Setelah informasi Ardika adalah wali kota baru Kota Banyuli, orang-orang yang paling bahagia tentu saja adalah anggota Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax.Sekarang kota baru Sungai Banyuli sedang dikembangkan, Ardika adalah pemegang kekuasaan atas proyek tersebut. Sebagai pengikut yang terbukti setia pada Ardika, Keluarga Remax pada akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar."Ya, benar. Aku sudah mengetahuinya sejak lama."Desta mengangguk sambil tersenyum.Sebenarnya, dia masih mengetahui identitas-identitas Ardika yang lain, tetapi dia tidak bisa memberi tahu anggota Keluarga Unima yang lain semua ini."Sungguh disayangkan, siapa sangka Ardika bisa berubah menjadi seperti sekarang ini. Kala itu, semua orang menertawakan Keluarga Basagita karena memiliki menantu benalu seperti itu, siapa sangka mereka malah mendapatkan harta karun.""Ya, benar. Alangkah baiknya kalau kala itu Ardika menjadi menantu Keluarga Unima! Sharon sama sekali nggak kalah menarik dari Luna!"
Begitu mendengar ucapan Zilwar, suara orang-orang tersentak langsung memenuhi udara.Bahkan Desta yang sudah memakan banyak asam garam kehidupan pun, saat ini tampak membelalak kaget, ekspresinya juga berubah drastis.Yugo dan Yomde bukanlah apa-apa, anggota Keluarga Unima baru pertama kali mendengar tentang mereka.Hal yang membuat perasaan mereka bergejolak adalah, Keluarga Dougli, serta Tuan Keenam Keluarga Dougli yang mendukung mereka.Sebelumnya, Keluarga Unima sudah mengetahui kedatangan Tridon ke Negara Nusantara, juga sudah mengetahui tujuan pria itu adalah untuk membalaskan dendam adik seperguruannya, Haron.Seiring dengan kedatangan Tridon, hal-hal mengenai Keluarga Dougli Galea dan Tridon, juga sudah diketahui oleh keluarga-keluarga besar Kota Banyuli.Keluarga Dougli, adalah satu-satunya keluarga bangsawan orang Nusantara di Galea.Sementara itu, Tridon sendiri adalah petinggi kemiliteran Galea, tokoh hebat yang sudah pernah mengukir prestasi di medan perang.Baik Keluarga
Desta tetap berbicara ngawur, sama sekali tidak mengikuti alur percakapan Yugo, tetapi sikapnya sangat sopan, sama sekali tidak ada masalah.Yugo mendengus, lalu mengedipkan matanya ke arah Yomde.Sejak duduk, sorot mata Yomde sudah terpaku pada Sharon. Saat ini, setelah melihat isyarat mata Yugo, dia bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri Sharon, lalu mengamati wanita itu dari ujung kepala hingga ke ujung kaki secara terang-terangan."Seharusnya ini adalah Nona Sharon, 'kan?"Sharon sangat membenci sorot mata yang Yomde tujukan padanya, seakan-akan dia adalah barang pajangan. Namun, melihat isyarat mata dari Desta, dia hanya bisa bersabar dan berkata dengan tenang, "Di hadapan Tuan Muda Yomde, aku nggak berani menyebut diriku Nona, Tuan Muda Yomde, panggil aku Sharon saja."Yomde mengangguk dengan puas. "Dengar-dengar Kota Banyuli terkenal dengan wanita cantiknya. Setelah bertemu langsung, Nona Sharon bahkan lebih cantik dari yang dikatakan orang-orang.""Begini saja, kali ini
Setelah terjatuh ke lantai, tubuh Axel terus berkedut, darah mengalir dari mulut dan hidungnya.Tak lama kemudian, lantai sudah berlumuran darah, sedang Axel sudah tak sadarkan diri.Menyaksikan pemandangan itu, Yomde berkata dengan tidak puas, "Hei, bukankah sudah kubilang padamu jangan membunuh orang! Mengapa kamu menyerangnya separah itu?!""Aku nggak membunuh bocah Negara Nusantara ini, aku hanya membuatnya menjadi koma."Gustav melontarkan kata-kata itu dengan logat kaku.Yomde mendecakkan lidahnya dan berkata, "Kalau begitu, seharusnya kamu juga nggak membuat lantai menjadi berlumuran darah begini, buat sial saja."Mendengar percakapan santai antara kedua orang itu, seluruh anggota Keluarga Unima tersentak kaget. Hawa dingin menjalar dari telapak kaki mereka hingga mencapai kepala mereka.Melalui percakapan kedua orang itu, terdengar jelas bahwa mereka sama sekali tidak menganggap serius nyawa orang lain.Membunuh seseorang sama saja dengan menghabisi seekor semut.Alasan Axel ma
Seiring dengan suara tawa liar Yomde, anggota Keluarga Unima malah bergidik ngeri. Saking ketakutannya, mereka sampai tidak bisa berkata-kata.Sharon sangat malu dan marah. Sambil menggertakkan giginya, dia berkata dengan dingin, "Sampai mati pun aku nggak akan membiarkanmu melecehkanku ....""Sharon!"Mendengar ucapannya, ekspresi Desta langsung berubah. Dia buru-buru menyela ucapan putrinya.Dia tahu jelas, menghadapi orang yang tidak memedulikan apa pun dan semena-mena seperti Yomde, ucapan Sharon sama sekali tidak bisa mengancam pria itu, malah hanya akan merangsang pria itu untuk melakukan tindakan yang lebih gila lagi.Yomde selalu punya cara untuk memaksa Sharon tunduk dengan patuh.Contohnya saja, dengan menggunakan nyawa seluruh anggota Keluarga Unima untuk mengancamnya.Desta buru-buru melangkah maju, lalu berkata dengan penuh hormat, "Tuan Muda Yomde, sejak kecil putriku sudah terlalu kumanjakan. Dia bukan hanya nggak bisa melakukan apa pun, dia juga nggak lembut dan nggak p
Dalam waktu kurang dari satu menit, pengawal-pengawal itu sudah tergeletak tak berdaya di lantai, ada yang patah lengan, ada pula yang patah kaki.Yomde mengerutkan keningnya dan berkata dengan suara dalam, "Benar-benar merusak pemandangan saja. Kalau kalian nggak mau mati, aku beri kalian waktu satu menit untuk merangkak bangkit dan keluar!"Sambil merintih kesakitan, para pengawal itu berusaha keras untuk merangkak bangkit, hanya seorang pengawal yang tetap bergeming di tempat."Maaf, tadi aku kebablasan, dia sudah mati."Melihat sorot mata tidak puas Yomde, Antoine hanya mengangkat bahunya.Begitu mendengar ucapan itu, hati anggota Keluarga Unima benar-benar sudah dingin. Mereka hanya berdiri di tempat tanpa berani bernapas dengan keras.Bahkan para pengawal Keluarga Unima saja tidak bisa menahan satu orang dari pihak lawan, kalau Yomde dan orang-orang itu ingin menghabisi seluruh anggota Keluarga Unima, maka akan semudah seperti memotong rumput.Benar saja, Yomde melangkah maju dua
Bagi Desta, di saat seperti ini, hanya Ardika yang bisa menyelamatkan Sharon dari tangan Yomde si iblis itu.Begitu putra Desta pergi, tiba-tiba saja Yugo dan Zilwar keluar bersama-sama.Sangat jelas mereka juga tidak tertarik untuk menonton adegan Yomde memainkan wanita di dalam sana."Tuan Muda Yugo, bukankah kurang pantas kalau malam ini hanya Tuan Muda Yomde seorang yang menikmati wanita cantik? Bagaimana pendapatmu mengenai empat wanita cantik Kota Banyuli?"Begitu mendengar ucapan Zilwar, Yugo melirik pria itu dengan sorot mata penuh arti, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Sepertinya Kak Zilwar sangat berharap aku melawan Ardika hingga mati.""Haha, musuhnya musuh adalah teman. Aku sudah mengalami kerugian di tangan Ardika. Kalau Tuan Muda Yugo bisa membantuku untuk melampiaskan kekesalanku ini, aku akan sangat berterima kasih padamu!"Zilwar sama sekali tidak keberatan untuk mengungkapkan tujuannya dengan jujur.Yugo hanya tersenyum, tidak mengiakan, juga tidak menyangkal. Dia
"Keluarga Mahasura ibu kota provinsi!"Ekspresi Elsy sedikit berubah, tentu saja dia tahu jelas dendam antara Ardika dengan Keluarga Mahasura ibu kota provinsi.Sudah pasti dukungannya terhadap Ardika tidak akan pernah goyah. Karena itulah, karena tamu tak diundang itu adalah anggota Keluarga Mahasura, maka dia juga tidak perlu bersikap baik lagi."Zilwar, apa maumu?!" tanya Elsy dengan dingin.Zilwar tersenyum dan berkata, "Ada seorang temanku ingin bertemu Bu Elsy, ikutlah denganku."Dia meminta Yugo untuk menunggu di Kediaman Keluarga Unima, sedangkan dia sendiri membawa orang kemari untuk mencari Elsy. Mengapa kesannya dia seperti berperan seperti muncikari?Namun, Zilwar tidak peduli.Selama bisa melihat Ardika sial, hal-hal seperti ini bukan apa-apa baginya.Bahkan dia sendiri yang berinisiatif ingin membawa orang kemari."Aku nggak ingin bertemu dengan temanmu! Kalian menerobos masuk ke ruanganku, tindakan kalian ini adalah pelanggaran hukum! Aku akan lapor polisi!"Elsy meraih
"Jesika, sudah pernah kubilang padamu, bagi wanita, air mata adalah sesuatu hal yang paling nggak bernilai.""Tapi, karena sekarang masih berada di Kota Banyuli, kamu bisa menunjukkan sisi lemah dan lembutmu itu untuk terakhir kalinya.""Setelah pulang ke rumah nanti, kamu harus menunjukkan sikap layaknya seorang wanita dewasa yang sempurna, harus membuat Keluarga Darma puas.""Kalau kamu masih saja lemah dan lembut seperti sekarang, aku hanya bisa bilang kamu nggak akan bisa menjalani kehidupan sesuai keinginanmu di Kediaman Keluarga Darma. Nggak akan ada orang yang merasa simpati padamu karena air matamu, malah hanya akan membuat orang mengira kamu lemah dan mudah ditindas."Tidak ada gejolak emosi dalam kata-kata yang diucapkan oleh Rivani.Apa yang dialami oleh Jesika, hanya seperti mengulang apa yang pernah dialaminya saja.Di saat seperti ini, daripada berperan sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang, sebaiknya dia bersikap kejam dan tegas, merangsang Jesika untuk kembali ber
Rivani menatap Ardika dengan ekspresi acuh tak acuh dan berkata, "Ratu Ular Vanya datang untuk menangani masalah keterlibatan anggota internal Organisasi Snakei dengan orang Negara Jepara, sedangkan Pak Jigo dari kabinet buka suara karena Keluarga Bangsawan Basagita Suraba menganggap ucapannya sebagai angin lalu.""Apa hubungannya semua ini denganmu?"Vanya tidak menghadiri perjamuan perayaan, melainkan langsung membawa Hanko pergi.Seperti yang dikatakan oleh Rivani, alasan yang kelihatan dari luar mengenai tujuan kedatangan Vanya ke Kota Banyuli kali ini adalah untuk menangkap "anggota tidak berguna" Organisasi Snakei.Tentu saja, tidak ada yang tahu sesungguhnya Vanya datang karena ingin memberi penjelasan secara pribadi pada Ardika mengenai hal yang berkaitan dengan Keluarga Halim. Itulah sebabnya dia mendatangi Kota Banyuli.Tentu saja juga tidak ada yang tahu, alasan Jigo selaku tetua kabinet memaksa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba untuk tunduk dan mengeluarkan uang bersama Ke
Bonus yang diberikan oleh Ardika kepada Jesika, kalau diberikan kepada orang biasa, sudah cukup untuk menaikkan status orang tersebut.Biarpun hanya berbaring tanpa melakukan apa pun, hanya belanja dan belanja saja, juga sangat sulit untuk menghabiskan uang sebanyak itu.Namun, bagaimanapun juga, Jesika bukanlah orang biasa.Dia berasal dari Keluarga Siantar, sebuah keluarga kaya yang menduduki posisi puncak.Bagi Keluarga Siantar, uang sebesar triliunan benar-benar belum cukup untuk membuat mereka lupa daratan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bibi, aku nggak punya kebiasaan hanya sekadar omong saja. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa membagikan bonus kepada Jesika terlebih dulu dengan menggunakan uang pribadiku."Selesai berbicara, dia mengeluarkan Kartu Hitam Sentral, lalu meletakkannya di atas meja."Kartu Hitam Sentral!"Kelopak mata Rivani kembali melompat-lompat, sorot matanya terhadap Ardika, makin lama makin aneh.Sebenarnya bocah ini punya rahasia apa yang nggak d
Tentu saja Ardika tidak akan marah, dia berkata dengan sungkan, "Bibi, aku nggak memiliki niat apa pun terhadap putrimu.""Hanya saja, dia hanya menyerahkan surat pengunduran diri melalui orang lain tanpa memberitahuku, terburu-buru untuk meninggalkan Kota Banyuli.""Selama ini, Jesika terus membantuku mengurus Grup Susanto Raya, sudah bekerja sangat keras. Hal-hal ini aku bisa melihatnya dengan jelas. Karena itulah, sudah sewajarnya sebagai seorang bos, aku datang untuk melihatnya."Melihat Ardika tidak terlibat konflik dengan ibunya, Jesika menghela napas lega.Namun, kalimat pertama yang keluar dari mulut Ardika, samar-samar membuatnya merasa sedikit kecewa.Ekspresi Rivani tampak sedikit membaik, tetapi dia tetap berkata dengan dingin, "Sudahlah, karena kamu sudah melihatnya, maka kamu sudah boleh pergi."Sambil tersenyum, Ardika menggelengkan kepalanya."Apa maksudmu?" Rivani mengangkat alisnya, sorot matanya kembali berubah menjadi dingin dan tajam.Ardika berkata dengan tenang,
Ardika mengangguk.Situasi yang dialami oleh Jesika sekarang ini sama dengan yang dialami oleh Tina.Sama seperti Tina, Keluarga Siantar di mana keluarga Jesika berasal juga merupakan keluarga besar.Walaupun Keluarga Siantar masih bukan termasuk keluarga bangsawan, tetapi juga merupakan keluarga kaya yang menduduki posisi puncak, paling tidak masih lebih kuat dibandingkan keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste.Sangat jelas ini juga merupakan pernikahan politik yang menyedihkan.Ardika bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sendiri bersedia?""Aku nggak bersedia."Jesika berkata tanpa ragu, "Tapi, keluargaku menghadapi sedikit masalah. Terlebih lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh keluarga pria itu. Sebagai putri Keluarga Siantar, tentu saja aku harus sedikit berkorban."Berbeda dengan Tina yang saat menghadapi situasi serupa kala itu, memilih untuk menentang keputusan keluarga, sedikit banyak Jesika sudah menerima, seakan-akan sudah menerima takdirnya.Namun, A
Ardika menepuk-nepuk dahinya.Beberapa hari ini Jesika tampak sedikit gelisah, dia mengira wanita itu mengkhawatirkan Grup Susanto Raya ditekan oleh Keluarga Bangsawan Basagita dan Keluarga Rewind, itulah sebabnya wanita tersebut merasa cemas.Kalau dilihat sekarang, tidaklah demikian.Seharusnya dia sudah menyadari hal ini sejak awal."Levin, atur orang untuk mengantarku ke tempat tinggalnya."Tanpa banyak bicara, Ardika langsung menepuk pundak Levin.Melihat Ardika langsung berbalik dan pergi begitu saja tanpa banyak bicara, Tina yang duduk di meja sebelah mendengus, lalu menyenggol lengan Luna dan berkata, "Kulihat dia cukup perhatian pada sekretarisnya itu, lihatnya betapa paniknya dia. Seharusnya kamu lebih memperhatikan hal ini, jangan sampai kamu ditikung oleh orang lain."Walaupun kesan Tina terhadap Jesika lumayan baik, tetapi sangat jelas hubungannya dengan Luna jauh lebih baik.Luna mengerutkan keningnya sejenak, lalu terlihat rileks kembali. "Nggak apa-apa, aku percaya pada
Sambil tersenyum, Ardika menangkupkan tangannya dan berkata, "Semuanya berkat dukungan dari kalian semua. Siang ini akan diadakan perjamuan perayaan di Hotel Blazar, kalian semua harus datang, ya.""Tentu saja kami akan menghadiri perjamuan yang Tuan Ardika adakan!""Tapi, aneh, ya. Sekarang Hongkem sudah sangat populer, tapi mengapa Hadiman sekeluarga nggak ikut merayakan? Untuk apa mereka bersembunyi di dalam rumah?"Semua orang berdiskusi satu sama lain, merasa sangat iri pada Hadiman.Sama-sama berbisnis, tentu saja mereka juga berharap suatu hari nanti mereka juga bisa meraih pencapaian seperti yang diraih oleh Hadiman.Hongkem sudah meraih pencapaian yang begitu luar biasa, sebagai perintis perusahaan, nama Hadiman pasti akan dikenal di dunia bisnis seluruh Negara Nusantara."Memang aneh."Ardika juga mengangguk. Hingga sekarang, dia belum menerima satu panggilan telepon pun dari Keluarga Rewind."Brak ...."Tepat pada saat ini, sekelompok orang tiba-tiba mendekat dan langsung be
"Ardika, kamu sudah menang!""Tapi, aku bukan kalah darimu. Aku kalah beruntung, aku kalah dari Pak Jigo. Hahaha ...."Mikues terduduk lemas di lantai, dia tertawa dengan keras seolah-olah sudah menerima nasibnya.Dia bahkan tertawa hingga air matanya menetes.Banyak orang melemparkan sorot mata simpati ke arah Mikues.Alih-alih memperoleh keuntungan, malah dirugikan. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan situasi Mikues sekarang ini.Datang dengan membawa wibawa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, awalnya dia mengira dia bisa menginjak mati Ardika, membangun pengaruhnya di Kota Banyuli terlebih dulu.Seharusnya hal seperti ini sudah bisa dipastikan.Biarpun ada seratus Ardika, menghadapi tekanan dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, juga akan hancur berkeping-keping.Tak disangka-sangka, kejadian tak terduga terjadi lagi dan lagi.Berawal dengan kedatangan Vanya, sang Ratu Ular secara pribadi, lalu pernyataan langsung dari Jigo, tetua kabinet.Dua tokoh luar biasa itu langsung membe
"Te ... terima kasih!"Wirhan langsung mengangguk, dia sudah ketakutan setengah mati.Saat telapak tangan Ardika menepuk-nepuk wajahnya, dia merasakan itu seperti bilah pedang dingin yang akan mematahkan kepalanya detik berikutnya."Nggak perlu terburu-buru berterima kasih padaku, aku masih belum selesai bicara."Ardika terkekeh pelan dan berkata, "Apa kamu masih ingat ucapanku sebelumnya?""Apa itu?"Wirhan menatapnya dengan tatapan kebingungan."Kamu, lalu kamu, kalian ...."Ardika menunjuk Wirhan, lalu menunjuk Mikues, Hanko dan yang lainnya. "Sudah kubilang, kalian harus menaikkan kembali saham sesuai dengan bagaimana cara kalian menjatuhkan saham.""Aku nggak peduli kalian menggunakan cara apa pun, kalau saat berakhir transaksi saham hari ini, saham Hongkem nggak mencapai 400 ribu, kalian tinggal saja di Kota Banyuli, nggak perlu kembali lagi.""Percayalah padaku, aku pasti bisa melakukannya.""Di dunia ini, masih ada banyak cara yang bisa membuat orang lebih menderita daripada ma