Beranda / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Bab 38. Tidak ada pinjam-meminjam.

Share

Bab 38. Tidak ada pinjam-meminjam.

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-06 14:24:18

"Kalau kamu nggak terima, antar Mia ke ibu kamu saja. Atau kamu bawa saja dia kerja!"

Wibowo tidak lagi bisa protes. Dalam diam, dia hanya bisa bersabar menghadapi istrinya.

Wibowo lebih memperhatikan Mia mulai saat itu. Sebelum berangkat kerja, dia akan memandikan Mia terlebih dahulu dan menyuapnya sampai kenyang kemudian berpesan, "Jangan nakal Nak ya, di rumah. Jangan ngerepotin Ibu. Nanti kalau mau mandi atau makan, tunggu ayah saja ya?"

Mia yang pada waktu itu belum mengerti apa-apa hanya bisa mengangguk saja dan selalu menunggu ayahnya pulang di sore hari.

Begitu Wibowo pulang, pertama yang dilihat adalah Mia. Segera memandikannya dan memberinya makan. Jika tidak, Mia tidak akan mandi dan makan seharian.

Mia kecil tidak tahu apa-apa, kenapa ibu tidak menyukainya? Kadang dia bertanya pada ayahnya.

"Kenapa ibu tidak suka padaku, ayah?”

“Ibu hanya capek saja. Makanya Mia jangan nakal ya nak. Nanti ibu juga sayang kok, pada Mia.” Ayahnya akan selalu menjawab demikian.

Karena itu Mia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pesek Tralala
up nya kelamaan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 39. Tebakan Mia benar.

    Mendengar ucapan istrinya seperti itu Gara sedikit tercengang. Dalam pikirannya, benarkah Mia sudah berbicara seperti itu pada ibu? Padahal selama ini Gara mengenal baik Mia. Istrinya ini adalah wanita yang lembut dan penyabar. Lalu dia langsung bertanya, “Kamu bicara seperti itu pada ibu?” Mia menggelengkan kepalanya, “ Enggak kok, cuma di dalam hati saja. Mana mungkin juga Mia tidak bicara sopan pada ibu. Biar bagaimanapun, aku tidak akan mungkin berbicara seperti itu. Terus apa bedanya Mia dengan ibu kalau begitu, kan?”Gara ingin tertawa jadinya, dia mengira jika istrinya benar-benar sudah bicara kasar seperti itu pada ibunya. “Terus, tadi bicara apa saja?”Saat Gara di kamar mandi tadi Mia melihat ponselnya berdering. Saat diperiksa, ternyata itu adalah ibunya yang memanggil.Itu sebenarnya Mia ragu untuk menjawab panggilan, tapi tidak bisa dipungkiri jika hatinya memang selalu merindukan ibunya. Rindu bukan karena telah lama tidak bertemu. Tetapi merindukan sentuhan tangan dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 40. Skak Mat dari Mia.

    "Iya. Nanti kapan-kapan ibu akan meminta maaf pada suamimu. Sekarang, bisakah ibu minta bantuan kamu dulu, Mia?" Jawab ibu terdengar begitu berterus terang jika perlu bantuan."Iya bu, bantuan apa? Kalau masalah biaya berobat ayah, tidak perlu khawatir. Suamiku sudah berencana untuk membawa ayah berobat ke rumah sakit besar dengan dokter spesialis agar Ayah sembuh dan tidak kambuh-kambuh lagi."Itu sudah pasti, Mia memang sudah pernah merundingkan ini dengan suaminya. Tujuan utama agar ayahnya bisa sehat kembali tanpa harus bolak balik berobat rutin bulanan. Tujuan yang kedua, Mia bisa menebak jika suatu hari nanti sakit ayahnya, bisa menjadi alasan Ibu dan saudaranya untuk memanfaatkan suaminya. Tentu saja Mia tidak ingin itu terjadi.Disamping dia ingin Ibu dan saudaranya sadar, agar bisa sedikit menghargai apa arti kekeluargaan tanpa harus memandang kedudukan dan uang, di samping itu juga, dia tidak ingin Gara salah paham jika sampai di manfaatkan oleh mereka. Sebagai istri, Mia

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 41. Pusing tujuh keliling.

    Iya, suami Dinda benar pengusaha. Tapi kalimat hanya orang kepercayaan, ditambah Perusahaan cabang kecil Gara, itu sudah cukup menjadi semacam kata hinaan halus dari Mia untuk suami Dinda yang ibu bangga-banggakan sampai rela berhutang kesana-sini.Dan kenyataan memang seperti itu adanya, selama persiapan pesta sampai pesta berakhir, seperak pun yang namanya Alex belum memberi bantuan kepada pihak keluarga wanita."Ya sudah, Mia. Ibu mau coba ngomong sama Dinda dulu." Suara ibu lemas, menutup panggilan tanpa sempat mengucapkan salam.Lemas sudah tubuh Bu Rita. Apa yang dikatakan oleh Mia tadi semua benar.Malu jika harus meminjam uang pada Gara, menantu yang dihina semasa ada di rumah ini.Penyesalan Bu Rita, kenapa tidak berbaik sedikit saja pada Gara kala itu? Kalaupun tidak suka setidaknya jangan diperlihatkan. Mungkin saat ini dirinya akan aman.Ada tempat meminta atau untuk menghutang.Terus sekarang dia mau kemana?Mana sejak pagi tadi Bibi Wati terus menelponnya. Puluhan kali t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-08
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 42. Jangan keluar apartemen.

    "Minum, sayang.." Gara mengulurkan Jus jeruk dingin untuk istrinya."Sudah selesai ya?" Mia mulai terlihat lelah."Sudah. Capek ya?"Mia mengangguk manja."Nanti malam, aku bisa pijitin. Pijat Plus-plus malah." Suara Gara menggoda di sisi telinga Mia.Mia tersenyum malu, sambil mencubit kecil pinggang suaminya.Setelah memastikan semua selesai,kemudian mereka berganti dan bergegas pulang.Riko yang setia, mengantar mereka sampai ke apartemen.Begitu sampai di kamar, Mia langsung mandi dan selesai mandi dia ambruk di atas ranjang. Seharian ini, dia benar-benar merasa lelah.Gara hanya tersenyum melihatnya dan bergantian melangkah ke kamar mandi.Malam ini mereka tidur dengan keadaan bahagia.Pagi harinya, Gara terbangun karena merasa geliatan tubuh yang sedang dipeluk.Dia memijat kepalanya yang terasa sedikit pusing. Mungkin karena semalam mereka terlalu bersemangat, hingga baru tidur lewat tengah malam setelah urusan dewasa mereka selesai.Gara duduk sambil mengamati wajah Mia yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 43. Dijemput untuk datang ke apartemen.

    Sebagai seseorang yang sudah cukup lama berada di dunia bisnis, tentu saja Gara sudah paham. Apalagi ini adalah detik-detik hari menuju peresmian pernikahannya.Apalagi saat ini, Gara belum sempat menempatkan beberapa penjaga khusus untuk menjaga Mia. Dia harus waspada dulu. Tidak ingin ada sesuatu yang bisa saja terjadi diluar dugaan, sampai pesta besar mereka nanti.Setelah itu Gara berencana akan membawa Mia untuk tinggal di rumahnya yang penuh pelayan dan penjaga."Gara, kamu tidak pergi kerja hari ini?""Hanya setengah hari. Ada pertemuan penting. Jika tidak, aku sebenarnya malas. Hari ini aku ingin seharian bersamamu."Wajah Mia merona ,merasa sangat diagungkan oleh suaminya."Aku mandi dulu." Gara bergerak untuk mengambil handuk.Sementara Mia masih dengan balutan selimut mengambil ponselnya.Ada banyak panggilan tak terjawab. Mia menggelengkan kepala ketika melihat jika sebanyak itu adalah panggilan dari Ibu. Kemudian dia membuka pesan Chat.Ibu mengiriminya pesan, kembali mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 44. Kalian hanya cukup datang saja.

    "Apa Gara mau menangkap kita ya bu.?" Bisik Silvia penuh kecemasan."Menangkap kita bagaimana? Memang kita punya kesalahan apa?' bisik ibu kembali. Hatinya juga susah berdebar tak karuan."Kan kita sering menyakiti mereka dengan hinaan. Siapa tagu Gara tidak terima.""Iya ya. Ya Ampun, bagaimana ini?" Ibu sudah pucat."Bagaimana Pak, Bu?" Pria itu kembali bertanya."Ini maksudnya bagaimana ya? Menjemput untuk apa?" Wibowo yang bertanya."Jadi begini, Besok adalah hari dimana pesta pernikahan Tuan Gara dan Nyonya akan digelar. Jadi pihak keluarga Nyonya sudah harus ada di sana malam ini, untuk persiapan besok agar tidak terburu-buru."Hah! Ibu dan Silvia melompong. Baru saja ingin bertanya lebih lanjut, ponsel ibu berdering, kontak atas nama Mia yang memanggil.Ibu buru-buru mengangkat.“Mia," suara ibu menyapa begitu Lembut.Mia hampir tidak percaya."Bu, apa orang suruhan kami sudah datang?""Iya. Ini mereka ada di rumah. Maksudnya bagaimana?""Oh, begini Bu, kalian ikut saja ya kesini

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 45. Itu, anak yang tidak kamu senangi.

    "Ayah," Mia meraih tangan ayahnya dan mencium beberapa kali lalu memeluk Wibowo.Rita menurunkan kedua tangannya yang masih menggantung di udara dengan tatapan hampa. Kemudian menelan senyum pahitnya sendiri."Terima kasih sudah mau kesini ya, ayah." Ucap Mia sambil melepaskan pelukannya."Sama-sama, nak. Kami yang sudah merepotkan kalian.""Enggak kok. Ayo, ayo." Mia menarik tangan Pria yang sudah nampak tua itu tanpa memperdulikan kehadiran Silvia dan Farhan. Padahal Silvia juga ingin disambut tangannya oleh adiknya yang sekarang cantik jelita bak putri kerajaan itu."Kalian duduk disini dulu. Aku panggil Gara. Dia sedang di ruangan kerja. Sebentar ya…" Mia berlari kecil menyusul suaminya.Mereka duduk di Sofa empuk dengan Televisi sebesar bioskop di hadapan mereka.Silvia memutar kepalanya. Rupanya Apartemen seperti ini bentuknya.Walaupun hanya satu lantai, tetapi memiliki luas yang lebih besar dari rumah ibu. Dilengkapi ruangan dapur khusus yang cantik dan ruangan lain yang ent

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 46. Bukan cerita, tapi menyindir.

    "Iya sih. Tapi kan tidak seenak masakanmu." "Maklum lah, kan baru-baru memasak. Kalian masih ingat tidak, pertama kali aku belajar memasak, kalau tidak salah bertepatan aku masuk sekolah. Ibu menyuruhku memasak sebelum pergi sekolah. Masakanku sama sekali tidak enak. Kak Silvia sampai memuntahkan makanan. Lalu ibu marah dan membuang semua masakanku. Wajar, kan baru belajar. Tapi karena setiap hari aku memasak, lama kelamaan jadi enak juga. Saking enaknya, harus aku yang memasak Setiap hari. Sampai kalau kalian mau nasi goreng tengah malam saja, bangunin aku untuk masak nasi goreng untuk kalian.. ingat kan?"Mendengar perkataan panjang Mia, raut ibu yang tadi mulai tenang, berangsur memerah kembali. Mia sepertinya bukan sekedar ingin bercerita tentang masa lalu, tetapi seperti sengaja menyindir masa lalu. Masa lalunya yang kurang menyenangkan.Silvia juga menyesal, kenapa harus bercerita segala? Seharusnya tidak perlu, Mia jadi menyinggung masa lalunya. Masa lalu yang tidak indah saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10

Bab terbaru

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

DMCA.com Protection Status