"Iya, Kek. Insyaallah."
"Oiya bagaimana dengan keuangan keluarga kita trus hobi kamu gimana perkembangannya? Jadi gak ngeband di The Blast Cafe?""Insyaallah Wisnu sih lancar aja Kek, menangani keuangan keluarga Wiguna, dengan banyak tanya ke Sinta dan papa awalnya tapi hehe. Sekarang sudah mulai familiar melihat angka fantastis begitu.""Ya ga pa pa lah, Wis. Kamu biar bisa praktek menangani keuangan dari pencatatan sederhana pemasukan, pengeluaran, perencanaan atau budgeting, membuat laporan cash flow dan sebagainya. Hahay syukurin, pusing kan Lo? Hahahaha happy bener kakek membuat dirimu kelimpungan. Maksudnya biar kamu makin sibuk dan bisa lebih atur waktu.""Iya hahaha pusing sih aslinya, Kek, tapi makasihWah ayo semangat lagi Wisnu. Gagal itu biasa, tapi jangan dibiasakan
"Sebuah nasehat kadang tidak sebegitu berartinya bagi si pemberi, tapi ajaibnya bisa membukakan jalan lebar bagi si penerimanya."by Wisnu."Maafkan Wisnu, Pa. Wisnu gagal lagi. Kali ini klien benar-benar tidak tertarik dari awal untuk bekerja sama."Wisnu nampak down banget dan itu membuat Hendra jadi gemas. Bukan soal gagalnya, karena toh itu biasa dalam dunia keras bisnis. Tetapi mental Wisnu yang ups down tidak stabil. Itu tidak sehat sama sekali. Itu harus diperbaiki kalau mau sukses ke depannya lagi."Wisnu, hal seperti ini sudah biasa dalam bisnis. Kenapa sih kamu galauan? Bukan sepenuhnya salahmu, Nak. Bayangkan saja satu analogi ya, misal kita jualan lombok di pasar, ada pembeli yang suka pedas, dia pasti mau beli lombok kan, itu juga kalau lombok di rumahnya habis. Trus ada pembeli yang ga suka pedas.
"Rejeki tak kemana. Jikalau pun dia kemana-mana, sebenarnya tak susah mengejarnya, asal mengetahui ilmunya." by Wisnu."Nah, Sinta sudah kasih masukan dan sedikit nasehat. Bagaimana dengan Mas Wisnu, bagaimana sudah lega kan? Kalau sudah lega, mari bercinta!" ujar Sinta tersenyum langsung duduk di pangkuan suaminya yang lalu nyengir kuda. "Kangen ya, Sayang? Maafkan suamimu yang terlupa, egois memikirkan diri sendiri dan soal bisnis ya?" Wisnu menciumi lengan harum istrinya."Tidak apa-apa, dimaklumin kok. Sinta akan siap mengingatkanmu terus, Sayang." Sinta menarik rambut suaminya mendekatkan bibir penuh candu suaminya itu ke arah bulatan kecil kembar di dadanya, dengan baju kaos mini dan dalaman yang sudah disibaknya ke atas. Wisnu langsung melotot senang dan langsung beraksi. Dijilatinya bergantian kiri kanan. Sementara jemari
"Peningkatan karir harus disertai peningkatan kemampuan berpikir, bertindak dan sikap yang mengiringinya." by Hendra"Bapak, sepertinya kini saatnya Wisnu kita keluarkan dari kerjaannya di administrasi gudang ya." seru Hendra antusias.Wisnu melongo. 'What? Mimpi apa aku semalam? Maksudnya dipecat atau ...?'Seperti biasa, Hendra selalu menebak apa pertanyaan dalam hati orang dengan benar, "Ya enggaklah kalau dipecat. Gimana sih kamu, Wis?""Kamu kayak ga tahu saja menantumu itu, sejujur dan sepolos apa, Hen. Hahaha. Maksudnya si Hendra, kamu ini akan naik pangkat di kantor, Wisnu!" Kakek Darmanto yang menjelaskan."Hah? Yang bener, Pa? Kek? Kayak mimpi aja Wisnu ...."Wisnu kumat bengong tak percayanya atas anugerah indah hari ini."Tuh, kan kumat lagi bengongnya. Kasihan Sinta tahu, kalau kamu bengong bisa ga hamil-hamil kan dia
"Cinta memilih sendiri dimana dia berlabuh. Kita tak bisa menentukan arah cinta." by Sinta. Sinta jadi mengenang saat dahulu pertama kali melihat Wisnu di kampus merah putih. Bukan lelaki yang jadi suaminya itu yang membuat Sinta tertegun, tapi Kriwil. Dan dia jatuh cinta pada pandangan pertama saat itu. (Flashback on) Sementara itu ada dua cewek tomboy di pojok kantin yang melihat dua cowok antik itu, salah satunya malah terlihat bengong terpesona. "Lihat Di, cowok lucu itu ... ihh, gue gemes bangettt!”guman cewek berkulit putih, cantik, berambut panjang, tapi gayanya tomboy abis. "Mana sih, Sin? Ooo ... yang tinggi, kurus, putih kaya tiang bendera itu? Ih, gitu aja lucu, mending Topan pelawak tuh lucu banget, bikin aku ketawa mulu, hi hi hi ha ha
"Musik adalah bahasa jiwa, karena semua jiwa memahami bahasa universal yang didentingkan apik oleh musik." by Wisnu.Musik adalah salah satu kesenangan hidup yang dinikmati semua orang. Wisnu pun begitu mencintai musik, tentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga Sinta menyukai musik seperti mencintai suaminya. Tak tertahankan.Wujud cinta ke musik mereka, sekali atau dua kali dalam seminggu, mereka Wisnu dan Sinta, duet berdua di Cafe The Blast. Rata-rata mereka membawakan dua sampai lima kolaborasi permainan gitar apik Wisnu dengan suara Sinta yang memang ternyata merdu! Amazing! Wisnu sampai merinding dan turn on saat latihan kolab di rumah mendengar desahan manja dalam suara Sinta. Dan jadinya bisa ketebak, bukan lanjut menyanyi malah berlanjut masuk ke kamar, untuk bercinta karena Wisnu kehilangan fokusnya.Jadi ti
"Masa muda adalah masa keemasan yang harus dimanfaatkan untuk memupuk kebisaan dan kebiasaan yang mendukung masa tua." by Kriwil. "Pokoknya Sixth dan nyonyanya serta putra putri kesayangannya semua, kecuali si Tegar yang masih menjomblo tentunya hehe, wajib kompak seumur hidup ya, Guys? Rawe-rawe rantas malang-malang putung! Yeah! SIXTH FRIENDS FOREVER! ayeee ...!" teriak Kriwil menyemangati semua. Mereka saling menautkan tangan dengan harmonis dan manis kayak kismis. "Hidup Sixth!" seru Tegar kencang. Maklum vokalis. "Oiya, mana nih Didi sama Sinta? Mereka kok menghilang gitu aja?" teriak Kriwil panik. "Lho iya ya, Wil? Hmm ... kayake lagi ngobrol-ngobrol privacy ala cewek kaya dulu, Bro. Pas di acara syukuran pernikahanku di Jakarta. Biarlah, kita bebasin aja, mungkin mereka asyik gosipin kita para suaminya. Hihi." Wisnu
"Kadang hidup bak naik rollercoaster, ada di atas, tengah, bawah. Nikmati saja semuanya indah." by Hendra."Lho kalian sudah pulang dari Jogja dan Surabaya? Sudah dismpaikan salamku ke besan?" Hendra bertanya kepada Sinta dan Wisnu. "Iya, Papa. Wisnu sudah sampaikan ke Bapak dan ibu. Salam kembali katanya, juga makasih banget hadiah indahnya. Maaf sementara mereka belum bisa main ke Jakarta begitu. Mereka sehat semua alhamdulillah juga adik-adik Wisnu, Rara dan Riri. Semua baik. Mereka doakan semoga keluarga di Jakarta juga baik, aamiin.""Aamiin ya Alloh Swt. Woh iya gak apa-apa kok, belum bisa ke Jakarta juga tidak apa-apa. Sesempatnya saja nanti dijadwalkan, kalau mau beli tiket belikan saja, Wis, kan kamu bisa ambil dari kas keluarga. Ya sudah kalian istirahat saja dahulu. Tiga hari
"Gagal atau berhasil bukan ranah kita untuk menentukan. Usaha, raih kesempatan, kerja keras, berpikir cerdas, dan doa yang wajib kita lakukan." by Darmanto. Beberapa hari setelah Wisnu dan Hendra menolong Pak Ajun, beliau tiba-tiba datang ke kantor W-Transports dengan masih duduk di atas sebuah kursi roda karena badannya masih dalam pemulihan, ada seorang suster cantik yang mendampinginya."Selamat pagi. Maafkan kalau saya mengganggu kerja kalian. Saya menemui Pak Wisnu, juga Pak Hendra, untuk berterimakasih banyak, atas pertolongannya beberapa hari yang lalu, terutama oleh Pak Wisnu," ungkap pak Ajun dengan sopan. Berbeda 180 derajat daripada pas pertemuan bisnis terakhir. "Oiya sama-sama, Pak Ajun, sebagai sesama manusia kita kan wajib tolong-menolong. Apa yang saya lakukan cuma memberi pertolongan pertama, bantuan pernafasan seadanya sebisa saya saja kok. Selanjutn
"Alih peran dari seseorang yang dinafikkan kehadirannya, menjadi seseorang andalan tersayang, adalah jalan yang bukan mustahil. Karena dialah menantu paling oke." by Hendra. "Tidak sih, kukatakan aku ingin berinvestasi. Dan aku tertarik pada bisnis bidang pendidikan seperti keluargamu. Nah gak ada salahnya mencoba kan?" jelas Wisnu melindungi harga diri Kelvin. "Terimakasih, Wisnu. Kau memang benar-benar sebaik itu. Tak mau mengatakannya karena kau mau lindungi kehormatanku, kan? Memang niatmu berinvestasi dan ini artinya juga bantuan besar buat bisnisku. Aku mengerti dan berterimakasih sakali." Kelvin terisak dalam keharuan yang amat sangat. Kini makin pahamlah dirinya, Wisnu memang pantas untuk Sinta. Segala konsep kesombongan, the have yang harus menikahi sesama the have, dan konglomerat tak boleh menikahi kaum awam, semua menguap tak ada gu
"Akhirnya kadangkala prestasi tidak hanya diraih karena kerja keras dan cerdas, tapi juga faktor lucky, keberuntungan." by Wisnu. (2 TAHUN KEMUDIAN) Wisnu terkadang tak memahami jalan hidupnya yang sungguh berliku, walau sangat menarik, dan alhamdulillah dengan progress naik terus. It's an exciting life. Kini Wisnu menjabat sebagai CEO dari perusahaan kakeknya PG alias Phenomenon Group sudah 5 tahun. Seorang kakek yang bahkan belum pernah ditemuinya di dunia nyata. Kakek yang hanya dia kenal dari sebuah foto lama yang kusam dalam sebuah liontin wasiat neneknya. Kakek itu bernama Kakek Anom. Kakek Anom yang justru jadi akrab di hatinya, melalui kisah haru birunya yang diceritakan kembali kakek mertuanya, kakek kandung dari istrinya, Darmanto. Inilah kisah hidup Wisnu yang sungguh luar biasa. Kebetulan dan lua
"Kerja keras itu tidak akan menyakitkan. Hanya capek yang bisa sembuh. Bermalas-malasan dan tanpa tujuanlah yang menyebabkan kita sakit permanen." by Hendra. "Hmm masak sih, temanmu sampai kena tipu kayak gitu, Sin? Kasihan banget ya. Eh ... trus si cowok kaya, sombong, tengil hmm ... maksudku si Kelvin, your forever admirer itu, gimana kabarnya? Sepertinya sumber beritamu akurat deh, Sayang?" tanya Wisnu kepada istri tersayangnya. "Banget! Si Dina kan pengamat sosmed banget. Mama sosialita dia, Mas. Lagian juga kan lakinya jadi polisi pangkat tinggi. Jadi mungkin dia dapat informasi tertentu, khusus dan rahasia yang orang biasa mungkin ga bisa akses." Sinta senyum-senyum sambil makan kwaci. Dia santai saja hari ini, karena anak-anak lagi ikut jalan-jalan sama kakek neneknya ke kebun raya Bogor. "Trus kalo Kelvin gimana?" des
"Khilaf itu biasa dan bisa dialami manusia, itu manusiawi, dan selalu ada jalan kembali memperbaikinya."by Wisnu. "Wah, lagi-lagi kamu menang, lho Didi sahabatku. Karena kamu sudah punya anak kedua, saat anak pertama usia 7 tahun. Sedangkan aku si kembar sudah usia 8 mau 9 tahun baru hamil 6 bulan hehe." Sinta merasa kalah dalam hal ini. Tak apalah. "Ah, kita dari dulu lucu bin unik bin norak ya, saingan eh soal anak hehe. Asyik tapi memang haha. Eh gimana kehamilanmu, Sinta? Lebih santai atau lebih payah dari dulu? Atau sama aja? Ga ada beda yang berarti gitu?" Didi melontarkan tanya yang lengkap dan detil euy. "Hehe biar hidup lebih hidup, Nek. Kehamilanku lebih santai, Di. Enak dan ga serewel dulu. Lebih santuy istilah sekarang. Ga ada juga drama-drama suami dan papaku jadi buciner sejati kaya kehamilan pertama dulu haha.
"Bertemu teman lama seperti bertemu keluarga sendiri. Bertemu keluarga sendiri bahkan seperti bertemu kekasih jiwa sendiri. Seperti itulah kedekatan hati." by Wisnu "Kakek Darmanto sakit? Sakit apa Kek? Ini ada Wisnu datang. Pasti sakit kangen sama aku ya, Kek? Eh kegeeran aku hehe." "Iya Wisnu, kamu jarang kesini sih, jadinya kakek kesepian ga ada teman berhaha hihi. Tidak ada yang menghalau gabut kan jadinya." Kakek jadinya curhat. "Nah, Kakek makanya sering-sering nginep di rumah Wisnu dong. Kan dekat aja, Kek. Lagian Allen Allan juga pasti kangen kakek buyutnya."Ada sebulir bening mengintip di pojokan mata Wisnu, yang dihalaunya secepat mungkin sebelum ketahuan kakek. "Iya, nanti kakek nginep deh, kayak butuh banget gitu yak kamu. Ehm kalau lama boleh nggak?" Kakek yang tadi wajahnya pucat sekarang sudah agak memerah. Dia
"Cinta dan cinta, menjadi cerita berjuta-juta. Indahnya meraga sukma, perihnya tak mungkin terhindar." by Wisnu. "Gimana kabar Rara Riri, Bu? Ibu bapak sehat aja kan?" Wisnu bertanya penuh perhatian. "Rara Riri lagi sibuk kuliah aja, Nu. Juga persiapan, katanya mau kuliah kerja nyata semester depan. Ibu sih sehat saja, stabil. Bapakmu nih, jadi rada aneh." Ibu Sri jadi curhat ke anak sulungnya, mumpung si bapak lagi sibuk di kebun. "Aneh bagaimana, Buk? Bapak itu unik kali, Bu. Bukan aneh hehehe." Wisnu berusaha memperbaiki citra bapak idolanya. "Hehe iya memang unik bapakmu. Tapi bukan itu maksud ibu, Nak. Bapakmu itu kadang kalau soal makanan, bebas aja, loss gitu, Nu. Makanan nggak mau dibatasi, makan hanya makanan apa yang disukainya. Bapakmu nggak ingat umur. Umur sepuh k
"Cinta adalah sumber kekuatan mahadahsyat yang bisa menggerakkan sekaligus mematikan langkah manusia." by Wisnu (3 TAHUN KEMUDIAN) Waktu terus berlalu berkejaran menurut sang empunya hidup mengaturnya. Tak ada yang bisa mencegah berlalunya waktu, pun mempercepatnya agar lebih laju mengejar keinginan diri. Tak terasa kini Allan dan Allen sudah berusia 8 tahun dan tampaknya baru akan dikarunia adik lagi dengan berita kehamilan Sinta yang membuat semua keluarga Wiguna bersuka cita. Banyak perubahan terjadi pada hidup keluarga kecil Wisnu. Kini mereka mempersiapkan akan mempunyai anggota keluarga ke-5, dan dia akan hadir 3 bulan lagi. 6 bulan sudah usia kehamilan Sinta, dan berdasar pemeriksaan usg tampaknya adik Allan dan Allen adalah perempuan. Yeah Alhamdulillah. Betapa bahagianya Sinta karena kini dia akan mempunyai putri, y
"Mata dibalas mata, gigi dibalas dengan gigi. Apa yang diperbuat itulah yang akan dituai." by Wisnu. "Makanya inilah hukuman buat mereka, Wisnu. Ada pepatah siapa yang menanam dia yang menuai juga. Kamu juga selama ini menanam kebaikan, kerja keras, ketekunan, maka dapatlah kejayaan dan kepercayaan." Kakek menepuk pundak Wisnu dengan bangga. Beliau menjabarkan semua ini dengan bijaksana. Wisnu menunduk penuh haru. "Iyakah, Kek. Wisnu berhak atas semua kekayaan kakek Anom yang luar biasa ini? Wisnu mikir ya, Kek, untungnya punya tubuh sehat dan jantung kuat. Andai tidak, sudah pingsan dari kemarin, Kek. Ga kuat menerima kenyataan. Allah sungguh Maha Besar menunjukkan kuasanya!" Mata Wisnu membasah, dari kemarin rasa bahagia, haru, tak percaya, linglung, masih terus memenuhi pikiran dan perasaannya. "K
"Jalan hidup manusia bisa berubah sangat luar biasa, dihubungkan dengan satu demi satu kepingan puzzle acak yang sangat rumit. Semua mungkin saja terjadi atas izin-Nya." by Darmanto. "Waw, romantis juga nenekmu. Boleh kakek melihat fotonya?" "Tentu saja boleh, Kek." Wisnu lalu membukakan liontin itu, dan menyerahkannya ke kakek Darmanto. Kakek Darmanto terkejut, dia merasa seperti mengenal lelaki dalam foto itu. Tapi ragu karena sudah agak buram. "Kamu sudah bisa menemukan lelaki ini, Wis? Apa dia kakekmu?" Kakek makin penasaran. Hatinya merasa tergetar. "Belum, Kek. Wisnu sudah cari selama tiga tahun, karena surat nenek juga baru ketemu. Sepertinya pria ini sudah meninggal. Wisnu tak tega mau bicara sama ibukku, bahwa bapak yang tak pernah menemuinya dalam hidup itu sudah tiada."Wisnu mengusap buli