bertemu teman lama seperti bertemu keluarga sendiri. Bertemu keluarga sendiri bahkan seperti bertemu kekasih jiwa sendiri. Seperti itulah kedekatan hati." by Wisnu "Kakek Darmanto sakit? Sakit apa Kek? Ini ada Wisnu datang. Pasti sakit kangen sama aku ya, Kek? Eh kegeeran aku hehe." "Iya Wisnu, kamu jarang kesini sih, jadinya kakek kesepian ga ada teman berhaha hihi. Tidak ada yang menghalau gabut kan jadinya." Kakek jadinya curhat. "Nah, Kakek makanya sering-sering nginep di rumah Wisnu dong. Kan dekat aja, Kek. Lagian Allen Allan juga pasti kangen kakek buyutnya."Ada sebulir bening mengintip di pojokan mata Wisnu, yang dihalaunya secepat mungkin sebelum ketahuan kakek. "Iya, nanti kakek nginep deh, kayak butuh banget gitu yak kamu. Ehm kalau lama boleh nggak?" Kakek yang tadi wajahnya pucat sekarang sudah agak memerah. Dia

  • Menantu Paling Oke   Bab 87. Kekuatan Cinta Sejati.

    "Cinta dan cinta, menjadi cerita berjuta-juta. Indahnya meraga sukma, perihnya tak mungkin terhindar." by Wisnu. "Gimana kabar Rara Riri, Bu? Ibu bapak sehat aja kan?" Wisnu bertanya penuh perhatian. "Rara Riri lagi sibuk kuliah aja, Nu. Juga persiapan, katanya mau kuliah kerja nyata semester depan. Ibu sih sehat saja, stabil. Bapakmu nih, jadi rada aneh." Ibu Sri jadi curhat ke anak sulungnya, mumpung si bapak lagi sibuk di kebun. "Aneh bagaimana, Buk? Bapak itu unik kali, Bu. Bukan aneh hehehe." Wisnu berusaha memperbaiki citra bapak idolanya. "Hehe iya memang unik bapakmu. Tapi bukan itu maksud ibu, Nak. Bapakmu itu kadang kalau soal makanan, bebas aja, loss gitu, Nu. Makanan nggak mau dibatasi, makan hanya makanan apa yang disukainya. Bapakmu nggak ingat umur. Umur sepuh k

  • Menantu Paling Oke   Bab 86. CEO Wisnu

    "Cinta adalah sumber kekuatan mahadahsyat yang bisa menggerakkan sekaligus mematikan langkah manusia." by Wisnu (3 TAHUN KEMUDIAN) Waktu terus berlalu berkejaran menurut sang empunya hidup mengaturnya. Tak ada yang bisa mencegah berlalunya waktu, pun mempercepatnya agar lebih laju mengejar keinginan diri. Tak terasa kini Allan dan Allen sudah berusia 8 tahun dan tampaknya baru akan dikarunia adik lagi dengan berita kehamilan Sinta yang membuat semua keluarga Wiguna bersuka cita. Banyak perubahan terjadi pada hidup keluarga kecil Wisnu. Kini mereka mempersiapkan akan mempunyai anggota keluarga ke-5, dan dia akan hadir 3 bulan lagi. 6 bulan sudah usia kehamilan Sinta, dan berdasar pemeriksaan usg tampaknya adik Allan dan Allen adalah perempuan. Yeah Alhamdulillah. Betapa bahagianya Sinta karena kini dia akan mempunyai putri, y

  • Menantu Paling Oke   Bab 85. Kejahatan juga Ada Batasnya

    "Mata dibalas mata, gigi dibalas dengan gigi. Apa yang diperbuat itulah yang akan dituai." by Wisnu. "Makanya inilah hukuman buat mereka, Wisnu. Ada pepatah siapa yang menanam dia yang menuai juga. Kamu juga selama ini menanam kebaikan, kerja keras, ketekunan, maka dapatlah kejayaan dan kepercayaan." Kakek menepuk pundak Wisnu dengan bangga. Beliau menjabarkan semua ini dengan bijaksana. Wisnu menunduk penuh haru. "Iyakah, Kek. Wisnu berhak atas semua kekayaan kakek Anom yang luar biasa ini? Wisnu mikir ya, Kek, untungnya punya tubuh sehat dan jantung kuat. Andai tidak, sudah pingsan dari kemarin, Kek. Ga kuat menerima kenyataan. Allah sungguh Maha Besar menunjukkan kuasanya!" Mata Wisnu membasah, dari kemarin rasa bahagia, haru, tak percaya, linglung, masih terus memenuhi pikiran dan perasaannya. "K

  • Menantu Paling Oke   Bab 84. Konglomerat Baru

    "Jalan hidup manusia bisa berubah sangat luar biasa, dihubungkan dengan satu demi satu kepingan puzzle acak yang sangat rumit. Semua mungkin saja terjadi atas izin-Nya." by Darmanto. "Waw, romantis juga nenekmu. Boleh kakek melihat fotonya?" "Tentu saja boleh, Kek." Wisnu lalu membukakan liontin itu, dan menyerahkannya ke kakek Darmanto. Kakek Darmanto terkejut, dia merasa seperti mengenal lelaki dalam foto itu. Tapi ragu karena sudah agak buram. "Kamu sudah bisa menemukan lelaki ini, Wis? Apa dia kakekmu?" Kakek makin penasaran. Hatinya merasa tergetar. "Belum, Kek. Wisnu sudah cari selama tiga tahun, karena surat nenek juga baru ketemu. Sepertinya pria ini sudah meninggal. Wisnu tak tega mau bicara sama ibukku, bahwa bapak yang tak pernah menemuinya dalam hidup itu sudah tiada."Wisnu mengusap buli

DMCA.com Protection Status