“Zara apa yang kamu lakukan?” ucapnya lantang, “Duduk!”
Namun, Zara tampak tak takut. “Maaf, Pa. Zara belum lapar,” jawabnya.Galen semakin geram. “Zara!” hardiknya cepat.Melihat sang papa yang murka, dengan berat hati, Zara kembali duduk.Dia tahu betapa tempramentalnya Galen dan takut bila Kevin dilukai olehnya.Meski demikian, dia tak nyaman memikirkan Kevin yang tak ikut makan bersamanya.Hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar di atas meja makan.Suasana mendadak horor setelah Galen Johanes membentak anak sulungnya yang terkenal penurut.“Duduk di samping Nak Irfan!” bentak sang papa.Zara pun mengikuti kemauan Papanya. Dia juga diminta melayani Irfa saat makan malam.Irfan mencoba menyentuh tangan Zara, namun sang artis membentaknya.“Apa-apaan ini? Apa seperti ini kelakuan pria terhormat?”Mendengar itu Galen dan istrinya tampak tidak suka tapi mereka melihat kode dari Irfan yang memintanya untuk tidak memperpanjang masalah itu.Mereka pun melanjutkan makan malamnya. Darah Kevin mendidih melihat istrinya diperlakukan tidak sopan oleh Irfan.Tapi dia tidak mau memperkeruh keadaan dan memilih untuk diam.15 menit, tetapi terasa berabad-abad.Ketika makan malam berakhir, Galen pun mengajak Irfan ke ruang keluarga. Namun, tidak dengan Zara.Wanita itu memilih untuk menemani Kevin yang tampak mulai membersihkan meja makan.*****“Jadi bagaimana nak Irfan, apa kau bisa membantu keuangan perusahaan Om?” Galen mulai membuka percakapan bisnis.Di sisi lain, Irfan tersenyum di dalam hati. Kalau saja bukan karena Zara, dia tidak mungkin dirinya mau buang-buang waktu di rumah ini.Zara sudah mengambil hati Irfan saat keduanya tak sengaja bertemu dua tahun yang lalu. Dan melihat perlakuan keluarga Johanes pada Kevin, Irfan yakin dapat merebut perempuan itu. “Semua tergantung Om dan Tante,” ucap Irfan tenang, “Bila saya bisa menikah dengan Zara, maka saat itu juga saya akan menjadi investor tetap di kantor Om.”Suasana mendadak menjadi hening sesaat.“Saya mau Om segera pisahkan Zara dari suami gembelnya itu. Lakukan apapun untuk memisahkan keduanya termasuk dengan membunuhnya. Dan saya pasti akan menyelesaikan semua keuangan perusahaan Om.”Galen dan istrinya terkejut.Namun, tak lama mereka tersenyum. Kalau hanya untuk memisahkan Zara dengan Kevin, rasanya bukan hal yang sulit untuk mereka lakukan.“Nak Irfan, tenang saja. Om pasti bisa segera meyakinkan Zara untuk membuang suami tak bergunanya itu,” ucap Galen cepat.Tak lama, mereka larut dalam obrolan bisnis.Dua jam berlalu dengan cepat. Irfan pun pamit untuk segera kembali pulang.Hanya saja, ketenangan di rumah itu tak berlangsung lama.Pagi-pagi sekali, teriakan Galen Johanes membuat seisi rumah panik. “Keviiiiiiiiiiiin!” bentaknya.Pria itu terkejut karena mobilnya seperti habis mengalami kecelakaan.Mika Johanes dan Jenni lantas menghampiri pria paruh baya itu di halaman depan kediamannya–disusul oleh Kevin dan Zara.Namun begitu tiba, Kevin ditunjuk dan ditatap tajam oleh Galen. “Dasar menantu tak berguna, sudah hidup numpang dengan istri sekarang kau hancurkan mobilku seperti ini!” bentaknya.Zara terkejut.Dialah yang lupa mengabarkan ini pada sang papa.Dengan cepat, dia pun mendekati Galen. “Pa maafin Zara ya. Kemarin Zara yang minta diajarin nyetir sama Kevin dan tak sengaja membuat mobil Papa dihantam mobil lain,” ucapnya bohong.“Zara akan tanggung biaya perbaikannya Pa,” sambungnya lagi.Dia berharap sang papa mau mempercayai alasannya sebab dirinya sangat lelah hati mendengar Kevin jadi bulan-bulanan amarah sang papa.Tapi, pria paruh baya itu tak percaya begitu saja dengan ucapan sang anak. Dia yakin kalau Kevin pelakunya. Hanya saja, dia tak bisa membuat Zara marah padanya untuk saat ini.Bisa-bisa, rencananya untuk mendekatkannya dengan Irfan akan gagal.“Baiklah,” ucap Galen menahan emosi, “hanya saja, papa tidak mau kamu belajar mobil di Kevin.““Pria ini benar-benar tidak berguna! Entah di mana kakekmu memungut pria ini.”Setelah mengucapkan itu, Galen pun pergi.Dia bahkan sengaja menabrak bahu Kevin untuk menunjukkan rasa kesalnya.Tak ada lagi keributan di keluarga Johanes untuk waktu cukup lama.Meski bingung dengan apa yang akan direncanakan Galen dan keluarganya, tetapi Kevin menikmati waktu itu dengan sang istri.Tanpa terasa, waktu cuti Kevin akan segera berakhir. Hari ini, Kevin menjemput Zara di lokasi syuting seperti yang selalu dia lakukan selama berada di Kota Victoire.Menyadari suaminya datang, Zara tersenyum dan segera menghampirinya ke tempat parkir. Kevin pun membuka pintu mobil untuk Zara.Tak lupa dia menaruh perlengkapan Zara di bagasi, lalu memutar setengah badan mobil untuk duduk dibalik kemudi.“Capek, ya?” tanya Kevin saat sudah duduk di samping sang istri.Pria itu melajukan mobil milik sang istri keluar dari lokasi syuting film kedua yang Zara bintangi.“Dikit,” jawabnya sambil tersenyum. “Sebetulnya aku ada casting untuk peran utama sinetron yang akan tayang 300 episode. Hanya saja, saingan untuk peran utamanya sangat banyak dan artis senior semua,” sambung Zara dengan sendu.“Kapan harusnya Casting?” tanya Kevin tanpa menoleh ke arah Zara karena dia masih fokus mengemudi di jalanan yang cukup ramai.“Satu jam lagi sih. Tapi, sudahlah lupakan saja! Tidak mungkin aku yang lolos.”Zara sangat sadar diri kalau dia artis pendatang baru. Bila berhadapan dengan para senior, rasanya mustahil dia yang terpilih.Zara tak sadar Kevin bisa membalik keadaan dalam sekejap. Harta dan kekuasaan yang dia miliki mampu membuatnya bisa merubah apapun yang dia mau.“Coba saja dulu, aku yakin kau mampu melakukannya. Di mana alamatnya?” ucap Kevin santai.“Tidak usah, aku kurang percaya diri,” jawab Zara menolak.Kevin menahan senyum.Dia jelas tak mau menyerah dan terus memaksa menanyakan alamat itu, sampai membuat Zara menyerah dan mau mencoba untuk ikut Casting.Kevin pun mengantarkan Zara ke ruang tunggu setelah melakukan pendaftaran ulang.Di sisi lain, Zara bergidik ngeri melihat banyaknya artis senior yang juga datang untuk memperebutkan peran utamanya.Mereka semua yakin sinetron ini bila sudah tayang pasti akan menjadi sinetron nomor satu di Kota Victoire.Zara lantas menghubungi manajernya dan menyampaikan kalau dia jadi ikut casting atas bujukan suaminya.Sedangkan Kevin, pria itu sibuk menghubungi Dimas untuk mempermudah keadaan. Satu jam menunggu, akhirnya nama Zara dipanggil untuk melakukan casting.“Semangat. Jangan pikirkan berhasil atau tidak, yang penting kau sudah mencoba. Urusan lolos atau tidak biar menjadi urusan belakangan,” ucap Kevin–memberi semangat.Entah mengapa, rasa gugup dalam diri sang artis berangsur menghilang ketika suaminya memberi keyakinan untuk tetap mencoba dan melakukan yang terbaik.“Semangaaaat.” Zara membalas dengan hal yang sama dan mulai masuk ke ruang casting dengan tersenyum.Dia bertekad melakukan yang terbaik.Kurang lebih 15 menit, Zara di dalam sana.Dia pun keluar dengan perasaan lega meski dia tak tahu akan berhasil atau tidak.“Ayo pulang,” ajak Zara pada Kevin yang mengerutkan kening.“Loh, tidak menunggu pengumumannya?” bingung pria itu.Zara tertawa kecil. “Nanti, akan dihubungi lewat email. Tuh, lihat masih banyak yang belum casting,” jawabnya.Mendengar itu, Kevin pun mengangguk.Dia memang tak tahu detail sistem casting seperti ini karena biasanya para bawahan Kevinlah yang mengurusnya.Tak butuh waktu lama, mereka pun kembali masuk ke dalam mobil untuk bisa segera pulang.Hanya saja, begitu tiba di sana, Galen dan keluarganya sedang bersantai di ruang tamu. Mereka menatap tajam Kevin yang berjalan di belakang Zara.Istri Galen bahkan terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan.Tampaknya, dia benar-benar tak sabar menggantikan Kevin dengan Irfan yang jelas jauh lebih dari segalanya dari menantu tak bergunanya ini.“Masa jemput Zara saja kau lama? Jangan-jangan kau sengaja ya biar tak masak makan malam?” tuduh Mika sadis.“Masa jemput Zara saja kau lama? Jangan-jangan kau sengaja ya biar tak masak makan malam?” tuduh Mika sadis.Bila Kevin tak ada, Keluarga Johanes biasanya mempekerjakan satu pelayan untuk bersih-bersih. Namun, tidak ada yang pernah menginap.Jadi, perihal makan selalu mereka urusan sendiri-sendiri. Hanya saja, setiap kali ada Kevin, Galen dan keluarganya ini seolah mengambil untung dengan menjadikan suami Zara itu layaknya pelayan penuh waktu di rumah itu. Bahkan, seperti budak!Kevin hanya bisa menerima itu semua sembari menunggu rencananya berjalan.Hanya saja, Zara kali ini benar-benar tampak tak suka. “Ma, kok gitu ngomongnya? Biasanya, kalau tidak ada Kevin, kita beli makanan secara online.”“Lagipula, Zara yang minta antar Kevin untuk casting peran utama di sinetron yang akan tayang dua bulan lagi,” sambungnya lagi.Mendengar kata “sinetron”, mata Mika berbinar.Ini tandanya Zara akan mendapat uang lagi untuk keluarga mereka.“Lalu, bagaimana hasilnya? Kau berhasil ‘kan mendapa
“Dia rela menunggu selama bertahun-tahun hanya untuk bisa menjadi istrimu. Padahal, banyak pria kaya dan tampan yang mau dengannya tapi dia tetap mau menikah hanya denganmu, Kevin.”Mendengar ucapan panjang lebar Daniel, Kevin kembali berdecak malas.Ia pun menggelengkan kepala, lalu berkata, “Harusnya, Paman bisa menasehatinya untuk menikah dengan orang yang dia cintai.”“Tapi, Raras mencintaimu dan tergila-gila padamu,” balas Kevin, “Paman harap, kamu tidak mengecewakannya.”Daniel kembali menegaskan pada sang keponakan bahwa apapun yang terjadi Kevin harus menikahi Raras anak semata wayangnya.Kevin menghela nafas panjang. “Tapi Kevin tak mencintainya Paman.”Suaranya terdengar pelan, tetapi penuh penekanan.Daniel menahan emosi.“Paman tidak peduli. Kebahagiaan Raras adalah yang utama untuk Paman,” ucapnya. Dia pun berdiri, lalu bersiap untuk pergi dari ruang kerja sang keponakan agar dirinya tak semakin dibuat emosi.“Ingat Kevin, jangan coba-coba menjalin hubungan dengan wanita
“Kalau saja Om bisa segera menyingkirkan menantu Om yang tidak berguna itu, mungkin saya bisa langsung memberikan suntikan dana di perusahaan Om.”Seperti biasa, Irfan akan selalu berjuang untuk menghasut pria paruh baya ini guna memenuhi keinginannya.Galen sendiri sudah tidak sanggup mengatasi masalah keuangan di kantornya. Dia pun mengangguk. “Tenang saja Nak Irfan, Om pasti akan segera membuat mereka berpisah. Kalau Zara menolak untuk bercerai Om punya sejuta cara untuk memisahkan keduanya.”“Saya yakin Om bisa melakukannya. Kalau Om butuh bantuan untuk menyingkirkan menantu Om, tinggal bilang saja sama saya.”Kebatulan, Irfan punya kenalan pembunuh bayaran, kemungkinan hanya itu cara paling aman untuk mereka tempuh. Irfan benar-benar sudah muak melihat Kevin terus bersama Zara.“Terima kasih Nak Irfan. Kalau Om memang membutuhkan bantuan Nak Irfan nanti Om hubungi. Dan bisa dipastikan tak lama lagi keduanya pasti berpisah.”“Ya sudah kalau begitu saya harus balik kerja dulu OM. T
Di sisi lain, Daniel tampak senang.Akhirnya hari yang dinanti olehnya dan keluarganya tiba. Acara "pertunangan" akan diadakan di ballroom hotel mewah di Kota West Country. Daniel dan keluarganya bahkan sengaja menginap di hotel yang sama. Mereka tak akan menyia-nyiakan moment ini sekaligus menjebak Kevin di depan umum untuk segera melangsungkan acara ini. “Apa Papa yakin Kevin tidak tahu menahu soal rencana pertunangan ini Pa?” tanya Dewi sang istri yang sama liciknya seperti Daniel. “Tentu saja sayang, kalau dia tahu dia pasti sudah menghubungi kita dan menolak untuk datang. Kau lihat sendiri bukan dia bersungguh-sungguh akan datang.” Daniel sudah mengenal betul watak sang keponakan dan dia sangat yakin rencananya kali ini akan berjalan mulus. “Kau tak perlu memikirkan yang bukan-bukan. Kita hanya perlu fokus bagaimana cara menghabiskan harta kekayaan keluarga Adamson.” Mereka tergelak bersama. Begitu rakusnya dengan uang mereka merencanakan semua ini untuk bisa menjadikan
Polisi segera datang dan membawa Kevin menuju ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.Sedangkan di tempat acara Daniel mulai bergerak gelisah karena sang keponakan tak kunjung tiba. Bahkan acara akan segera dimulai karena para tamu undangan 99% sudah hadir di sana. MC terus meminta Raras untuk memulai acara tapi gadis itu menolak sampai akhirnya dua orang polisi datang menemui Daniel.“Selamat malam Tuan Daniel.” sapa salah satu polisi itu.“Malam juga pak, ada apa ya?” tanya Daniel penuh rasa khawatir.“Kami hanya mau memberi tahu kalau Tuan muda Adamson tidak bisa menghadiri acara malam ini. Beliau menitipkan kado untuk putri anda.”Daniel menerima box berukuran sedang dari salah satu polisi itu.“Tadi saat perjalanan menuju ke sini ada kejadian tak terduga hingga membuat beliau harus dilarikan ke rumah sakit,” sambungnya lagi.“Apaaaaaa?” tidak hanya Daniel dan istrinya yang terkejut tapi juga sang anak yang kini tubuhnya merosot ke lantai.“Anda tidak sedang bercanda bukan
Tak terasa, tiga hari telah berlalu. Namun, Daniel masih marah atas kejadian itu. Walaupun dia sudah tahu kalau Kevin menjadi korban dari preman jalanan, tapi dia masih enggan menemui sang keponakan terkait ucapan Dimas di media.Belum lagi, Raras dan istrinya yang ikut marah pada Daniel karena Raras menjadi bulan-bulanan warganet di akun sosial medianya karena dicap sebagai pembohong.“Apa Papa akan diam seperti ini setelah anak semata wayang kita terus dihujat di sosial media?”Dewi marah karena sang anak kena mental dengan kalimat buruk para warganet. Dia dicap gadis halu yang tak tahu diri.Terlebih sekarang Raras dijuluki sebagai ‘ratu halu’ yang dipenuhi di kolom komentar para pengguna sosial media.“Kalian tenang saja, Papa akan segera membalik keadaan. Papa pastikan Kevin akan menjadi milik Raras seutuhnya.”Daniel begitu yakin cara berikutnya akan berhasil dia lakukan. Dan dia juga mengingatkan sang anak agar tak memposting apapun ke akun media sosialnya.“Apa kali ini Mama
“Kenapa kau tak pernah bisa bersikap baik padaku, hah?” bentaknya pada Zara.Wanita itu bahkan menjauh darinya dan memilih duduk di sofa seberang. Jangan lupa, dia mengatakan dirinya berstatus istri orang, seolah menyindir Irfan tak tahu diri.“Aku datang hanya untuk melakukan kerja sama denganmu. Aku mau kau membintangi iklan dari produksi perusahaan ku,” ucap Irfan lagi.“Harusnya Anda menghubungi manajer saya, karena itu tugasnya. Bukan langsung menemui artisnya,” ucap Zara, “Walaupun Anda hanya ingin meminta diskon, Anda pun bisa langsung bicarakan hal ini dengan manajer saya.” Zara bersikap semakin ketus.Sayangnya, dia tak tahu Irfan ini adalah tipe gila yang justru semakin bersemangat merebutnya dari Kevin yang dianggapnya gembel.Dia pun tertawa kecil. “Diskon? Bahkan aku bisa membayarmu berapapun yang kau mau. Aku juga siap tidak melakukan tawar menawar harga bila artisnya itu kau!”Irfan yakin Zara akan senang mendengar calon kliennya royal begini, tapi entah kenapa wanita
Tok tok tok! Seseorang mengetuk ruang kerja Kevin dari luar. Dan beruntung Kevin baru saja mematikan sambungan telepon dengan sang istri tercinta. Ceklek! Daniel menerobos masuk ke dalam ruangan sang keponakan. Dia terkejut melihat Kevin yang penampilannya berantakan. “Apa-apaan kau ini? Rambut kok seperti gembel!” ucapnya menghina. “Paman yang apa-apaan, masuk ruangan Kevin seenaknya.” Kevin berdiri dari duduknya semula dan sekarang menuju ke kursi kebesarannya. “Ada perlu apa Paman datang?” sambungnya lagi bertanya. Kalau saja dirinya tak butuh harta keluarga Adamson, sudah sejak dulu Daniel melempar keponakannya ini. Kevin seringkali membuat Daniel emosi dan membantah permintaannya. Meski Dia hanya saudara tiri dari Mamanya Kevin, setidaknya hanya Daniel yang pria muda ini punya. “Paman mau kau klarifikasi pernyataan Dimas. Kasihan Raras terus dihujat oleh teman-temannya.” Sang presdir tampan tertawa kecil, bahkan saat Kevin dinyatakan terluka sang paman tak datang ata