Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2136 Menghadiahkan Vila

Share

Bab 2136 Menghadiahkan Vila

Penulis: Sarjana
"Aku ...."

Wajah Gilto langsung memerah, api amarah tampak jelas di matanya.

Bagaimanapun juga, Gilto sendiri juga merupakan staf instansi pemerintahan Kediaman Wali Kota Ibu Kota Provinsi. Boleh dibilang di ibu kota provinsi dia adalah orang yang lumayan sukses.

Sekarang memintanya untuk meminta maaf pada orang lain sambil berlutut di depan banyak orang, bahkan orang tersebut adalah Ardika yang sebelum tidak dianggap serius olehnya, bagaimana mungkin dia bisa terima?

"Bam!"

Tepat pada saat Gilto masih ragu, Ardika tiba-tiba mengangkat kakinya dan melayangkan tendangan ke perut pria itu.

Dengan iringan suara "bam" teredam, kedua lutut Gilto langsung terasa lemas dan membentur lantai.

"Plak!"

Ardika langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Gilto. Dalam sekejap, wajah pria itu langsung memerah dan membengkak.

Sambil memperhatikan gelang manik-manik Buddha dalam genggamannya, Ardika berkata dengan acuh tak acuh tanpa mengangkat kepalanya, "Nggak mampu melakukannya, jangan berlagak heba
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2137 Kondisi Makin Memburuk

    Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Pak Jace sangat kaya, ya. Begitu bermurah hati dalam memberi hadiah?"Limdo tersenyum dan berkata, "Tuan Ardika jangan salah paham. Di Provinsi Denpapan, Keluarga Sinantri juga merupakan keluarga besar yang sudah turun temurun. Setiap tahunnya, Pak Jace sekeluarga mendapatkan pembagian bonus yang sangat besar, dia nggak perlu sampai menyelewengkan uang nggak seberapa itu.""Ternyata begitu, ya. Sepertinya aku yang sudah terlalu berpikiran sempit."Ardika mengambil surat perjanjian tersebut dan melihatnya sejenak. Kemudian, dia menyimpan surat perjanjian dan kartu akses maksud itu, lalu berkata, "Kalau begitu, aku terima."Walaupun Ardika tidak bermaksud mendapatkan balasan setelah melakukan kebaikan untuk orang lain, tetapi saat di kereta api cepat, dia sudah menyelamatkan nyawa Jace.Baik gelang manik-manik emas yang sudah diberkahi oleh Biksu Karuna sendiri, maupun vila ini, dia merasa wajar saja dia menerimanya.Karena kalau bukan Jace beruntung

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2138 Penyakit Aneh

    "Asrama Kediaman Wali Kota di mana kita berada sekarang adalah asrama kedutaan Negara Jepara.""Setelah orang-orang Negara Jepara pergi, untuk menghemat pengeluaran, Kediaman Wali Kota tidak merobohkan bangunan-bangunan ini, jadi tetap mempertahankan banyak unsur Negara Jepara di sini."Limdo memberikan penjelasan singkat pada Ardika.Mendengar ucapan Limdo, pikiran Ardika mulai berputar.Sebelumnya, Jace hampir kehilangan nyawa karena mantra yang dimasukkan oleh orang Negara Jepara dalam tubuhnya.Sekarang tempat tinggalnya sangat kental dengan unsur Negara Jepara, apa mungkin penyakit Kasandra juga ada hubungannya dengan hal ini?Ardika bertanya tanpa menunjukkan gejolak emosi apa pun di wajahnya, "Nona Kasandra sakit sebelum pindah ke sini, atau sebelumnya penyakitnya memang sudah kumat?"Limdo tertegun sejenak, dia langsung mengerti maksud Ardika."Nona Kasandra memang mulai sakit nggak lama setelah Tuan Jace menjabat sebagai Wali Kota. Karena Nona Kasandra masih sedang kuliah, jad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2139 Penipu

    Saat ini, Gijran sedang berdiri di tangga, menatap Ardika dengan ekspresi acuh tak acuh.Dia kembali menunjukkan ekspresi arogan seperti saat pertama kali bertemu Ardika. Sorot matanya dipenuhi dengan permusuhan.Dia sama sekali tidak menunjukkan sikap hormat seperti saat di kereta api cepat setelah Ardika menyembuhkan Jace.Sementara itu, ada beberapa orang yang ikut di belakangnya. Para pria dan wanita ini terdiri dari orang-orang Negara Nusantara dan orang-orang asing.Dua orang di antaranya sedikit menarik perhatian Ardika.Pertama, seorang wanita muda yang sangat cantik.Wanita ini memancarkan aura yang sangat kuat, mengenakan setelan formal yang mencolok. Kaki jenjang nan mulusnya dialasi dengan sepasang sepatu hak tinggi berwarna hitam. Penampilannya ini membuat orang lain bisa memperhatikannya bahkan tanpa disadari.Orang yang satu lagi adalah seorang pria asing paruh baya dengan rambut pirang dan mata biru. Dia mengenakan kacamata berbingkai hitam, disertai aura akademis yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2140 Rosa

    "Wah, kalau begitu, benar-benar malang!"Sosok profesor yang bernama Wilfred itu juga mengamati Ardika sambil mengangkat bahunya.Namun, sebagai target ejekan, Ardika sama sekali tidak terpengaruh. Dia hanya melirik Limdo sekilas sambil tersenyum tipis.Ekspresi Limdo terlihat agak canggung, dia segera menangkupkan tangannya di hadapan Ardika dengan diliputi rasa bersalah."Maaf, Tuan Ardika, demi keselamatan Tuan Jace ...."Kala itu, saat masih di kereta api cepat, setelah Ardika pergi, dia segera menyelidiki latar belakang dan berbagai data-data mengenai Ardika.Demi melindungi Jace, terutama setelah Jace telah menjadi target pembunuhan beberapa kali, sudah menjadi tugas dan kewajiban Limdo untuk menyelidiki setiap orang yang mendekati atasannya itu.Hanya saja, sekarang Gijran malah mengekspos hal tersebut di depan banyak orang, bahkan di hadapan Ardika sendiri, tentu saja Limdo merasa agak canggung.Menghadapi sikap arogan Gijran, tentu saja Ardika tidak akan berdiam diri saja."Ng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2141 Penyelamat Seumur Hidup

    Jace melirik Gijran dengan sorot mata agak dingin.Kabar bahwa putrinya sedang sakit hanya diketahui oleh segelintir orang.Sekarang Rosa sudah mengetahui hal ini, sangat jelas Gijran yang membocorkan hal tersebut.Hati Gijran langsung diliputi perasaan gugup. Dia buru-buru berkata pada Jace, "Paman, karena melihat kondisi Kasandra makin hari makin buruk, nggak ada solusi untuk menyembuhkannya, jadi aku coba-coba untuk memberitahukan hal ini kepada Bu Rosa.""Paman, lihatlah, ini adalah Pak Wilfred yang berasal dari jurusan psikologi Universitas Califo Negara Minos. Di seluruh Negara Minos, dia sangat terkenal di dunia psikologi.""Belakangan ini kebetulan dia datang ke Negara Nusantara untuk pertukaran akademis. Berkat relasi Bu Rosa, ditambah dengan membayar harga yang sangat mahal, baru berhasil mengundangnya ke ibu kota provinsi untuk mengobati penyakit Kasandra!"Universitas Califo adalah universitas ternama berskala internasional.Begitu mendengar ucapan keponakannya, Jace langsu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2142 Kasih Sayang yang Mendalam Terhadap Anak

    Selama bisa menyembuhkan Kasandra, maka kedudukannya dalam hati Jace akan meningkat secara signifikan. Kalau begitu, bukankah kelak dia sudah bisa bertindak sesuka hatinya di ibu kota provinsi?Lagi pula, apa pun yang terjadi, Jace, pamannya yang selaku wali kota ini pasti akan membantunya menangani masalah!Rosa tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi samar-samar terlihat sorot mata senang di matanya.Kalau Wilfred bisa berhasil menyembuhkan Kasandra, membuat Jace berutang budi besar padanya, maka kelak kalau Grup Gozam berkembang di ibu kota provinsi, pasti akan mendapatkan dukungan kuat dari Jace.Hanya Ardika yang tetap menunjukkan ekspresi tenang.Bahkan melihat pasiennya secara langsung saja belum, Wilfred ini sudah meyakini Kasandra mengidap penyakit mental, bukankah sudah terlalu cepat?"Kalian berdua, silakan."Hati dan pikiran Jace hanya fokus pada putrinya. Dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia segera memimpin jalan, membawa Ardika dan Wilfred masuk ke dal

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2143 Gadis Muda yang Cantik

    Berbeda dengan cara pengungkapan orang-orang Negara Nusantara yang implisit, Wilfred langsung menerima penawaran Jace begitu saja.Bayaran sebesar satu juta Milvem, bagi seorang psikolog ternama sepertinya pun, juga merupakan sebuah penghasilan yang menggiurkan.Perlu diketahui di Negara Minos, bahkan seorang mantan presiden menghadiri sebuah seminar, bayarannya juga hanya ratusan ribu Milvem."Ardika ...."Setelah berhasil membujuk Wilfred, Jace mengalihkan pandangannya ke arah Ardika.Ardika melambaikan tangannya, "Aku nggak masalah, juga nggak butuh bayaran. Setelah Nona Kasandra bangun, baru kita bicarakan lagi.""Baik, kalau begitu, terima kasih, Ardika."Jace mengangguk dengan penuh rasa terima kasih.Gijran menurunkan volume suaranya da mendengus dingin. Dia merasa Ardika hanya berpura-pura suci, tidak menginginkan uang. Saat menerima vila, bukankah Ardika langsung menerimanya begitu saja?Rosa juga mengerutkan keningnya dengan sedikit tidak senang. Dia merasa ucapan Ardika ini

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2144 Sepuluh Juta Milvem

    Melihat Kasandra sudah mulai bereaksi, Wilfred melanjutkan topik pembicaraan ini, membimbing Kasandra untuk berinteraksi dengannya.Saat Kasandra membuka mulut untuk mengucapkan satu kalimat, walaupun hanya tiga kata sederhana, Jace tetap tidak bisa menahan diri. Matanya memerah. Sedangkan Lolita langsung meneteskan air mata bahagia mendengar putrinya berbicara.Kasandra sudah sangat lama tidak berbicara dengan mereka.Tidak tahu sejak kapan, Gijran muncul di samping Ardika, lalu mencibir dan berkata, "Kamu sudah lihat sendiri, 'kan? Pak Wilfred baru benar-benar orang yang profesional, bukan seorang penipu payah sepertimu!"Ardika hanya melirik pria itu sekilas, lalu langsung memilih untuk mengabaikan Gijran. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia mengamati Wilfred membimbing Kasandra untuk berinteraksi dengannya. Namun, keningnya mulai berkerut.Selanjutnya, Wilfred melakukan bimbingan selama belasan menit lagi.Walaupun kebanyakan waktu, Wilfred yang berbicara, sedangkan Kasandra ha

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2155 Karena Nama Belakangmu Mahasura

    "Oh? Kalau begitu, itu artinya kamu kurang berwawasan.""Tapi, sekarang seharusnya kamu sudah menambah wawasanmu."Menghadapi sindiran Gijran, Ardika tetap bersandar di kepala mobil dan menanggapinya dengan santai."Kamu bilang aku kurang berwawasan?"Gijran tertawa mendengar ucapan Ardika. Namun, raut wajahnya berubah menjadi sangat dingin, sangat aneh.Bagi orang-orang yang sudah mengenal Gijran sudah tahu.Setiap kali dia menunjukkan ekspresi seperti itu, pasti akan ada orang yang tertimpa masalah.Tertimpa masalah besar!Walaupun Gijran bukan tuan muda keluarga kaya, juga bukan pangeran dari keluarga bangsawan, tetapi dengan mengandalkan pamannya, Jace, yang merupakan Wali Kota Ibu Kota Provinsi dengan kedudukan setara dengan wakil kodam, tentu saja dia selalu bertindak arogan.Paling tidak, di ibu kota provinsi, dia bisa bertindak sesuka hatinya."Eh, Ardika, kamu benar-benar terlalu menganggap serius dirimu, ya?"Dengan memasang ekspresi muram, Ardika mengisap rokoknya. Dia menat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2154 Gijran Mencari Masalah

    Seorang pelaku tindak kriminal yang membawa tongkat bisbol di bajunya, menunjuk Levin dengan mengancam."Simpan saja," kata Ardika dengan santai. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah pelaku tindak kriminal itu, lalu bertanya dengan penuh minat, "Kalian adalah orang-orangnya siapa?"Tanpa banyak berkomentar lagi, Levin segera menyimpan ponselnya.Para pelaku tindak kriminal di hadapan mereka saat ini, anak buahnya saja bahkan bisa menangani semua orang ini seorang diri, tentu saja sama sekali bukan ancaman bagi Ardika."Sebentar lagi kamu juga akan tahu sendiri."Orang tersebut melirik Ardika sekilas, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon. "Tuan Muda Gijran, kami sudah mengepung bocah itu di sebuah hotel bintang lima.""Bagus, kerja bagus.""Lanjutkan, aku akan segera datang!""Malam ini aku akan memberinya pelajaran, agar dia tahu diri.""Orang-orang tertentu, nggak bisa dia provokasi!""Wanita-wanita tertentu, juga nggak bisa dia sentuh!""Setelah malam ini berlalu, aku

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2153 Tidak Ada Lagi

    "Sutandi, coba kamu telepon bocah itu, tanyakan padanya apa dia masih ada herba-herba berkualitas bagus seperti itu?""Kalau masih ada, langsung suruh dia berikan padamu sebagai bentuk rasa hormat terhadapmu selaku gurunya!""Apa kamu nggak lihat reaksi Kario tadi? Kalau herba-herba itu digunakan sebagai hadiah, keluarga kita bisa mendapatkan banyak relasi dan sumber daya," kata Leane sambil menatap Sutandi dengan lekat.Sutandi memasang ekspresi muram dan berkata, "Omong kosong! Sebagai seorang guru, aku nggak bisa bersikap begitu nggak tahu malu!""Hei ... apa yang kamu lakukan?!"Sebelum Sutandi sempat bereaksi, Leane sudah merampas ponsel Sutandi.Kemudian, wanita itu langsung menghubungi Ardika."Pak Sutandi, ada urusan apa kamu mencariku malam-malam begini?"Tanpa menunggu lama, terdengar suara Ardika dari ujung telepon.Saat ini, Ardika masih berada di dalam mobil Levin. Kalau Leane yang meneleponnya, tentu saja dia tidak akan peduli.Namun, melihat itu adalah panggilan telepon

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2152 Menyia-Nyiakan Barang Berharga

    ”Su ... Sutandi ... kamu ... bisa-bisanya kamu menggunakan herba-herba berharga ini untuk merendam kakimu! Dasar sialan! Tindakanmu ini sama saja dengan menyia-nyiakan barang berharga!"Tiba-tiba saja, Kario melontarkan kata-kata makian terhadap Sutandi.Api amarah di matanya tampak seperti sudah hampir menyembur keluar, dia seakan-akan ingin mencabik-cabik lawan bicaranya hingga hancur berkeping-keping.Semua orang tercengang, Sutandi juga agak tercengang. "Herba ... herba-herba ini sangat mahal?"Leane juga tidak bodoh. Melihat reaksi Kario, dia sudah menyadari sesuatu hal. Saat ini, dia menatap pria itu dengan lekat.Napas Jeslin juga berubah menjadi cepat."Sangat mahal?"Kario tertawa dengan menyedihkan, lalu berteriak dengan marah, "Begini, herba-herba dalam ember rendamanmu ini saja paling nggak bernilai puluhan miliar!""Sutandi, dasar sialan! Kamu benar-benar sialan! Kamu merampok bank yang mana? Bahkan keluarga-keluarga itu saja nggak akan berani menghambur-hamburkan herba-he

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2151 Anggur Ginseng Tua

    Kario agak gemuk. Sambil terkekeh, dia menatap Sutandi dan berkata, "Sutandi, beberapa waktu yang lalu menantuku itu pergi ke Dongan untuk menginspeksi sebuah proyek investasi besar bernilai ratusan miliar. Dia membawakan sedikit ginseng tua dari Gunung Kamma untukku.""Ini adalah yang terbaik di antara yang terbaik, dengar-dengar nilainya mencapai miliaran.""Aku mengambil beberapa untuk merendam anggur. Ya, kebetulan hari ini aku sedang senggang, jadi aku bisa membawakannya untuk mentraktirmu minum beberapa gelas."Mendengar ucapan Kario, kelopak mata Leane kembali melompat-lompat.Awalnya dia ingin mengatakan ginseng tua tidak ada apa-apanya, hari ini Kalris baru menghadiahkan sarang burung berkualitas bagus senilai 400 juta per paket untuk mereka.Namun, begitu mendengar harga ginseng tua itu, dia langsung dilanda perasaan malu, tidak berani membuka mulut untuk mempermalukan diri sendiri lagi.Sutandi langsung mengerti, Kario juga datang untuk pamer di hadapannya.Dia menanggapi de

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2150 Membandingkan

    "Jeslin, lihatlah Winona. Kali ini dia berpacaran dengan seorang pria yang baru pulang ke tanah air setelah lulus dari universitas ternama di luar negeri. Keluarganya langsung memberinya 100 miliar sebagai modal awal untuk membangun karier. Sekarang, perusahaannya bukan hanya berkembang dengan signifikan, dia bahkan langsung menghadiahkan sebuah perusahaan untuk Winona.""Menantuku itu bilang biarkan saja Winona yang menangani perusahaan itu. Biarpun bangkrut, juga nggak masalah!""Intinya, bertemu dengan menantu sebaik itu, sebagai orang tuanya, kami nggak perlu mengkhawatirkan masa depan Winona lagi!"Ekspresi arogan tampak jelas di wajah Alita.Mendengar ucapan Alita, Jeslin merasa agak kagum. "Oh, dua hari yang lalu Kak Winona sudah menceritakan tentang pacarnya memberinya perusahaan di sosial medianya. Kak Winona adalah seorang selebritis internet, pengikutnya sangat banyak."Walaupun Kalris juga sedang mengejarnya, tetapi biasanya pria itu juga hanya akan membelikan hadiah-hadiah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2149 Yang Penting Kamu Senang

    Seharusnya ponsel sudah diambil alih oleh Leane.Karena rekaman suara selanjutnya sudah berubah menjadi suara Leane."Kenapa? Sakit hati?""Aku beri tahu kamu, Ardika. Aku nggak akan mendengarkanmu! Aku akan menggunakan semuanya untuk sekali pakai! Biar kamu kesal setengah mati!""Ckckck, sekali merendam kaki saja puluhan miliar, keluarga-keluarga kaya itu bahkan nggak sehebat keluarga kami ...."Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Leane, Ardika membalas pesan tersebut. [Yang penting kamu senang saja.]Kemudian, Leane mengirimkan beberapa pesan suara lagi untuk mengejek dan merangsang Ardika, ingin membuat Ardika marah.Akan tetapi, Ardika langsung mengabaikan wanita gila itu."Sutandi, lihatlah, ini adalah murid baikmu itu! Dia bahkan nggak membalas pesanku, sama sekali nggak menghormati guru!"Merasa membosankan, Leane langsung melemparkan ponsel itu, lalu mengeluh pada Sutandi.Intinya, dalam setiap ucapannya, dia tidak ingin membiarkan keluarganya menerima Ardika, bahkan le

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2148 Permintaan Pertemanan

    Namun, dalam lubuk hati Gijran, secara naluriah dia tetap mewaspadai Ardika.Selain itu, hal yang paling tidak bisa diterima oleh Gijran adalah, tadi Ardika langsung melakukan kontak fisik dengan Kasandra.Kasandra, adik sepupunya ini, sudah lama menjadi wanita incaran Gijran.Pertama, Kasandra bukan anak kandung Jace dan Lolita, tidak ada hubungan darah dengannya.Jadi, Gijran sudah lama terpikat dengan adik sepupunya yang secantik bidadari ini, bahkan memendam perasaan yang tidak bisa terhadap wanita itu.Bahkan saat berada di ranjang dengan wanita lain, Gijran selalu membayangkan wanita-wanita itu adalah Kasandra.Hal yang paling penting adalah, kalau Gijran bisa menikahi Kasandra, dia bisa mendapatkan seluruh relasi dan sumber daya Jace. Dengan begitu, dia bisa pensiun di usia yang lebih muda.Jadi, Ardika berani menargetkan Kasandra, tentu saja Gijran tidak akan membiarkan hal ini terjadi.'Sepertinya, aku harus mencari cara untuk menyingkirkan bocah itu, agar nggak ada masalah la

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2147 Pergi

    "Memohon padamu?""Eh, orang kampungan, apa kamu nggak sadar kamu terlalu menganggap serius dirimu sendiri?"Mendengar ucapan Ardika, Gijran merasa sangat terhibur, sampai-sampai tertawa dingin tanpa henti. Dia belum pernah melihat bocah yang begitu tidak tahu diri seperti Ardika.Sudut bibir Rosa juga terangkat ke atas, dia menatap Ardika dengan tatapan mengejek.Melihat Ardika terus menerus mempertanyakan kemampuannya, Wilfred juga tidak bisa menahan diri lagi.Dia menatap Jace dengan tatapan penuh amarah dan berkata, "Tuan Jace, apa kamu akan membiarkan penipu itu mempertanyakan kemampuanku begitu saja?""Sudah kubilang aku bisa menyembuhkan putrimu, aku seratus persen yakin aku bisa!""Tapi, aku nggak ingin saat aku sedang mengobati pasien, aku malah diganggu oleh seorang bocah yang bukan siapa-siapa!""Kalau kamu nggak mengusirnya, aku akan beranggapan, kamu juga sama saja dengannya, mempertanyakan kemampuanku.""Aku akan pergi sekarang juga!"Selesai berbicara, Wilfred berpura-pu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status