"Ada apa, Pak Tiano? Kamu mengenalnya?"Mendapati ekspresi Tiano langsung berubah drastis setelah melihat Ardika, Piom dan Lando pun merasa sedikit gelisah.Sepertinya reaksinya ini menunjukkan tanda-tanda yang kurang baik.Jangan bilang dia juga akan berlutut di hadapan Ardika seperti Harrison.Namun, tak lama kemudian, Tiano langsung memasang ekspresi muram dan berkata, "Bajingan, ternyata kamu yang membuat masalah lagi! Kamu benar-benar bernyali besar! Berani-beraninya kamu menyinggung Piom dan Lando!"Mendengar panggilan yang ditujukan olah Tiano pada Ardika, Piom dan Lando langsung tertawa.Mereka bahkan sudah tidak keberatan melihat Tiano mengagungkan senioritas sendiri di hadapan mereka lagi.Benar saja, Tiano sudah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, dia cukup berwibawa dan berkuasa, sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Piom memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Pak Tiano, kali ini aku membawa tim inspeksi untuk meninjau proyek Gunung Amona,
"Sayang, ini terakhir kali aku memandikanmu ....""Kita sudah menikah tiga tahun, tapi kita masih belum pernah bercinta ....""Sebelum bercerai, aku ingin memberikan malam pertamaku kepadamu ...."Ardika Mahasura duduk di dalam bak mandi, Luna Basagita yang bertubuh seksi sedang duduk di belakangnya. Kedua tangannya yang putih mulus itu sedang menggosok tubuh Ardika.Ketika air membasahi tubuh mereka, aroma yang harum pun memenuhi udara.Luna mengoleskan sabun mandi ke tubuh yang kekar itu, ketika kedua tangannya melewati otot perut Ardika, wajah Luna langsung merona.Namun, ketika melihat wajah Ardika, rasa sedih membuat air mata Luna ikut terjatuh.Saat ini, Ardika sedang memiringkan kepalanya. Wajah yang tampan itu terlihat bengong, air liur juga menetes dari sudut mulutnya. Dia benar-benar seorang idiot."Sayang, apa yang terjadi selama tiga tahun ini? Kenapa kamu menjadi seperti ini?" ucap Luna sambil terisak.Tiga tahun lalu, Ardika tiba-tiba menghilang di malam pertama mereka.D
Suara keras terdengar dari ujung telepon, seolah-olah ada meja dan kursi yang terbalik.Draco pun menjawab dengan nada gemetar, "Bos, ini benar-benar kamu? Ke mana saja kamu?""Selama ini, bos nggak ada kabar sama sekali. Teman-teman juga sangat panik.""Tapi, identitasmu sangat rahasia. Tanpa perintah, kami nggak berani pergi mencarimu."Sambil menghela napas, Ardika lalu menjawab, "Aku bertemu beberapa orang licik. Nggak masalah, sekarang aku sudah pulih.""Ada orang yang ingin mencelakakanmu? Siapa? Bos, berikan perintah! Aku akan bawa teman-teman untuk meratakan mereka," bentak Draco."Nggak perlu," jawab Ardika dengan ekspresi dingin. Terkait masalah Keluarga Mahasura, dia tidak ingin menggunakan bantuan dari luar. Semua ini harus diselesaikan oleh Ardika sendiri."Ada satu hal yang perlu kamu lakukan.""Malam ini, segera bawa Grup Angkasa Sura ke Kota Banyuli.""Selain itu, umumkan bahwa kita akan berinvestasi 20 triliun di Kota Banyuli."Selama tiga tahun bergabung dengan milite
"Ardika, jangan-jangan ... kamu sudah pulih?"Melihat tatapan Ardika yang jernih, Luna menutup mulutnya dengan tangan dan tampak tidak percaya."Ya, aku sudah pulih, sayang."Ardika menatap ke arah Luna, dia yang begitu tegas dalam medan perang, ternyata bisa merasa sedih juga.Seketika, air mata mengenang di mata Luna. Rasa bahagia membuatnya ikut menangis.Ardika langsung memeluk Luna. Beberapa tahun ini, Luna sudah menderita."Huh! Memangnya kenapa kalau sudah pulih?"Wulan berkata dengan sinis, "Dia tetap saja seorang pecundang."Sambil berkata, Wulan kembali duduk di kursinya. Sambil menunjuk kursi lipat di pojokan, dia pun berkata, "Duduk sana! Berkontribusi 20 triliun? Jangan membuatku tertawa."Ketika Ardika yang mengernyit ingin berkata, Luna segera menghentikannya dan menariknya untuk duduk.Mereka berempat duduk di kursi lipat yang ada di pojokan. Melihat makanan yang mahal dan enak di meja lain, di atas meja mereka hanya ada empat mangkuk mi.Melihat suasana yang begitu hid
Melihat Ardika yang percaya diri, Luna pun merasa ragu. Setelah memikirkan kondisi keluarganya sekarang, dia pun menggertakkan gigi, lalu berdiri dan berkata, "Kakek, aku akan pergi menagih utang.""Kamu! Kamu sudah gila, ya? Kalau sampai wajahmu rusak karena dipukul Kak Herkules, Tuan Muda Tony pasti akan meninggalkanmu."Desi langsung panik.Semua orang terkejut, bahkan Tuan Besar Basagita juga tidak menyangka Luna akan menyetujuinya.Wisnu dan yang lain hanya mendengkus dingin.Wisnu tiba-tiba mengeluarkan sepuluh ribu dari sakunya, lalu dilemparkan ke kaki Luna sambil berkata, "Melihat keberanianmu itu, aku kasih sepuluh ribu untuk naik transportasi umum."Wulan juga menyilangkan tangannya di dada, lalu mengangkat alisnya sambil berkata, "Kamu sendiri yang mau pergi, ya? Kalau dihajar sampai lumpuh, jangan bilang Keluarga Basagita yang memaksamu."Ardika melirik beberapa orang itu dengan tatapan dingin. Dia tidak ingin memedulikan orang-orang tidak penting ini.Ardika langsung berd
Bernama Ardika?Sambil melirik Ardika, Herkules menjawab dengan bingung, "Ada seseorang yang bernama Ardika Mahasura, saya sedang bersiap untuk menghajarnya."Dari ujung telepon tiba-tiba terdengar suara keras.Herkules buru-buru bertanya, "Tuan John, Anda kenapa?"Detik selanjutnya, teriakan penuh amarah memasuki telinga Herkules."Kenapa denganku? Bajingan kamu! Kamu ingin aku mati, ya?""Aku kasih tahu! Kamu harus menuruti semua permintaannya, kamu harus melayaninya seperti seorang bos, mengerti?"Herkules tertegun. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah melihat John kehilangan kontrol diri seperti sekarang.Herkules lalu bertanya, "Tuan John, sepertinya Anda salah. Dia hanyalah seorang menantu pecundang dari Keluarga Basagita.""Herkules, kamu ingin mati, ya? Di matanya, kamu dan aku hanyalah rumput liar yang tak berguna. Dia bisa membunuh kita dengan mudah.""Tuan John ... ini ...."Setelah mendengarnya, Herkules mulai berkeringat dingin."Aku ingatkan terakhir kali, dia adalah s
"Ck." Saking marahnya, Tina pun tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, aku ingin melihatnya. Nggak perlu yang terlalu jauh, apakah kamu tahu hari ini Tuan Muda Tony mengajak mereka makan di mana?""Lantai tiga Restoran Gatotkaca! Tempat yang selamanya nggak mungkin dimasuki oleh pecundang sepertimu."Ketika mendengarnya, kedua mata Desi tampak berbinar. Dia lalu berkata, "Lantai tiga Restoran Gatotkaca? Tempat itu hanya bisa dipesan oleh anggota emas."Di Kota Banyuli, Restoran Gatotkaca termasuk restoran kelas atas. Orang yang menghabiskan puluhan miliar baru bisa mendapatkan kartu anggota emas. Di Keluarga Basagita, hanya Tuan Besar Basagita seorang yang memiliki kartu anggota emas.Adapun lantai tiga ke atas, biaya yang perlu dihabiskan oleh anggota bahkan lebih mengejutkan.Tina menoleh ke arah Ardika, lalu tersenyum sambil berkata, "Ardika, itulah perbedaan antara kamu dan Tuan Muda Tony. Aku nggak tahu kenapa kamu masih percaya diri untuk berada di sisi Luna.""Tina, nggak usah pe
"Bukankah bosnya Kak Herkules itu Tuan John?"Tina tidak bisa menahan tawanya, lalu berkata, "Ardika, apakah kamu tahu siapa Tuan John? Dia adalah orang penting yang sangat berkuasa. Seorang bos preman yang bahkan harus dihormati oleh Ayahku. Beraninya kamu bilang Tuan John datang meminta maaf? Kamu ingin mati, ya?""Tina, kalau kamu nggak percaya, kamu boleh ikut ke atas," jawab Ardika dengan santai. Namun, Tina malah memelototinya.Setelah sadar kembali dari keterkejutan, Tony pun berkata sambil tersenyum, "Aku rasa dia melihat mobil Tuan John di depan pintu, jadi sengaja berkata seperti itu. Untung saja nggak ada orang luar di sini. Kalau sampai Tuan John mendengar ucapannya, kita semua akan mati."Semua orang langsung terkejut."Aku benar-benar nggak tahan lagi!" bentak Desi dengan kesal sambil menepuk meja. "Tiap hari hanya bisa bersikap bodoh seperti itu, memalukan saja! Cepat pergi, kalau nggak, aku akan menghajarmu.""Ardika, kamu pergi dulu .... Aku akan pulang setelah makan."
"Ada apa, Pak Tiano? Kamu mengenalnya?"Mendapati ekspresi Tiano langsung berubah drastis setelah melihat Ardika, Piom dan Lando pun merasa sedikit gelisah.Sepertinya reaksinya ini menunjukkan tanda-tanda yang kurang baik.Jangan bilang dia juga akan berlutut di hadapan Ardika seperti Harrison.Namun, tak lama kemudian, Tiano langsung memasang ekspresi muram dan berkata, "Bajingan, ternyata kamu yang membuat masalah lagi! Kamu benar-benar bernyali besar! Berani-beraninya kamu menyinggung Piom dan Lando!"Mendengar panggilan yang ditujukan olah Tiano pada Ardika, Piom dan Lando langsung tertawa.Mereka bahkan sudah tidak keberatan melihat Tiano mengagungkan senioritas sendiri di hadapan mereka lagi.Benar saja, Tiano sudah menjabat sebagai Wali Kota Banyuli selama dua puluh tahun, dia cukup berwibawa dan berkuasa, sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Piom memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Pak Tiano, kali ini aku membawa tim inspeksi untuk meninjau proyek Gunung Amona,
"Malam ini Andrew mengadakan perjamuan malam di Kota Banyuli, Harrison, Konsul Jenderal Negara Enggrim juga muncul perjamuan malam tersebut.""Tapi ... tapi kabar terbarunya adalah, Harrison berlutut di hadapan seorang pemuda, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew di hadapan banyak orang."Ini ...."Tak lama kemudian, dengan berkeringatan, sekretaris Helios segera menyampaikan laporan pada atasannya.Hal ini benar-benar terlalu mengejutkan. Kalau tidak diatasi dengan baik, bisa menimbulkan konflik antar negara. Sekretaris itu juga sangat terkejut.Helios menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku tahu siapa pemuda itu, anggap saja kejadian Harrison nggak pernah terjadi.""Omong-omong, bukankah Ciputra dari Inspektorat berada di Kota Banyuli?""Ya, benar. Dua hari ini, Pak Ciputra sedang melakukan inspeksi rahasia di Kota Banyuli!"Sekretaris itu menjawab dengan cepat.Helios langsung melambaikan tangannya dan berkata, "Cepat minta dia ke sana untuk menangani Piom dan Lando!""Baik!
Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi Piom langsung berubah menjadi muram.Dia tahu Ardika tidak bersedia untuk membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Jelas-jelas hal ini bisa dibiarkan berlalu dengan mudah, biarpun dia harus merendahkan diri dan meminta maaf.Namun, Ardika malah sengaja mengutarakan hal tersebut secara terang-terangan. Sangat jelas pria itu tidak berencana untuk melepaskannya.Tepat pada saat ini, Lando melangkah maju, mencoba untuk meredakan situasi. "Tuan Ardika, pernahkah kamu mendengar kalimat ini? Cobalah untuk berbesar hati memaafkan orang lain, jangan bertindak kelewat batas!"Dia juga tidak bodoh, dia tahu Ardika tidak ingin membiarkan hal ini berlalu begitu saja.Sementara itu, dirinya dan Piom adalah satu-satunya orang-orang pemerintahan yang menghadiri perjamuan malam Andrew.Begitu tindakan Piom terekspos, kemungkinan besar dia juga akan terseret dalam masalah.Ini bukan hanya sekadar dugaan tak berdasar, karena sebelumnya dia juga telah menyinggung Ar
Andrew dan yang lainnya sudah dibawa pergi oleh Harrison.Suasana di dalam ruangan itu juga sudah berubah menjadi hening.Terutama orang-orang yang sebelumnya tidak menjaga mulut mereka dengan baik, yang sudah melontarkan kata-kata sindiran dan ejekan terhadap Ardika, saat ini mereka merasakan sekujur mereka diselimuti oleh hawa dingin. Mereka benar-benar gugup setengah mati.Mereka tahu jelas.Hanya dengan beberapa patah kata saja, Ardika sudah bisa membuat Harrison berlutut meminta maaf, bahkan mematahkan lengan dan kaki Andrew. Kalau begitu, Ardika pasti punya kemampuan untuk membalas mereka, bahkan membuat mereka jatuh miskin.Ini bukan hiperbola. Bagaimanapun juga, kalau bukan karena kebesaran hati Ardika, bahkan Grup Kamel juga terpaksa harus meninggalkan pasar Negara Nusantara.Saat ini, mereka ingin sekali melayangkan dua tamparan ke wajah mereka sendiri, mengapa mereka memandang rendah orang lain dengan sembarangan?Namun, Ardika sama sekali tidak berencana untuk memedulikan o
Suara orang-orang tersentak menyelimuti udara.Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan Harrison ini, mereka kembali terkejut.Tidak hanya melumpuhkan Andrew, pria itu bahkan akan meminta Grup Kamel untuk meninggalkan pasar Negara Nusantara sepenuhnya, kerugiannya diperkirakan mencapai puluhan triliun.Sebenarnya apa identitas Ardika, sampai-sampai bisa membuat seorang Harrison bertindak sejauh ini sebagai bentuk pertanggungjawaban untuknya?Namun, Ardika malah melambaikan tangannya, menolak penawaran Harrison."Nggak perlu segitunya. Selama kelak Grup Kamel berbisnis di Negara Nusantara sesuai aturan, aku terima dengan senang hati.""Adapun mengenai Andrew dan semua anak buahnya ini, aku nggak ingin melihat mereka menginjakkan kaki mereka di Negara Nusantara lagi."Dari awal hingga akhir, Ardika sama sekali tidak melirik Andrew.Bangsawan Negara Enggrim apaan?Bangsawan Negara Enggrim yang mati di tangannya bukan hanya satu orang.Kalau bukan karena itu, bagaimana mungkin Harrison bi
"Seharusnya Tuan Ardika juga tahu, bukan Negara Enggrim saja yang melakukan hal seperti ini ...."Harrison mengamati ekspresi Ardika dengan hati-hati, mencoba untuk membela diri.Ardika tertawa dingin dan berkata, "Tapi Andrew meminta mereka untuk mematahkan lengan dan kakiku, lalu menghabisiku.""Karena mereka adalah anggota luar departemen luar negeri Negara Enggrim, kalau begitu bukankah aku boleh menganggap hal ini sebagai bentuk provokasi Negara Enggrim terhadapku?"Begitu mendengar ucapan Ardika, saking ketakutannya Harrison segera bersujud tanpa henti di hadapan Ardika."Tuan Ardika, Tuan salah paham! Negara Enggrim sama sekali nggak bermaksud seperti itu! Tuan nggak perlu ragu, negara kami nggak mungkin bermaksud seperti itu!""Pasti ada orang-orang tertentu yang mencoba untuk merusak hubungan antara kita, kami sama sekali nggak bermaksud nggak hormat pada Tuan!"Semua orang di dalam ruangan tersebut menyaksikan pemandangan ini dengan tercengang.Sebenarnya siapa Ardika? Bisa-b
Harrison mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk oleh Andrew, saat itu juga dia melihat Ardika.Ekspresinya langsung berubah drastis, sekujur tubuhnya mulai gemetaran.Walaupun dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi hal ini, tetapi begitu mendengar Andrew mengatakan ingin menghabisi Ardika, perasaan ketakutan langsung menyelimuti hatinya."Diam!"Harrison melangkah maju satu langkah, melayangkan satu tendangan ke dada Andrew.Andrew berteriak kesakitan. Saking kesakitannya, tubuhnya meringkuk, dia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi."Brak ...."Kemudian, di bawah tatapan terkejut semua orang, Harrison berlutut di lantai."Tuan Ardika, aku sudah datang dalam sepuluh menit! Silakan beri instruksi!"Kemudian, dalam posisi bersujud, Harrison merangkak menghampiri Ardika, lalu mengucapkan kalimat itu dengan sangat merendah.Menyaksikan pemandangan itu, semua orang langsung tersentak.Selain Luna yang sudah pernah menyaksikan adegan yang sama, saat ini bahkan Felda yang m
Setelah melontarkan satu kalimat itu, Ardika langsung memutuskan panggilan telepon.Orang-orang lainnya tidak bisa mendengar suara Harrison di ujung telepon sana, mereka tidak tahu bagaimana sikap sang Konsul Jenderal terhadap Ardika.Mereka hanya mendengar Ardika mengucapkan beberapa patah kata dengan santai, lalu langsung memutuskan panggilan telepon begitu saja. Terlebih lagi, jelas-jelas Ardika memerintahkan Harrison untuk kemari, tentu saja hal ini membuat mereka semua tercengang.Memerintahkan Konsul Jenderal Negara Enggrim yang bertugas di Provinsi Denpapan untuk kemari?Apa mereka salah dengar?Atau bocah ini benar-benar sudah gila?Andrew memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Eh, bocah Negara Nusantara, berani-beraninya kamu memerintahkan Pak Harrison untuk kemari! Tamat sudah riwayatmu!""Apa kamu tahu sebelum dia menjadi seorang konsul, dulu dia adalah salah seorang prajurit yang paling terkenal di Negara Enggrim?""Berani-beraninya kamu menghinanya seperti itu! Dia p
Ekspresi Luna juga sedikit pucat, tetapi dia memaksakan dirinya untuk tetap tenang dan berkata dengan dingin, "Memangnya kalau suamiku nggak memperlakukan mereka seperti itu, Grup Kamel akan melepaskan kami?"Melihat Andrew begitu menyedihkan, dia merasa ketakutan sekaligus puas."Eh ... ini ...."Semua orang di dalam ruangan itu terdiam. Apa maksud Luna, dia ingin hancur bersama?"Bam!"Tepat pada saat ini, Ardika mengambil sebotol anggur, lalu menggunakan botol anggur itu untuk memukuli kepala Andrew tanpa ragu.Saat itu juga, botol anggur pecah, kepala Andrew juga berdarah. Dia merasa kesakitan setengah mati.Ardika melirik Piom dan Lando dengan sorot mata dingin. "Kalau kalian mengucapkan satu kalimat omong kosong lagi, aku akan menghantam kepalanya dengan satu botol anggur.""Kamu!"Piom membuka mulutnya, tetapi segera menutup mulutnya.Dia takut Ardika benar-benar memukuli Andrew sampai mati. Saat itu tiba, dia juga akan ikut terseret dalam masalah.Orang-orang lainnya juga tidak