Share

Bab 1983 Kakoi

Author: Sarjana
"Maaf, Tuan Muda Wirhan, agak memalukan, ya. Hanya menghadapi seorang Ardika saja, perlu menggunakan trik-trik gelap seperti ini."

"Sebelum datang ke Kota Banyuli, aku benar-benar nggak menyangka Ardika begitu sulit dihadapi."

Mikues melontarkan kata-kata itu tanpa adanya gejolak emosi di wajahnya. Dia tidak merasa bangga karena disanjung oleh Wirhan.

Wirhan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Pak Mikues terlalu merendah. Terlepas dari apakah itu trik gelap atau bukan, yang terpenting adalah efektif."

"Setelah kejadian kali ini, Ardika nggak akan bisa bertahan lagi di Kota Banyuli."

"Pak Mikues belum menjabat saja, sudah menyingkirkan 'hama besar' di Kota Banyuli!"

Menghadapi sanjungan dari Wirhan, Mikues hanya tersenyum.

Ada bocah keras kepala seperti Ardika di Kota Banyuli, Keluarga Rewind ingin campur tangan dalam kota baru Sungai Banyuli, memang sangat sulit.

Terlebih lagi, mengenai situasi ke depannya, Mikues juga tidak berpandangan positif tanpa sebab.

"Dalam kunjunganku k
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1984 Sikap Keluarga Rewind Kota Gamiga

    Dia memang tidak tahu jelas bagaimana kekuatan orang bernama Kakoi ini sebenarnya.Namun, melihat Wirhan mengatakannya dengan begitu percaya diri, Mikues juga mulai yakin dan tenang."Kalau begitu, kali ini Ardika benar-benar sudah pasti akan mati." Sambil tersenyum, Mikues berkata, "Selamat Tuan Muda Wirhan, kamu sudah bisa mendapatkan kembali kehormatanmu."Kilatan melintas di mata Wirhan.Tentu saja dia bisa menangkap sindiran dalam ucapan Mikues. Berawal dengan menghasut Mikues untuk menekan Ardika, sekarang ada seorang ninja luar biasa Negara Jepara yang datang ke Kota Banyuli.Dia sendiri tidak melakukan apa-apa, bagaimana bisa disebut dengan mendapat kembali kehormatan?Wirhan tertawa santai dan berkata, "Pak Mikues, agak memalukan, ya? Tapi, karena kalian sudah mengambil tindakan, bagaimana aku bisa diam saja?""Bagaimana kalau membuat kematian Ardika sedikit lebih menghebohkan?""Nanti aku akan mengeluarkan pernyataan mendukung Pak Mikues atas nama Keluarga Rewind Kota Gamiga,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1985 Luar Biasa Serakah

    "Ya, benar. Kami yang berhak mengambil keputusan di Keluarga Rewind selamanya! Orang lain nggak berhak untuk bicara!""Hadiman, kalian kira kalian sudah menjalin hubungan dengan Ardika, maka sudah bisa berlagak hebat di hadapan Keluarga Rewind? Kalian benar-benar naif!"Satu per satu dari orang-orang Keluarga Rewind lainnya juga buka suara, melontarkan kata-kata sindiran.Sepanjang proses itu, Revina menerima dua tamparan lagi. Wajahnya yang lembut dan mulus itu, ditampar hingga sedikit membengkak."Klito, kalian jangan keterlaluan!"Melihat putrinya ditindas, mata Hadiman sudah memerah. Sambil menutupi lututnya yang terasa sakit luar biasa, dia berusaha untuk bangkit dan memelototi Klito dan yang lainnya dengan marah."Sebelumnya, kalau bukan karena Tuan Ardika berbesar hati, nggak mempermasalahkan tindakan kalian, atas tindakan-tindakan kejahatan yang telah kalian lakukan itu, Keluarga Rewind sudah lama musnah!""Kalian bukan hanya nggak berterima kasih, malah makin menjadi-jadi!""S

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1986 Didaftarkan

    "Bawa satu keluarga ini pergi dan kurung mereka, jangan sampai mereka berhubungan dengan dunia luar!"Klito melambaikan tangannya, memberi instruksi.Dengan dikawal oleh beberapa orang pria kekar, Hadiman sekeluarga dibawa pergi begitu saja tanpa bisa memberikan perlawanan sama sekali.Kemudian, Klito mengalihkan pandangannya ke arah anggota Keluarga Rewind, lalu mencibir dan berkata, "Lusa, kita semua pergi ke Grup Susanto Raya, bukan untuk tujuan lain, melainkan untuk menyaksikan Ardika sebagai tontonan!""Kita harus melihat dengan jelas bagaimana dia mati!"Sekelompok anggota Keluarga Rewind itu tertawa dingin, seolah-olah sudah bisa melihat adegan Ardika diinjak-injak hingga mati....Pemandangan di Kediaman Keluarga Rewind juga terlihat di tempat lain.Tanggapan pihak luar terhadap Grup Susanto Raya dan Ardika, ada yang senang, ada yang menyindir, ada pula yang menyayangkan situasi ini. Intinya, semuanya ada.Namun, di mata kebanyakan orang, kali ini menantu benalu Keluarga Basagi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1987 Kedatangan Penonton

    "Pada akhirnya, harga saham Hongkem dimulai dengan 110 ribu."Sambil tersenyum, Jesika berkata, "Kalau saat transaksi berakhir harganya mencapai lebih dari 200 ribu, aset Hongkem akan berlipat ganda.""Dengan saham Hongkem di tangan Grup Susanto Raya, nilai aset akan meningkat menjadi 40 triliun begitu saja!""Kamu begitu optimis, ya?"Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Bagaimana kalau harga saham anjlok? Kalian semua akan ikut makan angin bersamaku."Mendengar ucapannya, sekelompok orang di sekeliling Ardika tertawa.Kalau orang lain, menghadapi tekanan dari dua keberadaan luar biasa, yaitu Keluarga Bangsawan Basagita Suraba dan Keluarga Rewind Kota Gamiga, maka sudah pasti akan berakhir dengan kegagalan.Sama sekali tidak mungkin ada kesempatan untuk membalikkan keadaan.Namun, sosok yang mereka ikuti saat ini adalah Ardika.Hanya mereka baru mengerti betapa ahlinya Ardika dalam menciptakan keajaiban.Jadi, sejak awal mereka menaruh kepercayaan penuh pada Ardika. Mereka yakin kali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1988 Hadiah Hanko

    Pintu mobil terbuka, sosok Mikues dalam balutan jas yang memancarkan aura wibawa, melangkah keluar.Di belakangnya, ada Rehan yang kedua lengannya dalam kondisi terbalut tebal.Saat ayah dan anak itu mendongak dan melihat papan nama Grup Susanto Raya, sorot mata mereka tampak sangat tajam dan dingin."Hormat kepada Pak Mikues!"Melihat kemunculan Mikues, baik para perwakilan dari keluarga-keluarga yang berasal dari luar, perwakilan perusahaan, maupun para investor ternama, satu per satu dari mereka menyapa Mikues dengan penuh hormat.Pertama, Mikues adalah perwakilan Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Kedua, setelah Mikues resmi menjabat sebagai wali kota, mereka bisa meraih keuntungan dari Kota Banyuli atau tidak tergantung sikap pria paruh baya yang satu ini.Jadi, bahkan orang-orang yang memiliki identitas dan kedudukan tinggi pun, juga memperlakukan Mikues dengan hormat.Tidak ada orang yang akan menolak uang."Haha, ada begitu banyak teman-teman yang datang untuk meramaikan suasa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1989 Mengeluarkan Kartu Kehancuranmu

    "Pak Mikues sangat bijak!""Ya, benar, aku datang untuk mengantarkan hadiah!"Hanko melirik Ardika sekilas, lalu berkata sambil tersenyum, "Perusahaan teman lama akan segera memasuki pasar. Sebagai tamu yang datang untuk meramaikan suasana, bagaimana mungkin aku datang dengan tangan kosong.""Lihatlah, aku secara khusus mengantarkan beberapa karangan bunga ini.""Mungkin saja setelah hari ini, hadiahku ini dibutuhkan.""Ardika, menurutmu benar, 'kan?"Mendengar Hanko mengucapkan kata-kata ini dengan nada bicara bercanda, ekspresi semua orang di tempat itu berubah menjadi makin aneh.Sangat jelas dia sedang memberi tahu semua orang, kemungkinan hari ini Ardika akan mati.Saat ini, orang-orang di pihak Grup Susanto Raya memelototi Hanko dengan marah, sedangkan Henry, ekspresinya tampak sangat muram, ingin buka suara untuk mengusir pemuda sialan itu.Namun, Ardika malah melambaikan tangan untuk menghentikan Henry. Pada akhirnya, pandangannya beralih dari layar lebar, melirik Hanko dengan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1990 Memprovokasi Sejadi-Jadinya

    Hanko benar-benar sangat senang.Membuat harga saham Hongkem jatuh tepat di hadapan Ardika, membuat Ardika merasakan rasa sakit yang menyayat-nyayat setiap detiknya, lebih pentingnya lagi lawannya itu tidak bisa melakukan apa pun terhadapnya.Sensasi seperti ini, membayangkannya saja sudah membuat jiwa dan raganya diliputi kebahagiaan yang tiada taranya.Ardika menatap Hanko dengan sorot mata seperti melihat pasir. "Mencari beberapa orang dengan sembarang untuk menjatuhkan harga sahamku? Hanko, takutnya otakmu itu sudah bermasalah."Hanko mendengus dingin, lalu melambaikan tangannya dan berkata, "Masukkan 60 miliar, perlihatkan pada Pak Ardika kemampuan kalian!"Karena ingin mengeluarkan kartu kehancuran lawan, tentu saja Hanko sudah melakukan persiapan yang matang.Dana di rekening transaksi sudah disiapkan. Seiring dengan perintahnya, beberapa orang tersebut langsung mulai bekerja.Seolah-olah hampir pada saat bersamaan dengan perintah itu dikeluarkan, garis merah di layar besar yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1991 Memasukkan Enam Puluh Miliar Dulu

    Hanko seperti sudah menggila. Dengan memasang ekspresi ganas, dia terus menerus merangsang Ardika."Uh ... uh ...."Cengkeraman kelima jari Ardika sedikit mengerat. Saat itu juga, kata-kata yang belum selesai dikatakan oleh Hanko tersangkut di tenggorokannya, tidak bisa dikeluarkan lagi. Perasaan sesak yang luar biasa menyelimuti dirinya.Saat ini, Hanko benar-benar mengira Ardika akan mencekik mati dirinya.Namun, detik berikutnya, dia tiba-tiba merasakan cengkeraman di lehernya melonggar, lalu tubuhnya menjadi ringan."Bam!"Tubuh Hanko langsung membentur lantai, rasa sakit yang luar biasa menjalar di sekujur tubuhnya."Hanko, kamu ingin main, 'kan? Aku akan menemanimu bermain."Setelah melontarkan kalimat itu dengan dingin, Ardika langsung menendang Hanko hingga tubuh pria itu terpental keluar sejauh beberapa meter.Menyaksikan pemandangan itu, akhirnya orang-orang Grup Susanto Raya menghela napas lega.Tadi mereka benar-benar takut Ardika tidak bisa menahan diri, benar-benar mencek

Pinakabagong kabanata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2277 Siapa Pecundang yang Sebenarnya

    Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2276 Setengah Jam Sudah Cukup

    Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2275 Beberapa Proyek

    Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2274 Gaji Bulanan Enam Juta

    "Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2273 Mulai Bekerja

    Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2272 Arogan

    Panggilan telepon baru saja berakhir, Ardika sudah menerima sebuah notifikasi menerima transfer dana.Sutandi mentransfer 20 juta untuknya, memintanya untuk membeli setelan pakaian formal yang cocok dengannya saat dalam perjalanan menuju Grup Goldis.Ardika hanya bisa menerima niat baik Sutandi itu dengan tidak berdaya.Kalau dia tidak terima, gurunya itu pasti akan meneleponnya dan mengguruinya lagi.Adapun mengenai setelah formal, Ardika tidak membelinya, juga tidak berencana untuk memakainya.Bagaimana mungkin seorang bos perlu berpenampilan sama seperti karyawan saat pergi ke perusahaan sendiri?Setelah memberi tahu Futari untuk bersenang-senang sendiri di rumah, Ardika mengendarai mobil yang diberikan oleh Jace padanya itu menuju ke area pusat bisnis paling mewah di ibu kota provinsi.Gedung Goldis tetap terlihat sangat mencolok. Saat mendongak dan melihatnya, gedung tersebut tetap memberikan gejolak emosi yang besar bagi orang yang melihatnya.Pria dan wanita yang keluar masuk ge

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2271 Kasih Sayang Seorang Guru

    "Nggak perlu bekerja?"Sutandi berkata dengan marah, "Ardika, ada apa dengan sikapmu ini?""Aku baru saja bilang padamu untuk bangkit kembali dari tempatmu terjatuh, kamu menganggap ucapanku seperti angin lalu, ya?!""Kamu nggak ingin bekerja, apa yang ingin kamu lakukan?""Menjalani hari-harimu tanpa melakukan apa-apa? Atau mengandalkan bualan-bualan yang nggak ada artinya itu untuk memuaskan martabat sendiri, membuat diri sendiri mati rasa?""Tahukah kamu demi mendapatkan pekerjaan untukmu Jeslin telah berupaya sekeras apa dan telah menggunakan semua relasi yang bisa digunakannya?!""Ardika, kamu nggak bisa mengecewakan Jeslin, juga nggak bisa mengecewakanku!"Sutandi mengucapkan kata-kata itu dengan diliputi perasaan sakit hati.Mengingat kemarin demi memuaskan martabat sendiri Ardika telah membual dengan mengatakan dirinya adalah pemilik vila nomor satu Gunung Halfi, hatinya telah diliputi kekecewaan terhadap muridnya itu."Ardika, kata-kataku kemarin memang kurang enak didengar, t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2270 Pergi Bekerja

    Keluarga Septio adalah keluarga kaya lama, relasi mereka sangatlah luas. Jadi, seharusnya mereka bisa menemukan orang-orang yang memenuhi kualifikasinya.Tentu saja, kalau pada akhirnya orang yang dicarikan oleh Levin tidak bisa membuat Ardika puas, Ardika juga tidak keberatan untuk menggerakkan relasinya dan sumber dayanya sendiri.Hanya saja, meminta orang-orang itu datang ke ibu kota provinsi, dia merasa itu sudah agak berlebihan.Levin langsung setuju. "Kak Ardika, aku mengenal beberapa orang yang pasti andal dalam hal melindungi orang. Tapi, harga yang mereka minta nggak rendah."Ardika berkata dengan santai, "Uang bukan masalah selama kemampuan mereka setara dengan harga itu."Malam hening itu berlalu dengan cepat.Pagi keesokan harinya.Saat Ardika terbangun dari tidurnya, Levin sudah membawakan sarapan secara pribadi.Saat Ardika sedang sarapan bersama Futari, dia menerima pesan dari Vita. Wanita itu mengatakan pagi-pagi sekali Jeslin sudah bergegas pergi ke Grup Goldis untuk m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2269 Bayang-Bayang Negara Jepara

    Futari mengangkat kepalanya, menatap Ardika dengan tatapan kasihan. Perhatiannya terhadap Ardika diutarakannya dengan jelas dalam ucapannya.Walaupun dulu dia juga sudah pernah menghadapi beberapa masalah bersama Ardika, tetapi itu hanyalah konflik-konflik kecil.Menggunakan botol anggur untuk menghantam kepala orang lain sudah merupakan tindakan yang ekstrem.Akan tetapi, bukan hanya itu saja yang terjadi malam ini. Malam ini terjadi pemotongan jari, bahkan ada orang Negara Jepara yang hampir meregang nyawa. Ini benar-benar membuatnya ketakutan.Reaksi pertamanya adalah dia bukannya merasa senang memiliki seorang kakak ipar dengan kemampuan bela diri yang luar biasa, melainkan mengkhawatirkan keselamatan Ardika.Bagaimanapun juga, malam ini orang-orang yang terlibat dalam konflik dengan kakak iparnya memiliki latar belakang yang luar biasa.Ardika mengangkat lengannya dan menepuk dahi Futari. "Dari mana kamu mempelajari kata-kata seperti itu? Apa maksudmu dengan kakak sepupumu menjadi

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status