“Ayo, aku janji akan membuatmu jauh lebih bahagia dari ini,” ucap Kevin pada sang istri.Zara merasa bersalah pada mendiang kakeknya tak bisa menjaga milik sang kakek.Andaikan ada jalan halal mencari uang meski tak tidur pun Zara pasti mau.Nyatanya dia berniat dijual oleh sang papa angkat, artinya yang mereka sukai dari Zara hanya uangnya.“Kek, maafin Zara tak bisa mempertahankan rumah kakek dan perusahaan,” gumamnya.Sang artis mengusap pigura kecil milik sang kakek sebelum dimasukkan ke dalam koper.Tak ada barang berharga yang ditinggalkan, Zara membawa se
Kevin masuk ke dalam unit apartemen Dimas, dan di sana sudah berjejer para pengawal serta Dimas.Mereka semua menyambut kedatangan sang atasan yang wajahnya masih masam.“Silahkan duduk Tuan,” sapa Dimas mempersilahkan Kevin untuk duduk di depannya.Kevin pun mengangguk lalu berucap. “Terima kasih Dimas.” sang Presdir duduk di bangku yang sudah disiapkan.Berkali-kali Dimas melihat sang atasan menarik nafas berat seolah semua kejadian yang terjadi ini cukup menguras emosinya.Belum lagi beberapa proyek yang membutuhkan penanganan khusus langsung dari Kevin, hingga Dimas sangat mengerti apa yang sedang dirasakan oleh pemilik perusahaan terbesar di dunia.“Semua kartu bank Anda sudah saya urus dan nanti ketika kita sudah kembali ke kota West Country saya akan mengambilnya ke bank,” ucap Dimas memulai percakapan sore itu.Kevin pun mengangguk dan kembali mengucapkan terima kasih.“Sekarang yang saya mau jangan sampai rumah dan perusahaan milik mendiang kakek istri saya jatuh ke tangan or
Galen Johanes terduduk lesu di sudut ruangan rumahnya, setelah kepergian sang anak angkat kini mereka sudah tak punya lagi uang untuk bisa melanjutkan hidup. “Papa harus cari tahu di mana keberadaannya, lalu bujuk dia lagi dan ajak pulang,” ucap sang istri yang ikut duduk di samping suaminya.Dia juga merasa khawatir, dengan tidak adanya sang anak angkat di rumah tentu saja mereka akan mengalami kewalahan dalam keuangan.“Kita mau cari ke mana lagi? Bahkan ini sudah satu minggu setelah dia pergi kita belum mendapatkan kabar apapun. Agency-nya juga mengatakan kalau dia sudah mengundurkan diri menjadi artis,” tuturnya pilu Zara benar-benar menyelesaikan semua syutingnya dan dia pun tidak mengerti kenapa seluruh crue sudah menyiapkan semua untuknya.Bahkan Zara tidak perlu berbicara panjang lebar namun mereka seolah mengerti apa yang dia inginkan. “Papa bahkan sudah menghubungi mantan manajernya tapi tak ada informasi apapun yang papa dapatkan,” ucapnya lagi menjelaskan pada sang istr
Pihak bank akhirnya tidak punya pilihan lain selain segera menyita semua aset milik Johanes Group.Meski berkali-kali sang pemilik berusaha memohon untuk menunda tetap saja tidak bisa.Dan hari ini lelang itu pun dimulai.Banyak yang datang untuk ikut dalam acara yang diadakan pihak bank.Yang turut dilelang adalah rumah lengkap dengan semua isinya termasuk kendaraan, serta sebuah perusahaan yang dulunya sempat berjaya di masa kepemimpinan kakeknya Zara.Nyatanya sekarang semua itu tinggal kenangan. Galen Johanes hanya bisa berharap agar ada orang yang mau melelang asetnya dengan nominal yang lebih besar dari hutang-hutangnya.Dia masih memiliki hutang di bank dan pihak investor sebesar 48 miliar rupiah.Dan tepat pukul 10.00 waktu setempat seluruh pengusaha di kota Victoire sudah menghadiri acara pelelangan tersebut. Zahra sang pewaris asli dari seluruh aset keluarga Johanes hanya bisa tertunduk lesu di dalam apartemen, dan berusaha mengikhlaskan seluruh harta milik mendiang sang k
“Silahkan masuk Tuan.”Galen menyambut ramah sosok lelaki berpenampilan rapi yang kini sudah ada di dalam ruangan.“Silahkan duduk,” ucapnya lagi.“Terima kasih atas penawaran anda Tuan. Kalau boleh tahu anda siapa?” Pihak bank mendekati lelaki itu dan berdiri di samping mejanya.Dia tersenyum ramah, “saya perwakilan dari Tuan Adamson.”Semua yang hadir sedikit terkejut mendengarnya, tak ada yang tak mengenal Adamson Corporation.Seberat apapun guncangan ekonomi dunia, namun perusahaan tetap tegak berdiri. Uang yang dimiliki sang pemilik tak berseri hingga membuatnya terus membuat anak cabang di seluruh dunia.Namun sayangnya, ada rumor yang menyebar kalau pemiliknya seorang pecinta sesama jenis.”Kalau misalnya ada yang berani menawar lebih dari ini saya persilahkan. Maaf kami hanya berani di angka itu,” ucapnya tegas.Tak ada seorangpun yang menjawab tapi dengan gerakan gelengan kepala pria itu yakin dirinya lah yang mendapatkan seluruh aset milik keluarga Johanes dengan nominal ya
Kali ini yang datang bukan orang yang sama atau Dimas, tapi para pengawal Kevin yang lain.Melihat dari penampilannya saja sudah membuat Galen bergidik ngeri, apalagi mendengar bentakannya yang seperti tadi.Galen justru menganggap ini adalah orang kepercayaan sang mafia.“Saya sudah membayar utang saya barusan. Jadi kalian silahkan pergi dari rumah ini,” ucapnya lirih.Seringai licik terbit dari sudut bibir salah satu pria yang mendekati Galen.“Kau kira kami siapa hmmmm?” tanyanya sinis.Galen seperti orang dungu dan memilih untuk menggeleng.“Kami adalah orang suruhan Tuan Adamson, beliau meminta kami untuk datang memberitahu kalian segera mengosongkan rumah ini.”Mika Johanes menggeleng, “ada apa ini Pa? Siapa mereka?” tanyanya penuh amarah.“Mereka orang suruhan pemilik baru rumah ini, sebaiknya kita berkemas sekarang,” sahutnya.“Apaaaaaa?” Mika tampak sangat terkejut. “Papa sudah menjual rumah ini?” tanyanya.“Rumah dan semua aset kita disita bank Ma, dan tadi sudah dilelang.
“Aku akan mencarikan pelayan agar kau ada yang menemani di rumah ini saat aku harus bekerja,” ucap Kevin pada sang istri.Zara hanya mengangguk, dia tidak akan pernah menghalangi suaminya untuk bekerja, tapi entah kenapa rasanya ada yang kurang.“Apa aku boleh ikut?” tanya Zara.Kevin tersenyum, “suatu saat aku akan mengajakmu ke mana pun aku melangkah. Biarkan dulu aku menyelesaikan misiku,” tuturnya.Zara kembali mengangguk. Biarlah dirinya akan menghabiskan waktu hanya dengan melukis.“Apa kau mau bekerja? Mungkin kau ingin menjadi pimpinan di kantor kakek?”Zara menatap sang suami penuh tanya.Kevin tampak gugup, “maksudku itu kan sudah dibeli oleh atasanku. Kalau kau mau belajar memimpin perusahaan itu aku bisa membicarakannya dengan Bosku.”Kali ini Zara menggeleng.“Menerima tawaranmu justru membuatku semakin sulit melupakan kenyataan yang ada. Apa kau tidak sanggup membayar sewa apartemen ini sampai harus menyuruhku bekerja?”Kevin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia te
Kevin mendorong tubuh wanita penghibur itu hingga tersungkur di lantai. Dia mendengar wanita itu meringis menahan sakit.“Aku datang ke tempat ini untuk bertemu dengan Tuan Baron, tapi sayang beliau malah pakai cara kotor untuk menggodaku,” ucap Kevin marah.Wanita penghibur itu tak terima dengan umpatan Kevin. Dia berniat melawan, namun bukan Kevin namanya kalau membiarkan lawannya menang.“Kau boleh pergi sekarang sebelum aku melemparmu keluar dari ruangan ini!”Wajah Kevin tampak sedang menahan marah membuat sang wanita bergidik ngeri dan memilih pergi dari ruangan itu.Kevin kembali duduk.Namun sudah satu jam menunggu sang mafia tak kunjung datang hingga membuat Kevin melangkah keluar menuju ke parkiran. Namun siapa sangka saat di lobby dia bertemu dengan Tuan Baron.“Tuan Adamson, bagaimana pelayanan wanita yang saya berikan untuk anda. Itu adalah wanita terbaik yang tempat ini punya,” ucapnya penuh percaya diri.Ingin sekali rasanya Kevin memberi bogem mentah pada sang mafia,